LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
Oleh :
FILSA AJI PRAKOSO
NIM : 202073006
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 202073006
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan medical
bedah.
(…………………….) (…………………………..)
Mengetahui
Kepala Ruang
(…………………….)
1
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian hipertensi
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus - menerus lebih dari
satu periode. Hal ini terjadi apabila artiole konstruksi membuat darah sulit
darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥90 mmHg (Wajan Juni,
2011). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak bila tidak di
RI,2013).
2. Klasifikasi Hipertensi
orang dewasa (Triyanto, 2014). Adapun klasifikasi tersebut dapat dilihat pada
table 2.2.
seluruh kasus hipertensi adalah tensi esensial yaitu peningkatan tekanan darah
a. Genetik
b. Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usia
c. Jenis kelamin
d. Diet
e. Berat badan
tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status
dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,
f. Gaya hidup
tekanan darah dan bila gaya hidup menetap dan dalam waktu lama
2. Hipertensi Sekunder
kolestrol ,Vaskulitis)
a. Umur
segala umur, namun paling sering dijumpai pada orang berumur 35 tahun atau
bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah, dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka
yang cukup bervariasi. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada
darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria. Hal ini
c. Genetik / keturunan
seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah orangtuanya bila mereka
menunjukkan bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan
tekanan darah.
massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen
dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui
b. Mengonsumsi alkohol
c. Merokok
tergantung pada jumlah rokok yang diisap perhari. Seseorang lebih dari satu
pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang
tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida
yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak
kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah
amat kecil di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam
beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin
(adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.
Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik
akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini
perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level
d. Kurang Olahraga
karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan
e. Stress emosional
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres atau
marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi
kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa
darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat
(Triyanto, 2014).
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem
saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi
ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan
darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan
menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang
organ peting dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu
atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto
2014).
bertanggung pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
Elastisitas , arteriosklerosis
hipertensi
Perubahan struktur
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Pemeriksan fisik pada pasien yang menderita hipertensi tidak dijumpai kelainan
apapun selain tekanan darah tinggi. Tahap awal pasien kebanyakan tidak memiliki
disertai berdebar – debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten. Hipertensi vaskuler
terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak napas, sakit pada bagian dada
(Setiati, Alwi, Sudoyo, Simandibrata, Syam, 2014). Gejala yang mucul sakit kepala,
pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan, yang tidak bias terjadi saat orang menderita
Saat hipertensi sudah lama pada penderita atau hipertensi sedah dalam keadaan
yang berat dan tidak diobati gejala yang timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak napas, gelisah dan padangan kabur (Irianto, 2014). Pada hipertensi
berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan mengalami koma karena terjadi
8. Komplikasi Hipertensi
berikut :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
terbentukya aneurisma. Gejala tekena struke adalah sakit kepala secara tiba-
tiba, seperti orang binggung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah
satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut,
atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan
b. Infrak miokard
Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak
tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik.
jantung dengan cepat dengan mengakibatkan caitan terkumpul diparu, kaki dan
sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal
kebutaan
jantung)
segar seperti pisang, sari jeruk, dan sebagainya yang tinggi kalium dan
kolesterol pada pembuluh darah nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan
menggerakan semua nadi dan otot tubuh seperti gerak jalan, senam, aerobik.
komplikasi hipertensi.
berat badan merupakan modifikasi gaya hidup yang baik bagi penyakit
mengurangi asupan lemak berlebih atau kalori total. Kurangi konsumsi garam
dalam harian juga dapat mengontrol tekanan daeah dalam batas normal.
Perbanyak buah dan sayuran yang masih segar dalam konsumsi harian
(Syamsudin, 2011).
pusat maupun saraf tepi. Jika kerja saraf simpatis terganggu, maka akan
perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mengontrol tekanan darah dan
darah tinggi tidak dapat di turunkan hingga normal seperti semula, akan tetapi
pengontrolan ini dimaksudkan hanya untuk mempertahankan tekanan
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah, murung, dendam,
2012). Ada 8 tehnik yang dapat digunakan dalam penanganan stres untuk
hipnotis atau visualisasi kreatif, senam yoga, relaksasi otot progresif, olahraga
a. Terapi Farmakologi
terapi dalam obat menjadi hal yang utama. Obat-obatan anti hipertensi yang
angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran
pembuluh darah.
b. Terapi non-farmakologi
yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan darah
seperti :
8. Olahraga teratur
Tujuan/ kriteria:
Intervensi:
DAFTAR PUSTAKA