Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada pemateri Pelatihan Jabatan Fungsional Angkatan
VI yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan
kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...
30 Mei 2022
Penulis
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyakit TBC.................................................................................... 3
2.2 Perkembangan Penyakit TBC.............................................................................. 4
2.3 Penyebaran Penyakit TBC.................................................................................... 5
2.4 Gejala dan penyebab Penyakit TBC................................................................... 5
2.5 Penularan Penyakit TBC...................................................................................... 6
2.6 Pengobatan Penyakit TBC................................................................................... 7
2.7 Pencegahan Penyakit TBC................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian penyakit Tuberkulosis?
1.2.2. Bagaimana penyakit Tuberkulosis dapat berkembang di Indonesia dan
dunia ?
1.2.3. Apa penyebab dan gejala bagi penderita penyakit Tuberkulosis ?
1.2.4. Bagaimana cara penularan Tuberkulosis ?
1.2.5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan penyakit Tuberkulosis?
1.2.6. Bagaimana penyebaran penyakit Tuberkulosis ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
TBC, umumnya dikenal sebagai TB, adalah infeksi bakteri yang dapat
menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ dalam tubuh
Anda. Hal ini paling sering ditemukan di paru-paru. Kebanyakan orang yang
terkena TB tidak pernah mengembangkan gejala karena bakteri dapat hidup
dalam bentuk tidak aktif di dalam tubuh. Tetapi jika sistem kekebalan tubuh
melemah, seperti pada orang dengan HIV atau orang dewasa lanjut usia, bakteri
TB dapat menjadi aktif. Dalam keadaan aktif mereka, bakteri TB menyebabkan
kematian jaringan di organ mereka menginfeksi. Penyakit TB aktif dapat
berakibat fatal jika tidak diobati.
6
orang tanpa gejala harus menerima perawatan medis. Obat dapat membantu
menyingkirkan bakteri tidak aktif sebelum mereka menjadi aktif.
7
2015). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada wilayah
Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania Timur
(17%) (WHO, 2015). Di Indonesia, prevalensi TB paru dikelompokkan dalam
tiga wilayah, yaitu wilayah Sumatera (33%), wilayah Jawa dan Bali (23%),
serta wilayah Indonesia Bagian Timur (44%) (Depkes, 2008). Penyakit TB
paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan
saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk
golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB paru di Indonesia
diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Depkes RI, 2011). 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatera Barat merupakan salah
satu provinsi di Indonesia yang angka kejadian TB parunya cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013, angka kejadian TB paru di Sumatera Barat adalah 0,2 %. Angka
kejadian TB paru di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya yaitu pada tahun 2007 sebanyak 3660 kasus, tahun 2008 sebanyak
3896 kasus, tahun 2009 sebanyak 3914 kasus, dan pada tahun 2010 ditemukan
sebanyak 3926 kasus yang tersebar dalam 19 kabupaten/kota dalam Propinsi
Sumatera Barat termasuk Kota Padang. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi
Sumatera Barat merupakan salah satu kabupaten/kota yang menyumbang
angka kejadian TB paru yang cukup tinggi. Jumlah kasus TB paru di kota
Padang pada tahun 2008 sebanyak 699 kasus (52%), tahun 2009 sebanyak 748
kasus (56,6%), tahun 2010 sebanyak 853 kasus (62%), tahun 2011 sebanyak
942 kasus, tahun 2012 sebanyak 628 kasus ditambah dengan kasus lama
(kambuh) 8 kasus, dan tahun 2013 jumlah kasus baru sebanyak 927 kasus
dengan jumlah seluruh kasus TB paru adalah 1.288 kasus (Riskesdas, 2013).
Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena
kepatuhan pasien dalam pengobatan yang rendah (45%)(Viney,
2011).Kepatuhan minum obat merupakan salah satu indikator penting dalam
keberhasilan pengobatan suatu penyakit.Kepatuhan rata-rata pasien pada
pengobatan jangka panjang terhadap penyakit kronis sangat bervariasi.Di
negara maju persentase kepatuhan pasien minum obat adalah sebesar 50%
8
sedangkan untuk negara berkembang persentase hanya sekitar 24% (WHO,
2003).
2.4 Gejala dan Penyebab Penyakit Tuberkulosis
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara
klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
1). GejalaSistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam.
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2). Gejala Khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru -paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.
9
Penyebab penyakit TBC yaitu Microbacterium Tuberkulosis.
Microbacterium Tuberkulosis adalah bakteri yang berbebentuk batang dan
juga tahan terhadap asam.
2.5 Penularan Penyakit Tuberkulosis
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
1. Etambutol
2. Isoniasid
3. Rifampisin
10
4. Pyrazinamid
5. Streptomisin
6. Sikloserin
Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat
ini diberikan selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat
badan/hari melalui oral.
11
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
2. Gejala umum dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat. 2) Penurunan
nafsu makan dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
3. Gejala khusus dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana yang
terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak. 2) Kalau ada cairan dirongga pleura dapat disertai dengan keluhan sakit
dada. 3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan
disebut sebagai meningitis gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
5. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
12
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu
ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)
Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Montefiore Medical Center, New York, NY.
Centers for Disease Control.
World Health Organization.
National Library of Medicine.
14