Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU PENYAKIT UMUM


“ TB PARU DALAM KEHAMILAN DAN TB PARU PADA HIV AIDS “

Dosen Pengajar : dr.Soesilo Sumitro

Disusun oleh:

LISKA
NIM.11.14076.18.018

AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA


PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan laporan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “TB Paru
Dalam Kehamilan dan TB Paru Pada HIV AIDS”, yang saya sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT,
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.

Semoga Makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangu.

Palangka Raya, 12 Desember 2020


Penyusun

Liska

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................3
A. Tuberkulosis Paru.........................................................................................................3
a. Definisi.....................................................................................................................3
b. Patofisiologi..............................................................................................................4
c. Hubungan TB paru dengan Kehamilan.....................................................................4
d. Manifestasi Klinis......................................................................................................4
e. Diagnosis TBC pada kehamilan.................................................................................5
f. Penatalaksanaan pasien TBC pada kehamilan..........................................................5
B. TB Paru Pada HIV AIDS.................................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan dalam masyarakat kita. Penyakit tuberculosis paru dimulai dari
tuberculosis, yang berarti suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
berbentuk (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis.
Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang
mengandung basil berkulosis paru. Pada saat penderita batuk, butir-butir air ludah
bertebangan di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk kedalam paru-
parunya, yang kemudian menyebabkan penyakit tuberculosis paru (Sholeh
S.Naga,2014).
Tuberkulosis paru pada kehamilan seperti tuberkulosis paru umumnya masih
merupakan problem kesehatan masyarakat Indonesia maupun negara-negara yang
sedang berkembang lainnya. Penyakit ini perlu diperhatikan dalam kehamilan,
karena penyakit ini masih merupakan penyakit rakyat sehingga masalah pada
wanita itu sendiri, bayinya dan masyarakat sekitarnya.1,2 Karena prevalensi TB
paru di Indonesia masih tinggi, dapat diambil asumsi bahwa frekuensinya pada
wanita adalah tinggi. Diperkirakan 1% wanita hamil menderita TB paru.
Menurut Prawiroharjo & Sumoharto frekuensi wanita hamil yang menderita
TB paru di Indonesia yaitu 1,6%. Di negara kurang makmur dan negara
berkembang frekuensinya lebih tinggi.3-5 Angka kekerapan yang pasti belum ada,
tetapi sebagai gambaran bahwa dari 4300 persalinan di RSUPNCM Jakarta tahun
1998-1999 terdapat 150 orang yang didiagnosis sebagai Tuberkulosis (3,48%).
Sebelumnya Benyamin Margono (1996) telah memeriksa foto dada 17.414 wanita
hamil dan ternyata ditemukan beberapa orang diantaranya pasien TB paru (0,37%)
TB adalah salah satu infeksi oportunistik yang sering ditemukan pada kasus
infeksi HIV dan mungkin mendahului terjadinya perkembangan AIDS, tapi

1
seringnya keduanya terdiagnosis secara bersamaan. Di seluruh dunia terdapat
350.000 kematian akibat HIV dengan TB pada tahun 2000. Hal ini dapat
disebabkan oleh keterlambatan diagnosis dan pengobatan TB (Kemkes RI, 2005).
WHO memperkirakan jumlah pasien TB dengan status HIV positif di Indonesia
pada tahun 2013 sebesar 7,5%, terjadi peningkatan jika dibandingkan tahun 2012
yang hanya 3,3%. Survei prevalensi HIV diantara pasien TB baru di beberapa
provinsi menunjukkan hasil dari 2% di Yogyakarta (2006), 0,8% di Jawa Timur,
3,8% di Bali dan 14% di Papua. Epidemi HIV menunjukkan pengaruh terhadap
peningkatan epidemi TB di seluruh dunia yang berakibat meningkatnya jumlah
kasus TB di masyarakat. Pandemi HIV merupakan tantangan terbesar dalam
pengendalian TB. Di Indonesia diperkirakan sekitar 3% pasien TB dengan status
HIV positif. Sebaliknya TB merupakan tantangan bagi pengendalian HIV/AIDS
karena merupakan infeksi oportunistik terbanyak (49%) pada ODHA (Kemkes RI,
2016).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Tb paru ?
2. Apa Etiologi dari Tuberkulosis Paru ?
3. Bagaimana Hubungan TB paru dengan Kehamilan ?
4. Bagaiman Penatalaksaan Tb paru dalam kehamlan ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa definisi dari Tb paru
2. Untuk mengetahui Apa Etiologi dari Tuberkulosis Paru
3. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan TB paru dengan Kehamilan
4. Untuk mengetahui Bagaiman Penatalaksaan Tb paru dalam kehamlan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tuberkulosis Paru

a. Definisi
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel
yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan
membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat
menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan karena
kuman TB yaitu Myobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB menyerang
paru, akan tetapi kuman TB juga dapat menyerang organ Tubuh yang lainnya.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Werdhani, 2014).
1. Etiologi Tuberkulosis Paru
Mycobacterium Tuberkulosis merupakan kuman berbentuk batang yang
berukuran dengan panjang 1-4 mm dan dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian
besar komponen M. tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga
kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan dengan zat kimia dan
factor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yaitu menyukai daerah
yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M. tuberculosis senang tinggal di daerah
apeks paru-paru yang dimana terdapat kandungan oksigen yang tinggi. Daerah
tersebut menjadi daerah yang kondusif untuk penyakit Tuberkulosis (Somantri,
2008).

3
b. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
tuberkulosis (TBC) terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi.

c. Hubungan TB paru dengan Kehamilan


Beberapa studi menyatakan terdapat hubungan antara TBC dan
meningkatnya risiko berat badan lahir rendah, kelahiran preterm, kehidupan
perinatal sampai pada kematian bayi. Jika pemberian OAT dimulai pada awal
kehamilan akan memberikan hasil yang sama seperti pasien yang tidak hamil,
tetapi bila diagnosis dan penanganan terlambat terjadi peningkatan angka
morbiditas bayi 4 kali lipat dan peningkatan kelahiran preterm sebesar 9 kali
lipat. Selama kehamilan dapat terjadi transmisi basil TBC ke janin. Transmisi
biasanya terjadi secara limfatik, hematogen atau secara langsung. Janin dapat
terinfeksi melalui darah yang berasal dari infeksi plasenta melalui vena
umbilikalis atau aspirasi cairan amnion, Komplikasi seperti ini jarang terjadi.
TBC yang terjadi disebut sebagai TBC kongenital. TBC kongenital harus
dibedakan dengan TBC postnatal.

d. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada Tuberkulosis adalah batuk yang tidak
spesifik tetapi progresif. Penyakit Tuberkulosis paru biasanya tidak tampak
adanya tanda dan gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
a) Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
b) Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk
purulent (menghasilkan sputum)

4
c) Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru
d) Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi
radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e) Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot dan keringat di waktu di malam hari

e. Diagnosis TBC pada kehamilan


Diagnosis TBC pada kehamilan sama dengan TBC tanpa kehamilan.
Diagnosis mungkin terlambat ditegakkan karena manifestasi klinis yang tidak
khas, tertutup oleh gejala-gejala pada kehamilan.

f. Penatalaksanaan pasien TBC pada kehamilan


Penatalaksanaan pasien TBC pada kehamilan tidak berbeda dengan TBC
tanpa kehamilan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemberian OAT yang
bisa menimbulkan efek teratogenik terhadap janin. Penatalaksanaan secara
umum terbagi atas penderita dengan TBC aktif dan TBC laten. Wanita hamil
dengan TBC aktif biasanya diterapi dengan tidak mempertimbangkan
trisemester kehamilan. OAT yang digunakan tidak berbeda dengan wanita yang
tidak hamil.Golongan utama OAT seperti isoniazid, rifampisin, etambutol
digunakan secara luas pada wanita hamil. Obat-obat tersebut dapat melalui
plasenta dalam dosis rendah dan tidak menimbulkan efek teratogenik pada
janin.Pada pemberian isoniazid sebaiknya diberikan piridoksin 50 mg/hari
untuk mencegah terjadinya neuropati perifer. Pemeriksaan fungsi hati
sebaiknya dilakukan saat pemberian isonizid dan rifampisin. Pemberian vitamin
K dilakukan pada akhir trismester ketiga kehamilan dan bayi yang baru lahir.
Pada kasus multidrug resistant (MDR) digunakan pirazinamid, akan tetapi
pirazinamid tidak digunakan secara rutin pada wanita hamil karena terdapat
efek teratogenik. Paraamino salisilat (PAS) telah digunakan secara aman pada
wanita hamil akan tetapi obat tersebut ditoleransi tubuh secara buruk.

5
Penatalaksanaan TBC pada wanita hamil harus diberikan secara tepat dan
adekuat, serta mencegah timbulnya efek samping teratogenik pada janin. Pasien
TBC aktif dengan sputum BTA positif diberikan isoniazid, rifampisin,
etambutol dan piridoksin selama 9 bulan pada populasi risiko TBC rendah.
Pada populasi dengan risikoTBC tinggi dan adanya resisten obat anti TBC
tinggi perlu penambahan pirazinamid

B. TB Paru Pada HIV AIDS


TB paru, penyakit infeksi lainnya yang sering dijumpai pada penderita
HIV/AIDS adalah Pneumocystic carinii pneumonia (PCP). Infeksi ini pada
beberapa studi memiliki tingkat mortalitas mendekati 50%. Pada pasien
dengan HIV atau pasien dengan kandidiasis orofaring yang dicurigai HIV,
jika terdapat keluhan demam, sesak dan/atau batuk yang tidak produktif perlu
dicurigai adanya PCP. Namun gambaran klinis dapat bervariasi.
1. Gejala
Gejala PCP biasanya ringan dan memberat dalam hitungan hari hingga
minggu. Namun, sekitar 7% pasien dengan PCP tidak bergejala. Pada
pasien dengan HIV/AIDS keluhan dapat berupa sesak progresif, batuk
kering, dan demam yang tidak tinggi. Selain gejala, pemeriksaan fisik
untuk PCP juga tidak spesifik.
(Peruzzi et al, 1992; Ismail et al., 2011).
2. Penatalaksanaan tuberkulosis paru (TB paru)
Penatatalaksanaan tuberkulosis paru (TB paru) dapat dibagi menjadi dua
fase, yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Penggunaan obat juga dapat
dibagi menjadi obat utama dan tambahan.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberkulosis tidak mempengaruhi kehamilan dan kehamilan tidak
mempengaruhi manifestasi klinis dan progresitivitas tuberkulosis bila diterapi
dengan tepat dan adekuat. Penggunaan regimen pengobatan yang tepat dan
adekuat dapat memperbaiki kualitas hidup ibu hamil dan menghindari efek
samping ke janin dan bayi yang baru lahir. Penggunaan obat streptomisin dan obat
lini kedua dihindari pada wanita hamil karena efek samping terhadap janin, kecuali
dalam keadaan MDR
Prosedur penegakan diagnosis pada pasien TB koinfeksi HIV/AIDS pada
dasarnya tidak berbeda dengan pasien tanpa infeksi HIV/AIDS. Perlu adanya
perhatian pada faktor risiko penularan HIV/AIDS untuk mengetahui penyebab dan
mengetahui adanya kemungkinan infeksi lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Naga, Sholeh. S. 2014. Buku Panduan lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:
DIVA Press.

Prawiroharjo, Sarwono, 2012, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kemenkes RI. Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementrian RI. 2016.

Werdhani, R. A. Patofisiologi,Diagnosis dan Klasifikasi Tuberkulosis. Departemen


Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga,FKUI. Diunduh:
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti /material/ patodiagklas.pdf. [Diakses
pada 14 Maret 2014]

Anda mungkin juga menyukai