TUBERCULOSIS (TBC)
OLEH
MARISA OKTAVIA
NIM:173001010010
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan
Rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini, yang
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan Makalah ini tidak terlepas dari berkat
bantuan dan tuntunan Allah SWT dan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini Penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisanya. Namun demikian, Penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik. Penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
Akhirnya Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
D. Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi…………………………………………………………………3
B. Insiden……………………………………………………………………...…3
D. Gejala TBC…………………………………………………….……….9
E. Diagnosis TBC…………………………………………………..11
H. Pencegahan TBC…………………………………………..……14
I. Pemberantasan…………………………………………..………15
J. Pengobatan…………………………………………………………….15
K. Kasus TBC…………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari
sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga
setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari
tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru
TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan
setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai
penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis), Sebagain besar kuman menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.(Dep
Kes,2003)
Tuberculosis (TB) Merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan karena adanya
infeksi pulmonary oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.TB Dikategorikan sebagai penyakit menular karna
dapat menyebabkan kerusakan yang progresif pada jaringan paru-paru atatau bahkan kematian jika penyakit ini
tidak di obati.
B. Insiden
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik dari
sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India
dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis
(TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat
583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens
rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita
baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,miskin, atau
kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru
TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang
dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC
TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri
Mikobakterium tuberkulosa.
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Percikan
dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan
mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi
dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar
limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari
negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya
tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada
beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang
daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan,
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
buruk. Cirikhas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk
dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat
koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri
mengatasi organisme yang menyerang. Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang
terinfeksi. Namun kekebalan tubuh tidak mampu bekerja baik pada setiap usia. Sistem kekebalan
tubuh lemah pada saat kelahiran dan perlahan-lahan menjadi semakin baik menjelang usia 10
tahun. Hingga usia pubertas seorang anak kurang mampu mencegah penyebaran melalui darah,
Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif Pekerjaan kesehatan yang merawat
Pasien TB. Pasien-pasien dengan dahak yang positif pada hapusan langsung (TB tampak di
bawah mikroskop) jauh lebih menular, karena mereka memproduksi lebih banyak
TB dibandingkan dengan mereka yang hanya positif positif pada pembiakan. Makin dekat
seseorang berada dengan pasien, makin banyak dosis TB yang mungkin akan dihirupnya.
Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk mengurangi daya tahan
terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat penting pada masyarakat miskin, baik pada orang dewasa
maupun pada anak. Kompleks kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan TB berkembang
menjadi penyakit. Namun anak dengan status gizi yang baik tampaknya mampu mencegah
sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis maka yang bersangkutan akan menjadi sakit
parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka
meningkat pula.
D. Gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang -
kejang.
E. Diagnosis TBC
Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Diagnosis TB paru pada orang dewasa
dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila
hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen
dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka
penderita diidagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak mendukung
Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol
atau Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap
mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS : Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai
penderita TB BTA positif. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada,
a. Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen positif.
b. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.UPK yang tidak memiliki
Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau tigahari,pada lengan anda
apakah ada reaksi. Bila reaksinya “positif”, ini berartianda mungkin sudah terinfeksi TBC.
Kadang kala, bila seseorangsudah terinfeksi kuman HIV dan TBC, bisa saja terjadi
reaksi“negatif”dalam tes kulit TBC. Hal ini disebabkan sistim kekebalan tubuhandatidak
terinfeksi TBC ataupenyakit TBC.dan mungkin perlu tes medis atau perawatan.
Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak kecil yangbelum diimunisasi
dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin), karena kurangnya gizi dan karena lingkungan
1. Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu (adanya grafik kenaikan berat
2. Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3 bulan.
3. Salah satu dari (1) atau (2) yang dijelaskan di atas disertai dengan menggigil atau batuk yang
4. Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa penyebab yang jelas.
5. Salah satu diantara (1), (2), (3) serta tanda adanya cairan – pekak, pada salah satu sisi
dada.
6. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan setelah
10. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau bahkan iga atau tulang atau
11. Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak nyeri, terkadang dengan
beberapa kelenjar getah bening kecil didekatnya dan terkadang melekat tak teratur
Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC yang tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya. TBC membunuh lebih banyak kaum muda dan wanita dibandingkan penyakit
menular lainnya. Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun.
Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari. Setiap detik, ada 1 orang yang
meninggal akibat tertular TBC. Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC. Setiap tahun. 1
% dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC. Sepertiga dari jumlah
penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC (walaupun) belum terjangkit
oleh penyakitnya.
Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit kepada sekitar 10/15 orang
dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang
yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara. Kuman TBC biasanya
menyerang paru-paru.
H. Pencegahan TBC
1. Tujuan Pencegahan
a. Menyembuhkan penderita
2. P e n c e g a h a n T B C
a. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu, merasa sakit
di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah segera dibawa
d. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.
e. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG. Karena
I. Pemberantasan
2. Pemberantasan Penyakit TBC
b. Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan factor kesehatan lingkungan dengan
menambah ventilator sebagai pengganti udara, genteng kaca supaya sinar matahari dapat masuk,
J. Pengobatan
1. Jenis obat
a. Isoniasid
b. Rifampicin
c. Pirasinamid
d. Streptomicin
Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan
dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis
tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan
a. Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minumobat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minumobat) tiga kali seminggu selama 4 – 5
bulan.
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obatTB bervariasi mulai dari
ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang
diakibatkan oleh rifampisin. Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan,
mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan
hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus
segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam
K. Kasus TBC
Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan memeriksa dahak seseorang yang
di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak di lakukan secara SPS (Sewaktu saat kontak pertama,
Pagi hari ke 2 dan Sewaktu juga saat hari ke2) dibawah pemeriksaan mikroskopis. Hasil
pemeriksaan mikroskopis ini sangat dijaga kualitas dengan melakukan cros cek/ uji silang lagi
Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan tersangka penderita yang
kepada masyarakat. Bila ditemukan penderita tuberculosis paru dengan sputum dahat BTA
+,maka semua orang yang kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada gejala-
Pengobatan Penderita TBC adalah dengan kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah
cukup dan dosis yang tepat selama 6 – 8 bulan. Pengobatan penderita TBC terdiri atas 3 fase,
yaitu:
Saat ini di Provinsi Kalimantan Selatan sudah menggunakan OAT FDC. Kemasan Obat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasu TBC pada NYS adalah lingkungan yang
lembab, kurangnya ventilasi dan sinar matahari, Kemudian perilaku adalah tidak ada tempat
khusus untuk dahak dan kalau batuk tidak menutup mulut. Penyakit campak disebabkan oleh
virus morbilli. Tanda khasnya berupa Koplik spot di selaput lendir pipi, dan rash kulit yang
muncul pada hari ke 14 setelah terpapar virus campak. Imunisasi campak efektif untuk memberi
kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup.
Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika
sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-
1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi
campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella). Imunisasi
campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada lengan atas.
Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.
B. Saran
1. Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan rumah/lantai).
2. Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan pembuangan dahak tidak
sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Ai Yeyeh Rukiyah,Lia Yulianti, 2010, Asuhan Kebidanan 4 (Patologi), CV. Trans Info Media
Jakarta .
3. Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi, Pustaka Rihama, Yogyakarta.
4. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 201