Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
isi dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam
proses pembelajaran.
dan bimbingan dari berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu.
pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nieniek R
makalah ini.
kebaikan semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam
Penulis,
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI..
BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
BAB II..
TINJAUAN TEORI..
A. Pengertian Tuberkulosis Par..
1. Tuberkulosis Primer...
2. Tuberkulosis Sekunder....
G. Komplikasi..
1. TULANG..
2. USUS..
3. OTAK
DAFTAR ISI
4. GINJAL.
H. Pemeriksaan Penunjang..
1. Ziehl Neelsen.
2. Kultur sputum.
4. Rontgen Dada...
6, AGD.
I. Pencegahan....
J. Penatalaksanaan.
BAB III.
I. Pengkajian..
A, Identitas....
B. Keluhan Utama.
1. Keluhan Respiratoris..
2. Keluhan Sistemis..
C. Riwayat Kesehatan Sekarang.
F. Pemeriksaan Fisik..
1. Tingkat Kesadaran.
G. Pemeriksaan Sistematis..
1. Inspeksi
2. Palpasi.
3. Perkusi.
4. Auskultasi.
1. Pola Makan.
J. Data Penunjang.
III.Diagnosa Keperawatan.
BAB IV
PENUTUP..
A. Simpulan..
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Mortalitas dan morbiditas yang terus meningkat. Penyakit ini sangat erat
Kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, tempat kumuh, perumahan dibawah
Karena pada sebagian besar negara di dunia penyakit TBC tidak terkendali. Ini
Penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995 diperkirakan setiap tahun
Terjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC dengan kematian 3 juta orang (WHO,
Kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan dan nomor satu dari golongan
Tahunnya terjadi 583.000 kasus baru TBC dengan kematian sekitar 140.000.
C. Tujuan
1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan tuberkulosis paru.
Tuberkulosis paru.
6. BAB II
Saluran cerna, melalui ingesti susu tercemar yang tidak dipasteurisasi, atau
Melakukan respons imun dan inflamasi yang kuat. Karena respons yang
Hebat ini, terutama yang diperantarai sel-T hanya sekitar 5% orang yang
Individu lain dan hanya selama masa infeksi aktif. (Corwin, Elizabeth
Focus primer dari ghon (Hood Alsagaff, 1995: 73) (Wijaya, Andra Saferi,
Batang aerolik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif
L.Yogyakarta:Nuha Medika)
16. Proses dapat terus berlanjut dan bakteri terus difagosit dan
Limfe regional dengan fokus ghon disebut kompleks ghon. Fokus ghon
Menjadi dorman.
Penyakit aktif karena gangguan atau respons inadekuat dari sistem imun.
Penyakit aktif dapat juga terjadi akibat infeksi ulang atau aktivasi bakteri
Penyakit aktif. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan
Berbagai organ lain seperti usus, ginjal, selaput otak, kulit dan lain-lain.
Mycobacterium Tuberculosis
Mycobacterium Bovis
Poliferasi sel epitel disekelilingi basil dan membentuk dinding basil dan organ yang terinfeksi
(tuberkel
Perubahan nutrisi
Nyeri dada
1. Tuberkulosis Primer
Dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini .
Diatas atau di bawah fisura interlobaris, tau dibagian basal dari lobus
Inferior. Bakteri menyebar lebih lanjut melalui saluran limfe atau aliran darah dan akan tersangkut
pada berbagai organ. Jadi, TB primer
23. Jika pertahanan tubuh (inang) kuat, maka infeksi primer tidak
Biak lebih lanjut dan menjadi dorman atau tidur. Ketika suatu saat kondisi
Inang melemah akibat sakit lama/keras atau memakai obat yang
Yang dorman dapat aktif kembali. Inilah yang disebut reaktivasi infeksi
Primer atau infeksi pasca primer. Infeksi ini dapat terjadi bertahun-tahun
2. Tuberkulosis Sekunder
24. Setelah terjadi resolusi dari infeksi pimer, sejumlah kecil bakteri
Regional dan organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas dan terlokalisasi.
Dengan yang terjadi pada TB primer. Ttapi, nekrosis jaringan lebih mencolok
Dan menghasilkan lesi kaseosa (perkijuan) yang luas dan disebut tuberkuloma.
Dan manifestasi lainnya dari TB sekunder adalah akibat dari reaksi nekrotik
25.
26. TB paru pascaprimer dapat disebab kan oleh infeksi lanjutan dari
Seumber eksogen, terutama pada usia tua dengan riwayat semasa muda pernah
Terinfeksi bakteri TB. Biasanya hal ini terjadi pada daerah apikal atau segmen
Posterior lobus superior (fokus simon), 10-20 mm dari pleura dan segmen
Apikal lobus inferior. Hal ini mungkin disebabkan oleh kadar oksigen yang
Melitus, AIDS.
Diliputi oleh produksi yang tebal berisi pembuluh darah pulmonal. Kavita
Yang kronis diliputi oleh jaringan fibrotik yang tebal. Masalah lainnya pada
Kavitas yang kronis adalah kolonisasi jamur seperti aspergillus yang
Menumbuhkan mycetoma.
Sehingga gejala tersebut tidak dikenali sampai penyakit telah masuk tahap
Biasanya terjadi pada siang hari. “berkeringat malam” dan ansietas umum
Sering tampak. Dipsnea, nyeri dada, dan hemoptisis adalah juga temuan
Yang umum.
31
L. Komplikasi
32. Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal
Kedokteran EGC)
1 TULANG
10
35. TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap
Di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa juga
Bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru.
Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang
Bervariasi. Ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-
Tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat
Kondisi tubuh sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat.
Menjalankan aksinya.
36. Bagian tulang yang biasa diserang bakteri TBC adalah sendi
Terlihat dari bentuk tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa tegak,
Bisa miring ke kiri, ke kanan, atau ke depan. Sendi panggul yang rusak pun
Membuat penderita tidak bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu
Bisa dilakukan. Lain halnya jika berat, tindakan operasi tidak bisa
Menolong karena sendi atau tulang sudah hancur. Penderita bisa cacat
Seumur hidup.
3. USUS
37. Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena
Hampir sama dengan penyakit lain. Ciri lainnya tergantung bagian mana
Dan seberapa luas bakteri itu merusak usus. Demikian juga dengan
Membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus lain.
4. OTAK
38. Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama
Dengan orang yang terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi,
5, GINJAL
39. Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses
Mungkin bakal mengalami gagal ginjal. Gejala yang biasa terjadi antara
Dan pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak
Keperawatan-pada.html)
J. Pemeriksaan Penunjang
1 Ziehl Neelsen
40 (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah)
6. Kultur sputum
41
42.
11
43
Menunjukan infilrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru, deposit
Kalsium dari lesi primer yang telah menyembuh, atau cairan dari suatu
44
10. AGD
48
Nekrosis.
45
46.
Rasio udara residual terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi
K. Pencegahan
50. 2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan
(air sabun)
55.7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga
Mencucinva dan
12
Waktu lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan
Cepat bermutasi apabila terpajan antibiotik yang masih sensitif. Saat ini,
Terapi untuk individu pengidap infeksi aktif adalah kombinasi empat obat
Dan setidaknya selama sembilan bulan atau lebih lama. Apabila pasien
Basis total.
61. Jika tuberkulosis resisten obat muncul, obat yang lebih toksik akan
64. Kasus
Pengkajian
A ldentitas
A Klien
Nama
62.BAB III
Umur
Status perkawinan
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alam
No. RM
a. Penanggung Jawab
Diagnosis medic
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
Nama
- Umur
yang sesuai).
Jenis Kelamin
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Hubungan keluarga
M. Keluhan Utama
|4
70. Tuberkulosis sering dijuluki the great imitator, yaitu suatu penyakit
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah klien
gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang - kadang
golongan, yaitu
1 Keluhan Respirator
a Batuk
71. Keluhan batuk timbul paling awal dan merupakan gangguan yang
b. Batuk Darah
72. Keluhan batuk darah pada klien dengan TB paru selalu menjadi
disebabkan rasa takut klien pada darah yang keluar dari jalan napas.
Perawat harus menanyakan seberapa banyak darah yang keluar atau hanya
C. Sesak Napas
73. Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
d. Nveri Dada
74. Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik ringan. Gejala
a Demam
15
75. Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul, dan semakin lama
pendek.
akut dengan batuk, panas dan sesak napas walaupun jarang dapat juga
sudah berapa lama keluhan batuk muncul. Tanyakan selama keluhan batuk
muncul, apakah ada keluhan lain seperti demam, keringat malam, atau
sebelumnya klien pernah menderita TB paru, keluhan batuk lama pada masa
kecil, tuberkulosis dari organ lain, pembesaran getah bening, dan penyakit lain
obat yang biasa diminum oleh klien pada masa yang lalu yang masih relevan,
obat - obat ini meliputi obat OAT dan antitusif. Catat adanya efek samping
yang terjadi di masa lalu. Adanya alergi obat juga harus ditanyakan serta reaksi
alergi yang timbul. Sering kali, klien mengacaukan suatu alergi dengan efek
samping obat. Kaji lebih dalam tentang seberapa jauh penurunan berat badan
erat dengan proses penyembuhan penyakit serta adanya anoreksia dan mual
82
16
88
84.
Q. Pemeriksaan Fisik
85. Keadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan pada
selintas pandang dengan menilai keadaan fisik pada bagian tubuh. Selain
itu, perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas
1 Tingkat Kesadaran
a Kualitas
f. Kuantitas
Respon Motorik
Respon Verbal
Respon Membuka Mata
Suhu
Nadi
Pernapasan
Tekanan Darah
Jumlah
R. Pemeriksaan Sistematis
88
84.
Q. Pemeriksaan Fisik
85. Keadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan pada
selintas pandang dengan menilai keadaan fisik pada bagian tubuh. Selain
itu, perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas
1 Tingkat Kesadaran
a Kualitas
f. Kuantitas
Respon Motorik
Respon Verbal
Suhu
Nadi
Pernapasan
Tekanan Darah
Jumlah
R. Pemeriksaan Sistematis
89. B1 (Breathing)
90.
1 Inspeksi
18
dada, pelebaran intercostal space (|CS) pada sisi yang sakit. TB paru yang
lainnya adalah klien dengan TB paru juga mengalami efusi pleura yang
sehingga yang terlihat adalah pada sisi yang sakit pergerakan dadanya
tertinggal.
rongga dada, pelebaran intercostal space (ICS) pada sisi yang sakit. TB
94. Bentuk dan sputum. Saat melakukan pengkajian batuk pada klien
14. Palpasi
meskipun tetapi tidaki spesifik- penyakit dari lobus atas paru. Pada TB
paru yang disertai adanya efusi pleura masif dan pneumothoraks akan
19
tanpa komplikasi pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada saat bernapas
97. Getaran suara (fremitus vokal). Getaran yang terasa ketika perawat
pada bunyi konsonan Kapasitas untuk merasakan bunyi pada dinding dada
15. Perkusi
akan di dapatkan bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapangan paru.
Pada klien dengan TB paru yang disertai komplikasi seperti efusi pleura
akan didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai
16. Auskultasi
100.
I02
103
104
106
meliputi:
fisik
105.
B2 (Blood)
107
20
B3 (Brain)
masif dan kronis, dan sklera ikterik pada TB paru dengan gangguan fungsi
hati.
108
10
hal tersebut merupakan tanda awal dari syok. Klien diinformasikan agar
112.
B4 (Bladder)
09
13
B5 (Bowel)
115.
Bó (Bone)
1 Pola Makan
16
21
status emosi, kognitif, dan perilaku. Data ini penting untuk menentukan
III.
penting.
117.
U. Data Penunjang
Analisa Data
mukus yang kental., hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema
trakheal/faringeal.
pleura.
alveolar-kapiler.
22
IV.
belum jelas.
Rencana Intervensi
118.
23
hormal
Mandiri
bantu napas)
hemoptisis.
23
122. Rasional
diindikasikan.
138. Bronkodilator
140 Kortikosteroid
untuk dikeluarkan.
napas.
sekret
135.
Pengobatan tuberkulosis
24
Etambutol.
39 Bronkodilator meningkatkan
trakeobronkhial sehingga
udara.
Kortikosteroid berguna
141
pengisapan (suction).
142.
144. Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan intervensi pola
|54
mengancam kehidupan.
46 Rencana Intervensi
25
147. Rasional
49 Dengan mengidentifikasi
untuk dikeluarkan.
(unilateral).
|156. Kaji pengemban gan dada dan 157. Ekspansi paru menurun pada
posisi trakhea
|58
164
menunjukan berulangnya
keluhan nyeri
168
pneumothoraks.
159.
optimum.
169
selang drainase.
167.
berulangnya pneumothoraks.
26
alveolar-kapiler.
171. Tujuan : Dalanm waktu 2x24 jam setelah diberikan gangguan petukaran
172.
184,
170
Rencana Intervensi
173.
175. Mandiri
keadaan klien
Kolaborasi
174.
Rasional
27
napas pendek.
pernapasan dan
Menurunkan
beratnya gejala.
186
kebutuhan tambahan
189, Kortikosteroid
191
193.
194
192.
197
Kriteria Evaluasi
metabolisme tubuh.
akibat penurunan
ventilasi/menurunnya permukaan
alveolar paru.
190.
menjadi adekuat
mengancam kehidupan.
Kortikosteroid berguna
98
00
196 Rasional
Memperhitungkan keinginan
202
28
cairan.
(sekali seminggu)
sering
209.
211
multivitamin
213
Kolaborasi untukpemberian
219.
pusat muntah.
|215, Tujuan : Dalam waktu Ix24 jam klien mampu memahami dan
santai
206.
intervensi selanjutnya.
metabolisme umum.
29
dan kecemasan.
229
231. Tujuan : Dalam waktu Ix24 jam klien mampu melaksanakan apa yang
tepat)
terapeutik.
waktu lama
mengidentifikasi gejala/tanda
kecemasan.
30
234. Rasional
236.
Keberhasilan proses
|telah diinformasikan
diketahui.
dan vertigo)
241.
Tekankan pentingnya
243.
245. Tujuan :
batuk, bersin )
kebutuhan
penyebaran infeksi
perawatan penyakitnya.
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegahmenurunkan risiko
249 Mandiri
teman, kerabat.
31
248. Rasional
253.
infeksi
tuberkulosis.
pernapasan.
266. Kolaborasi
267.
misal
penyakit menular.
32
261. Pengetahuan tentang faktor ini
menghindari'menurunkan insiden
eksaserbasi.
10.09
academia.edu/12
Download
269,
(RMP)
271.
Sterptomycin,
Monitor pemeriksaan
laboratorium (sputum).
Inggris
Indonesia
"D.lI 89
:D
PDF Package
BAB IV
PENUTUP
banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain
menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.
melalui udara.
DAFTAR PUSTAKA
EGC
EGC
276.
81
pada.html
283
35