TBC (Tuberkulosis)
Disusun Oleh :
Kelompok 4
A. Definisi
lainnya. Kuman tersebut berbentuk batang yang mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu, disebut juga sebagai Basil
Tahan Asam (BTA) dan cepat mati jika terpapar sinar matahari langsung namun
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab (Muttaqin,
2012).
B. Etiologi
berukuran dengan panjang 1-4 mm dan dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar
mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan dengan zat kimia dan factor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yaitu menyukai daerah yang banyak
oksigen. Oleh karena itu, M. tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-
paru yang dimana terdapat kandungan oksigen yang tinggi. Daerah tersebut
Kuman ini tahan pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman pada saat itu
berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit dari
tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran nafas (droplet infection)
sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyerang
jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh
C. Patoisiologi
penyakit tuberculosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang
yang tertular (terinfeksi), misalnya berada di dalam ruangan tidur atau ruang
tuberculosis yang dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara sehingga kurang
lebih 1 - 2 jam tergantung ada atau tidaknya sinar matahari serta kualitas
ventilasi ruangan dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman
oleh orang lain yang sehat, maka droplet akan masuk ke system pernapasan dan
terdampar pada dinding system pernapasan. Droplet besar akan terdampar pada
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan droplet kecil akan masuk ke dalam
alveoli di lobus manapun, tidak ada predileksi lokasi terdamparnya droplet kecil.
penderita akan memberikan reaksi inflamasi. Setelah itu infeksi tersebut akan
atau tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrophage. Karena fungsi
dari macrofage adalah membunuh kuman atau basil apabila prosesini berhasil
dan macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya
akan meningkat. Apabila kekebalan tubuhnya menurun pada saat itu maka
bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama akan timbul
Gejala klinik Tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala
respiratorik dan gejala sistemik :
1) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan gejala ini banyak ditemukan.
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
2) Batuk darah
atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena
3) Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana
apabila terjadi kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal
4) Nyeri dada
ringan. Gejala nyeri dada ini timbul apabila system persarafan di pleura
terkena.
1) Demam
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi
dijumpai biasanya timbul pada sore hari dan malam hari mirip dengan
deman influenza, hilang timbul dan semakin lama semakin panjang
berat badan serta malaise (gejala malaise sering ditemukan berupa : tidak
nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, dll). Timbulnya gejala ini
tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang
E. Penatalaksanaan
Obat-obat primer
Obat-obatan ini paling efektif dan paling rendah toksisitasnya, tetapi dapat
menimbulkan resistensi dengan cepat bila digunakan sebagai obat tunggal.
Oleh karena itu, terapi ini selalu dilakukan dengan kombinasi dari 2-4
macam obat untuk kuman tuberculosis yang sensitif. Berikut obat anti
tuberculosis yang termasuk obat-obat primer adalah (Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), 2017) :
(1) Isoniazid
(2) Rifampisin
(3) Pirazinamid
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2022
Ruang/RS : Candi Selogriyo 4B/ RSUD Merah Putih Kabupaten
Magelang
a. Demografi
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kp. Mariuk RT 03 RW 01, Kel. Cidadap, Kec.
Simpenan, Kab. Sukabumi, Jawa Barat
b. Riwayat Kesehatan
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum: sedang
2. Kesadaran : CM (Compos Mentis)
GCS : E4 M6 V5
3. TTV
TD : 93/59 mmHg SPO2 : 94% dengan NK 5 lpm
N : 74 x/menit S : 38 ºC
RR : 24 x/menit
4. BB : 60 kg
TB : 162 cm
1) Kepala : simetris, tidak ada benjolan, rambut bersih
2) Mata : simetris, terdapat glukoma
3) Hidung : simetris, sedikit secret, tidak ada polip,
4) Telinga : simetris, tidak ada serumen
5) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada sianosis
6) Leher : tidak ada bekas luka dibagian leher, tidak ada
pembesaran limfe dan tyroid
7) Kulit : pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, turgor
kulit menurun
8) Dada dan mamae
Inspeksi : adanya tanda-tanda penarikan paru dan diafragma
Perkusi : suara ketok redup
Palpasi : fremitus suara meningkat
Auskultasi : mengi, wheezing dan/atau rokhi kering
9) Abdomen
Inspeksi : pergerakan dinding abdomen normal, tidak terdapat
benjolan
Perkusi : tidak terdapat pembesaran organ
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : tidak terdapat bising usus
10) Genetalia : klien tidak mengalami kelainan pada genitalia
11) Ekstremitas : terpasang infus, tidak terdapat edema, akral hangat
e. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
Nilai
Nama Test Flag Hasil Satuan
Rujukan
FAAL HATI
SGOTt / AST H 60 μL 0 – 35
SGPT / ALT 28 μL 4 – 36
FAAL GINJAL
Creatinine 0,87 mg/dL 0.7 – 1.3
Asam urat 3,6 mg/dL 3.4 – 7.0
Blood Urea Nit (BUN) L 7,76 mg/dL 10 – 20
Hematologi Rutin :
Eritrosit 4.95 10^6 / μL 4.2 – 6
Hemoglobin 16.5 g/Dl 13.5 – 18
Hematokrit 49.9 % 40 – 54
MCV H 100.6 fL 80 – 100
MCH 33.3 pg 26 – 34
MCHC 33.1 g/dL 32 – 36
Trombosit 270 10^3 / μL 150 – 450
Leukosit 12.07 10^3 / μL 3.6 – 10.6
Hitung Jenis Leukosit :
Neutrophil H 70.9 % 50 – 70
Limfosit L 20.1 % 25 – 40
Monosit H 8.3 % 2–8
Eosinophil L 0.4 % 2–4
Basophil 0.3 % 0–1
Limfosit Absolut 1.82 10^3μL 1.0 – 3.2
Glukosa
Glukosa Sewaktu 150 mg/dL 65 – 199
Imunologi
Rapid Test Antigen Covid- Negat Negative
19 ive
Elektrolit
Natrium 139.8 mmol/L 136 – 145
Kalium 3 mmol/L 3.5 – 5.0
Chloride 3.83 mmol/L 98 – 106
Calcium Ion 104.1 mmol/L 1.05 – 1.30
1.12
f. Program Terapi
1) Pemberian O2 NK 5 lpm
2) Pemberian terapi farmakologis :
Pemberian infus RL 500 cc 20 tpm
Pemberian infus NS 20 tpm
3) Pemberian obat
Sucralfate syr 3x15 ml
OAT 1x3 tablet diminum shubuh sebelum makan
Injeksi OMZ 1 vial/24 jam IV
Ineksi Metoclopramide 10 mg/8 jam IV
Injeksi Asam Tranexamat 500 mg/8 jam IV
g. Analisis Data
B. DIAGNOSA DATA
1. (D.0149) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas d.d
dispnea
P : Bersihan jalan napas tidak efektif
E : Spasme jalan napas
S : Dispnea
2. (D.0130) Hipertermia b.d proses infeksi d.d demam
P : Hipertermia
E : Proses infeksi
S : Demam
C. RENCANA KEPERAWATAN
D. CATATAN KEPERAWATAN
E. CATATAN PERKEMBANGAN
P: intervensi dihentikan