Anda di halaman 1dari 15

PATOLOGI KLINIK

TB PARU
DOSEN : dr. Dicky Yuswadi Wiratma., M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


1. JHON MANRIUS LAIA (200205074)
2. JOEL EXAUDI TAMPUBOLON (200205075)
3. JUNPRI MANULANG (200205076)
4. KHAIRUNNISA SAFITRI (200205077)
5. LISNAUTI SITORUS (200205078)
6. M. HABBIB RIZKI (200205079)
7. MARETTHA LIDWINA (200205080)

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmatnya sehingga tersusun lah
makalah ini dengan judul TB paru.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Patologi Klinik yang
diampu oleh bapak dr. Dicky Yuswadi Wiratma.,M.Kes.
Dalam penyusunan makalah ini tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan serta bantuan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua orang.

Medan, 20 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………. 1
1.2 TUJUAN…………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TUBERCULOSIS PARU …………………………….... 5
B. PENULARAN TUBERCULOSIS PARU ……………………………….. 5
C. GEJALA TUBERCULOSIS PARU ……………………………………... 5
D. PENYEBAB TUBERCULOSIS PARU …………………………………. 6
E. PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PARU …………………………….. 7
F. FAKTOR RESIKO TBC ………………………………………………… 7
G. PENGOBATAN TUBERCULOSIS PARU ……………………………... 8
H. PENGOBATAN HERBAL TB PARU …………………………………... 10
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………… 12
3.2 SARAN …………………………………………………………………….. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1. Defenisi
Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari Tuberkel yang berarti tonjolan kecil
dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri
dalam paru. TB paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan
granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. TB paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan TB aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Pengertian Tuberculosis adalah suatu penyakit yang menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB
menyerang paru, akan tetapi kuman TB juga dapat menyerang tubuh yang lainnya.
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(mycobacterium Tuberculosis) (Werdhani, 2011).
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui
dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008).
Bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang
ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut dengan BTA (bakteri tahan asam).
Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5
μm yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan
(Ginanjar, 2010).
2. Etiologi
Sumber penularan penyakit Tuberkulosis adalah penderita Tuberkulosis BTA positif
pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. Setelah kuman Tuberkulosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan,
kuman Tuberkulosis tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui
sistem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka
penderita tersebut dianggap tidakmenular. Seseorang terinfeksi Tuberkulosis ditentukan oleh
konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
3. Patofisiologi

 Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB Paru. Droplet yang
terhirup ukurannya sangat kecil, hingga dapat melewati mukosilier bronkus dan terus
berjalan sampai di alveolus dan menetap.

2
 Infeksi Pasca Primer (Post Primary TB PARU)
TB PARU pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau
status gizi buruk.

Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban.Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai
berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan
nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5
mikromilimeter.
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC)
terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Tuberkulosis adalah penyakit yang
dikendalikan oleh respon imunitas dengan melakukan reaksi inflamasi bakteri dipindahkan
melalui jalan nafas, basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar
cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri
namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh
makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala Pneumonia
akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau
berkembangbiak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar
getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit.
Reaksi ini membutuhkan waktu 10 – 20 hari.Nekrosis bagian sentral lesi memberikan
gambaran yang relatif padat dan seperti keju, isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian
ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan
granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon
yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang
akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel. Lesi primer paru-paru
dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi
primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis
adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan menimbulkan kavitas.
Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalam percabangan
trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di paru-paru, atau basil
dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus.

3
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit Tuberculosis paru
2. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dari penyakit Tuberculosis paru
3. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan dari penyakit Tuberculosis paru
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penularan dari penyakit Tuberculosis Paru
5. Untuk mengetahui pengobatan tb paru secara alami

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tuberculosis Paru


Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari Tuberkel yang berarti tonjolan kecil
dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri
dalam paru. TB paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan
granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. TB paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan TB aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Pengertian Tuberculosis adalah suatu penyakit yang menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB
menyerang paru, akan tetapi kuman TB juga dapat menyerang tubuh yang lainnya.
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(mycobacterium Tuberculosis) (Werdhani, 2011).
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui
dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008).
Bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang
ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut dengan BTA (bakteri tahan asam).
Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5
μm yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan
(Ginanjar, 2010)
B. Penularan Tuberculosisi Paru
- Pada waktu berbicara,meludah,batuk atau bersin penderita TBC akan
mengeluarkan kuman-kuman TBC akan menyebarkan kuman TBC yang ada
diparu- parunya ke udara dalam bentuk percikan dahak.
- Kuman TBC tersebut dapat terhirup orang disekitarnya dan menular pada orang-
orang yang secara tak sengaja menghirupnya.
- Setelah kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan,kuman
tersebut dapat menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lain.

C. Gejala Tuberculosis Paru


Gejala umum ditimbulkan oleh TBC di paru-paru antara lain:
 Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
 Batuk darah atau dahak (dahak)
 Sakit dada
 Mudah lelah dan lemah
 Demam
 Panas dingin
 Keringat malam
 Kehilangan nafsu makan

5
 Penurunan berat badan
Adapun Gejala Pada Orang Dewasa Dan Pada Anak Yaitu :
1. Gejala penyakit tbc pada orang dewasa
 Batuk terus menerus disertai dahak selama 3 minggu atau lebih
 Kadang-kadang dahak yang keluar bercampur dengan darah.
 Sesak nafas dengan rasa nyeri di dada
 Badan lemah, nafsu makan menurun,berat badan menurun
 Berkeringat malam hari walau tanpa aktifitas
 Demam meriang lebih dari sebulan

2. Gejala Penyakit Pada Anak


 Berat badan turun selama 3 bulan berturut turut tanpa sebab yang jelas
 Tidak ada nafsu makan
 Demam lama dan berulang
 Muncul benjolan didaerah leher, ketiak dan lipat paha
 Batuk lama lebih dari 30 hari dan nyeri dada
 Diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
Sementara, apabila TBC sudah menyebar ke organ lain dapat menyebabkan:
 Darah dalam urin dan kehilangan fungsi ginjal, jika TB mempengaruhi ginjal
 Sakit punggung dan kekakuan, kejang otot, dan ketidakteraturan tulang belakang jika
TB mempengaruhi tulang belakang
 mual dan muntah
 Kebingungan
 Kehilangan kesadaran, jika TBC menyebar ke otak

D. Penyebab Tuberculosis Paru


Penyebab utama tuberkulosis adalah bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis.
Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang Anda tertular bakteri
penyebab penyakit TBC meliputi:
 Menderita diabetes, penyakit ginjal stadium akhir, atau kanker tertentu
 Malnutrisi
 Perokok dan konsumsi alkohol untuk jangka waktu yang lama
 Diagnosis HIV atau memiliki situasi lain yang membahayakan sistem kekebalan
 Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan juga dapat membuat orang berisiko
terkena penyakit TB aktif, termasuk obat-obatan yang membantu mencegah
penolakan transplantasi organ.
 Bepergian ke daerah dengan tingkat TB yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko
tertular infeksi bakteri.

6
E. Pencegahan Tuberculosis Paru
Pencegahan utama agar tidak terjangkit tuberculosis (TB) adalah menjaga pola hidup,
makan cukup, tidur cukup dan berhenti merokok. Jika Anda sudah terinfeksi, selain menjalani
pengobatan, sebaiknya melakukan cara pencegahan TBC terbaik agar tidak terjadi
penyebaran bakteri tersebut dari orang yang sakit ke orang sehat.
Apabila Anda memiliki anak, jangan sampai melewatkan vaksin BCG atau Bacillus
Calmette–Guérin untuk mencegah TBC. Selain untuk bayi dan anak-anak, vaksin ini juga
bisa diberikan pada orang dewasa berusia 16–35 tahun, terutama untuk mereka yang berisiko
tinggi terpapar TB di tempat kerja.
TBC dapat dicegah dengan memutus rantai penularan yaitu dengan mengobati penderita
TBC sampai benar-benar sembuh serta dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat
TBC dapat disembuhkan dengan minum semua obat yang diberikan secara Teratur,
sampai dinyatakan sembuh.

F. Faktor Resiko TBC


 Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai dengan peningkatan
umur.Pada wanita prevalensi TB mencapai max umur 40-50 tahun Sedangkan pria
prevalensi TB mencapai umur 60 tahun Di Indonesia diperkirakan 75% penderita
TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.

 Faktor Jenis Kelamin


Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat
dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki
dan 28,9 % pada wanita.

 Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah
terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan.

 Faktor Kebiasaan Merokok merokok


Meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak 2,2 kali.

 Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari,diperlukan luas jendela kaca
minimum 20% luas lantai.Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen di dalam rumah.

 Kondisi rumah
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu,
sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya kuman
Mycrobacterium tuberculosis.

7
 Kelembaban udara
Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.

 Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai
resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang
status gizinya cukup atau lebih.

G. Pengobatan Tuberculosis Paru


Pengobatan tuberkulosis (TBC) adalah dengan patuh minum obat selama jangka
waktu yang dianjurkan oleh dokter. Jika pasien berhenti minum obat sebelum waktu yang
disarankan, bakteri TBC berpotensi kebal terhadap obat yang biasa diberikan. Akibatnya,
TBC menjadi lebih berbahaya dan akan lebih sulit diobati.
Obat yang diminum merupakan kombinasi dari dua atau empat obat berikut :
 Isoniazid
Isoniazid adalah obat antibiotik untuk mengobati tuberkulosis (TBC).
Isoniazid bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri
Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC. Obat ini merupakan bagian dari terapi
TBC aktif tahap awal dan lanjutan. Selain mengobati TBC aktif, isoniazid juga
digunakan dalam pengobatan TBC laten, yaitu infeksi tuberkulosis tanpa gejala.
Merek dagang isoniazid : Cultube 3 FDC Paed, Erabutol Plus, Inadoxin Forte, Inha,
INH-CIBA, Inoxin, Isoniazid, Kapedoxin, Metham, Pehadoxin Forte, Pulna Forte, Pro
TB, Pyravit, Rifanh, Rifastar, Rimcure Paed, Suprazid Forte, dan TB Vit 6.
Berikut ini adalah pembagian dosis isoniazid berdasarkan kondisi dan usia pasien:
1. Kondisi: TBC aktif dan TB ekstra paru (tuberkulosis yang menyebar ke organ lain)
Dewasa: 5 mg/kgBB hingga maksimal 300 mg per hari, sebagai dosis tunggal atau
dosis terbagi. Bisa juga diberikan 10 mg/kgBB hingga maksimal 900 mg per hari,
dikonsumsi 3 kali seminggu.
Anak-anak : 10–15 mg/kgBB hingga maksimal 300 mg per hari, sebagai dosis tunggal
atau dosis terbagi.

2. Kondisi: TB laten
Dewasa : 300 mg per hari sebagai dosis tunggal, dikonsumsi selama 6 bulan. Dosis
alternatif 5 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, atau 15 mg/kgBB hingga 900 mg
sebanyak 2 kali seminggu. Lama pengobatan 6–9 bulan.
Anak-anak : 10 mg/kgBB hingga 300 mg per hari sebagai dosis tunggal, atau 20–40
mg/kgBB hingga 900 mg sebanyak 2 kali seminggu. Lama pengobatan 6–9 bulan.

8
 Rifampicin
Berikut adalah dosis umum penggunaan rifampicin untuk beberapa kondisi
Dewasa: 8–12 mg/kgBB, 1 kali sehari. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat
badan <50 kg adalah 450 mg per hari, sedangkan untuk pasien dengan berat badan
≥50 kg adalah 600 mg per hari.
Anak-anak: 10–20 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 600 mg per hari.
Merek dagang Rifampicin : Corifam 450, Curtube 3 FDC Paed, Merimac 450, Pro TB
2 Kid, Pro TB 4, RIF 450, Rifabiotic, Rifanh, Rifastar, Rimactane, Rimactazid,
Rifampicin, Rifampicin 150 mg/Isoniazid 150 mg, Rifamtibi, Rimcure Paed, TB RIF

 Pyrazinamide.
Berikut ini adalah pembagian dosis pyrazinamide berdasarkan usia dan berat badan
pasien:
Dewasa dengan berat badan <33 kg: 750 mg per hari
Dewasa dengan berat badan 33–50 kg: 500 mg
Dewasa dengan berat badan >50–70 kg: 2.000 mg
Dewasa dengan berat badan >70 kg: 2.000 mg
Anak-anak: 35 mg/kgBB per hari.
Penggunaan pyrazinamide pada pengobatan tuberkulosis umumnya membutuhkan
waktu minimal 2 bulan. Sementara untuk tuberkulosis resisten obat, dibutuhkan waktu
setidaknya 4 bulan.
Merek dagang pyrazinamide: Cultube 3 FDC Paed, Propulmo, Pro TB 3 Kid, Pyratibi,
Rifampicin 75 mg/Isoniazid 50 mh/Pyrazinamid 150 mg, Rifampicin 150
mg/Isoniazid 75 mg/Pyrazinamide 400 mg/Ethambutol 275 mg, Pyrazinamide,
Rifastar, Sanazet, Siramid, Siramid 500, TB Zet

 Ethambutol
Ethambutol yang digunakan untuk pengobatan dan pencegahan tuberkulosis akan
dikombinasikan dengan antituberkulosis lain, misalnya isoniazid, pyrazinamide, atau
rifampicin. Kombinasi obat ini dapat diberikan dalam bentuk terpisah per obatnya
atau dicampur.
Untuk ethambutol sendiri, dosis umum yang biasa diberikan adalah:
Dewasa : 15 mg/kg berat badan (BB) 1 kali sehari, setiap hari selama 2 bulan. Dosis
alternatif: 30 mg/kgBB, 3 kali per minggu selama 2 bulan.

9
Anak-anak : 20 mg/kgBB 1 kali sehari, setiap hari selama 2 bulan. Dosis untuk
pencegahan tuberkulosis adalah 15-25 mg/kgBB 1 kali sehari, dikombinasikan dengan
levofloxacin, selama 6 bulan.
Merek Dagang : Santibi, Tibitol, Lilung, Arsitam, Kalbutol, Rizatol, Tibigon,
Bacbutol
Obat tersebut harus diminum secara rutin selama 6–9 bulan. Sama seperti obat-obat lain, obat
TBC juga memiliki efek samping, antara lain:
 Warna urine menjadi kemerahan
 Penurunan efektivitas pil KB, KB suntik, atau susuk
 Gangguan penglihatan
 Gangguan saraf
 Gangguan fungsi hati
Untuk menghindari efek samping di atas, dokter akan menyesuaikan jenis dan dosis obat
dengan organ yang terinfeksi. Dokter juga akan menyesuaikan pemberian obat dengan usia
dan kondisi pasien, terutama pasien anak dan ibu hamil.
Pada penderita yang sudah kebal dengan kombinasi obat di atas, dokter akan memberikan
kombinasi obat yang lebih banyak dan lebih lama. Lama pengobatan dapat mencapai 20–30
bulan.
Oleh karena itu, kepatuhan pasien dalam pengobatan sangat diperlukan. Hal ini untuk
menghindari risiko gagal pengobatan, jangka pengobatan lebih lama, atau kebal obat.
Selama masa pengobatan, pasien juga harus menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau
keberhasilan pengobatan.

H. Pengobatan Herbal Tb Paru


1. Jahe
Jahe, atau Zingiber officinale, adalah tanaman yang cukup lazim digunakan sebagai
obat tradisional, termasuk obat herbal untuk mengatasi gejala TBC.Sama seperti
kunyit, obat alami ini juga mengandung zat-zat yang baik sebagai bahan
antiinflamasi, khususnya untuk pengidap TBC. Menurut sebuah penelitian yang
terdapat di Pain Medicine oleh Oxford University, kandungan yang terdapat di jahe
membatasi produksi sitokin dan aktivitas enzim siklooksigenase, yang memicu
terjadinya inflamasi.Untuk Anda yang menderita TBC, Anda dapat mengonsumsi obat
herbal ini dalam bentuk yang dikeringkan, atau suplemen dalam bentuk tablet dan
kapsul.

2. Bawang Putih
Bawang Putih Meskipun memiliki bau yang cukup tajam jika dikonsumsi secara
mentah, bawang putih adalah salah satu bahan alami untuk meredakan gejala
Tuberkulosis. Bawang putih mengandung asam sulfat yang membantu melawan

10
bakteri Tuberkulosis. Hal ini karena bawang putih memiliki sifat antimikroba dan juga
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

3. Lada Hitam
Lada hitam juga dapat membantu meredakan peradangan dan dapat membersihkan
paru-paru. Mengonsumsi lada hitam juga membantu mengurangi bersin dan batuk,
dan juga rasa sakit.

Cara mengolah :
Hanya perlu menggoreng 8-10 potongan lada hitam dalam mentega dan membuat
pasta yang halus. Ambil setengah sendok teh pasta ini setiap beberapa jam dan tunggu
perbaikan kondisi Anda. Ini adalah salah satu cara alami terbaik untuk membunuh
bakteri TBC

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari Tuberkel yang berarti tonjolan kecil
dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri
dalam paru. TB paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan
granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. TB paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan TB aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Gejala Tuberculosis ditandai dengan batuk darah, sakit dada, demam, batuk yang
berlangsung selama 3 minggu, panas dingin, keringat malam, kehilangan nafsu makan.
Pengobatan Tuberculosis dilakukan dengan pemberian obat-obat yang diberikan
secara rutin 6-12 bulan.

3.2 Saran
Kepada penderita TB paru sebaiknya menjaga kebersihan, mengonsumsi obat secara rutin.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12368231/Makalah_Tuberkulosis_Paru
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/tuberkulosis
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tuberkulosis-atau-tb-adalah
https://desakarangwuni.gunungkidulkab.go.id/assets/files/dokumen/PENYULUHAN
%20TBC%204%20JUNI%202016
https://aido.id/health-articles/ethambutol/detail
https://www.alodokter.com/pyrazinamide
https://www.alodokter.com/rifampicin
https://www.klikdokter.com/obat/obat-antibiotik/isoniazid
https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/obat-herbal-tbc/

13

Anda mungkin juga menyukai