Anda di halaman 1dari 7

TRIGERCASE

PRA KLINIK GADAR PROFESI NERS

Dosen Pembimbing: Risky Meuthia Pratiwi, M.Kep

Disusun oleh:

VERA SULISTYOWATI 202173059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021/2022
KASUS KMB
SISTEM MUSKULOSKELETAL
VERA SULISTYOWATI
Px mengatakan sakit pada area paha, setelah di rontgen terdapat fraktur. Px kecelakaan dan
dibawa ke RS oleh warga sekitar dan didapatkan hasil pemeriksaan TD : 130/70mmHg, N :
90 x/menit, RR : 22x/menit, S : 36 C.Terasa sakit saat bergerak seperti tertusuk sesuatu.
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit DM, TB, Hipertensi, Stroke, dll.
Pemeriksaan ekstermitas bawah terdapat luka pada bagian paha kanan. Adanya keterbatasan
gerak pada kaki kanan dikarenakan rasa nyeri. Hasil lab Hb 9,62g/DL. Hematokrit 32,65 %.
Px diberikan Nacl 1000cc. RL 1000cc. Injeksi Ondansentron 2x1mg, Dexa 5mg/ml. Antrain
3x500mg, ketorolac 3x30mg. Inj Ceftriaxon 2x1mg, ranitidine 2x50mg

Pertanyaan :

1. Lakukan Pengkajian, boleh menambahkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


yang diperlukan ?
2. Rumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data?
3. Tentukan kriteria hasil dan intervensi keperawatan !
Jawaban :

A. Identitas Pasien
1. Nama Pasien/Usia : Tn Y / 28 tahun
2. No Register : 098765
3. Tanggal Masuk : 10 Juli 2021
4. Nama Dokter : dr. P
5. Diagnosa Medis : Open Fraktur Femur Sinistra
6. Data diambil dari : Klien
7. Agama : Islam
8. Pendidikan : SMA
9. Pekerjaan : Karyawan swasta
10. Alamat : Kel. Pulorejo
11. Keluhan Masuk : Px mengatakan sakit pada area paha terasa sakit saat bergerak s
eperti tertusuk sesuatu.
12. Kategori Triage : Gawat Darurat
13. RPD : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit DM, TB, Hipertensi, St
roke, dll.

B. Pengkajian
1. Airway
Tidak terdapat sumbatan pada jalan napas
2. Breathing
a. Inspeksi :
Frekuensi napas : 22x/menit, teratur, tidak terdapat batuk, nafas tidak sesak, t
idak menggunakan otot bantu pernapasan
b. Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, pola napas teratur
c. Perkusi : Suara sonor
d. Palpasi : Vocal Fremitus positif, tidak terdapat nyeri
3. Circulation
Suhu 36 ºC, Tekanan darah 130/70 mmHg, Nadi 100 x/menit, nadi kuat, turgor k
ulit baik, mata cekung, tidak ada sianosis, capillary refill < 3 detik, ekstremitas di
ngin, tidak ada mual muntah, terjadi perdarahan ± 300 cc melalui pembuluh darah
arteri yang terdapat pada femur.
4. Disabiliti
Pupil isokor, reflek cahaya positif, keadaan umum klien sedang.
GCS : M 6, V 5, E 4, kekuatan otot menurun
5. Eksposure & Emosi
Tidak terdapat luka / jejas pada daerah klafikula keatas, dada,
abdomen. Terdapat luka open fraktur femur sinistra. Keadaan emosional
klien gelisah.

C. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Hasil lab Hb 9,62g/DL. Hematokrit 32,65 %.Radiologi
2. Dilakukan pemeriksaan rontgen pada femur sinistra

D. Masalah keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Adanya Perdarahan
2. Resiko Syok Hipovolemik Berhubungan Dengan Perdarahan
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Adanya Fraktur
4. Gangguan mobillitas fisik berhubungan dengan adanya fraktur

E. Kriteria Hasil

1. Rasa nyeri yang di rasakan px menurun


2. Mengetahui vital sign px
3. Menghentikan perdarahan px
4. Mencegah terjadinya infeksi
5. Mencegah pergeseran posisi tulang yang patah
6. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh px
7. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
8. Membantu mecegah infeksi
9. Membantu mengurangi nyeri px
10. Mengetahui kadar Hb setelah perdarahan
11. Mengetahui keadaan muskulosekeletal px
12. Mengetahui terapi lanjutan yang diperlukan px.
F. Intervensi Keperawatan
1. Anjurkan klien tirah baring
2. Observasi TTV
3. Klem arteri (menghentikan perdarahan)
4. Lakukan perawatan luka dengan NaCl
5. Pertahankan imobilisasi
6. Pasang infus RL 1 : 3 cc atau loss
7. Lakukan pembidaian
8. Berikan antibiotik Ceftriaxone 1 x 1 gr melalui IV
9. Berikan injeksi Ondansentron 2x1mg, Dexa 5mg/ml, Antrain 3x500mg,
Ketorolac 3x30mg, Ranitidine 2x50mg
10. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
11. Lakukan pemeriksaan rontgen
12. Konsul dokter bedah
KASUS GADAR
SISTEM PERNAFASAN
VERA SULISTYOWATI

Pasien mengatakan badan panas naik turun selama 6 hari, batuk, dahak tidak bisa keluar,
nyeri telan, sudah berobat ke klinik pada tanggal 26 des 2021 tapi tidak ada perubahan. Pada
hari selasa pagi tanggal 28 Des 2021 pukul 06.00 WIB pasien mengatakan sesak nafas, badan
terasa lemas kemudian pasien dibawa oleh keluarga ke IGD. Di IGD didapatkan TD 87/50, N
126x/menit, S 37,7oC, RR 35x/menit, SpO2 90%, dilakukan rehidrasi cairan RL 500/1jam da
n pemasangan O2 MNR (Masker Non Rebreathing) 15lpm, dilakukan pemeriksaan penunjan
g thorax dan swab antigen hasilnya positif. Terdengar suara nafas tambahan ronchi pada par
u-paru kanan dan kiri, dahak keluar ±5cc warna kuning kehijauan, konsistensi menggumpal.
Hasil pemeriksaan penunjang

- Thorax kesan pneumoni bilateral


- Hasil swab antigen : positif
- Hasil swab PCR : positif
- Hasil BGA : PH 7,35mmHg, PCO2 35,9mmHg, PO2 89mmHg, HCO2 20,2mmol/L, BE
-5mmol/L.
Pertanyaan :

1. Lakukan Pengkajian, boleh menambahkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


yang diperlukan ?
2. Rumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data?
3. Tentukan kriteria hasil dan intervensi keperawatan !
Jawaban:

A. Identitas Pasien
1 Nama Pasien/Usia : Tn Y / 28 tahun
2 No Register : 098765
3 Tanggal Masuk : 10 Juli 2021
4 Nama Dokter : dr. P
5 Diagnosa Medis : COVID-19
6 Data diambil dari : Klien
7 Agama : Islam
8 Pendidikan : SMA
9 Pekerjaan : Karyawan swasta
10 Alamat : Kel. Pulorejo
11 Keluhan Masuk : Pasien mengatakan badan panas naik turun selama 6 hari, batuk,
dahak tidak bisa keluar, nyeri telan, sudah berobat ke klinik pada tanggal 26 des
2021 tapi tidak ada perubahan. Pada hari selasa pagi tanggal 28 Des 2021 pukul 0
6.00 WIB pasien mengatakan sesak nafas, badan terasa lemas

12 Kategori Triage : Gawat Darurat

B. Pengkajian
1. Airway
Terdapat sumbatan pada jalan napas
2. Breathing
a. Inspeksi :
Frekuensi napas : 35x/menit, tidak teratur, terdapat batuk, nafas sesak, mengg
unakan otot bantu pernapasan O2 MNR (Masker Non Rebreathing) 15lpm, d
ahak keluar ±5cc warna kuning kehijauan, konsistensi menggumpal. SpO2 :
90%.
b. Auskultasi : Bunyi napas ronchi pada paru kanan dan kiri, pola napas tidak te
ratur
c. Perkusi : Suara hiper sonor
d. Palpasi : Vocal Fremitus negatif, terdapat nyeri
3. Circulation
Suhu 37,7 ºC, Tekanan darah 87/50 mmHg, Nadi 126 x/menit, nadi kuat, turgor k
ulit kurang, mata cekung, tidak ada sianosis, capillary refill < 3 detik, ekstremitas
dingin, tidak ada mual muntah.
4. Disabiliti
Pupil isokor, reflek cahaya positif, keadaan umum klien sedang.
GCS : M 6, V 5, E 4, kekuatan otot menurun
5. Eksposure & Emosi
Tidak terdapat luka / jejas pada daerah klafikula keatas, dada,
abdomen. Keadaan emosional klien gelisah.

B. Pemeriksaan penunjang
1. Thorax kesan pneumoni bilateral
2. Hasil swab antigen : positif
3. Hasil swab PCR : positif
4. Hasil BGA : PH 7,35mmHg, PCO2 35,9mmHg, PO2 89mmHg, HCO2 20,2mmol
/L, BE -5mmol/L.

C. Diagnosis Keperawatan

1. Infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat


paparan COVID-19
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sumbatan jalan nafas
4. Kecemasan berhubungan dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui

D. Tujuan dan kriteria hasil

1. Cegah penyebaran infeksi


2. Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya
3. Kontrol suhu tubuh
4. Frekuensi napas kembali normal
5. Kecemasan menurun

E. Intervensi Keperawatan

1. Monitor vital sign: Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu
tinggi; monitor juga status pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala
umum covid-19. Perlu juga untuk dipantau saturasi oksigen pasien karena sesak
napas berhubungan dengan kejadian hipoksia
2. Maintain respiratory isolation: Simpan tisu di samping tempat tidur pasien;
buang sekret dengan benar; menginstruksikan pasien untuk menutup mulut saat
batuk atau bersin (menggunakan masker) dan menyarankan pengujung (siapa saja
yang memasuki ruang perawatan) tetap menggunakan masker atau batasi/hindari
kontak langsung pasien dengan pengunjung.
3. Terapkan hand hygiene: Ajari pasien dan orang yang telah kontak dengan
pasien cuci tangan pakai sabun dengan benar
4. Manage hyperthermi: Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme
5. Edukasi: Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik,
proses penyakit, komplikasi, dan perlindungan dari virus.

Anda mungkin juga menyukai