Anda di halaman 1dari 16

ovMAKALAH “TUBERCOLOSIS”

Dosen : Ns. Astrid M. Kep. Sp. Kep. MB

Disusun

Oleh :

Jarullah Dhenu Awaloka (2114401027)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA


HUSADA STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO
PRODI D-III
KEPERAWATAN 2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Tim Penulis panjatkan kepada. Allah SWT. yang telah melimpahkan
segala Rahmat dan Karunia-Nya. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis dapat
menyeles aikan penulisan makalah yang berjudul TUBERCULOSIS" ini tepat pada
waktunya. Shalawat bermahkotakan Salam kita hadiahkan keharibaan Baginda
Rasullullah Muhammad SAW. yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan
ke alam yang penuh dengan penerangan Islam dan Pengetahuan. Ucapan terima kasih
tak lupa saya haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Jakarta, 6 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Definisi .....................................................................................................3
2.2 Klasifikasi..................................................................................................3
2.3 Etiologi......................................................................................................4
2.4 Patofisiologi...............................................................................................5
2.5 Manifestasi klinis......................................................................................7
2.6 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7
2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................8
2.8 Komplikasi................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
RESUME......................................................................................................10
3.1 Perjalanan pasien menuju ke rumah sakit................................................10
3.2 Asuhan Keperawatan................................................................................11
BAB IV
PENUTUP..............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................16
4.2 Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC
dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik
dari sisi angka kematian (mortalitas). angka kejadian penyakit (norbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia
menempati ur ketiga setelah India dan China dalan hal jumlah penderita di antara 22
negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil survei Kesehatan Rumah
Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulos is (TBC) merupakan
penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan
di Indonesia terdapat 583000 penderita Tuberkulosis /TBC baru pertahun dengan
262.000 BTA positifatau insidens rate kira-kira 130 per Saat ini setiap menit muncul
satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC
paru yang menular. Bahkan setiap empat mnenit sekali satu orang meninggal akibat
TBC di Indonesia. Sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan intormasi
lengkap tentang penyakit TBC. 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis
TBC diperkimkan menimpa l40.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC
paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok


masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi dari tuberculosis?

2. Apa saja klasifikasi dari tuberculosis?

3. Apasaja etiologi dari tuberculosis?

4. Bagaimana manifestasi dari tuberculosis?

5. Apa saja komplikasi dari tuberculosis?

6. Pemeriksaan apa yang digunakan tuberculosis?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari tuberculosis?

8. Bagaimana patofisiologis dari tuberculosis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari tuberculosis

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari tuberculosis

3. Untuk mengetahui etiologi dari tuberculosis

4. Untuk mengetahui manifestasi dari tuberculosis

5. Untuk mengetahui komplikasi dari tuberculosis

6. Untuk mengetahui pemeriksaan yang digunakan tuberculosis:

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari tuberculosiS

8. Untuk mengetahui patofisiologis dari tuberculosis

2
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Definisi
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini
lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh
manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir
ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan
masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas). angka kejadian
penyakit (norbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih
dari 200 juta orang, Indonesia menempati ur ketiga setelah India dan China dalan
hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan
bahwa Tuberkulos is (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian,
sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun
1999 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat
583000 penderita Tuberkulosis /TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA
positifatau insidens rate kira-kira 130 per Saat ini setiap menit muncul satu
penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC
paru yang menular. Bahkan setiap empat mnenit sekali satu orang meninggal
akibat TBC di Indonesia. Sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan
intormasi lengkap tentang penyakit TBC. 100.000 penduduk. Kematian akibat
Tuberkulosis TBC diperkimkan menimpa l40.000 penduduk tiap tahun. Jumlah
penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.

2.2 Klasifikasi

1) Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru
(parenkim paru) tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil

3
pemeriksaan dahak, menurut Depkes RI (2008), TBC paru dibagi dalam :

a. Tuberkulosis Paru BTA Positif


Sekurang-kurang 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Satu
spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambar tuberkulosis aktif. Satu spesimen dahak SPS hasilnya
BTA positif dan biakan kuman TBC positif. Satu atau lebih spesimen dahak
hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
hasil BTA negatif slan tidak- ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT

b. Tuberkulosis Paru BTA Negatif Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya


BTA negatif. Foto rontgen dada menunjukkan gambar tuberkulosis aktif.
TBC paru BTA negatif rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambar foto
rontgen dada memperlihatkan gambar kerusakan paru yang luas dan/atau
keadaan umum penderita buruk (Depkes RI, 2008). Tidak ada perbaikan
setelah pemberian antibiotika non OAT Ditentukan (dipertimnbangkan) oleh
dokter untuk diberi pengobatan.

2.3 Etiologi

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.


Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
(Depkes RI, 2008). Basil ini tidak berspora 4 sehing ga mudah dibasmi dengan
pemanasan, sinar matahari dan sinar ultraviolet (Nurarif dan Kusuma, 2013),
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur selama beberapa tahun
(Depkes RI, 2008). Ada dua macam mikobakteria tuberkulosis yaítu tipe human
dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara
yang berasal dari penderita TBC terbuka (Nurarif dan Kusuma, 2013).
4
2.4 Patofisiologi

Tempat masuk kuman mycobacterium adalah saluran pemafasan, infeksi


tuberculosis terjadi melalui (airborn) yaitu melalui instalasi dropet vang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mempunyai pemukaan alveolis biasanya diinstalasi sebagai
suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung atau cabang besar bronkus
dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruangan alveolus biasanya
di bagian lobus atau paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini
membangkitkan reaksi peradangan, leukosit polimortonuklear pada tempat tersebut
dan memfagosit namun tidak membunuh organisme tersebut.

Setelah hari-hari pertama masa leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak, dalam sel basil juga menyebar melalui gestasi bening reginal.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit, nekrosis
bagian sentral lesi yang memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju-
lesi nekrosis kaseora dan jaringan granulasi di sekitamya terdiri dari sel epiteloid
dan fibrosis menimbulkan respon berbeda, jaringan granulasi menjadi lebih fibrasi
Lesi primer pan-paru dinamakan fokus gholi dengan gabungan terserangnya
kelenjar getah bening regional dari lesi primer dinamakan komplet ghon dengan
mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah
pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam membentuk jaringan parut akhirnya
akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.

Lesi primer pan-paru dinamakan fokus gholi dengan gabungan terserangnya


kelenjar getah bening regional dari lesi primer dinamakan komplet ghon dengan
mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah
pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam 8 bronkus dengan menimbulkan
kapiler materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitis akan masuk ke dalam

5
percabangan keobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-
paru atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus.

Kavitis untuk kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dengan


meninggalkan jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus
rongga. Bahan perkijaan dapat mengontrol sehingga tidak dapat mengalir melalui
saluran penghubung, sehingga kavitasi penuh dengan bahan perkijuan dan lesi mirip
dengan lesi berkapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala
dalam waktu lama dan membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi
limpal peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.


Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran darah dalam
jumlah kecil, yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ
lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfo hematogen yang
biasanya sembuh sendiri, penyebaran ini terjadi apabila focus nekrotik merusak
pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk ke dalam sistem vaskuler dan
tersebar ke organ-organ tubuh (Price & Wilson, 2005)

2.5 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam
(2006) dapat bermacam-macam antara lain

1) Demam
umumnya subfebris, kadang-kadang 40410C. keadaan ini sangat dipengaruhi
oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis
yang masuk.
2) Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk

6
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (nor produktif).
Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum
atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah haematoemesis karena
terdapat pembuhuh daah yang cepat. Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi
pada dinding bronkus.
3) Sesak
nafas Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak
na fas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah setengah bagian paru-paru.
4) Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infliltrasi radang sudah sampai pada pleura,
sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini jarang ditemukan
5) Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering di
temukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang, nyeri
otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan hilang
timbul secafa tidak teratur.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis
adalah:

a) Sputum Culture
b) Ziehl neelsen: Positif untuk BTA
c) Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmner. patch
d) Chest X-ray
e) Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium tuberculosis
f) Needle biopsi of lung tissue: positif unuk granuloma TB, adanya sel sel
besar yang mengindikasikan nekrosis
g) Elektrolit
h) Bronkografi
i) Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah

7
2.7 Penatalaksanaan
1. Pencegahan

a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat


dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok kelompok
populasi tertentu misalnya : karyawan rumah sakit, siswa - SISWI pesantren.
c. Vaksinasi BCG
d. Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6 12 bulan
dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih
sedikit.
e. Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberculosis kepada
masyarakat. (Muttaqin, 2008)

2. Pengobatan

Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agen kemoterapi ( agen


antituberkulosis ) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi ga
depan digunakan ada lah Isonias id ( INH ), Rifampi sin ( RIF ),
Streptomisin ( SM ). Etambutol (EMB ), dan Pirazinamid( PZA ).
Kapreniosin, kanamisin, etionamid, natrium para-aminosilat, amikasin,
dan siklisin merupakan obat- obat baris kedua (Smeltzer & Bare, 2001).

2.8 Komplikasi
Menurut Suriadi (2006) komplikasi dari TB Paru Lain :

1. Meningitas

2. Spondilitas

3. Pleuritis

4. Bronkopneumoni

5. Atelektasi

8
BAB III

RESUME

3.1 Perjalanan pasien masuk ke Rumah Sakit


Pasien Tn. J di ruangan Paviliun Soehardo Kertohusodo, berjenis kelamin
Laki-laki, suku Jawa, umur 43 Tahun/tanggal lahir 18.06.1980, menganut
agama Islam, bertempat tinggal Kwitang Jakarta Pusat. Diagnosa TB on
OAT , masuk RS pada tanggal 30 Maret 2023, Nomor Rekam Medik
512906.
Pengkajian dan pengumpulan data tentang status sehat-sakit pasien pada
tanggal 30 MEI 2023 jam 10:00 wib Keluhan saat ini pasien mengatakan
mengeluh sesak nafas nyeri pada area post pemasangan IPC nyeri hilang
timbul Saat dikaji keadaan umum pasien composmentis, hasil TTV : TD
:90/80 mmHg, Nadi: 85x/menit, Suhu: 37,4oC, RR: 20x/menit, SPO2 92%.
Pasien terpasang infus Aminofluid pada tangan kiri, konjungtiva anemis,
GCS 15, E4 V5 M6, CRT <3 detik. Pasien mendapat terapi obat Ranitidine
50 mg IV, Omeprazole 20 mg IV,.Riwayat kesehatan masa lalu pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini, hanya saja
Sesak saat beraktifitas. Riwayat kesehatan keluarga pasien mengatakan tidak
ada penyaki t yang sama yang diderita pasien dalam anggota keluarga. Dan
biasanya penyakit yang di derita oleh anggota keluarganya seperti batuk,
pilek.

9
3.2 Asuhan Keperawatan

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh


kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


parenkim paru. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapı dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus
limfe (Smeltzer & Bare. 2002).

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.


Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
(Depkes RI, 2008).

4.2 Saran

Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah


meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit
yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita di tuntut untuk
minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk
memeriksakan diri ke klinik atau puskesmas

11
DAFTAR PUSTAKA

jtptunimus-gdl-lisakurnia-6389-2-babi.pdf

BAB%202%20NEW.pdf

24c84443f9f66c008cfe2967 d4ec9 l e9.pdf

Zum. 2010. https://zumrohhasanah.wordpress.com/2010/12/3 1/makalah-tb-paru/


(16 Februari 2018)

Ega. 2015. https://egaayuprastika.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tuberculosis


tbc.html (16 Februari 2018)

Krisma. 2014. http://krismasekasaputra.blogspot.co.id/2014/01/makalah


tuberculosis-tbc.html (16 Februari 2018)

Ainun. 2014. http:/lainun25.blogspot.co.id/2014/12/makalah 18.html (16 Februari


2018)

Eli. 2017. https://elitugasku.blogspot.co.id/2017/01/makalah-tuberkulosis-tbc.html


(16 Februari 2018)

12

Anda mungkin juga menyukai