Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
TUBERCOLOSIS PARU(TBC)

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Fisahtul mutmainnah
2. Nursuciati
3. Musliadin
4. Ratu budi astuti
5. Intan cahaya ndari
6. Nurdin

POLTEKKES KEMENKES MATARAM


PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa,karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan mata kuliah keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan Tugas yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru”.Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan serta pengalaman, bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat
membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah
dosen terbaik bagi penulis. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan limpahan pahala
atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis merasa bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan asuhan keperawatan ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca demi perbaikan asuhan keperawatan dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah ini.
DAFTAR ISI

Judul..........................................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
A. Konsep Dasar penyakit............................................................................
1. Pengertian TBC........................................................................................
2. Etiologi TBC............................................................................................
3. Patofisiologi Dan Pathway TBC..............................................................
4. Menifestasi Klinis TBC............................................................................
5. Pemeriksaan Penunjang TBC....................................................................
6. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Medis TBC............................................
D. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................
1. Pengkajian keperawatan (doengoes) atau la ode,brunner and suddarth
2. Diagnosa Keperawatan (sesuai dengan diagnosa NANDA atau SDKI)
3. Perencanaan Keperawatan:
a. Rencana tujuan dengan Kriteria hasil (gunakan buku NOC atau SLKI)
b. Rencana tindakan dan rasional (gunakan buku NIC atau SIKI)
E. DAFTAR PUSTAKA
Gunakan buku terbitan maksimal 10 tahun terakhir
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tuberkulosis TBC atau TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat. sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. bakteri ini
lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh
manusia insidensi dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di
seluruh dunia. demikian pula diidonesia" Tuberkulosis /TBC merupakan masalah
kesehatan"baik dari sisi angka kematian (Mortalitas)angka kejadian penyakit
(morbiditas) maupun diagnosis dan terapinya. hasil survei Kesehatan rumah
Tangga depkes RI tahun 1992 menunjukkan bahwa Tuberkulosis
(TB )merupakan penyakit kedua penyebab kematian" sedangkan pada tahun 1986
merupakan penyebab kematian keempat.
Kematian akibat Tuberkulosis / TB, diperkirakan menimpa 140.000 penduduk
tiap tahun.jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di indonesia terus
meningkat.Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC, paru" dan
setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC, paru yang menular. bahkan
setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC,di indonesia.
Sehingga kita harus waspada sejak dini mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

Penyakit TB paru merupakan penyakit menular yang dapat


disembuhkan.penderita TB paru beresiko tinggi dalam menularkan penyakit ini
ke orang lain melalui droplet yang secara tidak sengaja terhirup oleh orang yang
sehat.biasanya yang rentan menghirup atau yang terpajan dari penderita adalah
mereka yang dekat dengan penderita terutama keluarga dan petugas pelayanan
kesehatan.

Dengan dilakukan pencegahan penularan infeksi ini diharapkan dapat merubah


sikap penderita dalam menegah penularan dengan cara menerapkan bagaimana
etika batuk yang baik,penggunaan masker dan lainsebgainya untuk
mengendalikan lingkungan udara agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang
terdapat pada dahak penderita.maka tindakan ini dapat menekan angka penularan
dari seorang penderita kepada orang sehat sehingga angka kejadian TB paru bisa
perlahan menurun.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari tbc?
2. bagaimana penyebab penyakit tbc?
3. bagaimana cara Penularan tbc?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita tbc?
5. bagaimana cara penanggulanga pencegahan tbc?
6. bagaimana cara pengobatan kepada penderita tbc?

c. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. untuk mengetahui pengertian dari tbc.
2. untuk mengetahui penyebab penyakit tbc.
3. untuk mengetahui cara Penularan tbc.
4. untuk mengetahui gejala-gejala tbc.
5. untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan tbc.
6. untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita tbc.
BAB II

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS PARU(TBC)


A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertin
Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi. Tuberculosis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan mycobacterium terutama menyerang
parenkim paru,dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya,termaksuk
meningen,ginjal,tulang dan nodus limfe.tuberculosis paru infeksi yang
disebabkan oleh mycobakterium yang mampu menginfeksi secara laten maupun
progresif.
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium
biasanya menjangkit paru.
Tuberculosis adalah contoh lain infeksi saluran napas bawah.penyakit ini
disebabkan oleh mikro-organisme mycobacterium,yang biasanya ditularkan
melalui inhalasi percikan ludah(droplet),orang ke orang,dan mengkolonisasi
bronkiolus atau alveoulus.
Tuberculosis adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang
disebabkan oleh mycobakterium.penyakit ini biasanya infeksi
menular,menyerang pada paru,disebabkan oleh hasil mycobakterium
tuberculosis.

2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan
Mycobacterium Bovis. kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 x 0,3-0,6
mikron. dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau
tidak mempunyaiselubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari
lipoid (terutama asam mikolat).Bakteri ini mempunyai sifat istimewa yaitu dapat
bertahan terhadap pencucian arnadengan asam dan alkohol, sehingga sering
disebut basil tahan asam (BT2), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik. kuman
tuberculosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifatdorman dan
anaerob.
Bakteri tuberculosis ini mati pada pemanasan 60^c selama 30 menit atau pada
pemanasan 70-95% dan selam 15-30 detik. Bakteri ini tahanselama1-2 jam di
udara terutama di tempat yang lembab dan gelap (bisa berbulan+bulan),
dapaathidup bertahun-tahun di dalam lemari es, hal ini terjadi karena kuman
berada dalam sifat dorman. dari sifat dorman ini kuman dapat bangkit kembali
dan menjadikan tuberculosis aktif. lagi, namun tidak tahan terhadap sinar atau
aliran udara. pata pada tahun 1993 melaporkan bahwa untuk mendapatkan 90%
udara bersih dari kontaminasi bakteri memerlukan kali pertukaran udara.
di dalam jaringan kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni di dalam
sitoplasmamakrofag yang semula memfagositasi malah kemudian disenanginya
karena banyak mengandung lipid.sifat lain kuman ini adalah aerob sifat ini
menunjukan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya. dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apical paru- paru lebih
tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apical ini merupakan tempat predileksi
penyakit tuberculosis.

3. PATOFISIOLOGIS DAN PATHWAY


Mycobacterium tuberculosis yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan
ludah (droplet), orang ke orang dan mengkolonisasi bronkiolus ataualveolus.
Apabila bakteri tuberculin dalam jumlah yang bermakna berhasil menembus
mekanisme pertahanan sistem pernapasan dan berhasil menempati saluran napas
bawah, maka pejamu akan melakukan respons imun dan peradangan yang kuat.
Karena respons yang hebat ini, akibat diperantarai oleh sel T, maka hanya sekitar
5 % orang yang terpajan basil tersebut menderita tuberculosis aktif. Penderita
TBC yang bersifat menular bagi orang lain adalah mereka yang mengidap infeksi
tuberculosis aktif dan hanya pada masa infeksi aktif.
Basil mycobacterium tuberculosis sangat sulit dimatikan apabila telah
mengkolonisasi saluran nafas bawah, maka tujuan respons imun adalah lebih
untuk mengepung dan mengisolasi basil bukan untuk mematikannya. Respons
selular melibatkan sel T serta makrofag. Makrofag mengelilingi basil diikuti oleh
sel T dan jaringan fibrosa membungkus kompleks makrofag basil tersebut.
Tuberkel akhirnya mengalami kalsifikasi dan disebut kompleks Ghon, yang
dapat dilihat pada pemeriksaan sinar-x toraks. Sebelum ingesti bakteri selesai,
bahan mengalami perlunakan (perkijuan). Mikro-organisme hidup dapat
memperoleh akses ke sistem trakeobronkus dan menyebar melalui udara ke
orang lain. Bahkan walaupun telah dibungkus secara efektif, basil dapat bertahan
hidup dalam tuberkel. Apabila partikel infeksi terisap oleh orang sehat, akan
menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman menetap di jaringan paru
akan bertumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini
kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di
jaringan paru-paru akan membentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan
disebut sarang primer. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus
biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil.
Gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di salurang hidung dan
cabang besar bronkus. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan
Kerusakan pada paru akibat infeksi adalah disebabkan oleh basil serta reaksi
imun dan peradangan yang hebat. Edema interstisium dan pembentukan jaringan
parut permanen di alveolus meningkatkan jarak untuk difusi oksigen dan
karbondioksida sehingga pertukaran gas menurun.

proses perjalanan penyakit tuberculosis Paru,yaitu:


a. Tuberculosis paru
Tuberkulosis primer Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman
dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar
kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban.dalam suasana yang lembab dan gelap kuman dapat tahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan.bila paratikel infenksi ini terisap oleh
orang sehat,ia akan menepel pada saluran napas atau jaringan paru.partikel
dapat masuk alveolar bila ukuran partikel mikro meter.kuma akan dihadapi
pertama kali oleh neotrofi,kemudian baru oleh makrofag.kebayakan partikel
ini akan mati atau di bersikan oleh makrofag keluar dari percabangan
trakeobronkeal bersama dengan gerakan silia bersama
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sito plasma
makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman
yang bersama di jaringan paru akan berbentuk sarang tubercolosis
pneumonia kecil dan di sebutkan sarang primer atau efek primer atau sarang (
fokus) ghon .sarang primer ini dapat terjadi di setiat bagian jaringan paru
paru bila menjalar sampai ke pleura,maka akan terjadilah efesi pleura.kuman
dapat juga masuk melalui saluran gastrointestinal,jaringan limfe,orofaring
dan kulait, terjadi limfedenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam
vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang Bila
masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluaruh bagian paru
menjadi TB milier.
dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening
hilus (limfadenitis regional).sarang primer limfangitis lokal+limfadenitis
regional =kompleks primer (ranke).semua proses ini memakan waktu 3-8
minggu. kompleks primer ini selanjutnya menjadi:
1. sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat. ini yang banyak terjadi
2. sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,
klasifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pnemunia yang luasnya
> 5 mm dan + minus 10% diantaranya terjadi reaktivitas lagi karena
kuman yang dormant.
3. Berkomplikasi dan menyebar secara perkontinuitatum, yakini menyebar
ke sekitarnya. secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun
paru di sebelahnya, kuman dapat juga dapat tertelan bersama sputum dan
ludah sehingga menyebar ke usus.secara limfogen ke organ tubuh lain-
lainnya. secara hematogen ke organ tubuh lainnya. semua kejadian di atas
tergolong dalam perjalanan tuberculosis primer.
b. Tuberculosis pasca primer (sekunder)
kuman yang dormant pada tuberculosis primer akan mucul bertahun 9 tahun
kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa.,Mayoritas
reinfeksi mencapai 90%.Tuberculosis sekunder terjadi karena imunitas
menurun seperti malnutrisi, alcohol, penyakit maligna, diabetes,AIDS,gagal
ginjal. Tuberculosis pasca primer ini dimulai dengan sarang dini yang
berlokasi di region atas paru (bagian apical posterior lobus superior atau
inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru+paru dan tidak ke nodus
hiler paru.
Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-
10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakini suatu granuloma yang terdiri
dari sel-sel histiosit dan sel. Datia-langerhans (sel besar dengan banyak inti)
yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.
TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda
menjadi TB usia tua tergantung dari jumlah kuman, virulensi nya dan
imunitas pasie, sarang dini ini dapat menjadi:
1. direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat
2. sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan
serbukan jaringan fibrosis.ada yang membungkus diri menjadi keras,
menimbulakan perkapuran sarang dini yang meluas sebagai granuloma
berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian
tengahnya mengalami nekrosis,menjadi lembak membentuk jaringan
keju.bila jaringan keju dibatukan keluar maka akan terjadilah
kavitas.kavitas ini mula-mula berdinding tipis,lama-lama dindingnya
menebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam jumlah besar,sehingga
menjadi kavita sklerotik(kronik).terjdinya perkijauan dan kavitas adalah
karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang
diproduksi oleh makrofag,dan proses yang berlebihan sitokin dengan
TNF nya.bentuk perkijauan lain yang jarang adalah cryptic dissesminaate
TB yang terjadi pada immunodifisiensi dan usia lanjut.
3. Dosoni lesi sangat kecil,tetapi berisi bakteri sangat banyak kavitas dapat
1. Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru,bila isi
kavitas ini masuk kedalam peredaran darah arteri.maka akan terjadi
TB milier.dapat juga masuk ke paru sebelahnya atau tertelan masuk
ke lambung dan selanjutnya ke usus.sarang ini selanjutnyamengikuti
perjalanan seperti yang disebutkan terdahulu.bisa juga terjadi TB
endobronkonial dan TB endotrakeal atau empiema bila ruptur ke
pelura.
2. Memadat dan membungkus diri sehingga menjadi tuberkuloma ini
dapat mengapur dan menyembuh atau dapat aktif kembali menjadi
cair dan jadi kavitas lagi.komplikasi kronik kavitas adalah kolonisasi
oleh fungus seperti aspergillus dan kemudian menjadi mycetoma.
3. Bersih dan menyentuh disebut open healed cavity,dapat juga
menyembuh dengan membungkus diri menjdi kecil,kadang-kadang
berakhir sebagai kavitas yang terbungkus,menciut dan berbentuk
seperti bintang disebut stellate shaped.
Secara keseluruhan akan terdapat tiga macam sarang yakni:
1. Sarang yang sudah sembuh,sarang bentuk ini tidak perlu
pengobatan lagi.
2. Sarang aktif eksudatid,sarang bentuk ini perlu pengobatan yang
lengkap dan sempurna.
3. Sarang yang berada diantara aktif dan sembuh,sarang bentuk ini
dapat sembuh spontan tetapi mengingat kemungkinan eksserbasi
kembali,sebaiknya diberikan pengobatan yang sempurna juga.

.
Droplet nucler/dahak yang mengandung

basil TBC (Mycobacterium Tuberculosis)

Faktor dari luar: Batuk, bersin Faktor dari dalam:

-Faktor toksik(alkohol,rokok) -Usia muda\bayi

-sosial ekonomi rendah Dihirup masuk paru -Gizi buruk

Terpapar penderita TBC -Lanjut usia

-Lingkungan buruk Mycobacterium menetap/dormant

Resiko tinggi

Kurang informasi Imunitas tubuh menurun penyebaran


kuman

Kurang pengetahuan Membentuk sarang TB

Premonia Kecil/sarang primer

Pleura

Bronkus infiltrasi setengah

Menyebabkan bagian paru

Iritasi infiltrasi pleura

Sesak napas

Peradangan terjadi gesekan

Pada bronkus inspirasi dan ekspirasi

Malaise batuk pembuluh distres pernapasan

Anoreksi sekret kental darah pecah nyeri dada

BB menurun batuk darah Resiko kerusakan

pertukaran gas
nutrisi kurang bersihan jalan napas Dari kebutuhan napas tidak efektiif
4. MENIFESTASI KLINIS TBC
Gejala utama TB paru menurut Mansjoer (1999 hal 472) adalah:

A. DEMAM
Biasanya subfebril menyerupai demam influenzen tapi kadang kadang panas badan mencapai 40-41c

B. BATUK
Batuk terjadi karna adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini di perlukan untuk membuang produk
produk radang keluar, sifat batuk di mulai dari batuk kering [ non produktif] kemudian setelah muncul
peradangan menjadi produktif [menghasilkan sputum]. Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk
darah karna terdapat pembuluh darah yang pecah.

C. SESAK NAFAS
Pada penyakit yang ringan [ baru tumbuh] belum di rasakan sesak nafas. Sesak nafas akan di temukan
pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru paru
D. NYERI DADA
Nyeri dada timbul bila i nviltarasi radang suda sampai kepeleura sehinga menimbulkan peleuritis
E. MELEISE

Gejala meleise sering di temukan berupa anor siak. Tidak ada nafsu makan, berat badan turun
sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam.

a. Tahap asimtomatis
b. Gejalah TB paru yang khas, kemudian stagnansi dan regresi
c. Eksaserbasi yang memburuk.
d. Gejala berulang dan menjadi kronik.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda:

a. Tanda-tanda infiltrat (redup, bronchial, ronchi basah, dan lain-lain).


b. Tanda-tanda penarikan paru diafragma, dan mediastrium.
c. Sekret di saluran nafas dan ronchi.
d. Suara nafas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan
bronkus.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Mansjoer (1999 hal. 472 ) pemeriksaan penunjang
padaTuberculosis paru antara lain:
a.Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b.Laboratorium darah rutin (LED normal atau meningkat,
Limfositosis)
c.Foto toraks Postereor Anterior (PA) dan lateral. Gambaran foto
toraks yang menunjang diagnosis tuberculosis,
yaitu:
1) Bayang lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen apikal
lobus
2) Bayangan berawan (patchy) berbercak (nodular)
3) Adanya kavitas, tunggal atau ganda
4) Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru.
5) Adanya kalsifikasi.
6) Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu
kemudian.
7) Bayangan milier.

6. DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN MEDIS

Berdasarkan buku standar diagnosis keperawatan


indonesia(2016)diagnosa keperawatan pada klien dengan TB paru
adalah bersihan jalan nafas tidak efetif berhubungan dengan proses
peradangan perubahan nutrisi kurang dari krbutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia,dan kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi.

Namun berdasarkan data pengkajian yang diperoleh penulis


mengakkan 3 diagnosa yang pertama ketidakefekifan jalan napas
berhubungan dengan adanya penumpukan secret.

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan sekret
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan pradangan
3. Perubuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Menurut Mansjoer (1999 hal 473) penatalaksanaan pada
tuberculosis paruantara lain:
1. Obat anti TB (OAT)
OAT harus di berikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat
yang bersifat bakterisi dengan atau tanpa obat ketiga.

Tujuan pemberian OAT, antara lain:

a. Membuat konversi sputum BTA positif menjadi _egative


secepat mungkin melalui kegiatan bekterisid.
b. Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah
pengobatan dengankegiatan sterilisasi.
c. Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui
perbaikan daya tahan imunologis.

2. Pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu:


a. Fase awal intensif, dengan kegiatan bekterisid untuk
memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan
cepat.
b. Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada
pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik
pada pengobatan konvensional.

OAT yang biasa digunakan antara lain Isoniazid (INH),


Rifampisin ®,Pirazinamid (Z) dan Steptomosin (S) yang
bersifat bekterisid dan etambutolyang bersifat
bakteriostatik.
3. Panduan OAT pada TB paru (WHO 1993)

PANDUAN KLASIFIKASI DAN FASE AWAL FASE

OAT TIPE PENDERITA LANJUTAN

Kategori 1 1. BTA+baru 2 HRZS (E) 4 RH

j.sakit berat:BTA(-)luar paru 2 RHZS (E) 4 R3H3

kategori 2 pengobatan ulang:

K.kambuh BTA(+) 2 RHZES/1 RHZE 5 RHE

L.gagal 2 RHZES/1 RHZE 5 R3H3E3

Kategori 3 M.TB paru BTA(-) 2 RHZ 4 RH

N.TB luar paru 2 RHZ/2 R3H3Z3 4 R3H3


D.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan (doengoes) atau la ode,brunner and suddarth

Konsep keperawatan tuberkulosis paru meliputi:

1. Pengkajian

A. Anamnesis
1) identitas diri pasien
yang terdari nama pasien , umur , jenis kelamin , agama dan lain lain
2) keluhan utama
keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB paru meminta
pertolongan pada tengah tenaga medis di bagi menjadi 4 keluhan, yaitu:

A. Batuk
Keluhan batuk timbul paling awal dan paling sering di keluhkan,apakah batuk bersifat
produktif/nonprodduktif,sputum tercampur darah.
B. Batuk berdahak
Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood streak,berupa garis atau bercak-
bercak darah.
C. Sesak nafas
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal
menyertai seperti efusi pleura,pneumaturaks,anemia dll.
D. Nyeri dada
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena TB
3) keluhan sistematik
a. Demam
Keluhan ini sering dijumpai yang biasanya timbul pada sore hari atau
pada malam hari mirip dengan influenza
b. Keluhan sistematis lain
Keluhan yang timbul antara lain:keringat malam,anoreksia,penurunan
berat badan dan malaise.
B. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang:
a) Keadaan pernapasan(napas pendek)
b) Nyeri dada
c) Batuk
d) Sputum
2) Kesehatan dahulu
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami,cedera dan pembedahan
3) Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum dan tanda-tanda vital
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien biasanya didapatkan
peningkatan suhu tubuh secara signifikan,frekuensi napas meningkat
disertai sesak napas,denyut nadi meningkat seirama dengan
peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan dan tekanan darah
biasanya sesuai dengan adanya penyakit-penyulit seperti hipertensi.
2) Breathing
Inspeksi:
a) Bentuk dada dan gerakan pernapasan klien dengan TB paru
Biasanya terlihat kurus sehingga pada bentuk dada terlihat adanya
penurunan proporsi anterior-posterior bading proporsi diameter
lateral
b) Batuk dan sputum
Batuk produktif disertai adanya peningkatan produksi sekret dan
sekresi sputum yang purulen.

Palpasi:

Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan.TB paru tanpa komplikasi pada saat
dilakukan palpasi, gerakan dada biasanya normal dan seimbang bagian kiri dan kanan.adanya
penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya ditemukan pada klien TB paru dengan
kerusakan parenkim paru yang luas.

Perkusi:

Pada klien TB paru komplikasi biasanya ditemukan resonan atau sonor pada seluruh lapang
paru.pada klien dengan komplikasi efusi pleura didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi
Yng sakit sesuai dengan akumulasi caian.

Auskultasi:

Pada klien TB paru bunyi napas tambahan ronki pada sisi yang sakit.

1) Brain
Kesadaran biasanya komposmentis ditemukan adanya sinosis perifer apabila gangguan
perfusi jaringan berat.pengkajian objektif,klien tampakwajah
meringis,menangis,merintih.pada saat dilakukan pengkajian pada mata,biasanya
didapatkan konjungtiva anemis pada TB paru yang hemaptu,dan ikterik pada pasien TB
paru dengan gangguan fungsi hati.
2) Bledder
Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan.memonitor adanya
oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
3) Bowel
Klien biasanya mengalami mual,muntah,penurunan nafsu makan dan penurunan berat
badan.
4) Bone
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien Tb paru.gejala yang muncul antara lain
kelemahan,kelelahan,insomnia,pola hidup menetap.

5) Pemeriksaan fisik Head toe toe


a) Kepala
Kaji keadaan kulit kepala bersih/tidak,ada benjolan/tidak,simetris/tidak
b) Rambut
Kaji pertumbuhan rata/tidak,rontok,warna rambut
c) Wajah
Kaji warna kulit,struktur wajah simetris/tidak
d) Sistem penglihatan
Kaji kesimetrisan mata,conjungtiva anemi/tidak,sclera ikretik/tidak
e) Wicara dan THT
1. Wicara
Kaji fungsi wicara,perubahan suara,afasia,dysfonia
2. THT
a. Inspeksi hidung:kaji adanya obstruksi/tidak,simetris/tidak,ada secret/tidak
b. Telinga:kaji telinga luar bersih/tidak,membran tympani,ada secret/tidak
c. Palpasi:kaji THT ada/tidak nyeri tekan lokasi dan penjalaran.

2. Diagnosa Keperawatan TBC (sesuai dengan diagnosa NANDA atau SDKI)


DIAGNOSA 1:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi:
Ketidakmampuan membersihan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten.
Penyebab:
Fisiologis
1. Spasme jalan napas
2. Hipersekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuskuler
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hiperplasia dinding jalan napas
8. Proses infeksi
9. Espon alergi
10. Efek agen farmakologi(misnastesi)

SITUASIONAL

1. merokok aktif
2. merokok pasif
3. terpajan polutan

GEJALA DAN TANDA MAYOR SUBJEKTIF(tidak tersedia)

OBJEKTIF

1. batuk tidak efektif


2. tidak mampu batuk
3. sputum berlebih
4. mengi,wheezing atau ronkhi,kering
5. mekonium gejala napas (pada neomatus)

GEJALA DAN TANDA MINOR SUBJEKTIF

1. dispnea
2. sulit bicara
3. ortopnea

OBJEKTIF

1. gelisah
2. sianosis
3. bunyi napas menerus
4. frekuensi napas berubah
5. pola napas berubah

KONDISI KLINIK TERKAIT

1. gullian barre syndrome


2. sklerosis multipel
3. miyastheniya gravis
4. prosedur diagnistik(mis.bronkoskopi,transsesop hgel,echocardiography[TEE])
5. depresi sistem syaraf pusat
6. cedera kepala
7. struke
8.
9. kuadriplegia
10. sindrom aspirasi mekonium
11. infeksi saluran napas

DIAGNOSA 2

GANGGUAN PERTUKARAN GAS

Definisi

Kelebihan atau kekurangan oksigen nasi dan/ atau eliminasi karbondiosidan pada membran
afeulus – kapiler

Penyebab

1. ketidak seimbangan fentilasi – perfusi


2. perubahan membran alfeulus – kapiler

GEJALA DAN TANDA MAYOR SUBJEKTIF

1. dispnea

OBJEKTIF

1. PCO2 meningkat atau menurun


2. PO2 menurun
3. Takikardia
4. pH arteri meningkat atau menurun
5. bunyi napas tambahan

GEJALA DAN TANDA MANOR SUBJEKTIF


1. pusing
2. pengelihatan kabur

OBJEKTIF

1. Sianosis
2. Diafore
3. sis
4. Gelisah
5. Napas cuping hidung
6. Pola napas abnormal(cepat/lambat,regular/irregular,dalam/dangkal)
7. Warna kulit abnormal ( mis, pucat, kebiruan)
8. Kesadaran menurun

KONDISI KLINIS TERAIT

1. Penyakit paru obsruktif kronis (PPOK)


2. Gagal jantung kongestif
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberkulosis paru
6. Penyakit membran hialin
7. Aksifia
8. Parsistent pulmonari hipertension of new bom (PPHN)
9. Prematuritas
10. Infeksi saluran napaas
DIAGNOSA 3:

RESIKO DEFISIT NUTRISI

Definisi

Beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Faktor resiko

1. Ketidak mampuan menelan makanan


2. Ketidak mampuaan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsobsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis.finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologi (mis.stres,keengganan untuk makan)

Kondisi klinis terkait

1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrom
4. Cerebral palsy
5. Cleft lift
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuronmuskular
9. Luka bakar
10. Kangker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistis

3. Perencanaan keperawatan:
a. Rencana tujuan dengan kriteria hasil(Gunakan buku NOC atau SDKI)
Perencanaan keperawatan merupakan proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan dalam intervensi
keperawatan.dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya
bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien,teknik komunikasi,kemampuan
dalam prosedur tindakan,pemahaman tentang hak-hak pasien serta memahami tingkat
perkembangan pasien.dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terdapat dua jenis
tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaborasi.sebagai profesi perawat
mempunyai kewenangan dan tangung jawab dalam menentukan asuhan keperawatan.

Rencana tujuan dan kriteria hasil:


1. Bersiha jalan napas
Definisi
Kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten.

Ekspetasi :meningkat

Kriteria hasil:

Batuk efektif:munurun cukup menurun sedang cukup meningkat meningkat


1 2 3 4 5
Produksi 1 2 3 4 5
Sputum
Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium(pada 1 2 3 4 5
Neonatus)
Dispnea memburuk cukup sedang cukup membaik
Ortopnea memburuk membaik
Sulit bicara 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
gelisah 1 2 3 4 5
memburuk cukup sedang cukup membaik
memburuk membaik
frekuensi 1 2 3 4 5
napas
pola napas 1 2 3 4 5

2. Gangguan pertukaran gas

Definisi
Oksigenasi dan/atau elliminasi karbondioksida pada membran alveolius kapiler
dalam batas normal.

Ekspetasi: meningkat

Kriteria hasil:
Tingkat kesadaran menurun cukup sedang cukup meningkat
Menurun meningka
1 2 3 4 5
Meningkat cukup sedang cukup menurun
meningkat
dispnea 1 2 3 4 5
bunyi napas 1 2 3 4 5
tambahan
pusing 1 2 3 4 5
penglihatan
kabur
diaforesis 1 2 3 4 5
gelisah 1 2 3 4 5
napas cuping 1 2 3 4 5
hidung
memburuk cukup sedang cukup membaik
memburuk membaik
PCO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
rvpH arteri 1 2 3 4 5
sianosis 1 2 3 4 5
pola napas 1 2 3 4 5
warna kulit 1 2 3 4 5

3. Resiko defisit nutrisi


NAFSU MAKAN :
Definisi
Keinginan untuk makan

Keinginan makan: memburuk cukup sedang cukup membaik


Memburuk membaik
Asupan makan: 1 2 3 4 5
Asupan cairan : 1 2 3 4 5
Energi untuk makan: 1 2 3 4 5
Kemampuan : 1 2 3 4 5
Merasakan Makan
Kemampuan : 1 2 3 4 5
menikmati Makan
Asupan nutrisi: 1 2 3 4 5
Stimulus untuk
Makanan Kelaparan: 1 2 3 4 5
Tabel.Perencanaan keperawatan

No diagnosa tujuan dan Rencana Rasional

Kriteria hasil

1 setelah dilakukan a. Kaji fungsi pernapasan a.Ronki,mengi menunjukkan


tindakan (bunyi napas,kecepatan,irama akumulasi sekret/keperawatan,
kedalaman,dan penggunaan mampuan untuk membersihkan
diharapkan otot bantu aksesoris) jalan napas
bersihan jalan b. Catat kemampuan pasien b.pengeluaran sulit bila sekret
napas dengan mengeluarkan dahak,catat sangat tebal,sputum berdarah
kriteria hasil: krakter,junlah,dahak,adanya cerah(misal infeksi,atau tidak
pasien dapat hemoptisis. Kuatnya hidrasi).
Mengeluarkan c. Ajarkan pasien posisi semi c. Posisi membantu
sekret tanpa flowler tinggi dan latihan memaksimalkan ekspansi paru
bantuan,pasien napas dalam. Dan menurunkan upaya
Berpartisipasi d. Anjurkan pasien untuk pernapasan.
dalam program banyak minum air sedikitnya d.pemasukan tinggi cairan
pengobatan 2.500ml/hari. Untuk mengencerkan sekret,

e. kolaborasi: membantu agar dahak mudah

pemberian OAT 3 tablet/hari dikeluarkan.


dan injeksi cefotaxim 1 gr. e.antibiotik spectrum luas,
membunuh kuman TBC.
2 setelah dilakukan a.pantau suhu tubuh a.sebagai indikator untuk

Tindakan b.anjurkan untuk banyak mengetahui status hipetermi

Keperawatan mijum air putih untuk b.dalam kondisi demam terjadi

diharapkan suhu mencegah dehidrasi peningkatan evaporasi yang

tubuh kembali c.anjurkan pasien agar memicu timbulnya dehidrasi.

normal dengan memberikan kokmpres hangatc.mengurangi suhu tubuh dan

kriteria hasil: pada lipatan ketiak dan femur. Memberikan kenyamanan pada

suhu tubuh dalam d.anjurkan pasien untuk pasien dengan faktor konduksi.

(36^c-37^c) memakai pakaian yang d.untuk meningkatkan

Menyerap keringat. Pengeluaran panas melalui

e.Kolaborasi: radiasi.

pemberian paracetamol 500 e.mengurangi panas dengan

mg. farmakologi.

3 setelah dilakukan a.catat status nutrisi pasien dan a.berguna dalam

Tindakan dari turgor kulit dan berat mendefinisikan derajat/luasnya

Keperawatan badan. Masalah dan pilihan intervensi

Diharapkan b.kaji adanya anoreksi,mual, yang tepat.

Kebutuhan nutrisi muntah,dan catat kemungkinanb.dapat mempengaruhi pilihan

Pasien terpenuhi hubungan dengan obat. Diet dan mengidentifikasi area

Dengan criteria c.motivasi pasien untuk makan pemecahan masalah untuk

Hasil:menunjukansedikit tapi sering. Meningkatkan pemasukan.

Peningkatan berat d.dorong pasien untuk sering c.menurunkan iritasi gaster dan

Badan dan beristirahat. Meningkatkan status nutrisi.

Melakukan e.kolaborasi:pemberin injeksi d.membantu menghemat energi.

perubahan pola ranitidine 50mg,antacid 500mg e.membantu mengurangi mual


makan. Dan curcuma 50mg. dan membantu nafsumakan

secara farmakologis.

4 setelah dilakukan a.kaji kemampuan pasien a.belajar tergantung kepada

Tindakan untuk belajar mengetahui emosi dan kesiapan fisik.

Keperawatan masalah,kelemahan,

diharapkan pasien lingkungan,media yang terbaik

mengetahui bagi pasien

informasi tentang

penyakitnya,dengan

eriteria.

Hasil:pasien b.identifikasi b.dapat menunjukkan

Memperlihatkan gejala yang harus kemajuan atau pengaktifan

Peningkatan dilaporkan ulang penyakit atau efek

Pengetahuan keperawatan,contoh obat yang memerlukan

Mengenai hemoptisi,nyeri dada evaluasi berlanjut

perawatan diri demam,kesulitan c.meningkatkan kerja sama

bernapas. Dalam program pengobatan

c.jelaskan dosis mencegah penghentian obat

obat,frekuensi obat sesuai perbaikan

pemberian,kerja kondisi.

obat yang dihrpkan d.mencegah dan menurnkan

dan alasan ketdknyamanan sehubungan

pengobatan lama, dg terapi dan meningkatkan

kaji potensial dengan kerjasama dalam program.


obat lain. e.memberikan kesempatan

d.kaji potensial efek untuk memperbaiki

samping pengobatan kesalahan.

dan pemecahan masalh. F.informasi tertulis

e.dorong pasien atau menurunkan hambatan

orang terdekat untuk pasien untuk mengingat

menytakan takut atau sejumlah besar informasi.

masalah,jawab

pertanyaan secara

nyata.

f.berikan instruksi

dan informasi tertulis

khusus pada pasien

rujukan contohnya,

jadwal obat.
b. Rencana tindakan dan rasional
1. Bersihan jalan napas tidak efektif

Luaran utama : Bersihan jalan napas tidak efektif


Luaran Tambahan :kontrol gejala
Pertukaran gas
Respons alergi lokal
Respons alergi sistemik
Respons ventilasi mekanik
Tingkat infeksi

2.Gangguan pertukaran gas:

Luaran utama :pertukaran gas


Luaran Tambahan:keseimbangan asam-basa
Konservasi energi
Perfusi paru
Respons ventilasi mekanik
Tingkat Delirium

3.Resiko Defisit Nutrisi


Luaran utama :status nutrisi
Luaran Tambahan :berat badan
Eliminasi fekal
Fungsi Gastrointestinal
Nafsu makan
Perilaku meningkatkan berat badan
Status menelan
Tingkat depresi
Tingkat nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Carpernito-moyet,L,J.(2013) nursing diagnosis applicion to clinikal practice.14th
Ed.philadelhia: lippncott williams & wilkns.
Herdman, T,H & kamitsuru, S. (2014) nursing diagnosa definitons and classificafion
2015- 2017 10th ed. Oxford: wiley blacwell.

Anda mungkin juga menyukai