Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SISTEM RESPIRASI

“TUBERCULOSIS (TBC)”

NAMA: NYOMAN AYU FITRI NOVIANI

NO: 31

KELAS: XI MIPA 3

SMA N 4 SINGARAJA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya sampaikan puja & puji syukur terhadap Tuhan Yang
Maha Esa karena telah melancarkan proses pembuatan makalah ini yang berjudul
“Sistem Respirasi/Penyakit Tuberculosis”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembangunan dunia pendidikan

Singaraja, Januari 2022

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATAPENGANTAR…………………………………………………………...i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………4

1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………4

1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………5

1.3 TUJUAN …………………………………………………………….5

1.4 MANFAAT …………………………………………………………5

BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………….………..6

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………….8

3.1 DEVINISI ……………………………………………………………8

3.2 GEJALA ……………………………………………………………..9

3.3 PENYEBAB …………………………………………………………9

3.4 PENCEGAHAN ……………………………………………………10

3.5 PENGOBATAN …………………………………………………….10

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………11

4.1 KESIMPULAN ……………………………………………………11

4.2 SARAN ……………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………13


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Respirasi adalah proses oksidasi untuk menghasilkan energi, dengan memecah


molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana. Respirasi adalah
proses biokimia, di mana sel-sel organisme memperoleh energi dengan
menggabungkan oksigen dan glukosa. Kemudian menghasilkan pelepasan
karbon dioksida, air, dan ATP (Adenosine Tripospat).
Sistem respirasi manusia tidak terhindarkan oleh gangguan yang disebabkan
oleh virus maupun bakteri. Gangguan sistem pernapasan pada manusia dapat
terjadi pada saluran napas ataupun pada paru-paru sebagai organ utama
pernapasan. Paru-paru merupakan organ respirasi yang berhubungan dengan
sistem pernapasan dan sirkulasi (peredaran darah), fungsinya adalah menukar
pksogen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.

Terganggunya organ dalam sistem respirasi tentu akan mempengaruhi proses


sirkulasi dan respirasi pada manusia. Tuberculosis yang juga dikenal dengan
singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah
kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini disebabkan oleh
basil dari bakteri mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis sendiri dapat
menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang tersering dan paling umum
adalah infeksi tuberculosis pada paru-paru. Walaupun biasanya menyerang
paru-paru, tetapi penyakit ini dapat memberi dampak juga pada tubuh lainnya,
seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya.
Penularan TBC terjadi ketika seseorang menghirup udara yang telah
terkontaminasi mycobacterium tuberculosis. Setelah masuk ke dalam tubuh,
bakteri akan mulai menginfeksi paru-paru, tepatnya dibagian alveoli, yaitu
kantong udara yang menjadi tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok


masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah definisi dari penyakit tuberkulosis (TBC)?


2. Apa sajakah gejala dari penyakit TBC?
3. Apa penyebab dari penyakit TBC?
4. Apa cara pencegahan penyakit TBC?
5. Bagaimanakah cara pengobatan penyakit TBC tersebut?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit TBC


2. Untuk mengetahui gejala dari penyakit TBC
3. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit TBC
4. Untuk mengetaui cara mencegah penyakit TBC
5. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit TBC.

1.4 MANFAAT

1. Manfaat secara teoritis adalah agar makalah ini bisa menjadi sumber
referensi bagi penyusun makalah yang lain tekait dengan kesehatan.
2. Manfaat secara praktis adalah setelah membaca makalah ini pembaca bisa
menerapkan ilmu yang ada pada makalah ini dalam kehidupan sehari-hari
agar kita tetap sehat.
BAB II
KAJIAN TEORI

Tuberkulosis (tuberculosis disingkat TBC) atau TB (singkatan daru


Tubercle Bacillus) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam
banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh bebagai
strain mikobakteria, umumnya mycobacterium tuberculosis ( disingkat
MTB atau MTBC). Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun
juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar
melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau
menyebakan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya
bersifat asimsomatik dan laten. Namun hanya satu dai sepuluh kasus laten
yang berkembang menjadi aktif. Bila tuberkulosis tidak diobati maka lebih
dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.

Tuberkulosis dapat menginfeksi bagian tubuh mana saja, tapi paling sering
menginfeksi paru-paru (dikenal sebagai Tuberkulosis paru). Bila
Tuberkulosis berkembang di luar paru-paru, maka disebut TB ekstra paru.
TB ekstra paru juga bisa timbul bersamaan dengan TB paru. Bila infeksi
Tuberkulosis yang timbul menjadi aktif, sekitar 90%-nya selalu
melibatkan paru-paru. Gejala-gejalanya antara lain berupa nyeri dada dan
batuk berdahak yang berkepanjangan. Sekitar 25% penderita tidak
menunjukkan gejala apapun (yang demikian disebut "asimptomatik").

Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara,


menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis aerosol
infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5 µm. Bersin dapat melepaskan
partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis. Tiap titis bisa menularkan penyakit
Tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat rendah. (Seseorang
yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung terinfeksi).
Seseorang dengan Tuberkulosis aktif dan tidak mendapatkan perawatan
dapat menginfeksi 10-15 (atau lebih) orang lain setiap tahun. Biasanya,
hanya mereka yang menderita TB aktif yang dapat menularkan penyakit
ini. Orang-orang dengan infeksi laten diyakini tidak menularkan
penyakitnya Kemungkinan penyakit ini menular dari satu orang ke orang
lain.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh


mycobacterium, yang bekembang biak dalam tubuh dimana tedapat
banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar
melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama
menyerang paru-paru. Bakteri TB membunuh dari ogan yang terinfeksi
dan menciptakan kondisi yang mengancam nyawa jika terapi tidak
dilakukan.
Ada dua tipe atau tingkatan dari tuberkulosis yaitu:

1. Infeksi TB (TB laten)

Seseorang dapat memiliki bakteri TB dalam tubuhnya dan tidak pernah


mengalami gejala. Pada kebanyakan orang, sistem kekebalan dapat
menahan bakteri sehingga mereka tidak mereplikasi dan menyebabkan
penyakit. Dalam hal ini, seseorang akan mengalami infeksi TB tetapi
bukan penyakit aktif. Ini disebut sebagai TB laten. Seseorang mungkin
tidak pernah mengalami gejala dan tidak menyadari bahwa mereka
memiliki infeksi. Juga tidak ada risiko menularkan infeksi laten
kepada orang lain. Namun, orang dengan TB laten tetap membutuhkan
terapi.

2. Infeksi TBC (TBC aktif)

TBC aktif adalah kondisi ketika seseorang sudah menderita penyakit


TBC. Pada tahap ini, bakteri TBC dalam tubuh telah aktif sehingga
penderitanya mengalami gejala-gejala penyakit tuberkulosis. Penderita
TBC aktif inilah yang bisa menularkan penyakit TBC pada orang lain.

3.2 Gejala Tuberkulosis

Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru dengan gejala utama batuk


berdahak yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Batuk yang terjadi juga
kadang mengeluarkan dahak berwarna, seperti karat atau batuk darah.
Pengidap TB juga biasanya akan kehilangan nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan yang disertai dengan demam, keringat malam hari,
dan kelelahan. Jika infeksi tuberkulosis pada paru telah menyebabkan
kerusakan pada paru, akan timbul gejala sesak napas.
Beberapa pengidap tuberkulosis juga mengalami kondisi nyeri tulang.
Kondisi ini menandakan bahwa bakteri telah menyerang bagian tulang.
Untuk itu, perlu segera dilakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat
agar kondisi ini dapat segera ditangani dengan tepat.

3.3 Penyebab Tuberkulosis

Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui


semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB
adalah Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi
melalui orang yang telah mengidap TBC. Kemudian, batuk atau bersin
menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang
sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit tuberkulosis.

Beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi tetular TBC:

 Orang yang sistem kebebalan tubuhnya menurun. Contohnya, pengidap


diabetes, orang yang menjalani rangkaian kemoterapi, atau pengidap
HIV/AIDS.

 Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.

 Pecandu narkoba.

 Para perokok.

 Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.

3.4 Cara Mencegah Penyakit Tuberkulosis

Langkah utama yang bisa dilakukan untuk mencegah TB adalah dengan


menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin
ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi
berusia tiga bulan. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja,
ataupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi.
Namun, harap diingat bahwa efektivitas vaksin ini akan berkurang pada
orang dewasa.

3.5 Cara Pengobatan

Pengobatan TBC adalah dengan mengonsumsi obat sesuai dosis dan


anjuran dari dokter. TBC dapat sembuh dengan menjalani pengobatan
kombinasi antibiotik yang terdiri dari dua fase selama 6-9 bulan. Salah
satu antiobitik yang dapat dikonsumsi dalam masa pengobatan TBC
adalah Pyrazinamide 500 mg – 100 tablet – Pengobatan dan Pencegahan
Tuberkulosis (Rp 50.000). Evaluasi pengobatan TBC terdiri dari beberapa
tahap, yaitu evaluasi klinik, evaluasi bakteriologi, radiologi, efek samping
obat, dan evaluasi keteraturan berobat. Namun pengobatan TBC
memerlukan kepatuhan dari pasien itu sendiri untuk minum obat secara
teratur. Karena jika pasien TBC tidak patuh untuk meminum obat,
penyakit ini dapat berubah menjadi Tuberkulosis Multi Drug Resistant
(TB-MDR) yang kebal obat.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis . Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi
penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sebanyak 1,5 juta orang
meninggal karena TB (1,1 juta HIV negatif dan 0,4 juta HIV positif)
dengan rincian 89.000 laki-laki, 480.000 wanita dan 140.000 anak-anak.
Pada tahun 2015, jumlah penemuan kasus TB adalah 330.910 kasus.
Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2014, yaitu sebanyak 324.539 kasus.
Kasus paling banyak dilaporkan di provinsi dengan jumlah penduduk
besar, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah (38% dari total
kasus di Indonesia).

4.1.2Gejala umum penyakit TB atau dikenal juga dengan TB meliputi


demam, pada malam hari, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat
badan, dan kelelahan. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan terapi
standar, sekalipun pada penderita dengan HIV. Tuberkulosis tidak
tertangani sering berdampak fatal, khususnya pada penderita infeksi HIV.

4.1.3Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara


melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama
bakteri TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran penyakit ini
dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap TBC. Kemudian, batuk
atau bersin menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup
oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit
tuberkulosis.
4.1.4Kegiatan penemuan penderita terdiri dari penjaringan suspek,
diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit, dan tipe penderita. Penemuan
penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program
penanggulangan TB. Penemuan dan penyembuhan penderita TB yang
menular, secara bermakna akan dapat menurunkan dan kematian akibat
TB, penularan TB di masyarakat dan sekaligus merupakan pencegahan
penularan TB yang paling efektif di masyarakat. Menemukan dan
menyembuhkan penderita merupakan cara terbaik dalam upaya
pencegahan penularan TB.

4.1.5Saat ini, penyakit TB aktif diobati dengan terapi kombinasi yang


terdiri atas tiga atau lebih obat (biasanya empat). Lama terapi TB kasus
baru adalah enam bulan, yang terdiri dari dua bulan oertama fase intensif,
dilanjutkan empat bulan fase lanjutan untuk memusnahkan sisa bakteri
yang telah masuk ke dalam kondisi dorman. Tujuan awal dari terapi
kombinasi tersebut adalah untuk mewujudkan resistensi terhadap
streptomisin setelah obat tersebut diperkenalkan pertama kali.

4.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan


makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan
kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/paru-paru

https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis

https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/penyebab-tbc/

https://www.docdoc.com/id/info/condition/tuberkulosis

https://lifepack.id/pelajari-gejala-tbc-dan-cara-pengobatannya/

Anda mungkin juga menyukai