Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TB

PARU PADA Tn.”N” DI DESA WATUREMPE KECAMATAN TIWORO


KEPULAUAN TAHUN 2021

ASRI 2118044

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan ASKEP dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TB PARU PADA Tn.”N” DI DESA WATUREMPE
KECAMATAN TIWORO KEPULAUAN
TAHUN 2021”. Askep ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan askep ini. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
askep ini.
saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan askep ini
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan masalah..............................................................................................................
C. Tujuan studi kasus.............................................................................................................
D. manfaat studi kasus...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................
A. Konsep dasar penyakit tb paru ..........................................................................................
1.pengertian tb paru................................................................................................................
2. etiologic ..............................................................................................................................
3. manifestasi klinik.................................................................................................................
4. patofisiologi.........................................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................
A. Pengkajian..........................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................
C. Perencanaan keperawatan.................................................................................................
D. Implementasi keperawatan.................................................................................................
E. Evaluasi keperawatan.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar dari satu
orang ke orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien tuberkulosis). Pasien yang
terinfeksi Tuberkulosis akan memproduksi droplet yang mengandung sejumlah basil kuman TB
ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup basil kuman TB tersebut
dapat menjadi terinfeksi Tuberkulosis.Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s (Kemenkes, 2015). Penyakit
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Hal tersebut menyebabkan
gangguan kesehatan jutaan orang pertahun penyebab utama kematian penyakit menular di
dunia . Pada tahun 2014, diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru yaitu 5,4 juta adalah laki-laki, 3,2
juta di kalangan perempuan dan 1,0 juta anak-anak. Penyebab kematian akibat TB Paru pada
tahun 2014 sangat tinggi yaitu 1,5 juta kematian , dimana sekitar 890.000 adalah laki-laki,
480.000 adalah perempuan dan 140.000 anak-anak (WHO, 2015). Indikator yang digunakan
dalam penanggulangan TB salah satunya Case Detection Rate CDR), yaitu jumlah proporsi
pasien baru BTA positif yang ditemukan dan pengobatan terhadap jumlah pasien baru BTA
positif, yang diperkirakan dalam wilayah tersebut (Kemenkes, 2015). Pencapaian CDR (Case
Detection Rate-AngkaPenemuan Kasus) TB di Indonesia tiga tahun terakhir mengalami
penurunan yaitu tahun 2012 sebesar 61 %, tahun 2013 sebesar 60 %, dan tahun 2014 menjadi
46 % (Kemenkes RI, 2015).
Laporan TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, masih
menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor tiga di dunia setelah India
dan Cina, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan
100.000 kematian pertahun (41 per 100.000). Penderita TBC di Indonesia pada tahun 2016
mencapai 156.723 orang, Provinsi dengan peringkat 5 tertinggi yaitu Jawa Barat sebanyak
23.774 orang, Jawa Timur sebanyak 21.606 orang, Jawa Tengah sebanyak 14.139 orang,
Sumatera Utara sebanyak 11.771 orang, DKI Jakarta sebanyak 9.516 orang (Profil kesehatan
Indonesia, 2016). Berdasarkan data Dinas Kesehatandi Kabupaten Kampar pada tahun 2018
terdapat 1.079 kasus dengan rincian perempuan 383 kasus dan laki-laki sebanyak 696 kasus
(Dinas KesehatanKabupaten Kampar, 2018).Penyakit TB Paru merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan saluran pernapasan pada semua kelompok usia serta
nomor satu untuk golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB Paru di Indonesia
diperkirakan sebanyak 61.000 kematian setiap tahunnya (Depkes RI, 2011).
B. Rumusan Masalah
Untuk itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan TB Paru di desa waturempe kecamatan tiworo kepulauan? “
C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari TBC paru

D. Manfaat
Menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai peran perawat dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tuberkulosis Paru
Menurut Tabrani (2010) Tuberkulosis Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau
diberbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi.
Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga
menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya
berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu
penularannya terutama terjadi pada malam hari. Tuberkulosis Paru atau TB adalah penyakit
radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis Paru
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobacterium tuberculosis masuk
ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang
dikenal sebagai focus primer dari ghon. (Andra S.F & Yessie M.P, 2013). Penularan
tuberkulosis yaitu pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkan nya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan
penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil (kemenkes RI,2015).
B. Etiologi
Menurut Wim de Jong et al 2005 (Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015), Penyebab Tuberculosis
adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan
pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria tuberculosis
yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita
mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang
berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup
bercak ini. Perjalanan TBC setelah infeksi melalui udara.
C. Manifestasi
Menurut Zulkifli Amin & Asril Bahar (2009), keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat
bermacam-macam atau malah banyak ditemukan pasien TB Paru tanpa keluhan sama sekali
dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah :
1) Demam
Biasanya subfebris menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang panas badan dapat
mencapai 40-41oC. serangan demam pertama dapat sembuh sebentar tetapi kemudian dapat
timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga pasien
merasa tidak pernah terbebas dari serangan demam influenza. keadaan ini sangatdipengaruhi
oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi tuberkulosis yang masuk.
2) Batuk/batuk berdahak
Batuk ini terjadi karena ada iritasi pada bronkus. batuk ini diperlukan untuk membuang produk-
produk radang keluar, karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama. Mungkin
saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah
berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk ini dimulai dari batuk
kering (non-produktif) kemudian setelah timbulnya peradangan menjadi produktif (menghasilkan
sputum). keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah
yang pecah. kebanyakan batuk darah tuberkulosis pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada
ulkus dinding bronkus.
3) Sesak Napas
Pada penyakit ringan (baru kambuh) belum dirasaka sesak napas. Sesak napas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah meliputi sebagian paru-
paru
4) Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik
melepaskan napasnya.
5) Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa
anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keluar keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
D. Patofisiologi
Port de entry kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui udara, (air bone),
yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung -kuman basil tuberkel yang terinfeksi. Basil
tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga
gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan di saluran hidung dan cabang besar
bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, kuman
akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak memfagosit bakteri
di tempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari pertama, maka
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul
gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak
ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu,
sehingga membentuk sel tuberkel epitoloit yangdikelilingi oleh foist. Reaksi ini biasanya
membutuhkan waktu 10-20 jam (Ardiansyah, 2012).
E. Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan
dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan
dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang
berurutan sewaktu-pagisewaktu (SPS).
a. S (sewaktu): Dahak dikumpulkan pada saat suspek tuberkulosis datang berkunjung
pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pada pagi hari kedua
b. P (pagi): Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun
tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas.
c. S (sewaktu): Dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi hari.
Pemeriksaan mikroskopisnya dapat dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan mikroskopis
biasa di mana pewarnaannya dilakukan dengan Ziehl Nielsen dan pemeriksaan
mikroskopis fluoresens di mana ` pewarnaannya dilakukan dengan auramin-rhodamin
(khususnya untuk penapisan)

Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil tuberkulosisdengan cepat dan


mencegah kambuh. Obat yang digunakan untuk Tuberculosisdigolongkan atas dua kelompok
yaitu :
a. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian
besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
b. Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan
Kanamisin (Depkes RI, 2011).
F. Komplikasi
Pada anak dengan tuberculosis biasanya sering terjadi komplikasi. Menurut Wallgren, ada 3
komplikasi dasar Tuberculosis paru pada anak, yaitu penyebaranlimfohematogen, Tuberculosis
endobronkial, dan Tuberculosis paru kronik. Sebanyak 0,5-3% penyebaran limfohematogen
akan menjadi Tuberculosis milieratau meningitis Tuberculosis, hal ini biasanya terjadi 3-6 bulan
setelah infeksi primer.Tuberkulosis endobronkial (lesi segmental yang timbul akibat
pembesaran kelenjar regional) dapat terjadi dalam waktu yang lebih lama (3-9 bulan).
Terjadinya Tuberculosis paru kronik sangat bervariasi, Tuberculosis paru kronikbiasanya terjadi
akibat reaktivasi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna. Reaktivasi ini
jarang terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan dewasa muda. Tuberkulosis
ekstrapulmonal dapat terjadi pada 25-30% anak yang terinfeksi Tuberculosis. Tuberculosis
tulang dan sendi terjadi pada 5-10% anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1
tahun tetapi dapat juga 2-3 tahun kemudian. Tuberculosis ginjal biasanya terjadi 5-25 tahun
setelah infeksi primer (Ardiansyah, 2012).

G. Pathway

Mirobacterium Droplet Masuk lewat jalan


tubercolosa infection napas
Menempel
pada paru

Keluar dari
tracheobionchial Dibersihkan Menetap di
bersama sekreet oleh makrofag jaringan paruh

Sembuh tanpa Terjadinya proses


pengobatan peradangan

Pengeluaran zat Tumbuh dan


pirogen berkembang di
sitoplasma makrofag

Sarang dan
Mempengaruhi
berkembang di
hipothalamus
sitoplasma makrofag

Mempengaruhi Sarang primer/afek


sel point primer (focus ghon)

HIPERTENSI

Menyebar ke organ lain (paru


lain, tulang)melalui media Sembuh sendiri Sembuh dengan
(bronchogen percontinuitum, tanpa pengobtan bekas fibrosis
Komplek primer limfangitis Limfadinitis
hematogen, limfogen)
regional

Pertahanan
Radang tahunan
primer tidak
di bronkus
adekuat
Berkembang Kerusakan membran
Pembentukan
menghancurkan alveolar
tuberkel
jarinagn ikat sekitar

Bagian tengah Pembentukan sputum Menurunnya


nekrosis berlebihan permukaan efek paru

Membentuk Ketidak efektifan alveolus


jaringan keju bersihan jalan nafas

Secret keluar Alveolus mengalami


saat batuk konsolidasi dan eksudasi

Batuk produktif (batuk Gangguan


terus menerus pertukaran gas

Droplet infection Batuk berat

Terhirup orang sehat Distensi


abdomen

Resiko infeksi Mual muntah

Intake nutrisi kurang

Ketidakseimbangan nutrisi
dari kebutuhan tubuh

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa Yang Mengkaji:ASRI NIM: 2118044

Unit :rumah pasien Autoanamnese :

Kamar : Alloananmnese :

Tgl masuk RS :

Tgl pengkajian: 19 april 2021

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial :Tn. N

Umur :78 tahun

Jenis kelamin :Laki-laki

Status perkawinan :kawin

Jumlah anak :7 orang

Agama/suku :islam/muna

Warga Negara : indonesia

Bahasa yang digunakan : bahasa daerah “muna”

Pendidikan : sd

Pekerjaan : petani

Alamat rumah : desa waturempe, jln.ringroad kambara, rw.002,rt 002.

II. DATA MEDIK


Diagnosa medic :TB Paru

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT :
Batuk dan sesak

B. TANDA-TANDA VITAL
1) Kesadaran:
Skala koma glaslow

a). Respon motorik :6

b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Jumlah :15

Kesimpulan: compasmentis

2) Tekanan darah :110/80 mmHg


MAP:90 mmHg

Kesimpulan :normal

3) Suhu :36 °C di 
Oral axilla Rectal
4) Pernapasan : 28 x/menit
Irama: teratur  Kusmaul Cheynes-stokesa Takipnea

Jenis :  dada Perut

5) Nadi :28 x/menit


Irama : teratur  tachikardi Bradichardi

Kuat Lemah

C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas :2,16 cm

2. Tinggi badan :158 cm


3. Berat badan :40 kg

4. IMT :16 kg/m²

Kesimpulan : berat badan kurang

D. GENOGRAM

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

------- : Tinggal serumah

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1) Keadaan sebelum sakit
Tn.N Tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya,Tn.N hanya menceritakan
keluhan yang muncul pada keluarganya. Jika sakit iya membeli obat diwarung dekat
rumahnya dan tidak pernah dirawat di RS
2) Riwayat penyakit saat ini:
a). Keluhan utama :

batuk berdahakselama <2 tahun, jika nyeri terasa pada dada sebelah kanan.

b). Riwayat keluhan utama:

batuk berdahak, dahak susah untuk dikeluarkan, sesak napas, demam, nafsu
makan menurun sejak 6 bulan yang lalu, pasien terlihat lemas dan sesak.

3) Riwaya penyakit yang pernah dialami:


Pasien tidak memiliki penyakit lain dan tidak pernah dirawat RS
4) Riwayat kesehatan keluarga:
Tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit menular, keluarga juga
mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
seperti DM dan Hipertensi
5) Pemeriksaan fisik:
a). Kebersihan rambut : rambut tampak bersih

b) Kulit kepala : sedikit berketombe

c) Kebersihan kulit : tampak bersih

d). Higiene rongga mulut : tampak bersih

e) Kebersihan genitalia : tidak dikaji

f) Kebersihan anus : tidak dikaji

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1) Keadaan sebelum sakit:
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dalam porsi yang banyak dan minum >5 gelas
per hari.

2) Keadaan sejak sakit:


Saat dikaji Tn. N mengataakan tidak ada nafsu makan jika Tn. N makan semuanya
terasa hambar/pahit dan Tn. N merasakan seperti ingin muntah.
Observasi:

Pasien tampak tidak menghabiskan makanan atau minuman yang diberikan, dan
pasien sering menunda-nunda waktu makannya.

3) Pemeriksaan fisik:
a) Keadaan rambut : rambut pendek, tampak beruban,tekstur
kasar.
b) Hidrasi kulit : turgor kulit kasar, warna sawo
matang
c) Palpebra/conjungtiva : warna merah muda
d) Sclera : warna putih
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung,bentuk
simetris
e) Rongga mulut : bersih
Gusi : merah muda

f) Gigi : terdapat karang gigi


g) Kemampuan mengunyah keras: tidak mampu lagi mengunya keras
h) Lidah : tampat bintik-bintik putih
i) Pharing : tampak radang
j) Kelenjar getah bening : tidak ada
k) Kelenjar parotis : tidak ada
l) Abdomen:
- Inspeksi : simetris tidak ada benjolan
- Auskultasi : bising usus normal

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

- Perkusi : asites positif  negatif

n) Kulit

- Edema negatif 

- Ikterik negatif 
o) Lesi : tidak ada

5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : BTA : P/S/S (-/+/+)
b) USG : -
c) Lain-lain : -
4) Terapi : 1 paket ( obat TB merah (Rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg, Pyrozinomide 400 mg, Ethambutole 275 mg)) 1x1 pagi hari,
diminum sebelum makan, pada saat perut kosong.

C. POLA ELIMINASI

1. Keadaan sebelum sakit :

Saat sebelum sakit Tn. N menagatakan BAB 2x dalam sehari, BAK 4-5x sehari

2. Keadaan sejak sakit :


Saat dikaji Tn.N mengatakan BAB 1x dalam sehari dan BAK 2x dalam sehari.

3. Observasi:
Tn.N tampak gelisah dengan kondisi BAB nya yang tidak lancer

4. Pemeriksaan fisik :
a) peristaltik usus : 28 x/menit.
b) palpasi kandung kemih penuh  kosong.
c) nyeri ketuk ginjal positif.  negatif
d) mulut uretra :tidak dikaji (pasien menolak)
e) anus :tidak dikaji (pasien menolak)
- peradangan : tidak dikaji (pasien menolak)
- Hemoroid : tidak ada (pasien menolak)
- Fistula : tidak ada (pasien menolak)
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : tidak ada
b) USG : tidak ada
c) Lain-lain : -
6. Therapi : tidak ada

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Keadaan sebelum sakit:

Sebelum sakit Tn.N mengatakan setiap pagi hari selalu menyempatkan waktu
untuk bejalan

2. Keadaan sejak sakit :


Sejak sakit klien mengatakan badan terasa sesak nafas dan bawahannya selau
letih

3. Observasi :
Pasien tampak selalu berbaring

a) Akitivitas harian :

- Makan :2 x/hari

- Mandi :2 x/hari

- Pakaian :0 1. mandiri
2. bantuan dengan alat
- Kerapihan :0 3. bantuan orang
4. bantuan alat dan orang
- Buang air besar :0 5. bantuan penuh

- Buang air kecil :0

- Mobilisasi ditempat tidur:0

b) Postur tubuh : simetris

c) Gaya jalan : baik

d) Anggota gerak yang cacat : tidak ada

e) Fiksasi : tidak ada


f) Tracheostomi : tidak ada

4. Pemeriksaan fisik

a) JVP : 5 cm

Kesimpulan :(tidak ditemukan cidera pada atrum kanan)

b) Perfusi perifer pembuluh kuku: tidak ada


c) Thorax dan pernapasan :
- Inspeksi :
Bentuk thorax : simetris

Sianosis : tidak ada (kebiruan kulit)

Stridor :tidak ada suara tinggi

- Palpasi :
Vocal fremitus :

- Perkusi 
: sonor redup pekak.
Batas paru hepar : 2 jari

Kesimpulan : pada saat melakukan perkusi pada


dada ditemukan bunyi dari sonor menjadi pekak (mungkin
adanya penumpukan cairan)

- Auskultasi :
Suara napas : ronchi (mendengkur)

Suara ucapan : tidak ada

Suara tambahan : tidak ada

d) Jantung
- Inspeksi : dada simetris
Ictus cordis : tidak ada

- Palpasi : teraba denyut jantung ictus cordis pada ICS 5 mid


clavikula
Ictus cordis :
- Perkusi : pekak
Batas atas jantung : ICS 2

Batas kanan jantung : ICS 6

Batas kiri jantung : ICS 4

- Auskultasi : S1>S2 regukr tidak ada bunyi, suara tambahan


Bunyi jantung II A : tidak ada

Bunyi jantung II P : tidak ada

Bunyi jantung I T : tidak ada

Bunyi jantung I M : tidak ada

Bunyi jantung II irama gallop: tidak ada

Murmur : tidak ada

HR : x/menit

Bruit : Aorta : tidak ada

A. Renalis : tidak ada

A. Femoralis : tidak ada

e) Lengan dan tungkai

- Atrofi otot :  positif negatif

- Rentang gerak : baik

- Uji kekuatan otot :


Kiri : 1 2 3 4 5

Kanan : 1 2 3 4 5

- Refleks fisiologi : normal


- Refleks patologi :normal
Babinski, kiri :  positif negatif

Kanan :  positif negatif


- Clubbing jari-jari : tidak ada
- Varises tungkai : tidak ada
f) Columna vertebralis : tidak ada

- Inspeksi : simetris

- Palpasi : normal

N. III-IV-VI : normal

N. VIII Romberg Test :  positif negatif.

N. XI : normal

5. Pemeriksaan diagnostik :

a) Laboratorium : tidak ada

Hasil pemeriksaan: tidak ada

b) Lain-lain : -

6.. Terapi medik : tidak ada

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT

1. Keadaan sebelum sakit :

Tn.N mengatakan tidur 6-7 jam perhari dan tidur siang 2 jam tiap hari

2. Keadaan sejak sakit :

Tn.N mengatakan susah untuk tidur karena batuk

4. Observasi :
Pasien tampak selalu menguap

Ekspresi wajah mengantuk : positif  negatif


Banyak menguap : positif  negatif

Palpebra inferior berwarna gelap : positif  negatif

5. Therapi : -
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF

1. Keadaan sebelum sakit :

Tn.N mengatakan selalu berkomunikasi dengan tetangga dan anak-anaknya

2. Keadaan sejak sakit :


Tn.N hanya berkomunikasi dengan istrinya

3. Obervasi :
Tampak selalu bercerita dengan istrinya

4. Pemeriksaan fisik :
a) penglihatan :

- Cornea : baik

- Visus : baik

- Pupil : isokor

- Lensa mata : tidak ada

- Tekanan Intra Okuler (TIO) : tidak ada

b) Pendengaran :

- Pina : baik

- Kanalis : baik

- Membran timpani : baik

- Tes pendengaran : baik

c) N. I : normal
d) N.II : normal
e) N.V :
f) N.VII : normal
g) N.VIII : normal
h) Test Romberg : normal
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) laboratorium : tidak ada

b) Lain-lain : tidak ada

c) Therapi : tidak ada

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI

1. Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan nyaman dengan tubuhnya sehat

2. Keadaan sejak sakit :

Tn.N mengatakan badannya terasa kurus sekali, dan tidak nyaman dengan
badannya yang sangat kurus

3. Observasi :
Pasien tampak kurus
a) Kontak mata : baik

b) Rentang perhatian : baik

c) Suara dan cara bicara : baik

d) Postur tubuh : simestris

4. Pemeriksaan fisik :

a) Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada

b) Abdomen :

Bentuk : simetris

Bayangan vena :tidak ada

Benjolan massa :tidak ada

c) Kulit : lesi kulit :tidak ada

d) Penggunaan protesa :tidak ada


H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

1. Keadaan sebelum sakit :

Tn.N sering melakukan kunjungan pada anak-anaknya dan keluarga

2. Keaadaan sejak sakit :

Tn.N jarang sudah berkunjung ke tempat anaknya dan keluarga

3. Observasi :

Pasien tampak ingin berkunjung ke tempat keluarganya

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS

1. Keadaan sebelum sakit :

Tidak dikaji

2. Keadaan sejak sakit :

Tidak dikaji

3. Observasi :

Tidak dikaji

4. Pemeriksaan fisik : tidak ada

5. Pemeriksaandiagnostik :

a). Laboratorium : tidak ada

b) lain-lain : tidak ada

6. Therapi : -

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit :

Tn.N mengatakan tidak pernah merasa strees

2. Keadaan sejak sakit :

Tn. N stress terhadap batuk yang dialami selama ini

3. Observasi :

Pasien tampak pusing memikirkan penyakit yang diderita

4. Pemeriksaan fisik :

a) Tekanan darah :

Berbaring : mmHg

Duduk : mmHg

Berdiri : mmHg

Kesimpulan : hipotensi ortotastik positif. negatif

b) HR : x/menit

c) Kulit : kering

Keringat dingin : iya

Basah : iya

5. Therapi : tidak ada

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN

1. Keadaan sebelum sakit :

Tn.N selalu shalat berjamaah di masjid

2. Keadaan sejak sakit :


Tn.N mengatakan setelah sakit mengatakan tetap shoalt 5 waktu tetapi
dilakukan dirumah saja

4. Observasi :
Pasien tampak tepat waktu dalam beribadah 5 waktu

1. DATA FOKUS

Data subjektif (DS)

 Tn.N mengatakan batuk berdahak sejak 1 tahun yang lalu


 Tn.N mengatakan dahak susah untuk di keluarkan
 Tn.Nmengatakan nafas sesak
 Tn.N mengatakan susah untuk bernafas jika batuk, karena dahak susah
untuk dikeluarkan
 Tn.N mengatakan tidak nafsu makan sejak mengalami batuk
 Tn.N mengatakan jika makan terasa pahit
Data objektif (DO)
 Tn.N nempak batuk dan susah mengeluarkan dahaknya
 Tn.N Nampak sesak
 Tn.N Nampak kurus
 Tn.N Nampak susah uantuk menghabiskan makanan dan minumannya
 TTV
TD : 110/80 mmHg

S : 36 °c

P : 28 x/menit

N : 95 x/menit

BB : 40 kg

TB :158 cm

IMT : 16 kg

2. Analisa data

No Data Etiologic Masalah


1. Ds : Tn.N mengatakan : Mikrobakterium Bersihan jalan
1. Batuk berdahak sejak 1tahun tuberculosa nafas tidak efektif
yang lalu ↓
2. Dahak susah uantuk Masuk dakam lapang paru
dikeluarkan sampai ke alveoli
Do : Tn.N Tampak : pembentukan tuberkel
1. Tampak batuk dan susah peradangan
mengeluarkan dahak ↓
2. TTV Infeksi primer pada alveoli
TD : 110/80 mmHg ↓
S : 36 °c Produksi secret berlebihan
P : 28 x/menit ↓
N : 95 x/menit
BB : 40 kg Sectet kental
TB :158 cm
IMT : 16 kg

2. Ds : Tn. N mengatakan : TBC primer Perubahan nutrisi


1. Tidak nafsu makan sejak batuk ↓ kurang dari
2. Jika makan terasa pahit Meluas terjadi kebutuhan tubuh/
3. Jika makan rasa ingin muntah haematogen masuk ke deficit nutrisi
4. Berat badan menurun pritonium
Do : Tn. N Tampak ↓
1. Tn. N Tampak lemah As. Lambung meningkat
2. Tn. N Tampak malas untuk ↓
makan dan minum Mual dan muntah
3. Tn. N Tampak kurus ↓
BB : 40 kg anoreksia
TB :158 cm
IMT : 16 kg

B. Diagnose keperawatan
Hasil pengkajian tnggal 19 april -22 april 2021 dapat di tetapkan diagnose keperawatan sesuai
dengan prioritas masalah yang di tentukan yaitu:
1. Ketidakefektifan jalan nafas b/d adanya penumpukan secret
2. Deficit nutrisi b/d anoreksia

C. intervensi keperawatan

No Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


. (NOC) (NIC)
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor
efektif berhubungan dengan kepreawatan 3 x 24 jam di frekuensi,
infeksi ditandai dengan harapkan pasien: irama
adanya eksudat di alveolus/ 1. Mendemonsrasikan kedalaman
penumpukan secret batuk efektif dan suara dan upaya
nafas yang bersih tidak nafas
ada sianosis ( mampu 2. Monitor
mengeluarkan sputum adamya
dengan mampu bernafas retensi sputum
dengan legah) 3. Posisikan
2. Menunjukan jalan napas semif fowler
yang paten 4. Auskultasi
3. Mampu mengidentifikasi suara nafas
dan mencegah faktor 5. Jelaskan
yang dapat menghambat tujuan dan
jalan nafas prosedur
batuk efektif
2. Deficit nutrisi b/d anoreksia Setelah dilakukan tindakan 1. Identivikasi
keperawatan 3 x 24 jam status nutrisi
diharapkan pasien 2. Identivikasi
Kriteria hasil: alergi dan
1. Adanya peningkatan intoleransi
berat badan sesuai makanan
dengan tujuan 3. Monitor
2. Berat badan ideal sesuai asupan
dengan tinggi badan makanan
3. Mampu 4. Beri makanan
mengidentivukasi tinggi kalori
kebutuhan nutrisi tinggi protein
4. Menunjukan 5. Anjurkan
peningkatan fungsi pasien
pencernaan dari menghabiskan
menelan dan tidak porsi
menjadi penurunan berat makananya.
badan yang berarti

D. implementasi dan evaluasi keperawatan

Hari /tanggal Diagnose Implementasi Evaluasi


keperawatan
Kamis 22 april Ketidakefektifan 1. Mengidentifikasi S : pasien
2021 jalan nafas b/d kemampuan batuk mengatakan sesak
adanya 2. Memantau adanya berkurang jika posisi
penumpukan sekret retensi sputum duduk
3. Memposisikan O : pasien terlihat
semifoler sesak jika berbaring,
4. Memberikan minum pasien dalam posisi
air hangat semifowler,pola
5. Menjelaskn tujuan pernafasan pasien
dan prosedur batuk cepat, P : 28 x/menit
efektif A : masalah pola
nafas tidak efektif
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
Kamis 22 Deficit nutrisi b/d 1. Mengidentifikasi S : pasien
april 2021 anoreksia satatus nutrisi mengatakan tidak
2. Mengidentifikasi nafsu makan, pasien
alergi makanan mengatakanmerasa
3. Memonitor asupan mual jika makan,
makanan pasien mengatakan
4. Memberikan hnya habis 5 sendok
makanan tinggi makan
kalori dan protein O : BB 40 Kg,TB 158
cm, IMT 16 kg
A : masalah
perubahan nutrisi
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn.N dengan diagnosa tuberkulosis
paru yang dimulai pada hari Senin, kamis danjumat tanggal 19 s/d 24 April 2020, sehingga
dapat diketahui sejauh mana keberhasilan proes Asuhan Keperawatan yang telah
dilaksanakan. Adapun pembahasan yang penulis pergunakan berdasarkan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.

B. Saran

Berdasarkan analisa data kesimpulan penelitian maka dalam sub bab ini penelitiakan
menyampaikan beberapa saran diantaranya :

1. Bagi Pasien

Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana menangani


masalah tuberkulosis paru dengan tindkan yang benar sehingga masalah Tuberculosis paru
teratasi dan kebutuhan kenyamanan pasien terpenuhi

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pendidikan yng lebih berkualitas dan professional agar tercipta
perawat yng professional, terampil, inovatif, aktif, dan bermutu yangmampu memberikan
asuhan keperwatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan

3. Manfaat bagi penulis

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengetahuan. Sebagai bahan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman penulis dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien Tuberculosis Paru.
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood & Abdul Mukty. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :

Airlangga University Press.

Andra F.S & Yessie M.P. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Nuha Medika

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press

Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberculosis Klinis. Jakarta.

Widya Medika

Depkes RI. 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Gerdunas

TB.

Diagnosa Nanda Nic Noc. 2007-2008. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.

Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E.dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Alih Bahasa : I

Made Kriasa.EGC.Jakarta

Hariadi, Slamet, dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen Ilmu

Penyakit Paru FK Unair – RSUD Dr. Soetomo.

Hasan, Helmia, Wibisono M, Winariani, Hariadi S, editors. 2010. Tuberkolosis Paru.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK

UNAIR – RSUD Dr. Soetomo.

Hidayat, A.A. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta : Buana Ilmu Populer

Anda mungkin juga menyukai