(TBC)
Disusun sebagai salah satu syarat memenuhi tugas Mata Kuliah Patofisiologi
Koordinator :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Wa Hariyati
FAKULTAS KESEHATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen Mata Kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami mengharapkan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyakit TBC.................................................................................... 3
2.2 Perkembangan Penyakit TBC.............................................................................. 4
2.3 Penyebaran Penyakit TBC.................................................................................... 5
2.4 Gejaladan penyebab Penyakit TBC.................................................................... 5
2.5 Penularan Penyakit TBC...................................................................................... 6
2.6 Pengobatan Penyakit TBC................................................................................... 7
2.7 Pencegahan Penyakit TBC................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC, umumnya dikenal sebagai TB, adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar
melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ dalam tubuh Anda. Hal ini paling
sering ditemukan di paru-paru. Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah
mengembangkan gejala karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif di dalam tubuh.
Tetapi jika sistem kekebalan tubuh melemah, seperti pada orang dengan HIV atau orang
dewasa lanjut usia, bakteri TB dapat menjadi aktif. Dalam keadaan aktif mereka, bakteri TB
menyebabkan kematian jaringan di organ mereka menginfeksi. Penyakit TB aktif dapat
berakibat fatal jika tidak diobati.
Karena bakteri yang menyebabkan tuberkulosis yang ditularkan melalui udara, penyakit
ini bisa menular. Infeksi yang paling mungkin terjadi jika Anda terkena seseorang dengan TB
pada sehari-hari, misalnya dengan tinggal atau bekerja dalam jarak dekat dengan seseorang
yang memiliki penyakit aktif. Bahkan kemudian, karena bakteri umumnya tinggal laten (tidak
aktif) setelah mereka menyerang tubuh, hanya sejumlah kecil orang yang terinfeksi TB akan
pernah memiliki penyakit aktif. Sisanya akan memiliki apa yang disebut infeksi TB laten,
mereka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan tidak akan dapat menyebarkan penyakit
kepada orang lain, kecuali penyakit mereka menjadi aktif. Karena ini infeksi laten pada
akhirnya dapat menjadi aktif, bahkan orang-orang tanpa gejala harus menerima perawatan
medis. Obat dapat membantu menyingkirkan bakteri tidak aktif sebelum mereka menjadi
aktif.
Tuberkulosis telah hadir pada manusia sejak jaman dahulu. Deteksi jelas awal
Mycobacterium tuberculosis adalah sisa-sisa bison tanggal 17.000 tahun sebelum sekarang ini.
Namun., Apakah berasal TBC pada sapi dan kemudian ditransfer ke manusia, atau
menyimpang dari satu nenek moyang, saat ini tidak jelas. Menunjukkan sisa-sisa kerangka
manusia prasejarah (4000 SM) telah TB, dan pembusukan TBC telah ditemukan di punggung
mumi Mesir 3000-2400 SM penyakit paru-paru adalah istilah Yunani untuk konsumsi;. sekitar
460 SM, Hippocrates diidentifikasi penyakit paru-paru sebagai penyakit yang paling luas kali
melibatkan batuk darah dan demam, yang hampir selalu fatal. Studi genetik menunjukkan
bahwa TB hadir di The Amerika dari sekitar tahun 100 Masehi.
Meskipun didirikan bahwa bentuk paru dikaitkan dengan “tuberkel ‘oleh Dr Richard
Morton tahun 1689, karena berbagai gejalanya, TB tidak diidentifikasi sebagai penyakit
tunggal hingga 1820-an dan tidak bernama ‘TBC’ sampai 1839 oleh Schönlein JL. Selama
tahun 1838-1845, Dr John Croghan, pemilik Mammoth Cave, membawa jumlah penderita
tuberkulosis ke dalam gua dengan harapan penyembuhan penyakit dengan suhu konstan dan
kemurnian udara gua: mereka meninggal dalam setahun Yang sanatorium TB pertama kali
dibuka pada 1859 di Sokołowsko, Polandia oleh Hermann Brehmer..
Tuberkulosis disebabkan perhatian publik yang paling luas di abad ke-20 ke-19 dan
awal sebagai penyakit endemis masyarakat miskin perkotaan. Pada tahun 1815, satu dari
empat kematian di Inggris konsumsi; oleh 1918 satu dari enam kematian di Prancis masih
disebabkan oleh TB. Setelah berdirinya di tahun 1880-an bahwa penyakit ini menular, TB
adalah membuat penyakit dilaporkan di Inggris, ada kampanye untuk berhenti meludah di
tempat umum, dan kaum miskin terinfeksi “didorong” untuk masuk sanatorium yang mirip
penjara, sedangkan santoria untuk kelas menengah dan atas menawarkan perawatan yang
sangat baik dan perhatian medis konstan. Apapun manfaat yang diklaim sebagai udara segar
dan tenaga kerja di sanatorium, bahkan di bawah kondisi terbaik, 50% dari mereka yang
memasuki mati dalam lima tahun (1916).
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1). GejalaSistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam.
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2). Gejala Khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.
Penyebab penyakit TBC yaitu Microbacterium Tuberkulosis. Microbacterium
Tuberkulosis adalah bakteri yang berbebentuk batang dan juga tahan terhadap asam.
2.5 Penularan Penyakit Tuberkulosis
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-
lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat
Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
1. Etambutol
2. Isoniasid
3. Rifampisin
4. Pyrazinamid
5. Streptomisin
6. Sikloserin
Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat ini diberikan
selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat badan/hari melalui oral.
Kombinasi antar INH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama 6 bulan.
Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-TB untuk mengurangi respons
peradangan, misalnya pada meningitis.
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis tipe humanus. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri
ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Gejala umum
dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan pada
malam hari disertai keringat. 2) Penurunan nafsu makan dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih
dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah. Gejala khusus
dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. 2) Kalau ada cairan dirongga pleura dapat disertai
dengan keluhan sakit dada. 3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan disebut sebagai meningitis
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pencegahan penyakit
TBC dengan cara melakukan imunisasi BCG sebanyak 1 kali ketika bayi berumur 2 bulan, perhatikan
kebersihan rumah, jangan dibiasakan meludah di sembarang tempat, segera periksa ke Puskesmas jika
ditemukan tanda-tanda TBC. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk
dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Pengobatan penyakit tbc yaitu dengan cara mengkonsumsi obat
antimikobakteri, seperti : Etambutol, Isoniasid, Rifampisin, Pyrazinamid, Streptomisin dan Sikloserin.
Pengobatan ini dilakukan selama 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit tbc dapat
disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan) Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Smeltzer and
Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC