KELOMPOK 9 KELAS C :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas ridho dan
karunia-Nya kami dapat memenuhi tugas mata kuliah Riset Keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan kami masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami akan sangat mengharapkan serta menghargai segala
saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis berikutnya.
Sekian laporan ini kami buat, semoga laporan ini dapat diterima dan dipahami
oleh siapapun yang membacanya dan bisa menambah wawasan untuk para pembaca,
selain itu laporan ini dapat berguna bagi diri kami dan orang lain.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus kematian akibat TBC sekitar
65 ribu orang.
1.3. Tujuan
Agar mengetahui Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular TB.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Etiologi TB
Mycobacterium Tuberkulosis merupakan kuman berbentuk
batang yang berukuran dengan panjang 1-4 mm dan dengan tebal
0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen M. tuberculosis adalah
berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap
asam serta sangat tahan dengan zat kimia dan factor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yaitu menyukai daerah
yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M. Tuberculosis senang
tinggal di daerah apeks paru yang dimana terdapat kandungan
oksigen tinggi. Daerah tersebut menjadi daerah yang kondusif untuk
penyakit Tuberkulosis (Somantri, 2008).
3
dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi
karena kuman pada saat itu berada dalam sifat dormant. Dari sifat
dormant ini kuman dapat bangkit dari tidurnya dan menjadikan
tuberculosis aktif kembali. Tuberculosis paru merupakan penyakit
infeksi pada saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut
masuk kedalam jaringan paru melalui saluran nafas (droplet
infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon)
selanjutnya menyerang kelenjar getah bening setempat dan
terbentuklah primer kompleks (ranke), keduanya ini dinamakan
tuberculosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan
mengalami penyembuhan. Tuberculosis paru primer, peradangan
terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil
mikobakterium. Tuberculosis yang kebanyakan didapatkan pada
usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberculosis post primer
(reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi
penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan
spesifik terhadap basil tersebut (Abdul, 2013).
2.1.3. Patofisiologi TB
Penyakit tuberculosis paru ditularkan melalui udara secara
langsung dari penderita penyakit tuberculosis kepada orang lain.
Dengan demikian, penularan penyakit tuberculosis terjadi melalui
hubungan dekat antara penderita dan orang yang tertular (terinfeksi),
misalnya berada di dalam ruangan tidur atau ruang kerja yang sama.
Penyebaran penyakit tuberculosis sering tidak mengetahui bahwa ia
menderita sakit tuberculosis. Droplet yang mengandung basil
tuberculosis yang dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara
sehingga kurang lebih 1 - 2 jam tergantung ada atau tidaknya sinar
matahari serta kualitas ventilasi ruangan dan kelembaban. Dalam
suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai
berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Jika droplet terhirup oleh orang
lain yang sehat, maka droplet akan masuk ke system pernapasan dan
4
terdampar pada dinding system pernapasan. Droplet besar akan
terdampar pada saluran pernapasan bagian atas, sedangkan droplet
kecil akan masuk ke dalam alveoli di lobus manapun, tidak ada
predileksi lokasi terdamparnya droplet kecil. Pada tempat
terdamparnya, basil tuberculosis akan membentuk suatu focus
infeksi primer berupa tempat pembiakan basil tuberculosis tersebut
dan tubuh penderita akan memberikan reaksi inflamasi. Setelah itu
infeksi tersebut akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama
terangsang adalah limfokinase yaitu akan dibentuk lebih banyak
untuk merangsang macrofage, sehingga berkurang atau tidaknya
jumlah kuman tergantung pada jumlah macrophage. Karena fungsi
dari macrofage adalah membunuh kuman atau basil apabila prosesini
berhasil dan macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan
daya tahan tubuhnya akan meningkat. Apabila kekebalan tubuhnya
menurun pada saat itu maka kuman tersebut akan bersarang di dalam
jaringan paru- paru dengan membentuk tuberkel (biji-biji kecil
sebesar kepala jarum). Tuberkel lama-kelamaan akan bertambah
besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama akan timbul
perkejuan di tempat tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis
tersebut dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan
pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).
(Djojodibroto, 2014).
5
golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik :
a. Gejala Respiratorik, meliputi :
1) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan gejala ini banyak
ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.
Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang
keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif)
kemudian setelah timbul peradangan kemudian menjadi
produktif (menghasilkan sputum) ini terjadi lebih dari 3
minggu. Keadaan yang selanjutnya adalah batuk darah
(hemoptoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
2) Batuk darah
Pada saat baruk darah yang dikeluarkan yaitu dahak
bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak
darah, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar
kecilnya pembuluh darah yang pecah. Gejala klinis
Haemoptoe :
a) Batuk darah
(1) Darah dibatukkan dengan rasa panas
ditenggorokkan.
(2) Darah berbuih bercampur udara.
(3) Darah segar berwarna merah muda.
(4) Darah bersifat alkalis.
(5) Anemia kadang-kadang terjadi.
(6) Benzidin test negative.
b) Muntah darah
(1) Darah dimuntahkan dengan rasa mual.
(2) Darah bercampur sisa makanan.
6
(3) Darah berwarna hitam karena bercampur asam
lambung.
(4) Darah bersifat asam.
(5) Anemia sering terjadi.
(6) Benzidin test positif.
c) Epistaksis
(1) Darah menetes dari hidung.
(2) Batuk pelan kadang keluar.
(3) Darah berwarna merah segar.
(4) Darah bersifat alkalis.
(5) Anemia jarang terjadi.
3) Sesak Nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang
sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengah bagian
dari paru-paru. Gejala ini ditemukan apabila terjadi
kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-
hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks,
anemia dan lain-lain.
4) Nyeri Dada
Nyeri dada pada Tuberkulosis paru termasuk nyeri
pleuritic yang ringan. Gejala nyeri dada ini timbul apabila
system persarafan di pleura terkena.
7
tuberculosis yang masuk. Demam merupakan gejala yang
sering dijumpai biasanya timbul pada sore hari dan malam
hari mirip dengan deman influenza, hilang timbul dan
semakin lama semakin panjang serangannya sedangkan
masa bebas serangan semakin pendek.
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam
penularan penyakit Tuberkulosis yaitu kaitannya dengan
kondisi rumah, kepadatan hunian, lingkungan perumahan,
serta lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk.
Semua faktor tersebut dapat memudahkan penularan
penyakit tuberculosis.
8
penularan penyakit tuberculosis karena dengan pendapatan
yang kecil membuat orang tidak dapat hidup dengan layak
seperti tidak mampu mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
c. Status gizi
Kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi, dan
lain-lain (malnutrisi), akan mempengaruhi daya tahan tubuh
seseorang, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit
termasuk tertular penyakit tuberculosis paru. Keadaan ini
merupakan faktor penting yang berpengaruh di negara
miskin, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
d. Umur
Penyakit tuberculosis paru ditemukan pada usia
muda atau usia produktif, dewasa, maupun lansia karena
pada usia produuktif orang yang melakukan kegiatan aktif
tanpa menjaga kesehatan berisiko lebih mudah terserang
tuberkulosis. Dewasa ini, dengan terjadinya transisi
demografi akan menyebabkan usia harapan hidup lansia
menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut atau lebih dari 55
tahun, system imunologis seseorang menurun, sehingga
sangat rentan terhadap berbagai penyakit termasuk
penularan penyakit tuberculosis.
e. Jenis kelamin
Menurut WHO penyakit tuberculosis lebih banyak di
derita oleh laki-laki dari pada perempuan, hal ini
dikarenakan pada laki-laki lebih banyak merokok dan
minum alcohol yang dapat menurunkan system pertahanan
tubuh, sehingga wajar jika perokok dan peminum
beralkohol sering disebut agen dari penyakit tuberculosis
9
paru.
10
menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang
cukup.
f. Melakukan imunisasi pada orang-orang yang melakukan
kontak langsung dengan penderita, seperti keluarga perawat,
dokter, petugas kesehatan dan orang lain yang terindikasi,
dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif
tertular.
g. Melakukan penyelidikan terhadap orang-orang yang
terindikasi. Perlu dilakukan Tes Tuberkulin bagi seluruh
anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukkan hasil
negative, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan delama 3
bulan dan perlu penyelidikan intensif.
h. Dilakukan pengobatan khusus. Pada penderita dengan TBC
aktif diperlukan pengobatan yang tepat, yaitu obat-obatan
kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk
diminum dengan tekun dan teratur, selama 6-12 bulan.
Perlu diwaspadai adanya resisten terhadap obat-obat, maka
dilakukan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.
2.1.7. Pengobatan TB
a. Terapi Obat
11
mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB yaitu
(Departemen Kesehatan, 2011):
a. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga
menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping.
b. Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan
resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi
kesalahan penulisan resep.
c. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga
pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan
kepatuhan pasien.
1) Obat-obat anti Tuberkulois
a) Obat-obat primer
Obat-obatan ini paling efektif dan paling rendah
toksisitasnya, tetapi dapat menimbulkan resistensi
dengan cepat bila digunakan sebagai obat tunggal.
Oleh karena itu, terapi ini selalu dilakukan dengan
kombinasi dari 2-4 macam obat untuk kuman
tuberculosis yang sensitif. Berikut obat anti
tuberculosis yang termasuk obat-obat primer adalah
(Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia (BPOM RI), 2017) :
(1) Isoniazid
Isoniazid (INH) merupakan devirat asam
isonikotinat yang berkhasiat untuk obat tuberculosis
yang paling kuat terhadap Mycobacterium
tuberculosis (dalam fase istirahat) dan bersifat
bakterisid terhadap basil yang tumbuh pesat. Efek
samping dari isoniazid adalah mual, muntah,
demam, hiperglikemia, dan neuritis optic.
(2) Rifampisin
Rifampisin adalah sebuah golongan obat
antibiotic yang banyak dipakai untuk
12
menanggulangi infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Rifampisin menghambat pertumbuhan bakteri
dengan menghambat sistesis protein terutama pada
tahap transkripsi. Efek samping dari rifampisin
adalah gangguang saluran cerna, terjadi gangguan
sindrim influenza, gangguan respirasi, warna
kemerahan pada urine, dan udem.
(3) Pirazinamid
Pirazinamid adalah obat antibiotic yang
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
Tuberkulosis dan bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri. Indikasi dari pirazinamid
adalah tuberkulsis dalam kombinasi dengan obat
lain. Efek samping dari pirazinamid adalah
anoreksia, icterus, anemia, mual, muntah, dan gagal
hati.
(4) Etambutol
Etambutol adalah obat antibiotic yang dapat
mencegah pertumbuhan bakteri tuberculosis di
dalam tubuh. Indikasi dari etabutanol adalah
tuberculosis dalam kombinasi dengan obat lain. Efek
samping penurunan tajam penglihatan pada kedua
mata, penurunan terhadap kontras sensitivitas warna
serta gangguan lapang pandang.
(5) Streptomisin
13
streptomisin adalah gangguang fungsi ginjal,
gangguan pendengaran, dan kemerahan pada kulit.
(6) Obat-obat sekunder
Obat-obatan sekunder diberikan untuk
tuberculosis yang disebabkan oleh kuman yang
resisten atau bila obat primer menimbulkan efek
samping yang tidak dapat ditoleransi. Berikut yang
termasuk obat sekunder adalah kaproemisin,
sikliserin, macrolide generasi baru (asotromisin dan
klaritromisin), quinolone dan protionamid.
14
rekomendasi WHO adalah Rifampisipn, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan
jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon,
Makrolode, dan Amoksisilin + Asan Klavulanat,
derivate Rifampisin/INH.
b. Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan
penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada
pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis (Budhi Purwanto,
2013). Modalitas penyembuhan adalah metode
penyembuhan yang digunakan bersama dengan
pengibatan berbasis obat dan tindakan pembedahan
sebagai upaya pemenuhan pelayanan holistic. Titik
akupresur ini dilakukan peijatan setiap titiknya minimal 3
menit. Berikut yaitu titik akupresur untuk mengurangi
batuk berdahak pada penderita penyakit tuberculosis
sebagai berikut :
1) Titik refleksi paru-paru ditemukan pada telapak kaki
3 jari di bawah jari kaki, di sela-sela antara jari tengah
dan jari manis
2) Titik refleksi paru-paru ditemukan pada telapak kaki
2 jari di bawah jari-jari kaki, di sela-sela antara ibu
jari dan jari telunjuk
3) Titik refleksi tenggorokkan pada punggung kaki di
antara sela-sela ibu jari dan jari telujuk
15
tulang tengkorak kepala, tulang tengah punggung
leher kiri dan kanan, dan di sebelah tulang belikat atas
sebelah kanan dan kiri.
16
gangguan mobilisasi, asalah transportasi, ketiadaan orang
merawat anak di rumah, cuaca tidak menentu
17
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
18
a. Menjelaskan cara penularan TB
1) Berjabat tangan.
2) Terkena percikan dahak penderita TB
3) Berbagi makanan, minuman, atau sikat gigi.
4) Menyentuh barang-barang seperti dudukan toilet, pakaian,
atau sprei.
5) Berpelukan atau mencium orang yang terinfeksi.
b. Menjelaskan 5 cara pencegahan TB
1) Melaksanakan pengobatan OAT dengan pengawasan hingga
dinyatakan sembuh
2) Menutup mulut dan hidung pada saat batuk dan bersin bagi
penderita TB
3) Imunisasi BCG pada bayi mencegah TB berat pada anak
sejak dini
4) Membuang dahak ditempat tertutup dan dibuang di tempat
yang mengalir seperti lubang WC atau diberikan desinfektan,
atau membakar dahak ditempat pembuangan
5) Menjaga agar terjadi pergantian udara dalam rumah dengan
cara membuka jendela setiap hari, dan menjaga agar seluruh
bagian rumah terkena sinar matahari
c. Menjelaskan cara menggunakan masker yang benar
1) Cuci tangan Anda
2) Cek masker dahulu apa ada kerusakan
3) Pastikan bagian atas masker dengan benar
4) Pastikan sisi masker menghadap luar
5) Pasangkan masker ke wajah Anda
6) Atur masker pada bagian hidung
7) Ikat tali bagian bawah bila perlu
8) Pastikan masker tepat di wajah dan dagu Anda.
8. Melakukan evaluasi dengan melakukan Post Test tentang cara
pencegahan penularan TB dan cara memakai masker yang benar
19
untuk melihat peningkatan pengetahuan yang di dapat oleh klien dan
keluarga.
20
BAB IV
4.1.Hasil
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan
tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur
orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,
dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Orang
yang telah memahami objek dan materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menarik kesimpulan, meramalkan terhadap suatu objek
yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang
21
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, rencana program
dalam situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau
memisahkan, lalu kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen
dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan
seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah
jika orang tersebut dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan,
membuat bagan (diagram) terhadap pengetahuan objek tersebut.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan
yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang sudah ada sebelumnya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku
dimasyarakat.
22
4. Trial atau percobaanyaitu dimana individu mulai mencoba perilaku baru .
5. Adaption atau pengangkatan yaitu individu telah memiliki perilaku baru
sesuai dengan penegtahuan, sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.
4.2. Pembahasan
23
3. Berbagi makanan, minuman, atau sikat gigi.
4. Menyentuh barang-barang seperti dudukan toilet, pakaian, atau sprei.
5. Berpelukan atau mencium orang yang terinfeksi.
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tuberculosis paru adalah penykit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Tuberkulosis (Mycobacterium Tuberculosis) yang
sebagian besar kuman Tuberkulosis menyerang paru-paru namun dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit tuberculosis paru ditularkan
melalui udara secara langsung dari penderita penyakit tuberculosis kepada
orang lain.
Faktor yang dapat mempengaruhi TB yaitu : faktor lingkungan,
sosial ekonomi, status gizi, umur dan jenis kelamin. Pengobatan TB yaitu
dengan terapi obat dan terapi komplementer.
5.2. Saran
Klien dan keluarga dapat memutus rantai penyebaran TB dengan
selalu menerapkan cara pencegahan penyebaran TB. Keluarga bisa menjadi
pengawas minum obat klien.
25
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2017. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta, 2010. Data Kasus TB Paru
2008-2009. Surakarta: BBKPM
Carlos, J., Anandi, M., and Francoise P., 2007. MODS Assay for The Diagnosis of
Tuberculosis. New England Journal of Medicine 356:188-189
26
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny. CS
Umur : 76
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
B. Identitas Keluarga
Nama : Tn. A
Hubungan : Anak
C. Keadaan Rumah
Luas Rumah :-
Jumlah ventilasi :-
Jumlah ruangan : 4 (ruang tengah1, kamar 2, dapur1)
Jumlah jendela : 3 buah, Sinar matahari yang masuk hanya
melalui 3 jendela dan itupun jendela ruang
tengah ditutup paten menggunakan gorden
jadi tidak bisa dibuka
Jumlah penghuni rumah : 2 org dengan jarak ± 10 m
Kamar mandi : 1, letaknya di luar rumah
D. Faktor keluarga
Pasien tinggal dengan 1 anaknya dan 2 anak lainnya sudah pisah rumah.
Dikeluarga, anaknya perokok aktif.
27
Keluarga menjadi pengawas minum obat
E. Pengetahuan mengenai TBC dalam keluarga
Keluarga tidak begitu mengetahui bagaimana cara penularannya.
F. Faktor Gizi
Setiap hari klien makan ± 2 kali dalam sehari. Nasi ditambah lauk pauk
seadanya
G. Faktor Penghasilan
Pasien tidak ada penghasilan tetap tiap harinya, ia hanya mengandalkan dari
anaknya dikarenakan sudah tua tidak kuat untuk bekerja
H. Faktor Lingkungan
Jenis sumber air : Air Sumur
Pembuangan sampah : tempat pembuangan sampah 5 meter
dari rumah
Hewan peliharaan dalam rumah : 2 ekor kucing
28
Lampiran Dokumentasi
2. Ruang Tengah
29
4. Ruang dapur
30
5. Kamar mandi
31
6. Pretest
7. Post test
32
Lampiran Leaflet
Tampak Belakang
33
Lampiran Pre Post Test
34
e. Kencing berwarna kemerahan
6. Bagaimana cara mencegah penyakit TBC, kecuali?
a. Mengobati penderita TBC hingga tuntas agar rantai penularan
terputu
b. Memberikan imunisasi BCG pada balita
c. Menjaga kebersihan lingkungan
d. Makan makanan bergizi
e. Merokok
7. Bagaimana cara menggunakan masker yang benar, kecuali?
a. Cek masker apakah ada kerusakan
b. Pastikan bagian atas masker dengan benar
c. Pastikan sisi masker menghadap luar
d. Atur masker pada bagian hidup
e. Pasang masker di dagu
8. Bagaimana cara penularan TBC?
a. Berbagi makanan, minuman, atau sikat gigi.
b. Memakai masker
c. Tidak berbagi pakaian atau barang dengan orang lain
d. Menjaga ventilasi rumah
e. Tidak batuk atau bersin sembarangan
9. Pemeriksaan yang utama untuk menentukan seseorang menderita TBC
adalah ....
a. Rontgen
b. EKG
c. Pemeriksaan dahak 3x pemeriksaan ( sewaktu,pagi,sewaktu )
d. Pemeriksaan dahak 2x pemeriksaan ( pagi dan sewaktu
10. Jangka waktu pengobatan penderita TBC adalah ...
a. 6 bulan ( 2 bulan fase awal, 4 bulan fase lanjutan )
b. 8 bulan ( 4 bulan fase awal, 4 bulan fase lanjutan )
c. 4 bulan ( 2 bulan fase awal, 2 bulan fase lanjutan )
d. 6 bulan ( 6 bulan fase awal atau tiap hari makan obat )
35
DOKUMENTASI BIMBINGAN LAPORAN
KELOMPOK 9 KELAS C :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
Dokumentasi Bimbingan Laporan
2
“ Mycobacterium Tuberkulosis merupakan kuman berbentuk batang yang
berukuran dengan panjang 1-4 mm dan dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian
besar komponen M. tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga
kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan dengan zat kimia
Etiologi dan factor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yaitu menyukai
daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M. Tuberculosis senang
tinggal di daerah apeks paru yang dimana terdapat kandungan oksigen
yang tinggi. Daerah tersebut menjadi daerah yang kondusif untuk penyakit
Tuberkulosis (Somantri, 2008).
3
Patofisiologi
Penyakit tuberculosis paru ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita
penyakit tuberculosis kepada orang lain. Dengan demikian, penularan penyakit
tuberculosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang yang tertular
(terinfeksi), misalnya berada di dalam ruangan tidur atau ruang kerja yang sama.
Penyebaran penyakit tuberculosis sering tidak mengetahui bahwa ia menderita sakit
tuberculosis. Droplet yang mengandung basil tuberculosis yang dihasilkan dari batuk
dapat melayang di udara sehingga kurang lebih 1 - 2 jam tergantung ada atau tidaknya
sinar matahari serta kualitas ventilasi ruangan dan kelembaban. Dalam suasana yang
gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Jika droplet terhirup oleh orang lain yang sehat, maka droplet akan masuk ke system
pernapasan dan terdampar pada dinding system pernapasan (Djojodibroto, 2014).
4
Gejala klinik Tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik ;:
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis Paru
1 3 5
2 4
6
Pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru
1. Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk, dan membuang dahak tidak
sembarangan tempat.
2. Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi yaitu dengan
memberikan vaksinasi BCG.
3. Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit tuberculosis,
yang meliputi gejala, bahaya dan akibat yang ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.
4. Petugas kesehatan juga harus melaukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi, atau
dengan memberikan pengobatan khusus kepada penderita tuberculosis ini
5. Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melakukan desinfeksi, seperti cuci tangan, kebersihan rumah yang
ketat, perhatiah khusus terhadapmuntahan atau ludah anggota keluarga yang terjangkit penyakit tuberculosis (piring,
tempat tidur, pakaian) dan menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6. Melakukan imunisasi pada orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, seperti keluarga perawat,
dokter, petugas kesehatan dan orang lain yang terindikasi, dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif tertular.
7. Melakukan penyelidikan terhadap orang-orang yang terindikasi. Perlu dilakukan Tes Tuberkulin bagi seluruh anggota
keluarga.
8. Dilakukan pengobatan khusus.
7
Pengobatan Tuberkulosis Paru
1. Farmakologis
Isoniazid, Ripamfisin, Firazinamid, Etambutol, Streptomisin dan Obat-obat sekunder (kaproemisin,
sikliserin, macrolide generasi baru/asotromisin dan klaritromisin, quinolone dan protionamid).
2. Terapi Komplementer
- Titik refleksi paru-paru ditemukan pada telapak kaki 3 jari di bawah jari kaki, di sela-sela antara
jari tengah dan jari manis
- Titik refleksi paru-paru ditemukan pada telapak kaki 2 jari di bawah jari-jari kaki, di sela-sela
antara ibu jari dan jari telunjuk
- Titik refleksi tenggorokkan pada punggung kaki di antara sela-sela ibu jari dan jari telujuk
- Titik refleksi tenggorokan ditemukan pada telapak tangan di sela-sela jari telunjuk dan jari tengah
- Titik refleksi untuk meredakan batuk yang berada di telapak tangan bagian 2 jari dibawah ibu jari
- Titik refleksi untuk meredakan batuk pada dibawah tulang tengkorak kepala, tulang tengah
punggung leher kiri dan kanan, dan di sebelah tulang belikat atas sebelah kanan dan kiri.
8
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
▫ Nama : Ny. CS
▫ Jenis Kelamin : Perempuan
▫ Umur : 76
▫ Agama : Islam
▫ Alamat : Subang-Sukajadi RT31/12
▫ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
▫ Pendidikan terakhir : SD
▫ Diagnosa : TB Pengobatan OAT minggu ke-3
B. Identitas Keluarga
▫ Nama : Tn. A
▫ Hubungan : Anak
C. Keadaan Rumah
▫ Luas Rumah :-
▫ Jumlah ventilasi :-
▫ Jumlah ruangan : 4 (ruang tengah1, kamar 2, dapur1)
▫ Jumlah jendela : 3 buah, Sinar matahari yang masuk hanya melalui 3 jendela dan itupun
jendela ruang tengah ditutup paten menggunakan gorden jadi tidak bisa dibuka
▫ Jumlah penghuni rumah : 2 org dengan jarak ± 10 m
▫ Kamar mandi : 1, letaknya di luar rumah
9
Lanjutan...
D.Faktor keluarga
Pasien tinggal dengan 1 anaknya dan 2 anak lainnya sudah pisah rumah. Dikeluarga, anaknya
perokok aktif.
Keluarga menjadi pengawas minum obat
F.Faktor Gizi
Setiap hari klien makan ± 2 kali dalam sehari. Nasi ditambah lauk pauk seadanya
G.Faktor Penghasilan
Pasien tidak ada penghasilan tetap tiap harinya, ia hanya mengandalkan dari anaknya
dikarenakan sudah tua tidak kuat untuk bekerja
H.Faktor Lingkungan
Jenis sumber air : Air Sumur
Pembuangan sampah : tempat pembuangan sampah 5 meter dari rumah
Hewan peliharaan dalam rumah : 2 ekor kucing
10
PADA SAAT
PENGKAJIAN
11
RUANG TENGAH PASIEN KAMAR MANDI PASIEN
12
KAMAR TIDUR PASIEN & ANAKNYA
13
DAPUR PASIEN
14
HASIL PRETEST &POSTTEST
PRETEST POSTTEST
15
THANK YOU