Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYAKIT TBC

Dosen Pengampu :Ns.Novi Afrianti,M.kep

Disusun:

Aina Juwita (13404320008)


Ustria Warida (13404320227)
Putri Cahaya (13404320172)

AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu"alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Berkat
Kesehatan dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan
Perkembangan Bagi Anak ” dapat saya selesaikan dengan lancar dan
sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan
lainnya untuk tegaknya syi"ar Islam, yang pengaruh dan manfaatnya
hingga kini maih terasa. Selanjutnya makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah dengan Dosen pengampu Ns.Novi
Afrianti,M.kep.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, terima
kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu suksesnya
makalah ini,
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari

Banda Aceh,28 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2


Penyusun ............................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3
BAB I.................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
3. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5
A.DEFINISI TB (TUBERKULOSIS) ............................................................................................ 5
B.ETIOLOGI TB (TUBERKULOSIS) .......................................................................................... 5
C.GEJALA TB (TUBERKULOSIS) .............................................................................................. 5
D.DIAGNOSIS TB (TUBERKULOSIS) ....................................................................................... 6
E.ALGORITMA TB (TUBERKULOSIS) ..................................................................................... 7
F.PENATALAKSANAAN TERAPI TB (TUBERKULOSIS) ...................................................... 7
....................................................................................................................................................... 11
G.PENYELESAIAN KASUS TB (TUBERKULOSIS) ............................................................... 11
BAB II .............................................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................................ 13
A.KESIMPULAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga
setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan
bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun
1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan
262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat
Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC
paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal
akibat TBC di Indonesia.Sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap
tentang penyakit TBC.

2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa itu TB (tuberculosis)?


2. Bagaiamana etiologi TB (tuberculosis)?
3. Apa saja tanda dan gejala TB (tuberculosis)?
4. Bagaiamana diagnosis dari TB (tuberculosis)?
5. Bagaimana algoritma dari TB (tuberculosis)?
6. Bagaiamana penatalaksanaan TB (tuberculosis)?
7. Bagaimana penyelesaian kasus TB (tuberculosis)?

3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui defenisi dari TB (tuberculosis)?
2. Untuk menjelaskan etiologi dari TB (tuberculosis)?
3. Menjelaskan dan mengetahui penegakan diagnosis TB (tuberculosis)?
4. Menjelaskan dan menegtahui penatalaksanaan secara farmakologi dan non farmakologi
5. Menjelaskan algoritma dari penyakit TB (tuberculosis)?
6. Mampu menganalisa kasus TB (tuberculosis)?
BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI TB (TUBERKULOSIS)

Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit (Silvia A Price, 2005).
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim
paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare,
2001)Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan asam (Suriadi, 2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Tuberculosis Paru
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis suatu
basil yang tahan asam yang menyerang parenkim paru atau bagian lain dari tubuh
manusia.
Klasifikasi Tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan kelainan
klinis, radiologist dan mikrobiologis :
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberculosis
3. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
a) TB paru tersangka yang diobati ( sputum BTA negatif, tapi tanda –tanda lain
positif )TB paru tersangka yang tidak dapat diobati (sputum BTA negatif dan
tanda – tanda lain meragukan )
B.ETIOLOGI TB (TUBERKULOSIS)
Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab dari TB paru. kuman ini
bersifat aerob sehingga sebagian besar kuman menyerang jaringan yang memiliki
konsentrasi tinggi seperti paru-paru. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai
Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
sampai beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman
ini dapat dorman (tertidur lama) selama beberapa tahun (Depkes RI, 2002; Aditama,
2002).
C.GEJALA TB (TUBERKULOSIS)
Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam
(2006) dapat bermacam-macam antara lain :
1. Demam Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman
tuberculosis yang masuk.
2. Batuk Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah
haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan
batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
3. Sesak nafas Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak
nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.
4. Nyeri dada Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada
pleura, sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang
ditemukan.
5. Malaise Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise
sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat
dan hilang timbul secara tidak teratur.
D.DIAGNOSIS TB (TUBERKULOSIS)

1. Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa.


Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada
pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya
dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif.Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang.Kalau
hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagaipenderita TB BTA
positif.Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya
biakan.Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,misalnya
biakan.Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya
kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu. Bila tidak ada perubahan,namun gejala
klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS :Kalau hasil SPS positif,
didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif.Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan
pemriksaan foto rontgen dada, untukmendukung diagnosis TB.
a) Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTAnegatif rontgen
positif.
b) Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.UPK yang tidak
memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk difoto rontgen dada.

2. Diagnosis Melalui Test Kulit


Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau tiga hari,pada lengan anda
apakah ada reaksi. Bila reaksinya “positif”, ini berarti anda mungkin sudah terinfeksi TBC.
Kadang kala, bila seseorangsudah terinfeksi kuman HIV dan TBC, bisa saja terjadi
reaksi“negatif”dalam tes kulit TBC. Hal ini disebabkan sistim kekebalan tubuh anda tidak
berfungsi benar. Petugas Kesehatan akan menyampaikanpada seseorang tersebut tentang risiko
terinfeksi TBC atau penyakit TBC.dan mungkin perlu tes medis atau perawatan.
E.ALGORITMA TB (TUBERKULOSIS)

F.PENATALAKSANAAN TERAPI TB (TUBERKULOSIS)


Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT. Mikobakteri merupakan kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan kuman
lain karena tumbuhnya sangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila terpajan dengan satu
obat.
Umumnya antibiotika bekerja lebih aktif terhadap kuman yang cepat membelah dibandingkan
dengan kuman yang lambat membelah. Sifat lambat membelah yang dimiliki mikobakteri
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan penemuan obat antimikobakteri
baru jauh lebih sulit dan lambat dibandingkan antibakteri lain

1. TERAPI NON FARMAKOLOGI

a) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita tuberculosis paru BTA positif.
b) Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok – kelompok populasi
tertentu misalnya : karyawan rumah sakit, siswa – siswi pesantren.
c) Vaksinasi BCG
d) Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6 – 12 bulan dengan tujuan
menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit.
e) Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberculosis kepada masyarakat.

2. TERAPI FARMAKOLOGI

PRINSIP OBAT
Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis
tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap
lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat
yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB
diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
b) Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minumobat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.
c) Tahap lanjutan
d) Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minumobat) tiga kali seminggu selama 4 – 5
bulan.
Penggunaan Obat Anti TB yang dipakai dalam pengobatan TB adalah antibotik dan anti
infeksi sintetis untuk membunuh kuman Mycobacterium. Aktifitas obat TB didasarkan atas
tiga mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah
resistensi. Obat yang umum dipakai adalah Isoniazid, Etambutol, Rifampisin, Pirazinamid, dan
Streptomisin.
Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Isoniazid adalah obat TB yang paling poten
dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan streptomisin. Rifampisin
dan pirazinamid paling poten dalam mekanisme sterilisasi. Sedangkan obat lain yang juga
pernah dipakai adalah Natrium Para Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin, Etionamid,
Kanamisin, Rifapentin dan Rifabutin. Natrium Para Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin,
Etionamid, dan Kanamisin umumnya mempunyai efek yang lebih toksik, kurang efektif, dan
dipakai jika obat primer sudah resisten. Sedangkan Rifapentin dan Rifabutin digunakan
sebagai alternatif untuk Rifamisin dalam pengobatan kombinasi anti TB. Rejimen pengobatan
TB mempunyai kode standar yang menunjukkan tahap dan lama pengobatan, jenis OAT, cara
pemberian (harian atau selang) dan kombinasi OAT dengan dosis tetap.

Contoh : 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZES/5HRE Kode huruf tersebut adalah akronim dari
nama obat yang dipakai, yakni :
H = Isoniazid
R = Rifampisin
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
pada “2HRZE”, artinya digunakan selama 2 bulan, tiap Sedangkan angka yang ada dalam kode
menunjukkan waktu atau frekwensi. Angka 2 didepan seperti hari satu kombinasi tersebut,
sedangkan untuk angka dibelakang huruf, seperti pada “4H3R3” artinya dipakai 3 kali
seminggu ( selama 4 bulan). Sebagai contoh, untuk TB kategori I dipakai 2HRZE/4H3R3,
artinya : Tahap awal/intensif adalah 2HRZE : Lama pengobatan 2 bulan, masing masing OAT
(HRZE) diberikan setiap hari. Tahap lanjutan adalah 4H3R3 : Lama pengobatan 4 bulan,
masing masing OAT (HR) diberikan 3 kali seminggu.
Tabel 1. Paduan pengobatan standar yang direkomendasikan oleh WHO dan IUATLD
(International Union Against Tuberculosis and Lung Disease)

3. KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan
dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan.
Obat ini diberikan untuk:
a) Penderita baru TB Paru BTA Positif.
b) Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen Positif yang “sakit berat”
c) Penderita TB Ekstra Paru berat

Tabel 2. Paduan OAT Kategori 1 dalam paket kombipak untuk penderita


dengan berat badan antara 33 – 50 kg

4. KATEGORI -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)

Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan HRZES setiap hari.
Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama
5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu
Obat ini diberikan untuk penderita TB paru BTA(+) yang sebelumnya pernah diobati, yaitu:
a) Penderita kambuh (relaps)
b) Penderita gagal (failure)
c) Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).

Tabel 3. Paduan OAT Kategori 2 dalam paket kombipak untuk penderita dengan berat
badan antara 33 – 50 kg
5. KATEGORI-3 (2HRZ/4H3R3)

Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ), diteruskan dengan
tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu. Obat ini diberikan untuk:

a) Penderita baru BTA negatif dan röntgen positif sakit ringan,


b) Penderita TB ekstra paru ringan.
G.PENYELESAIAN KASUS TB (TUBERKULOSIS)
1. KASUS

Laki-laki dengan umur 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 5
minggu tidak sembuh-sembuh.Batuk berdahak(+),sesak(-),demam(+) terutama malam hari
sehingga os sering berkeringat di malam hari,os merasa BB makin turun sejak keluhan
muncul.Riwayat keluhan serupa(-),riwayat minum obat paru-paru rutin(OAT) tidak
ada.Riwayat kontak dengan penderita TB(+) yaitu tetanga os.

DATA SUBJEKTIF
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Riwayat penyakit : Batuk berdahak(+),demam(+),BB makin turun ,
kontak dengan penderita TB(+) yaitu tetanga os.

DATA OBJEKTIF
Dari hasil pemeriksaan fisik : ditemukan rhonci di apex paru-paru kanan
Dari pemeriksaan darah : LED naik.leukosit normal
Dari pemeriksaan BTA : hasil (+) sebanyak 2 kali
Dari pemeriksaan rontgen : infiltrate di apex kanan
thorax

ASESSMENT
Dari data subjektif dan objektif diatas,pasien didiagnosa mengidap penyakit TB
(TUBERKULOSIS) ,sehingga pasien harus diberikan OAT kategori 1.

PLANNING
Pasien harus diberikan OAT kategori 1.

1. KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)

Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian
diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu
selama 4 bulan. Obat ini diberikan untuk:
a) Penderita baru TB Paru BTA Positif.
b) Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen Positif yang “sakit berat”
c) Penderita TB Ekstra Paru berat
BAB II
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim
paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare,
2001)Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan asam (Suriadi, 2001).
2. Gejala TB :
a) Demam
b) Batuk tidak sembuh-sembuh selama 3-5 minggu
c) Sesak nafas
d) Malaise
3. Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada
pemeriksaan dahak secara mikroskopis
4. Ada 3 kategori OAT : Kategori 1,kategori 2,kategori 3
5.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Tuberkulosa Paru untuk Kader, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1990, Jakarta, hal 1-11
Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Depkes RI, Sagung Seto, 2000, hal 234-242.
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ketujuh, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 2002, hal 1- 68.
Standar Pengawasan Program Bidang Kesehatan Penanggulangan Tuberkulosis, Inspektorat
Jenderal Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2002, hal 6-16.
Zubaidi Yusuf, “Tuberkulostatik dan Leprostatik”, dalam Farmakologi dan Terapi, edisi 4,
Sulistia G. Ganiswarna, bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 1995, hal 597-610

Anda mungkin juga menyukai