Anda di halaman 1dari 34

“RUANG PARU”

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TB PARU

Dosen Pembimbing

Ns. SRI DEWI, Sp.Kep. Mat.

Disusun Oleh : Kelompok 2, Kelas II A

1. Ayu Nelval Sari


2. Ethika Honesty
3. Khairun Nisa Jasman
4. Nisrina Nur Hanifah
5. Retno Puji Yanti
6. Sri Agus Utami

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbil’alamin,banyak nikmat yang Allah Swt berikan,tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya untuk Allah atas segala berkat,rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun akan selalu ada kekurangan karena manusia tak lepas dari yang namanya khilaf. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya.

Solok, Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….……………..2    

Daftar Isi……………………………………………………………………………….………………3    

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………….……….………4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….………….……5

C. Tujuan………………………………………………………………………….………………5

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
a. defenisi………………………………………………………………………………
b. etiologi………………………………………………………………………………..
c. manifestasi klinis……………………………………………………………………….
d. patofisiologi…………………………………………………………………………..
e. epidemiologi dan penularan…………………………………………………………..
f. WOC…………………………………………………………………………………..
B. Askep teoritis

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….…….……

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan


oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih,
2004). Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
Komplikasi. Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi
seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis dan TB usus.

Penderita tuberkulosis di kawasan Asia terus bertambah. Sejauh ini, Asia termasuk
kawasan dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Setiap 30 detik, ada satu pasien
di Asia meninggal dunia akibat penyakit ini. Sebelas dari 22 negara dengan angka kasus TB
tertinggi berada di Asia, di antaranya Banglades, China, India,Indonesia, dan Pakistan. Empat
dari lima penderita TB di Asia termasuk kelompok usia produktif (Kompas, 2007). Di Indonesia,
angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun atau 8 persen dari korban
meninggal di seluruh dunia. Setiap tahun, terdapat lebih dari 500.000 kasus baru TB, dan 75
persen penderita termasuk kelompok usia produktif. Jumlah penderita TB di Indonesia
merupakan ketiga terbesar di dunia setelah India dan China.

Mengingat akan bahaya TB paru dan pentingnya memberikan pelayanan pada ibu untuk
mempersiapkan kehamilan, terutama untuk mendeteksi dini, memberikan terapi yang tepat serta
pencegahan dan penanganan TB pada masa prakonsepsi, maka dalam makalah ini akan di bahas
segala teori tentang TB paru dan hubungannya dengan masa prakonsepsi wanita untuk
mempersiapkan kehamilan. Selain itu, dalam makalah ini juga akan dibahas peranan bidan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan prakonsepsi, utamanya terhadap klien penderita TB paru.

4
1.2 Rumusan Masalah

A. Tinjauan Pustaka

a. Apa defenisi TB paru ?

b. Bagaimana etiologi TB paru?

c. Bagaimana manifestasi klinis TB Paru?

d. Bagaimana patofisiologi TB Paru?

e. Bagaimana epidemiologi dan penularan TB Paru?

f. Bagaimana WOC TB Paru?

B. Askep teoritis

1.3 Tujuan

A. Tinjauan Pustaka
a. Menjelaskan defenisi TB paru.
b. Menjelaskan etiologi TB paru.
c. Menjelaskan manifestasi klinis TB paru.
d. Menjelaskan patofisiologi TB paru.
e. Mnejlaskan epidemiologi dan penularan TB paru.
f. Mnejlaskan WOC TB paru.
B. Askep teoritis

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teoritis

a. Definisi

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan
oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang
ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium
tuberculosismerupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh
lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi
dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe.
Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat
mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.

b.Etiologi

TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic


tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang
sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalahM. Bovis dan M. Avium.

c. Manifestasi klinis

1. Tanda

a. Penurunan berat badan

b. Anoreksia

c. Dispneu

d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.

2. Gejala

a. Demam
6
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan
tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.

b. Batuk

Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum).
Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.

c.Sesak nafas.

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.

d. Nyeri dada

Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)

e.Malaise

Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang,
nyeri otot, keringat malam.

d. Patofisiologi

Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di
dalam paru-paru meliputi: penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di
sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya
area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh
karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi
yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi
yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.2.5 Pemeriksaan
Penunjang

7
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan
sedang/pernah terinfeksiMikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam “Screening
TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%.
Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 – 72 jam; dengan hasil positif bila terdapat
indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah
1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas baru
dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBC aktif, diameter
indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan oleh keadaan infeksi berat, pemberian
immunosupreson, penyakit keganasan (leukemia), dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella
dan penyakit infeksi lain.

e. Epidemiologi Dan Penularan TBC

Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan


adalah :

1.      Reservour, sumber dan penularan

Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang
dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet.

2.      Masa inkubasi

Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu
empat sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa
tahun.

3.      Masa dapat menular

Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang


dibatukkan atau dibersinkan.

4.      Immunitas

Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi
diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.

8
f.WOC

9
B. Askep Teoritis

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 3 juli 2017
Tanggal pengkajian : 10 juli 2017
1. BIODATA
A. Identitas pasien
1. Nama : Ny T
2. Umur : 63 tahun
3. Alamat : rowokele
4. Jenis kelamin : perempuan
5. Agama : islam
6. Suku bangsa : jawa
7. Pendidikan : sd
8. Pekerjaan : IRT
9. Diagnosa medis : TB Paru
B. Identitas penanggung jawab
1. Nama : Ny L
2. Umur : 60 tahun
3. Alamat : jati luhur
4. Jenis kelamin : perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : jawa
7. Pekerjaan : IRT
8. Pendidikan : SD
9. Hubungan : adik kandung

2. KELUHAN UTAMA
Sesak Nafas
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

10
±satu hari sebelum massuk rumah sakit pasien mengatakan tiba-tiba sesak nafas,
dada terasa nyeri dan berat.
Pada tanggal 3 Juli 2017 Ny. T datang ke IGD RSUD Sudirman Kebumen dengan
diantar oleh keluarga. Ny. T mengeluh sesak nafas, keringat dingin pada malam hari,
batuk berdaahak dan nyeri pada dada. Nyeri bertambah jika bergerak, nyeri
berkurang jika istirahat. Nyeri yang dirasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri yang dirasa
dibagian bawah dada, skala nyeri 6, nyeri terasa terus menerus. Dilakukan
pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil: KU : lemah, kesadaran : compos mensis,
GCS: E:4 M: 6 V: 5, TD :130/80mmHg, nadi : 90x permenit, RR : 40x permenit,
suhu : 36,9 C. Kemudian pasien di sarankan untuk rawat inap di bangsal Dahlia di
ruang isolasi C 21.
Pada tanggal 10 juli 2017 dilakukan pengkajian di ruang isolasi bangsal Dahlia,
Ny.T mengaeluh sesak nafas keringat dingin pada malam hari, batuk kering, tidak
nafsu makan, nyeri dada. Nyeri bertambah jika bergerak, nyeri berkurang jika
istirahat, nyeri yang di rasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasa di bagian
seluruh dada, skala nyeri 5 dan terasa terus menerus. Dilakukan pemeriksaan fisik
dan di dapatkan hasil : KU : lemah, kesadaran : compos mensis, GCS: E:4 M: 6 V:
5, TD :130/77mmHg, nadi : 95x permenit,RR :35x permenit, suhu : 36,5 C. Pasien
tampak terpasang O2 dengan nasal kanul 3,5 l/m terpasang infus asering ditangan
kanan 10 tpm.

4. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Ny. T mengatakan pada tahun 2004 pernah mengalami sakit yang sama seperti ini
dan menjalankan pengobatan selama 6 bulan tuntas. Ini adalah yang ketiga kalinya
Ny. T dirawat di rumah sakit. Ny. T sedang dalam pengobatan TB dalam 1 bulan.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ny. T mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit yang sama seperti dirinya. Dalam keluarga Ny. T tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan HIV. Dan tidak

11
ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun seperti Hepatitis, Asma, dan
Diabetes Melitus.

6. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN


a. Pola Oksigenasi
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan bernafas normal tidak menggunakan
alat bantu pernafasan dan tidak sesak nafas.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan sesak nafas, dada terasa berat dan
nyeri. Pasien tampak terpasang alat bantu pernafasan O2 dengan binasal
kanul 3.5 lpm. Posisi pasien tampak semi fowler.
b. Pola Nutrisi
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan sehari makan 2-3 kali sehari dengan
porsi kecil, nafsu makan berkurang, makan dengan sayur lauk pauk
seadanya. Minum air putih sehari 2 gelas.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan sehari makan 3 kali dengan habis
setengah porsi yang diberikan dari rumah sakit. Nafsu makan menurun,
rasanya sudah kenyang. Minum air putih sehari hanya satu gelas.
c. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi padat. BAK 5-6 kali sehari berwarna kuning.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan selama dirumah sakit BAB baru 1 kali
dengan konsistensi padat. BAK 5-6 kali berwarna kuning.
d. Pola Aktivitas
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan menjalankan aktivitas sehari-harinya
dengan mandiri tanpa dibantu orang lain. Ny. T menjalankan aktivitas
sebagai seorang istri, seorang ibu, dan sebagai masyarakat yang bersosial
yang aktif dalam kegiatan di masyarakat seperti arisan, pengajian, dan
posyandu lansia.
 Saat dikaji : Ny. T tampak hanya terbaring di tempat tidur, segala
aktivitasnya dibantu oleh keluarga dan perawat.
e. Pola istirahat

12
 Sebelum sakit : keluarga Ny.T mengatakan istirahat tidur siang ±1 jam,
tidur malam ± 7 jam, terkadang saat malam hari terbangun.
 Saat di kaji : Ny. T mengatakan selama di rumah sakit tidur siang
hanya ± 15-20 menit, pada malam hari sulit tidur dan sering terbangun.
f. Pola berpakaian
 Sebelum sakit : keluarga Ny. T mengatakan bahwa Ny. T dapat mandiri
dalam memilih dan menggunakan pakaian, tanpa di bantu oleh orang lain.
 Saat dikaji : keluarga Ny. T mengatakan bahwa Ny. T dalam memilih
dan menggunakan pakaian dibantu oleh keluarga dan perawat.
g. Pola menjaga suhu tubuh
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan jika musim panas menggunakan baju
tipis yang menyerap keringat, dan jika musim dingin menggunakan pakaian
tebal, jaket dan selimut.
 Saat dikaji : Ny. T tampak menggunakan baju pendek, pempers dan
selimut.
h. Pola personal hygiene
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan mandi sehari 2 kali, keramas 3 hari
sekali, dilakukan dengan mandiri.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan selama di rumah sakit di seka oleh
keluarganya hanya pagi hari.
i. Pola menghindari dari bahaya
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan jika bepergian menggunakan kendaraan
dengan pengaman.
 Saat dikaji : pengaman tempat tidur pasien tampak terpasang kanan
dan kiri.
j. Pola komunikasi
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan komunikasi dengan keluarga sangat
baik dan terbuka. Tidak ada masalah dalam berkomunikasi. Sehari-harinya
berkomunikasi dengan bahasa jawa dan Indonesia.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan komunikasi dengan perawat, dokter
dan petugas kesehatan lainnya cukup baik dan tidak ada kendala.

13
k. Pola spiritual
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan beragama islam. Sering mengikuti
pengajian dan solat berjamaah di masjid.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan solatnya sambil berbaring di atas
tempat tidur dan berdoa agar supaya darinya cepat lekas sembuh dari
penyakitnya.
l. Pola rekreasi
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan jarang berekreasi keluar, rekreasinya
hanya menonton tv dengan keluarga dan berkumpul bersama keluarga.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan hanya dapat bercerita dan mengobrol
dengan keluarganya.
m. Pola bekerja
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan pekerjaannya adalah sebagai seorang
ibu rumah tangga, menjalankan perannya tidak ada masalah.
 Saat dikaji : Ny. T mengatakan tidak dapat menjalankan perannya
sebagai ibu rumah tangga karena sedang dirawat di rumah sakit.
n. Pola belajar
 Sebelum sakit : Ny. T mengatakan menanyakan tentang kesehatan kepada
petugas kesehatan puskesmas pada kegiatan posyandu lansia.
 Saat dikaji : Ny. T dan keluarga mengatakan mengetahui kondisi
kesehatan Ny. T dari dokter dan perawat.
7. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : lemah
2) Kesadaran : compos menipis
3) GCS : E4M6VS
4) Tanda-tanda vital : TD = 130/77 mmhg
Nadi = 95x/menit
RR = 3x/ menit
Suhu = 36,5 C
5) Pemeriksaan head to toe

14
a) Kepala : mesocephal, tidak ada jejas, rambut panjang hitam mulai
memutih, tampak kotor.
b) Mata : simetris, CA (-/-), SI (-/-), tidak ada gangguan penglihatan.
c) Hidung : simetris, tidak ada pembesaran polip, adanya cuping hidung,
tidak ada gangguan penciuman, terpasang o2 dengan binasal kanul.
d) Mulut : simetris, mukosa bibir kering, tidak sianosis, gigi tampak kotor.
e) Telinga : simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tampak kotor.
f) Dada
 Paru-paru
inspeksi : simetris, adanya retraksi dinding dada, tidak ada jejas,
RR 35x/ menit
Palpasi : vokal fremitus seimbang.
Perkusi : bunyi redup
Auskultasi : adanya suara ronchi
 Jantung
Inspeksi : tidak tampak lobus cordis, tidak ada jejas
Palpasi : teraba lobus cordis pada ICS 4
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi S1-S2 reguler, tidak ada suara tambahan.
g) Abdomen
Inspeksi : datar, tidak ada jejas. Tidak ada benjolan.
Auskultasi : bising usus 36x/ menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : hipertimpani
h) Genetalia : tidak terpasang DC, memakai Peppers.
i) Ekstremitas
atas : tangan kanan terpasang infus asering 10 tpm, tidak ada jejas dan
edema pada tangan kanan dan kiri.
Bawah : tidak ada jejas dan edema pada kaki kanan dan kiri.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Rontgen thorax

15
Hasil:
 Tampak klasifikasi disuprahiler bilateral.
 Tampak lesi lusen bentuk membulat dan aspek inferior pulma dextra.
 Hemidiagfragma et sinisstra lancip.
 Trakea tampak ditengah.
 Kedua hilus tertarik ke kranial.
 CTR < 0.5
 Struktur dan trabekulasi tulang tak tampak kelainan.
 Bekas TB.
 Bullae di lobus inferior pulmo dextra.
 Besar CDR normal.

b. Laboratorium, 03-07-2017
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
PAKET DARAH
OTOMATIS

Hemoglobin L 12.2 g/dl 13.2 – 17.3


Leukosit 6.9 10ˆ3 /ul 3.8-10.6
Hematokrit 3.7 % 40-52
Eritrosit 4.4 10ˆ6 /ul 4.40-5.90
Trombosit 251 10ˆ3 /ul 150-440
MCH 28 pg 26-34
MCHC 33 gr/dl 32-36
MCV 84 fl 80-100
DIFF COUNT
Eosinofil 1.00 % 2-4
Basofil 0.10 % 0-1

16
Netrofil H 77.40 % 50-70
Limfosit L 8.40 % 22-40
Monosit H 13.10 % 2-8

Golongan Darah 0

KIMIA KLINIK
DARAH RUTIN
Gula Darah Sewaktu H 136 Mg/dl 80-110
Natrium 25 Mg/dl 10-50
Kreatinin L 0.39 Mg/dl 0.8-1.3
H 60 u/l <37
H 48 u/l <42

IMUNOLOGI
HBsAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif

Laboratorium 10 – 07 - 2017

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


KIMIA KLINIK
SGOT H 75 u/l < 37
SGPT H 74 u/l < 42

17
ANALISA DATA

WAKTU DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


10 – 07- 2017 DS: Ketidakefektifan Mokus dalam jumlah
 Ny. T mengatakan bersihan jalan berlebih.
batuk. nafas.
 Ny. T mengatakan
sulit untuk
mengeluarkan dahak.
 Ny. T mengeluh sesak
nafas.
 Ny. T mengatakan
berat rasanya jika
ingin mengambil
nafas.
DO:
 Ny. T terlihat batuk
tidak efektif.
 Adanya suara
tambahan (ronchi).
 Ny. T tampak gelisah.
 Tampak adanya
pernafasan cuping
hidung.
 Tampak adanya reaksi
dinding dada.
 Terlihat perubahan
kedalaman
pernafasan.
 Terpasang O2 dengan
binasal kanul 3.5 lpm.

18
 TD: 130/77 mmHg
 Nadi: 95 x/menit
 RR: 35 x/menit
 Hasil rontgen thorax:
bekas TB.
 Bullae dilobus inferior
pulmo dextra.

DS: Ny. T mengeluh yeri Agen cedera biologis.


10-07-2017 dada. Nyeri akut.

P: Ny. T mengatakan nyeri


bertambah jika
bergerak, nyeri
berkurang jika istirahat.
Q: Ny. T mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk.
R: Ny. T mengatakan nyeri
yang dirasa dibagian
seluruh dada.
S: Skala nyeri 5.
T: Ny. T mengatakan nyeri
terasa terus menerus.
DO:
 Ny. T tampak
menangis menahan
nyeri.
 Ny. T terlihat
melindungi bagian
nyeri.
Faktor biologis.

19
 RR: 35 x/menit.

10-07-2017 DS: Resiko


 Ny. T mengatakan ketidakseimbangan
tidak nafsu makan. nutrisi kurang dari
 Ny. T mengatakan tubuh.
selalu merasa sudah
kenyang.
DO:
 BB sebelum sakit: 35
kg.
 BB saat sakit: 32 kg.
 Membran mukosa
tampak kering dan
pucat.
 Terlihat makan habis
setengah porsi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mokus dalam jumlah berlebih.


2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis.
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis.

20
C. INTERVENSI

no waktu Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1 10/7/1 Setelah dilakukan tindakan Airway
7 keperawatan 3x24 jam diharapkan Management.
bersihan jalan nafas efektif, dengan 1. Posisikan
KH : pasien untuk
 Respirator status : ventilation. meminimalka
 Respirator status : zirwzy n ventilasi.
patency. 2. Lakukan
indikator 1 2 3 4 5 fisikoterapi
Mampu √ √ jika perlu
mengeluarkan 3. Keluarkan
sputum sekret dengan
Tidak ada suara √ √ batuk efektif
nafas abnormal 4. Auskultasi
Mampu √ √ suara nafas,
mengindentifiksas catat adanya
i dan mencegah suara
faktor yang dapat tambahan
menghambat jalan 5. Berikan
nafas bronkodilator
bila perlu
6. Monitor
respirasi dan
status o2
2 10/7/1 Setelah dilakukan tindakan  Pain
7 keperawatan selama 3x24 jam, manajement
diharapkan nyeri teratasi, dengan 1. Lakukan
KH : pengkajian
 Pain level nyeri secara
 Pain control komprehensif
indikator 1 2 3 4 5 termasuk
Ekspresi nyeri √ √ lokasi,
pada wajah karakteristik,
Mampu √ √ durasi,
mengontrol nyeri frekuensi,
Melaporkan √ √ kualitas dan
bahwa nyeri faktor
presipitasi.
21
berkurang dengan 2. Ajarkan
menggunakan teknik non
manajemen nyeri farmakologi
Mampu √ √ 3. Tingkatkan
istirahat
4. Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruh
i nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
5. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri.
3 10/7/1 Setelah dilakukan tindakan  Nutrisi
7 keperawatan selama 3x24 jam Management
diharapkan klien dapat terpenuhi 1. Kolaborasi
kebutuhan nutrisinya dengan KH : dengan ahli
 Nutrisi status gizi untuk
indikator 1 2 3 4 5 menentukan
Adanya √ √ jumlah kalori
peningkatan BB dan nutrisi
sesuai dengan yang di
tujuan butuhkan
Tidak ada tanda- √ √ pasien
tanda malnutrisi 2. Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat
untuk
mencegah
konstipasi
3. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
22
nutrisi
 Nutrisi
Monitoring
1. BB pasien
dalam batas
normal
2. Monitor
adanya
penurunan
BB
3. Monitor
turgor kulit
4. Monitor mual
dan muntah
5. Monitor HB,
kadar HL.

23
D.IMPLEMENTASI

Waktu No. Dx Implementasi Respon TTd


10/7/2017 1,2,3  Mengukur  Ku = lemah
keadaan umum
 Kesadaran= compos
 Mengukur
kesadaran menitis
 Mengukur  GCS =E4 M6 V5
kekuatan otot

1  S= Ny. S mengatakan
 Memposisikan
fowler untuk posisi yang nyaman
memaksimalkan adalah duduk dan
ventilasi
setengah duduk

 O= Ny. T tampak
nyaman dengan posisi
fowler

1  Memberikan
 S= Ny. T mengatakan
bronkodilator
(nebulizer) menjadi lebih rileks
setelah di uap

 O= ny. T tampak rileks

1  S = Ny.T mengatakan
 Membantu
mengeluarkan menjadi mengerti cara
sekret dengan untuk mengeluarkan
batuk efektif
secret yang benar.
 O = Ny.T terlihat dapat
melakukan batuk efektif
dengan benar

24
 Melakukan
2  S= Ny.T mengatakan
pengakjian nyeri
secara nyeri dada
komprehensif  P= nyeri bertambah jika
bergerak, nyeri
berkurang jika istirahat
 Q= nyeri yang
dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
 R= nyeri yang dirasakan
dibagian seluruh dada
 S= skala nyeri 5
 T= nyeri terus menerus
 O= Ny.T tampak
meringis menahan nyeri
dan terlihat meliondungi
bagian nyeri
Melakkukan pengkajian
3 nutrisi
 S= Ny.T mengatakan
tidak nafsu makan,
selalu merasa kenyang

 O= makan habis ½
porsi

Melakukan diit yang


3 dimakan
menagndun  S= Ny.T mengatakan
g tinggi
selama di RS hanya
serat untuk

25
mencegah baru 1 kali BAB
konstipasi

 O= Ny.T tampak
khawatir

- Mengobservasi
117/2017 1,2,3 keadaan umum
- Mengobservasi
kesadaran - KU= lemah
- Mengobservasi - Kesadaran= compos
kekuatan otot mentis
- GCS= E4M6V5
Memberikan
1 terapi O2 dengan
binasal kanul 3,5
S= Ny T mengatakan
Lpm
sesaknya menjadi
berkurang setelah
diberikan oksigen
O= ny. T tampak rileks

Mmebrikan terapi
1,2,3 peroral
Curcuma S= NyT Mengatakan
Hepamax sudah diminum obatnya
Ambroxol dan dhabiskan
Salbutamol
dulcolax O= Obat peroral masuk
tanpa alergi

memberikan terapi
1,2,3 injeksi:
ranitidine S= Ny T mrngatakan
ondanreton nyeri ketika diinjeksi
dexametason
O= Ny T tampak tarik
napas ketika diinjeksi

26
memberikan
1 bronkodilator S= Ny T mengatakan
(nebulizer)
menjadi lebih rileks
setelah diuap
O= Ny T tampak lebih
nayamn dan rilesk.
Membantu
1 mengeluarkan
secret dengan
S= Ny T mengatakan
batuk efektif
dapat melakukan natuk
efeltif dengan cara yang
benar
O= Ny T tampak tarik
nafas dalam dari hidung
ddan membatukkan
sambil mengeluarkan
secret lewat mullut.
Menganjurkan
2 teknik nafas dalam

S= Ny T mengatakan
nyeri menjadi berkurang
setelah tarik nafas
dalam
O= skala nyeri 4
Memonitor Hb,
3 Kadar Ht
O= Hb: 12.2 g/dl, Ht :
37%
- Mengobservasi
12/07/201 1,2,3 keadaan umum
7 - Mengobservasi
kesadaran - KU= Cukup
- Mengobservasi - Kesadaran= compos

27
kekuatan otot mentis
- GCS E4M6V5

- Meminta vital sign


1
- TD= 128/80 mmHg,
nadi= 90x/menit
- RR : 28X/menit, Suhu:
36 C
- Memberikan
1,2,3 terapi per oral :
- S= Ny T mengatakan
Curcuma sudah diminum obatnya
Hepamax dan dihabiskan
Ambroxol
Salbultamol
Dulcolax - O= obat peroral masuk
tanpa alergi

- Memberikan
1,2,3 terapi injeksi:
Ranitidine
Ondanceteron - O= terapi injeksi masuk
Dexametason perlu bolus tanpa alergi

- Membeirkan
1 bronkodilator
- S=Ny T mengatakan
(nebulizer)
menjasi lebih rileks dan
sesak pun menjadi lebih
kurang
- O= Ny t terlihat lebih
rileks dan nyaman
Membantu
1 mengeluarkan
secret dengan - S= Ny T mengatakan

28
batuk efektif lebih nyaman dan secret
menjadi berkurang
- O= Ny T tampak
Mengajarkan melakukan batuk efektif
2 teknik distraksi dengan cara yang benar.
relaksasi
- S= Ny T mengatakan
nyerinya menjadi
bekrurang
- O= skala nyeri 3

Menganjurkan
3 klien untuk makan - S= Ny T mengatakan
sedikit tapi sering
makan habis ½ porsi,
dan akan makan sedikit
sedikit tapi sering
- O= Ny T mengatakan
makanan ½ porsi yang
diberikan RS.

29
E.EVALUASI

waktu no EVALUASI
10/7/1 1 S : - Ny. T mengatakan posisi yang nyaman adalah
7 semi fowler
- Ny. T mengatakan menjadi sesak berkurang
serta sekret dapat keluar
O : - ku lemah, kesadaran CM E4M6V5
- terpasang o2 dengan binasal kanul
- Ny. T terlihat dapat melakukan batuk efektif
dengan cara yang benar
- Ny. T terlihat nyaman dengan posisi semi
fowler
- Sekret dapat dikeluarkan
A : masalah bersihan jalan napas belum tertasi
P : lanjutkan intervensi
- Berikan bronkodilator (nebulizer)
- Lakukan batuk efektif
- Monitor aliran oksigen
Monitor vital sign
10/7/1 2 S : Ny. T mengatakan nyeri dada. P : nyeri bertambah
7 jika bergerak, nyeri berkurang jika istirahat, 8 : nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri yang
dirasakan dibagian seluruh dada, S : skala nyeri 5, T :
nyeri terasa terus-menerus.
O : Ny. T tampak meringis menahan nyeri dan terikat
melindungi bagian nyeri
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : ajarkan teknik nafas dalam
10/7/1 3 S : - Ny. T mengatakan tidak makan, dan selalu merasa
7 kenyang
- Ny. T mengatakan selama di RS hanya baru 1 kali
BAB
O : - Ny. T tampak menghabiskan ½ porsi makanan
- Ny. T terlihat khawatir karena konstipasi
- Ny. T tampak lesu
A : masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : - monitor turgor kulit
- Monitor mual dan muntah
- Monitor Hb , kadar Ht

30
waktu no EVALUASI
11/7/17 1 S : Ny. T masih sesak napas, sekret mulai berkurang
O : - ku lemah, keadaan compos menitis, GCS E4 M6 V5
- Terpasang O2 dengan binasal kanu 2,5 Lpm
- Posisi semi fowler
- Sekret tampak mulai berkurang
- Terapi peroral dan per IV bolus masuk tanpa alergi
- Nebulizer/8jam
A : masalah bersihan jalan napas belum teratasi
P : lanjutan intervensi : - berikan bronkodilator (nebulzer/8jam
- Lakukan batuk efektif
- Monitor aliran O2
- Monitor vital sign
11/7/17 2 S : Ny. t mengatakan nyeri berkurang setelah tarik nafas dalam
O : skala nyeri 4
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : - ajarkan teknik distraksi relaksasi
11/7/17 3 S : Ny. T mengatakan masih tidak nafsu makan
Ny. T mengatakan hari ini belum BAB
O : Ny. T tampak menghabiskan makanan ½ porsi
Terapi obat dulcolax masuk per oral
Hb : 12,2 g/dt ,
A : masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi : monitor turgor kulit
Monitor BB

31
waktu no EVALUASI
12/7/17 1 S : Ny. T mengatakan sesak mulai berkurang, sekret berkurang
O : ku cukup, kesadaran compos menitis, GCS E4 M6 V5
Terpasang O2 dengan binasal kanul 3,5 Lpm, posisi semi
fowler, sekret tampak berkurang, terapi peroral dan per IV
bolus masuk tanpa alergi, nebulizer/8 jam
TD : 128/80mmhg, nadi : 90x/menit, RR : 28x/menit, S :
36C.
A : masalah bersihan jalan napas belum teratasi.
P : lanjutan intervensi :- berikan nebulizer/8 jam
- Lakukan batuk efektif
- Monitor aliran oksigen
- Monitor sianosis perifer
- Monitor vital sign
12/7/17 2 S : Ny. T mengatakan nyeri berkurang
O : skala nyeri 3
Ny. T dapat melakukan teknik distraksi relaksasi dengan
cara yang benar
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : tingkatkan istirahat.
12/7/17 3 S : - Ny. T mengatakan akan sedikit-sedikit tapi sering
- Ny. T mengatakan menghabiskan makanan ½ porsi
O : - tampak menghabiskan makanan ½ porsi
- BB sebelum sakit 35 kg, saat ini 32 kg
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
A : masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi : monitor mual dan muntah

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan
oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang
ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.

TB paru disebabkan olehMycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic


tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang
sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.

Jika kuman TB menyerang paru, maka risiko juga meningkat pada janin, seperti abortus,
terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan terjadinya penularan TB dari ibu ke
janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB congenital).

33
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, C.L., 1996, Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan) Bandung

Doengoes, M.., Rencana Asuhan Keperawatan. edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Jurnal : kasus TB paru

34

Anda mungkin juga menyukai