Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TBC (TUBERCULOSIS)

DISUSUNOLEH

 ANGEL CHARLA de FRETES


 FLORCE MAYOR
 ABNER KILALA
 HERMENSINA WIHYAWARIN
 BRIANA TOPACIO FUN

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARKAT PAPUA ( YPMP )


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAPUA SORONG (STIKES)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJAR 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas


rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tuberkulosis
(TB)

Kami menyadari baha makalah ini belum maksimal dan masih jauh dari kesempurnaan.!leh
karena itu, kami mengharap masukan, kritikan dan saran para pemba"a untuk kesempurnaan
makalah ini

Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan mendapatkan balasan
darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan juga
bagi pembaca sekalian.Amin.

sorong, 12 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………

Daftar isi ……………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………


1.2 Tujuan ……………………………………………………………………….
1.3 Manfaat ………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ……………………………………………………………….

2.2 ETIOLOGI…………………………………………………………………….

2.3 TANDA DAN GEJALA…………………………………………………………

2.4 FAKTOR ORANG TERKENA TBC………………………………………………………

2.5 PENVEGAHAN…………………………………………………………………..

2.6 PEMBERANTASAN………………………………………………………………………

2.7 PENGOBATAN……………………………………………..

2.8 KONSEP MEDIS TBC…………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga
setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah
TBC terbesar di dunia.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun
1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap
menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru
TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC
di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan,
sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit
TBC .

B. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui pemenuhan ASKEP pada pasein TBC ,
mampu melakukan pengkajian , diagnose keperawatan , rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi keperawatan pada pasien TBC

C. MANFAAT
Menambah wawasan bagi penulis dan sebagai sarana untuk menerepkan ilmu dlam
bidang keperawatan tentang ASKEP pada pasien TBC.

BAB II

PEMBAHASAN

 DEFINISI

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. TB atau Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri micro tuberculosis yang dapat menular melalui percikan dahak.
Tuberkulosis bukan penyakit keturunan atau kutukan dan dapat disembuhkan dengan
pengobatan teratur, diawasi oleh Pengawasan Minum Obat (PMO). Tuberkulosis adalah
penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru tetapi bisa juga organ tubuh lainnya. Bakteri ini merupakan bakteri basil
yang sangat kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC
dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula
di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka
kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga
setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun
1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap
tentang penyakit TBC.

 PENYAKIT TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,miskin,
atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta
kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC.
Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei
prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi
TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

 PENYEBAB PENYAKIT TBC

Penyebab TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Penularan


tuberkulosis terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri
tuberkulosis. Bakteri dikeluarkan oleh penderita TBC saat batuk dan bersin dalam bentuk
droplet alias percikan lendir.

Penting untuk diketahui bahwa orang yang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis
bisa saja tidak langsung menularkan bakteri pada orang lain. Hanya orang dengan penyakit
TB paru aktif saja yang dapat menyebarkan bakteri tersebut kepada orang lain.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch
pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama
baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum
(KP). Bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

a) KUMAN TBC

Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman
TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama
selama beberapa tahun.

b) TERJADINYA TBC

Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Percikan
dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan
mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana.
Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di
paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman
TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu
antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.

Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif
menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya
tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian
ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-
kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam
beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
Tuberkulosis Pasca Primer

Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi
primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
buruk. Cirikhas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.
 Tanda-tanda dan gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala tuberkulosis (TBC)?
Tuberkulosis pada paru dapat menimbulkan gejala TBC seperti:
 Batuk yang berlangsung 3 minggu atau lebih
 Sesak napas
 Nyeri di dada
 Batuk berdarah
Gejala lain dari penyakit TBC adalah:
 Kelelahan
 Penurunan berat badan
 Kehilangan nafsu makan
 Menggigil
 Demam
 Berkeringat di malam hari
Sementara itu, pada TB esktra paru gejala yang muncul akan tergantung pada apa organ
tubuh yang terdampak.
Gejala-gejala yang perlu Anda waspadai dan memerlukan perhatian khusus adalah:
 Berat badan menurun drastis
 Berkeringat berlebihan di malam hari
 Batuk terus menerus lebih dari 2 minggu

 CARA PENULARAN TBC

Mekanisme Penularan
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara, menyanyi, atau
meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis aerosol infeksius dengan diameter 0.5
hingga 5 µm. Bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis. Tiap titis bisa
menularkan penyakit Tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat rendah.
(Seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung terinfeksi).

Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam frekuensi sering, atau
selalu berdekatan dengan penderita TB, beresiko tinggi ikut terinfeksi, dengan perkiraan
angka infeksi sekitar 22%.Seseorang dengan Tuberkulosis aktif dan tidak mendapatkan
perawatan dapat menginfeksi 10-15 (atau lebih) orang lain setiap tahun. Biasanya, hanya
mereka yang menderita TB aktif yang dapat menularkan penyakit ini. Orang-orang dengan
infeksi laten diyakini tidak menularkan penyakitnya.

Kemungkinan penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain tergantung pada
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah titis infeksius yang disemprotkan
oleh pembawa, efektifitas ventilasi lingkungan tempat tinggal, jangka waktu paparan, tingkat
virulensistrain M. tuberculosis, dan tingkat kekebalan tubuh orang yang tidak terinfeksi.
Untuk mencegah penyebaran berlapis dari satu orang ke orang lainnya, pisahkan orang-orang
dengan TB aktif ("nyata") dan masukkan mereka dalam rejimen obat anti-TB.

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber
infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-
paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun
demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium
tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri
yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri
TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh
sel-sel paru.

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut
dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang
sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.
 FAKTOR ORANG TERKENA TBC

Daya Tahan Tubuh yang kurang

Kemampuan untuk melawan infeksi adalah kemampuan pertahanan tubuh untuk mengatasi
organisme yang menyerang. Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang terinfeksi.
Namun kekebalan tubuh tidak mampu bekerja baik pada setiap usia. Sistem kekebalan tubuh
lemah pada saat kelahiran dan perlahan-lahan menjadi semakin baik menjelang usia 10 tahun.
Hingga usia pubertas seorang anak kurang mampu mencegah penyebaran melalui darah,
sekalipun lambat laun kemampuan tersebut akan meningkat sejalan dengan usia.

Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif Pekerjaan kesehatan yang merawat
Pasien TB. Pasien-pasien dengan dahak yang positif pada hapusan langsung (TB tampak di
bawah mikroskop) jauh lebih menular, karena mereka memproduksi lebih banyak TB
dibandingkan dengan mereka yang hanya positif positif pada pembiakan. Makin dekat
seseorang berada dengan pasien, makin banyak dosis TB yang mungkin akan dihirupnya.

Gizi Buruk

Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk mengurangi daya tahan
terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat penting pada masyarakat miskin, baik pada orang
dewasa maupun pada anak. Kompleks kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan TB
berkembang menjadi penyakit. Namun anak dengan status gizi yang baik tampaknya mampu
mencegah penyebaran penyakit tersebut di dalam paru itu sendiri.

Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDS

Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas system daya tahan tubuh,
sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis maka yang bersangkutan akan menjadi sakit
parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat,
maka jumlah penderita TBC akan meningkat, dengan demikian penularan TBC di masyarakat
akan meningkat pula.


GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam.

a) Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

b) Penurunan nafsu makan dan berat badan.

c) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

d) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. GEJALA KHUSUS

a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.

c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.

d) Pada anak – anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang - kejang.

D. DIAGNOSIS TBC
DIAGNOSIS PADA DEWASA

Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat
ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif.
Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto
rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB,
maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak
mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.

Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan.
Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol
atau Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap
mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS : Kalau hasil SPS positif, didiagnosis
sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto
rontgen dada, untukmendukung diagnosis TB.

a) Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen
positif.

b) Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.UPK yang tidak
memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk difotorontgen dada.

2. DIAGNOSIS MELALUI TEST KULIT

Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau tiga hari,pada lengan anda
apakah ada reaksi. Bila reaksinya “positif”, ini berartianda mungkin sudah terinfeksi TBC.
Kadang kala, bila seseorangsudah terinfeksi kuman HIV dan TBC, bisa saja terjadi
reaksi“negatif”dalam tes kulit TBC. Hal ini disebabkan sistim kekebalan tubuhandatidak
berfungsi benar. Petugas Kesehatan akan menyampaikanpada seseorang tersebut tentang
risiko terinfeksi TBC ataupenyakit TBC.dan mungkin perlu tes medis atau perawatan.

E. TBC PADA ANAK

Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak kecil yangbelum diimunisasi
dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin), karena kurangnya gizi dan karena
lingkungan yang kurang sehat. Tidak cukup untuk sekedar memahami cara bagaimana anak-
anak terinfeksi tuberkulosis atau bagaimana penyakit tersebut dapat menyebar. Kemungkinan
adanya tuberkulosis pada anak yang kurusatau bila ditemukan:

1. Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu (adanya grafik kenaikan
berat badan akan sangat berguna).

2. Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3 bulan.

3. Salah satu dari (1) atau (2) yang dijelaskan di atas disertai dengan menggigil atau batuk
yang sesekali dapat menyerupai batuk rejan.

4. Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa penyebab yang jelas.

5. Salah satu diantara (1), (2), (3) serta tanda adanya cairan – pekak, pada salah satu sisi
dada.

6. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan setelah pemberian
obat cacing.

7. Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak sembuh setelah diberi obat
cacing atau obat untuk giardiasis (dengan metronidazole).

8. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.

9. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat berjalan.

10. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau bahkan iga atau tulang atau
sendi yang manapun yang tidak disebabkan cedera.

11.Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak nyeri, terkadang
dengan beberapa kelenjar getah bening kecil didekatnya dan terkadang melekat tak teratur

F. RIWAYAT TBC

10 Fakta Penting Mengenai Tbc

Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC yang tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya. TBC membunuh lebih banyak kaum muda dan wanita dibandingkan
penyakit menular lainnya. Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC
setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari. Setiap detik, ada 1
orang yang meninggal akibat tertular TBC. Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC.
Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC.
Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC (walaupun)
belum terjangkit oleh penyakitnya.

Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit kepada sekitar 10/15 orang
dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat
seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara. Kuman TBC
biasanya menyerang paru-paru.


PENCEGAHAN TBC

a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu, merasa
sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.

c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah segera
dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.

e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG. Karena
vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.

 PEMBERANTASAN

1. TUJUAN PEMBERANTASAN

Pemberantasan penyakit TBC didasarkan untuk memutusmata rantai virulenci penularan


penyakit TBC supaya tidak terjadi prevalenci penyakit TB yang lebih besar.

2. PEMBERANTASAN PENYAKIT TBC

a) Pengobatan pada penderita hingga sembuh

b) Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan factor kesehatan lingkungan
dengan menambah ventilator sebagai pengganti udara, genteng kaca supaya sinar
matahari dapat masuk, dan faktor higiene lingkungan yang lain yang lebih baik.

c) Sterilisasi Rumah pasca Penderita.


 PENGOBATAN

1 JENIS OBAT

a) soniasid

b) Rifampicin

c) Pirasinamid

d) Streptomicin

2.PRINSIP OBAT

Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup
dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif
dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong.
Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi
kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:

a) Tahap intensif

Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minumobat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.

b) Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minumobat) tiga kali seminggu selama 4 – 5
bulan.

3. EFEK SAMPING OBAT

Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obatTB


bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya
warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin. Efek samping lainnya
dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati,
gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika
pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk
memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa
berlangsung hingga delapan bulan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian

Data subjektif

1. Identitas Klien

· Nama klien

· Nomer RM

· Jenis kelamin

Komposisi antara laki-laki dan perempuan terhadap penyerangan infeksi virus TBC
hampir sama. Pada perokok aktif kasusnya lebih banyak terjadi dibanding yang tidak
mengkonsumsi rokok

· Umur

TB paru pada anak dapat terjadi pada usia berapa pun namun yang paling banyak
adalah pada usia antara 1-2 tahun. Anak anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru
dibanding TB paru (extrapulmonary)

· Status perkawinan

· Pekerjaan

Penyakit TB paru sering diderita dari golongan ekonomi menengah kebawah. Dan
juga berhubungan dengan jenis pekerjaan yang berada dilingkungan yang banyak terpajan
polusi udara setiap harinya. Polusi udara dapat menurunkan efektifitas kerja paru-paru dan
menurunkan sistem imunitas tubuh kita.

· Agama

· Alamat
Lingkungan dengan penderita TB paru yang cukup banyak memicu mudahnya
penyebaran infeksi serta keadaan lingkungan dengan kualitas kebersihan yang buruk juga
dapat menjadi faktor penularan virus TBC

· Tanggal MRS

Diagnosa Medis

Diagnosa medis sering menunjukkan adanya komplikasi pada klien penderita TB


paru.

2. Riwayat Keperawatan.

a. Keluhan utama :

· Demam : subfebris, febris (40-41° C) hilang timbul.

· Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkis, sebagai reaksi tubuh untuk
mengeluarkan produksi dari proses inflamasi, mulai dari batuk kering sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan sputum) timbul dalam jangka waktu lama (kurang lebih 3 minggu).

· Sesak napas : timbul pada tahap lanjut ketika infiltrasi radang sampai setengah
paru.

· nyeri dada meningkat karena batuk berulang namun jarang ditemukan kecuali
terjadi infiltrasi radang sampai ke pleura

b. Riwayat penyakit sekarang

Sesak napas dan batuk kadang disertai sputum atau tidak, demam tinggi,
kesulitan tidur, BB menurun drastis. Malaise ditemukan anoreksia, napsu makan dan berat
badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, serta berkeringat pada malam hari tanpa sebab. Pada
atelektasis terhadap gejala sianosis, sesak napas, dan kolaps.

c. Riwayat penyakit dahulu


Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita sebelumnya apakah ada
hubungannya dengan penyakit sekarang seperti penyakit jantung paru (penyakit pernafasan),
penyakit DM. riwayat pemakaian alkohol.

d. Riwayat penyakit keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit TB Paru (penyakit pernafasan


lain) yang menular.

3. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola persepsi terhadap kesehatan Terjadi perubahan hidup yang tidak sehat karena defisit
perawatan diri akibat kelemahan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan yang juga
memerlukan perawatan yang serius.

b. Pola nutrisi metabolisme

Penderita pada umumnya kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, terjadi penurunan
BB, turgor kulit buruk, kering atau kulit bersisik, kelemahan otot atau hilangnya lemak
subkutan.

c. Pola eliminasi.

Pola ini biasanya terjadi perubahan pada eliminasi akut karena asupan yang kurang sehingga
penderita biasanya tidak bisa BAB secara normal. Klien harus dibiasakan dengan urine jingga
pekat akibat konsumsi OAT.

d. Pola istirahat-tidur.

Penderita pada umumnya kesulitan tidur pada malam hari karena demam, menggigil,
berkeringat dan batuk terus-menerus.

e. Pola aktivitas latihan


Penderita terjadi kelelahan umum dan kelemahan otot, kelelahan, nyeri dan sesak
mempengaruhi aktifitas pada penderita TB.

f. Pola persepsi diri

Adanya kecemasan, menyangkal dari kondisi, ketakutan dan mudah terangsang,


perasaan tidak berdaya dan tidak punya harapan untuk sembuh.

g. Pola kognitif perseptual

Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi kemampuan panca indra


penglihatan, pendengaran dan penciuman serta perubahan memori akibat dari efek samping
banyak obat pada saat dalam tahap penyembuhan.

h. Pola toleransi koping stress

Adanya ketidakefektifan dalam mengatasi masalah individu dan keluarga pada


penderita.

i. Pola reproduksi seksual

Pada umumnya terjadi penurunan seksualitas pada penderita TB.

j. Pola hubungan peran

Terjadi keadaan yang sangat menggangu hubungan interpersonal karena TBC dikenal
sebagai penyakit menular.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Timbulnya distress spiritual pada diri penderita, bila terjadi serangan yang hebat atau
penderita tampak kurang sehat.

Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya


penumpukan sekret
b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif
paru, kerusakan membran alveolar
Rencana Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret

a. Tujuan

Setelah tindakan keperawatan selama 1x 24 jam jalan nafas bersih dan kembali efektif.b.
Kriteria hasil

 Klien dapat menunjukkan perilaku mempertahankan bersihan jalan nafas, tidak ada
suara tambahan ronchi
 Klien dapat mendemonstrasikan batuk efektif secara mandiri
 Klien dapat mengeluarkan sekret
 Tidak ada dispnea.
 Frekuensi pernapasan normal (16-20x/ menit ) reguler

Intervensi

Observasi secara berkala pada fungsi fungsi respirasi, adanya suara napas tambahan ronchi,
frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan serta penggunaan otot bantu pernapasan
(penarikan otot intercostae)

Rasional : penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis, adanya suara napas
tambahan ronchi menunjukkan akumulasi sekret akibat dari ketidak mampuan untuk
membersihkan jalan napas yang menimbulkan penggunaan otot bantu pernafasan sebagai
usaha pemenuhan kebutuhan oksigen.

- Catat kemampuan untuk batuk efektif, mengeluarkan sekret atau sputum, karakter,
jumlah sputum, dan adanya hemoptisis.

Rasional : Batuk efektif sangat penting dalam proses pengeluaran sekret atau
sputum. Sputum berdarah kental diakibatkan oleh kerusakan (kavitasi) paru atau luka
bronchial yang memerlukan intervensi lanjutan.

 Berikan posisi semi fowler atau fowler tinggi

Rasional : Posisi semi fowler membantu memaksimalkan ekspansI paru, memaksimalkan


proses pernapasan

 Ajarkan teknik batuk secara efekti


Rasional : Batuk efektif mempermudah pengeluaran sekret

 Bersihkan sekret dari mulut dan trachea, suction bila perlu .

Rasional : Mencegah obstruksi atau aspirasi, penghisapan dapatdilakukan bila klien tidak
dapat mengeluarkan sekret secara mandiri.

Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru,


kerusakan membran alveolar

a. Tujuan

setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam gangguan pertukaran gas tidak
terjadi

b. Kriteria Hasil

- Tidak ada atau penurunan dispnea

- Tidak menunjukan gejala distres pernapasan

- Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan

gas darah arteri dalam rentang normal

c. Intervensi

 Kaji ulang adanya dispnea, takipnea, adanya bunyi nafas tak normal atau menurun,
peningkatan upaya pernapasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan.

Rasional ; TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronkopneumonia
sampai inflamasi difus luas, nekrosis, efusi pleura, dan fibrosis luas. Efek pernapasan dapat
dari ringan sampai dispenea berat sampai di stress pernapasan.

 Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran. Catat sianosis dan atau perubahan pada
warna kulit termasuk membrane mukosa dan kuku.

Rasional : Akumulasi secret atau pengaruh jalan nafas dapat mengganggu

oksigenasi organ vital dan jaringan.


Implementasi dan Evaluasi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengaN penumpukan sekret

a. Implementasi

 Kaji ulang fungsi respirasi, adanya suara napas tambahan ronchi, frekuensi, irama
dan kedalaman pernapasan serta penggunaan otot bantu pernapasan (penarikan otot
intercostae)
 Catat kemampuan untuk batuk efektif, mengeluarkan sekret atau sputum, karakter,
jumlah sputum, dan adanya hemoptisis.
 Berikan posisi semi fowler atau fowler tinggi
 Ajarkan teknik batuk secara efektif
 Pertahankan makanan cairan sedikitnya 2500 ml/hari utamakan dalam kondisi hangat
kecuali kontra indikasi.
 Berikan pengobatan sesuai indikasi OAT dan agen anti-infeksi

a. Evaluasi

 Klien dapat menunjukkan perilaku mempertahankan bersihan jalan nafas


 TTV dalam rentang normal
 tidak ada suara tambahan ronchi
 Klien dapat mendemonstrasikan batuk efektif Klien dapat mengeluarkan sekret secara
mandiri
 Tidak ditemukan dispnea

Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru,


kerusakan membran alveolar

a. Implementasi

 Kaji ulang dispnea, takipnea, tak normal atau menurunnya bunyi nafas,
peningkatan upaya pernapasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan
kelemahan
 Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran
 Catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit termasuk membran mukosa
dan kuku
 Ajarkan bernapas menggunakan bibir selama ekshalasi
 Lakukan Pemeriksaan AGD
 Pemberian oksigen sesuai kebutuhan tambahan
 Kolaborasi Pemberian Kortikosteroid

b. Evaluasi

- Klien mengalami penurunan atau tidak menunjukkan dispnea

- Tidak menunjukan gejala distres pernapasan

- Pemeriksaan gas darah arteri pada klien dalam rentang normal

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Saran penulis kepada masyarakat dalam mengenai penyakit tuberkulosis yaitu,  Selalu


berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif.  Selalu menjaga standar hidup
yang baik, caranya bisa dengan mengkonsumsi nakanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga
lingkungan selalu sehat baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga
kebugaran tubuh dengan cara menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah
raga.  Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang
lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada semua balita

DAFTAR PUSTAKA

Tuberkolosis (TB) (kemkes.go.id)

Makalah Tuberculosis (TBC) - SEJUTA WARNA (rijalhabibulloh.com)

TBC (Tuberkulosis): Gejala, Penyebab, Pengobatan - Hello Sehat

Fastabiqul Khairat: KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TBC PARU
(myadventureonfastabiqulkhairat.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai