Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ PERKEMBANGAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC)”

Disusun Oleh:

ATIKA ARIF SIREGAR,SKM,MKM


NIP.19721005 199702 2 001
FUNGSIONAL PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU
PRILAKU AHLI MADYA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada pemateri Pelatihan Jabatan Fungsional Angkatan
VI yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan
kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...

30 Mei 2022

Penulis
Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyakit TBC.................................................................................... 3
2.2 Perkembangan Penyakit TBC.............................................................................. 4
2.3 Penyebaran Penyakit TBC.................................................................................... 5
2.4 Gejala dan penyebab Penyakit TBC................................................................... 5
2.5 Penularan Penyakit TBC...................................................................................... 6
2.6 Pengobatan Penyakit TBC................................................................................... 7
2.7 Pencegahan Penyakit TBC................................................................................... 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 7
3.2 Saran...................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikrobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini
lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh
manusia. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan
di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO)
memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis. Tuberkulosis masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang
utama di dunia Insiden TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis /TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan
jumlah penduduk yang ada di Indonesia, Indonesia menempati urutan ketiga
India DAN China dalam hal jmlah penderita diantara 22 negara dengan masalah
TBC terbesar di dunia.
Hasil survei kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab
kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat.
Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia
terdapat 583.000 penderita TBC baru pertahun dengan 262.000 positif atau
insiden rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat tuberkulosis
diperkirakan meninmpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC
paru di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat. Kenyataan mengenai
penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus
waspada sejak dini dan mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian penyakit Tuberkulosis?
1.2.2. Bagaimana penyakit Tuberkulosis dapat berkembang di Indonesia dan
dunia ?
1.2.3. Apa penyebab dan gejala bagi penderita penyakit Tuberkulosis ?
1.2.4. Bagaimana cara penularan Tuberkulosis ?
1.2.5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan penyakit Tuberkulosis?
1.2.6. Bagaimana penyebaran penyakit Tuberkulosis ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
Tubercolosis di Puskesmas X

1.3.2. Tujuan Khusus


1.3.2.1. Untuk memahami pengertian dari Tuberkulosis atau TBC
1.3.2.2. Untuk mengetahui perkembangan penyakit tuberkulosis
1.3.2.3. Untuk mengetahui gejala dan penyebab TBC
1.3.2.4. Untuk mengetahui cara penularan TBC
1.3.2.5. Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahan
penyakit TBC
1.3.2.6. Untuk mengetahui penyebaran penyakit TBC

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang


disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

TBC, umumnya dikenal sebagai TB, adalah infeksi bakteri yang dapat
menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ dalam tubuh
Anda. Hal ini paling sering ditemukan di paru-paru. Kebanyakan orang yang
terkena TB tidak pernah mengembangkan gejala karena bakteri dapat hidup
dalam bentuk tidak aktif di dalam tubuh. Tetapi jika sistem kekebalan tubuh
melemah, seperti pada orang dengan HIV atau orang dewasa lanjut usia, bakteri
TB dapat menjadi aktif. Dalam keadaan aktif mereka, bakteri TB menyebabkan
kematian jaringan di organ mereka menginfeksi. Penyakit TB aktif dapat
berakibat fatal jika tidak diobati.

Karena bakteri yang menyebabkan tuberkulosis yang ditularkan melalui


udara, penyakit ini bisa menular. Infeksi yang paling mungkin terjadi jika Anda
terkena seseorang dengan TB pada sehari-hari, misalnya dengan tinggal atau
bekerja dalam jarak dekat dengan seseorang yang memiliki penyakit aktif.
Bahkan kemudian, karena bakteri umumnya tinggal laten (tidak aktif) setelah
mereka menyerang tubuh, hanya sejumlah kecil orang yang terinfeksi TB akan
pernah memiliki penyakit aktif. Sisanya akan memiliki apa yang disebut infeksi
TB laten, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan tidak akan dapat
menyebarkan penyakit kepada orang lain, kecuali penyakit mereka menjadi
aktif. Karena ini infeksi laten pada akhirnya dapat menjadi aktif, bahkan orang-

6
orang tanpa gejala harus menerima perawatan medis. Obat dapat membantu
menyingkirkan bakteri tidak aktif sebelum mereka menjadi aktif.

2.2 Perkembangan Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Penyakit TB di indonesia menempati peringkat ke 3 setelah India dan


cina dengan jumlah kasus tahun 2022 sebanyak 824.000 dengan angka
kematian 93 ribu pertahun atau setara dengan 11 kematian perjam.

2.3 Penyebaran Penyakit Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius terbanyak penyebab


kematian di dunia. Menurut WHO pada tahun 2014, 9,6 juta jiwa terjangkit
penyakit Tuberkulosis dan 1,5 juta diantaranya meninggal akibat penyakit
tersebut. Hampir 95 % kasus kematian akibat Tuberkulosis (TB) berada di
negara berpendapatan menengah ke bawah. Tuberkulosis bukan hanya banyak
ditemukan pada dewasa, namun juga pada anak-anak. Bersumber yang sama
dari WHO, sekitar 1 juta anak-anak terkena penyakit TB dan 140.000
diantaranya meninggal akibatnya.

Indonesia menempati peringkat keempat di antara negara-negara TB


tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB di Indonesia dikutip dari TB
Indonesi adalah sekitar 690.000 pada tahun 2011, dan perkiraan jumlah
kematian akibat TB adalah sebanyak 64.000 kematian per tahun. TB
merupakan penyebab tersering kematian pada seseorang dengan HIV positif.
Pada tahun 2015, di dunia 1 dari 3 pasien dengan HIV meninggal akibat TB.
Dan kasus yang lebih serius saat ini adalah kasus Multidrug-resistant
TB (MDR TB). Secara global di seluruh dunia, kasus MDR TB mencapai
480.000 orang.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013


terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB (WHO, 2014). Pada
tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi kuman TB (WHO,

7
2015). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada wilayah
Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania Timur
(17%) (WHO, 2015). Di Indonesia, prevalensi TB paru dikelompokkan dalam
tiga wilayah, yaitu wilayah Sumatera (33%), wilayah Jawa dan Bali (23%),
serta wilayah Indonesia Bagian Timur (44%) (Depkes, 2008). Penyakit TB
paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan
saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk
golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB paru di Indonesia
diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Depkes RI, 2011). 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatera Barat merupakan salah
satu provinsi di Indonesia yang angka kejadian TB parunya cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013, angka kejadian TB paru di Sumatera Barat adalah 0,2 %. Angka
kejadian TB paru di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya yaitu pada tahun 2007 sebanyak 3660 kasus, tahun 2008 sebanyak
3896 kasus, tahun 2009 sebanyak 3914 kasus, dan pada tahun 2010 ditemukan
sebanyak 3926 kasus yang tersebar dalam 19 kabupaten/kota dalam Propinsi
Sumatera Barat termasuk Kota Padang. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi
Sumatera Barat merupakan salah satu kabupaten/kota yang menyumbang
angka kejadian TB paru yang cukup tinggi. Jumlah kasus TB paru di kota
Padang pada tahun 2008 sebanyak 699 kasus (52%), tahun 2009 sebanyak 748
kasus (56,6%), tahun 2010 sebanyak 853 kasus (62%), tahun 2011 sebanyak
942 kasus, tahun 2012 sebanyak 628 kasus ditambah dengan kasus lama
(kambuh) 8 kasus, dan tahun 2013 jumlah kasus baru sebanyak 927 kasus
dengan jumlah seluruh kasus TB paru adalah 1.288 kasus (Riskesdas, 2013).
Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena
kepatuhan pasien dalam pengobatan yang rendah (45%)(Viney,
2011).Kepatuhan minum obat merupakan salah satu indikator penting dalam
keberhasilan pengobatan suatu penyakit.Kepatuhan rata-rata pasien pada
pengobatan jangka panjang terhadap penyakit kronis sangat bervariasi.Di
negara maju persentase kepatuhan pasien minum obat adalah sebesar 50%

8
sedangkan untuk negara berkembang persentase hanya sekitar 24% (WHO,
2003).
2.4 Gejala dan Penyebab Penyakit Tuberkulosis

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara
klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
1). GejalaSistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam.
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2). Gejala Khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru -paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.

9
Penyebab penyakit TBC yaitu Microbacterium Tuberkulosis.
Microbacterium Tuberkulosis adalah bakteri yang berbebentuk batang dan
juga tahan terhadap asam.
2.5 Penularan Penyakit Tuberkulosis

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan


bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan
daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya


menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan fotorontgen.

2.6 Pengobatan Penyakit Tuberkulosis

1. Etambutol

2. Isoniasid

3. Rifampisin

10
4. Pyrazinamid

5. Streptomisin

6. Sikloserin

Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat
ini diberikan selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat
badan/hari melalui oral.

Kombinasi antar INH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama 6


bulan.

Obat tambahan, antara lain Strepmomycin (diberikan intramuskuler)dan


Etham burol

Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-TB untuk


mengurangi respons peradangan, misalnya pada meningitis.

2.7 Pencegahan Penyakit Tuberkulosis

1. Melakukan imunisasi BCG sebanyak 1 kali ketika bayi berumur 2 bulan


2. Perhatikan kebersihan rumah
3. Jangan dibiasakan meludah di sembarang tempat
4. Segera periksa ke Puskesmas jika ditemukan tanda-tanda TBC

11
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) adalah penyakit


infeksi menular yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis tipe
humanus. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

2. Gejala umum dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat. 2) Penurunan
nafsu makan dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

3. Gejala khusus dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana yang
terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak. 2) Kalau ada cairan dirongga pleura dapat disertai dengan keluhan sakit
dada. 3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan
disebut sebagai meningitis gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.

4. Pencegahan penyakit TBC dengan cara melakukan imunisasi BCG sebanyak 1


kali ketika bayi berumur 2 bulan, perhatikan kebersihan rumah, jangan dibiasakan
meludah di sembarang tempat, segera periksa ke Puskesmas jika ditemukan tanda-
tanda TBC.

5. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
12
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

6. Pengobatan penyakit tbc yaitu dengan cara mengkonsumsi obat antimikobakteri,


seperti : Etambutol, Isoniasid, Rifampisin, Pyrazinamid, Streptomisin dan Sikloserin.
Pengobatan ini dilakukan selama 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.
Penyakit tbc dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan
tubuhnya dengan gizi yang cukup baik

3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu
ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)
Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Montefiore Medical Center, New York, NY.
Centers for Disease Control.
World Health Organization.
National Library of Medicine.

14

Anda mungkin juga menyukai