TUBERCULOSIS (TBC)
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “TUBERCULOSIS” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas pelajaran keperawatan medikal bedah. Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Dewi Damayanti.,M.Kep.,Sp.Kep.MB sebagai dosen
pengampu yang telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................18
3.2 Saran……………………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tubercolusis (TBC atau TB) Adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri hasil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari
sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis
dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan
masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun
1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap
tentang penyakit TBC .
Ruang lingkup terbatas pada pemeberian asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
medis TBC yang meliputi konsep penyakit, konsep asuhan keperawatan, dan diagnosa
keperawatan.
4
1.4 Tujun umum
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa TUBERCULOSIS
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil
dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri
dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan
granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Pengertian Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan karena
kuman TB yaitu Myobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB menyerang paru, akan
tetapi kuman TB juga dapat menyerang organ Tubuh yang lainnya. Tuberkulosis adalah
penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)
(Werdhani, 2011).
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui dahak (droplet) dari
penderita TBC kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008). Bakteri Mycobacterium
Tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping, kurus, dan tahan
akan asam atau sering disebut dengan BTA (bakteri tahan asam). Dapat berbentuk lurus
ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung
membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan (Ginanjar, 2010).
2. Etiologi
Sumber penularan penyakit Tuberkulosis adalah penderita Tuberkulosis BTA positif pada
waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandungkuman dapat bertahan di
udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.Setelah kuman Tuberkulosis masuk ke
dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman Tuberkulosis tersebut dapat menyebar
dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang
penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi
derajat positifhasil pemeriksaan dahak, makin menularpenderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
menular. Seseorang terinfeksi Tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam
udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
6
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada Tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit Tuberkulosis paru biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala
yang khas.Biasanya keluhan yang muncul adalah :
i. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
ii. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan
produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum)
iii. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru
v. Malaise ditemukan berupaanoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
berkeringat diwaktu malam hari.
4. Patofisiologi
Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium tuberculosis, suatu basil
tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa kemungkinan perkembangan
penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung dari bakteri tuberkulosis, infeksi
laten, atau infeksi aktif.
Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah, orang ini
dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara bebas. Droplets yang berisi
Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang lain akan masuk sampai di antara
terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu
2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup untuk
mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui reaksi terhadap tes
tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan pertahanan berupa sel-
sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini. Selanjutnya, kemampuan basil tahan
asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel makrofag paru menjadikan
organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim, nodus-nodus limfatikus lokal, trakea,
bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke luar jaringan paru (extrapulmonary TB).
Organ di luar jaringan paru yang dapat diinvasi oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya
adalah sum-sum tulang belakang, hepar, limpa, ginjal, tulang, dan otak. Penyebaran ini
biasanya melalui rute hematogen.
7
Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan pengobatan yang
lebih lama, hal ini biasanya sebagai konsekuensi terhadap ketidakpatuhan penderita terhadap
tatalaksana pengobatan TB, atau keterlambatan diagnosis.
1. Pengkajian
Asuhan Keperawatan TBC
1. Aktivitas/istirahat.
Gejala :
Kelelahan umum dan kelemahan.
Nafas pendek karena bekerja.
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan
atau berkeringat.
Mimpi buruk.
Tanda :
Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
2. Integritas Ego.
Gejala :
Adanya faktor stres lama.
Masalah keuanagan, rumah.
Perasaan tak berdaya/ tak ada harapan.
Populasi budaya.
Tanda:
Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.
3. Makanan / cairan.
Gejala :
Anorexia.
Tidak dapat mencerna makanan.
Penurunan BB.
Tanda:
Turgor kulit buruk..
Kehilangan lemak subkutan pada otot.
8
4. nyeri/kenyamanan
Pernapasan
Gejala :
Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :
Berhati-hati pada area yang sakit.
Perilaku distraksi, gelisah.
5. Pernapasan
Gejala :
Batuk produktif atau tidak produktif.
Nafas pendek.
Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda:
Peningkatan frekuensi nafas.
Pengembangan pernafasan tak simetris.
Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara
bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler
dan/atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru
selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels - posttusic).
Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur
darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik). Tak perhatian, mudah
terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
6. Keamanan.
Gejala :
Adanya kondisi penekana imun, contoh; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
Demam rendah atau sakit panas akut.
7. Interaksi sosial.
Gejala :
Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik
untuk melaksankan peran.
9
8. Penyuluhan/ pembelajaran.
Gejala :
Riwayat keluarga TB.
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk.
Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
Tidak berpartisipasi dalam therapy.
10
3. Perencanaan
Diagnosis keperawatan 1 :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi Keperawatan
Intervensi :
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret di sal. pernapasan.
11
Tahan napas selama 3-5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan
sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua, tahan dan
batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
Diagnosis Keperawatan 2 :
Tujuan :
12
Kriteria hasil:
Intervensi :
Diagnosis keperawatan 3 :
13
peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
Tujuan :
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).
14
4. Implementasi keperawatan
Dx 1 :
mungkin.
Mengajarkan pasien untuk tahan napas selama 3-5 detik kemudian secara
perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan
napas ke dua, tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk
pendek dan kuat.
Dx 2:
15
Melakukan pernapasan diafragma.
Dx 3:
16
Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain Dengan dokter:
pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
5. Evaluasi keperawatan
Dx: 1
S: Klien mengaku sudak tidak sesak dalam bernafas,dan bisa batuk dengan efektif
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Dx: 2
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Dx: 3
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan
lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap setelah membaca makalah ini kita
menjadi lebih mengetahui bagaimana atau tindakan apa saja yang harus kita berikan
kepada klien dengan penyakit TBC agar kembali pada keadaan semula dan kebutuhan
dasar manusianya terpenuhi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Jtptuminus-gdl-lisakurnia-6389-2-babii.pdf
19