Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

TUBERCULOSIS (TBC)

OLEH:

Kelompok 9,10 dan 14

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019

1
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Kelompok 9:

Vera Sulistyowati (201601010)

Mardiana Ove Anggara (201601050)

Muhammad Syahrul Gofin (201601089)

Eni Yunita (201601133)

Rizkyani Aliffiyah Fauzi (201601172)

Kelompok 10:

Mahnusa Ulfa (201601011)

Happy Kurnia Sari (201601052)

Ibnu Nafi (201601090)

Khoirunnisa’atur Rosydah (201601134)

Fitri Nur Kholifah (201601173)

Kelompok 14:

Mei Fauzia (201601015)

Siti Mardiyanti Pratiwi (201601056)

Risca Lestari (201601094)

Khoirun Nisak (201601138)

Bangga Yusril Wicaksana (201601177)

2
3
Daftar Isi

Cover…………………………………………………………………………….. 1

Daftar Anggota Kelompok…………………………………………………….. 2

Daftar Isi………………………………………………………………………… 3

Kata Pengantar…………………………………………………………………. 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang……………………………………………………………… 5

1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………….. 6

1.3.Tujuan……………………………………………………………………….. 6

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Definisi Tuberkulosis……………………………………………………… 7

2.2. Etiologi……………………………………………………………………... 8

2.3. Pathway TBC………………………………………………………………. 9

2.4. Cara Penularan……………………………………………………………. 10

2.5. Gejala………………………………………………………………………. 10

2.6. Pencegahan TBC…………………………………………………………... 11

2.7. Pengobatan TBC…………………………………………………………… 12

SAP Tuberkulosis………………………………………………………………. 13

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 21

3.2. Saran……………………………………………………………………….. 21

Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 22

4
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
mengenai penyakit tuberculosis (TBC). Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, kami
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan pendahuluan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca yang
budiman. Kami berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat untuk proses belajar
mengajar yang akan datang dan berguna bagi pengembangan pengetahuan khususnya di
bidang kesehatan.

Mojokerto, 29 November 2019

Penyusun

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir
ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan
penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga
setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab
kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat.
Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia
terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000
BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian
akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap
tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus
meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a) Apa pengertian dari TBC?
b) Bagaimana penyebab penyakit TBC?
c) Bagaimana cara Penularan TBC?
d) Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?
e) Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?

6
f) Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?

1.3 TUJUAN
a) Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
b) Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.
c) Untuk mengetahui cara Penularan TBC.
d) Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.
e) Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.
f) Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.

7
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tuberkulosis (TBC)


Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculusis dan micobacterium bovis. Penyakit TBC adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis. Kuman
batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun
saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainya.

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium


tuberculosis. Kuman ini pada umumnya menyerang paru–paru dan sebagian
lagi dapat menyerang di luar paru–paru, seperti kelenjar getah bening
(kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan sebagianya.

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang sudah sangat lama


dikenal oleh manusia. Diagnosis TB pada masa kehamilan adalah sangat
penting untuk ibu dan janin. Selain dapat mengenai ibu juga dapat menular
pada bayi baik intrauterin, saat persalinan, maupun pasca natal. Kejadian TB
kongenital selama persalinan sangat jarang. Penyakit tuberculosis pada bayi dan
anak disebut juga tuberculosis primer dan merupakan suatu penyakit
sistemik.Tuberculosis primer biasanya mulai secara perlahan-lahan sehingga
sukar ditentukan saat timbulnya gejala pertama. Kadang terdapat keluhan
demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering disertai tanda-tanda infeksi
saluran napas bagian atas. Penyakit ini bila tidak diobati sedini mungkin dan
setepat-tepatnya dapat tmbul komplikasi yang berat dan reinfeksi pada usia
dewasa.

Penularan tuberkolosis umumnya melalui udara hingga sebagaian besar


fokus primer tuberculosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara penularan
dapat peroral jika meminum susu yang mengandung basil tuberculosis bovis.
Ada mikrobakterium lain yakni mycobacterium atipic yang dapat menyebabkan
penyakit menyerupai tuberculosis.

8
2.2 Etiologi
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
1) Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga
sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC
berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa
kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
- Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi
primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya
respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya
tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC.
Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman
persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak
mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam
beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
2) Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer
adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

2.3 Pathway TBC

Droplet infeksi M. Tuberkolosis


terhirup masuk paru-paru

9
Menempel alveoli/bronkhiolus
10
2.4 Cara Penularan TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan
daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan fotorontgen.

2.5 Gejala
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara
klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
1) Gejala Sistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam.
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala Khusus

11
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru -paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.

2.6 Pencegahan TBC


Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu:
1) Menyembuhkan penderita.
2) Mencegah kematian.
3) Mencegah kekambuhan.
4) Menurunkan tingkat penularan.
Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut:
1) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa
kepuskesmas atau ke rumah sakit.
2) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
3) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur
darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
4) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh
penderita.
5) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin
BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat
bagus.

2.7 Pengobatan TBC


1) Jenis Obat
- Isoniasid
- Rifampicin
- Pirasinamid
- Streptomicin

12
2) Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat
dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat
yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman
kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a. Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari
selama 2 - 3 bulan.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali
seminggu selama 4 – 5 bulan.
3) Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat
TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat
berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh
rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan,
mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit
gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien
merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi
dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan.
Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

13
14
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tempat Praktik : Aula Stikes Bina Sehat Ppni Mojokerto

Tanggal : 29 November 2019

A. Pokok Bahasan : TB Paru

B. Sasaran : Pasien dan Keluarga

C. Tempat : Stikes bina sehat ppni mojokerto

D. Tanggal Pelaksanaan : 29 november 2019

E. Waktu : 08.00 Pagi

F. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mendapatkan HE tentang pencegahan

TB Paru pada pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan penyakit TB

Paru.

G. Tujuan Instruksional khusus : Setelah mendapatkan HE tentang penyakit TB

Paru pada pasien dan keluarga dapat:

1. Menjelaskan pengertian tuberculosis


2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis
4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis
5. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.
6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.
H. Kegiatan Penyuluhan

a. Metode

 Ceramah
 Diskusi
 Tanya Jawab
b. Media

 Leaflet

15
c. Langkah – langkah :

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience Media

5 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan Leaflet


2. Menjelaskan tujuan
(Pembukaan) 2. Mendengarkan
5 menit 1. Menjelaskan pengertian tuberculosis
(Pengembangan) 1. Mendengarkan
2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis
2. Mendengarkan Leaflet
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis
3. Mendengarkan
4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis 4. Mendengarkan
5. Mendengarkan
5. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.
6. Mendengarkan
6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.

1. Menjawab Pertanyaan
1. Tanya Jawab peserta
13 menit 2. Bertanya
2. Melakukan post test Leaflet
(Evaluasi)
1. Mendengarkan
1. Menyimpulkan hasil bersama
2 menit
2. Mengucapkan salam 2. Mendengar dan Menjawab
(Penutup)

16
I. Evaluasi
1.Apakah pengertian dari penyakit tuberkulosis?

2.Apakah penyebab penyakit tuberkulosis?

3.Apa saja tanda gejala penyakit tuberkulosis?

4.Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis?

5.Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis?

6.Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis ?

17
Lampiran Materi
TB Paru

A. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculusis dan micobacterium bovis. Penyakit TBC adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini
dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya.

B. Faktor penyebabnya
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan
Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh
kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

C. Cara Penularan
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

D. Tanda dan gejala


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1) Gejala Sistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam.

18
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah ).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala Khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru -paru) akibat penekanan kelenjar
getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara
ini akan keluar cairan nanah.

E. Pengobatan
1) Jenis Obat
- Isoniasid
- Rifampicin
- Pirasinamid
- Streptomicin
2) Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat
dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yangdigunakan
tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan
TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a. Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama
2 - 3 bulan.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali
seminggu selama 4 – 5 bulan.

19
3) Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat
TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa
berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan,
mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit
gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus) pengobatan bisa
berlangsung hingga delapan bulan.

F. Cara Pencegahan
Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu:
1) Menyembuhkan penderita.
2) Mencegah kematian.
3) Mencegah kekambuhan.
4) Menurunkan tingkat penularan.
Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut:
1) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa
kepuskesmas atau ke rumah sakit.
2) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
3) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur
darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
4) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh
penderita.
5) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG.
Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.

20
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang sudah sangat lama dikenal oleh
manusia. Diagnosis TB pada masa kehamilan adalah sangat penting untuk ibu dan
janin. Selain dapat mengenai ibu juga dapat menular pada bayi baik intrauterin, saat
persalinan, maupun pasca natal. Kejadian TB kongenital selama persalinan sangat
jarang. Penyakit tuberculosis pada bayi dan anak disebut juga tuberculosis primer
dan merupakan suatu penyakit sistemik.Tuberculosis primer biasanya mulai secara
perlahan-lahan sehingga sukar ditentukan saat timbulnya gejala pertama. Kadang
terdapat keluhan demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering disertai tanda-
tanda infeksi saluran napas bagian atas. Penyakit ini bila tidak diobati sedini
mungkin dan setepat-tepatnya dapat tmbul komplikasi yang berat dan reinfeksi pada
usia dewasa.

Penyebab TBC adalah kuman TBC (mycobacterium tuberculosis). Sebetulnya,


untuk mendeteksi bakteri TBC (dewasa) tidak begitu sulit. Pada orang dewasa bisa
dideteksi dengan pemeriksaan dahak langsung dengan mikroskop atau dibiakkan
dulu di media.

3.2 Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang
dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum
obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk
memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.

21
Daftar pustaka

- Bobby S Dharmawan, Darmawan B Setyanto, Rinawati R. 2004. Diagnosis dan


Tata Laksana Neonatus dari Ibu Hamil Tuberkulosis Aktif. Jakarta : Divisi
Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Sari Pediatri, Vol. 6,
No. 2, September 2004

- http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2017/03/RS16_TB_neonatus-Q.pdf

- Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta:EGC

- Maryunani anik. 2010. ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Jakarta : CV. trans
info media

- Alimul. A. Aziz, Hidayat. 2008. Pengantar ilmu keperawatan anak. Surabaya :


salemba medika

- Herdman,T.H & Kamitsuru, S. 2014. NANDA InternationalNursing Diagnoses


Definitions & Classification, 2015-2017. 10nd ed. Oxford Wiley Blackwell.

- Moorhead, Sue, Johnson Marion, Mass Meridean, L, Swanson, Elizabeth, 2013.


Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth edition, United States of America
Elevier.

- Bulecheck, G.M., Bucther, H & Dochterman, JM. 2013. Nursing Intervetion


Classification (NIC) Sixth Edition. United States of America. Elsevier.

- https://imsyahrir.wordpress.com/2013/01/17/asuhan-keperawatan-pada-klien-tb-
paru/

22

Anda mungkin juga menyukai