Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUBERCULOSIS

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Menular

Dosen Pengampu : Taufik Kurrahman, S.K.M., M.Kes

Disusun oleh :

Effri Periady (19.21.008)

REGULER SORE SEMESTER 2

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSA

PANGKALPINANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan
kemudahan untuk menyelesaikan penyusunan Makalah Tuberculosis.

Dalam penulisan makalah ini, penulis  menyadari bahwa makalah ini


masih banyak mengandung kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
koreksi yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Namun dengan segala kekurangan dan kesalahan
yang ada, penulis tetap berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa, khususnya mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

Pangkalpinang, 03 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Klasifikasi.......................................................................................................3
2.3 Etiologi...........................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis...........................................................................................5
2.5 Komplikasi.....................................................................................................6
2.6 Pemeriksaan....................................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................................7
2.8 Patofisiologi....................................................................................................8
BAB 3....................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per
100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan
menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun
ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap
dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari tuberculosis?
2. Apa saja klasifikasi dari tuberculosis?
3. Apa saja etiologi dari tuberculosis?
4. Bagaiamana manifestasi dari tuberculosis?
5. Apa saja komplikasi dari tuberculosis?
6. Pemeriksaan apa yang digunakan tuberculosis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari tuberculosis?
8. Bagaimana patofisiologis dari tuberculosis?

1.3 Tujuan

1 Untuk mengetahui definisi dari tuberculosis


2 Untuk mengetahui klasifikasi dari tuberculosis
3 Untuk mengetahui etiologi dari tuberculosis
4 Untuk mengetahui manifestasi dari tuberculosis
5 Untuk mengetahui komplikasi dari tuberculosis
6 Untuk mengetahui pemeriksaan yang digunakan tuberculosis
7 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari tuberculosis
8 Untuk mengetahui patofisiologis dari tuberculosis

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


parenkim paru. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya termasuk meninges, ginjal, tulang, dan
nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2002).

Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensifitas yang diperantarai sel (cell
mediated hypersensitivity) (Wahid dan Suprapto, 2014).

2.2 Klasifikasi
1) Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru


(parenkim paru) tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak, menurut Depkes RI (2008), TBC paru dibagi dalam :

a. Tuberkulosis Paru BTA Positif

Sekurang-kurang 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.


Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambar tuberkulosis aktif. Satu spesimen dahak SPS
hasilnya BTA positif dan biakan kuman TBC positif. Satu atau lebih
spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan
setelah pemberian antibiotika non OAT

3
b. Tuberkulosis Paru BTA Negatif

Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif. Foto rontgen


dada menunjukkan gambar tuberkulosis aktif. TBC paru BTA negatif
rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu
bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambar foto rontgen dada
memperlihatkan gambar kerusakan paru yang luas dan/atau keadaan
umum penderita buruk (Depkes RI, 2008). Tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh
dokter untuk diberi pengobatan.

2) Tuberkulosis Ekstra Paru

Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh


lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
(pericardium) kelenjar lymfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin dan lain-lain.

TBC ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakit yaitu
:

a. TBC Ekstra Paru Ringan

Misalnya TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral tulang


(kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.

b. TBC Ekstra Paru Berat

Misalnya meningitis, millier, perikarditis, peritionitis, pleuritis


eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran
kencing dan alat kelamin (Depkes RI, 2008).

2.3 Etiologi
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA) (Depkes RI, 2008). Basil ini tidak berspora

4
sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar
ultraviolet (Nurarif dan Kusuma, 2013), tetapi dapat bertahan hidup beberapa
jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
dormant, tertidur selama beberapa tahun (Depkes RI, 2008).

Ada dua macam mikobakteria tuberkulosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di
udara yang berasal dari penderita TBC terbuka (Nurarif dan Kusuma, 2013).

2.4 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam
(2006) dapat bermacam-macam antara lain :

1) Demam

Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat


dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi
kuman tuberculosis yang masuk.

2) Batuk

Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk
darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat.
Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.

3) Sesak nafas

Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.

5
4) Nyeri dada

Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada
pleura, sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan
jarang ditemukan.

5) Malaise

Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise


sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin
berat dan hilang timbul secara tidak teratur.

2.5 Komplikasi
Menurut Suriadi (2006) kompliki dari TB Paru antara lain :

1. Meningitisas

2. Spondilitis

3. Pleuritis

4. Bronkopneumoni

5. Atelektasi

2.6 Pemeriksaan
Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis
adalah:

a) Sputum Culture

b) Ziehl neelsen: Positif untuk BTA

c) Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch)

d) Chest X-ray

e) Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium


tuberculosis

6
f) Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel sel
besar yang mengindikasikan nekrosis

g) Elektrolit

h) Bronkografi

i) Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah

2.7 Penatalaksanaan
1. Pencegahan

a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul


erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.

b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok –


kelompok populasi tertentu misalnya : karyawan rumah sakit, siswa –
siswi pesantren.

c. Vaksinasi BCG

d. Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6 – 12


bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri
yang masih sedikit.

e. Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberculosis


kepada masyarakat. (Muttaqin, 2008)

2. Pengobatan

Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agen kemoterapi ( agen


antituberkulosis ) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi garis
depan digunakan adalah Isoniasid ( INH ), Rifampisin ( RIF ),
Streptomisin ( SM ), Etambutol ( EMB ), dan Pirazinamid ( PZA ).
Kapremiosin, kanamisin, etionamid, natrium para-aminosilat, amikasin,
dan siklisin merupakan obat – obat baris kedua (Smeltzer & Bare, 2001).

7
2.8 Patofisiologi
Tempat masuk kuman mycobacterium adalah saluran pernafasan,
infeksi tuberculosis terjadi melalui (airborn) yaitu melalui instalasi dropet
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi. Basil tuberkel yang mempunyai permukaan alveolis biasanya
diinstalasi sebagai suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung atau
cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam
ruangan alveolus biasanya di bagian lobus atau paru-paru atau bagian atas
lobus bawah basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan, leukosit
polimortonuklear pada tempat tersebut dan memfagosit namun tidak
membunuh organisme tersebut.

Setelah hari-hari pertama masa leukosit diganti oleh makrofag.


Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya,
sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus
dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak, dalam sel basil juga
menyebar melalui gestasi bening reginal. Makrofag yang mengadakan
infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel
tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit, nekrosis bagian sentral lesi
yang memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju-lesi nekrosis
kaseora dan jaringan granulasi di sekitarnya terdiri dari sel epiteloid dan
fibrosis menimbulkan respon berbeda, jaringan granulasi menjadi lebih fibrasi
membentuk jaringan parut akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.

Lesi primer paru-paru dinamakan fokus gholi dengan gabungan


terserangnya kelenjar getah bening regional dari lesi primer dinamakan
komplet ghon dengan mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi
pada daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam

8
bronkus dengan menimbulkan kapiler materi tuberkel yang dilepaskan dari
dinding kavitis akan masuk ke dalam percabangan keobronkial. Proses ini
dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru atau basil dapat terbawa
sampai ke laring, telinga tengah atau usus.

Kavitis untuk kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dengan


meninggalkan jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus
rongga. Bahan perkijaan dapat mengontrol sehingga tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung, sehingga kavitasi penuh dengan bahan perkijuan
dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat tidak
menimbulkan gejala dalam waktu lama dan membentuk lagi hubungan
dengan bronkus dan menjadi limpal peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.


Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran darah
dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada
berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfo
hematogen yang biasanya sembuh sendiri, penyebaran ini terjadi apabila
focus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk
ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh (Price & Wilson,
2005)

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


parenkim paru. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya termasuk meninges, ginjal, tulang, dan
nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2002).

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium


tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA) (Depkes RI, 2008).

3.2 Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah
penyakit yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita
dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter
serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik atau puskesmas.

10
DAFTAR PUSTAKA

jtptunimus-gdl-lisakurnia-6389-2-babii.pdf

BAB%202%20NEW.pdf

24c84443f9f66c008cfe2967d4ec91e9.pdf

Zum. 2010. https://zumrohhasanah.wordpress.com/2010/12/31/makalah-tb-paru/


(16 Februari 2018)

Ega. 2015. https://egaayuprastika.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tuberculosis-


tbc.html (16 Februari 2018)

Krisma. 2014. http://krismasekasaputra.blogspot.co.id/2014/01/makalah-


tuberculosis-tbc.html (16 Februari 2018)

Ainun. 2014. http://ainun25.blogspot.co.id/2014/12/makalah_18.html (16 Februari


2018)

Eli. 2017. https://elitugasku.blogspot.co.id/2017/01/makalah-tuberkulosis-tbc.html


(16 Februari 2018)

11

Anda mungkin juga menyukai