Disusun Oleh:
dr.
NIM.
Pembimbing:
dr.
i
DAFTAR ISI
2.10 Patofisiologi............................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aritmia adalah gangguan irama jantung akibat otot jantung yang seharusnya
berdenyut secara teratur berubah menjadi lebih cepat,lebih lambat, atau tidak
berfungsi mengatur detak jantung sehingga tidak dapat bekerja dengan baik
utama kematian di seluruh dunia (Kasper, 2010). TBC paru tergolong penyakit air
borne infection, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernapasan ke
lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui bronkus atau
TB adalah salah satu dari 10 penyebab kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2017,
tahun 2013 sebesar 0,4%, dan tidak mengalami peningkatan pada tahun 2018
penderita TB pada tahun 2016 sebesar 118 per 100.000 penduduk dan terjadi
1
peningkatan pada tahun 2017 yaitu 132,9 per 100.000 penduduk (Kementrian
laboratorium mikrobiologi klinik terdapat 310 kasus TB. Tuberkulosis yang disertai
dengan aritmia dapat meningkatkan risiko kematian individu. Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan dasar yang baik bagi tenaga Kesehatan untuk memberikan
penanganan yang tepat kepada pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jenis kuman berbentuk batang berukuran sangat kecil dengan Panjang 1-4 µm
adalah berupa lemak atau lipid yang menyebabkan kuman mampu bertahan
terhadap asam serta zat kimia dan faktor fisik. Kuman TBC bersifat aerob yang
Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit TB. Kuman
akan tampak setelah kurang dari dua minggu atau bahkan terkadang setelah 6-8
minggu. Lingkungan hidup optimal pada suhu 37°C dan kelembaban 70%. Kuman
tidak dapat tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari 40°C (Inayah & Wahyono,
2019).
dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch
untuk mewarnainya secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut pula Basil
Tahan Asam (BTA). Basil TBC sangat rentan terhadap sinar matahari, sehingga
dalam beberapa menit saja akan mati. Ternyata kerentanan ini terutama terhadap
3
gelombang cahaya ultraviolet. Basil TBC juga rentan terhadap panas-basah,
sehingga dalam 2 menit saja basil TBC yang berada dalam lingkungan basah sudah
akan mati bila terkena air bersuhu 100°C. Basil TBC juga akan terbunuh dalam
beberapa menit bila terkena alkohol 70% atau lisol 5% (Inayah & Wahyono, 2019).
Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit infeksi kronis yang sudah sangat
lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di
kerusakan tulang vertebra otak yang khas TBC dari kerangka yang digali di
Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu juga penemuan yang berasal dari
mumi dan ukuriran dinding piramid di Mesir kuno pada tahun 2000 – 4000 SM.
Yunani yang menggambarkan tampilan penyakit TBC paru ini (Gannika, 2016).
Masuknya bakteri penyebab TBC akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis
non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TBC dan biasanya
sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TBC. Akan tetapi, pada sebagian
kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TBC dan kuman akan
bereplikasi dalam makrofag. Kuman TBC dalam makrofag yang terus berkembang
biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. Lokasi pertama koloni
kuman TBC di jaringan paru disebut Fokus Primer. Waktu yang diperlukan sejak
disebut sebagai masa inkubasi TBC. Hal ini berbeda dengan pengertian masa
inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang diperlukan sejak masuknya
berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-12 minggu.
4
Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah 103-104,
yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons imunitas seluler (Gannika,
2016).
TBC primer adalah TBC yang terjadi pada seseorang yang belum pernah
kemasukan basil TBC. Bila orang ini mengalami infeksi oleh basil TBC, walaupun
segera difagositosis oleh makrofag, basil TBC tidak akan mati. Dengan semikian
basil TBC ini lalu dapat berkembang biak secara leluasa dalam 2 minggu pertama
di alveolus paru dengan kecepatan 1 basil menjadi 2 basil setiap 20 jam, sehingga
pada infeksi oleh satu basil saja, setelah 2 minggu akan menjadi 100.000 basil. TBC
sekunder adalah penyakit TBC yang baru timbul setelah lewat 5 tahun sejak
terjadinya infeksi primer. Kemungkinan suatu TBC primes yang telah sembuh akan
10%. Sebaliknya juga suati reinfeksi endogen dan eksogen, walaupun semula
kematian.hal ini terutama ditentukan oleh efektivitas sistem imunitas seluler di satu
pihak dan jumlah serta virulensi basil TBC di pihak lain. Walaupun sudah sampai
timbul TBC selama masih minimal, masih ada kemungkinan bagi tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri bila sistem imunitas seluler masih berfungsi dengan
baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa TBC pada anak-anak umumnya adalah TBC
primer sedangkan TBC pada orang dewasa adalah TBC sekunder (Gannika, 2016).
Menurut (Inayah & Wahyono, 2019) cara penularan penyakit Tuberkulosis adalah:
5
a. Sumber penularan adalah pasien TBC BTA positif melalui percik renik
dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadioleh karena jumlah kuman yang
adalah 65%, pasien TBC BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26%
sedangkan pasien TBC dengan hasilkultur negatif dan foto toraks positif
adalah 17%.
c. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
Kuman TBC menyebar melalui udara saat si penderita batuk, bersin, berbicara, atau
bernyanyi. Yang hebat, kuman ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam.
Perlu diingat bahwa TBC tidak menular melalui berjabat tangan dengan penderita
sikat gigi, bahkan berciuman (Inayah & Wahyono, 2019). Lingkungan hidup yang
sekali atas peningkatan jumlah kasus TBC. Penularan penyakit ini sebagian besar
6
melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat
dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung basil
Gejala penyakit TBC terjadi sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara
klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
Terdapat enam macam obat esensial yang telah dipakai sebagai berikut : Isoniazid
(H), para amino salisilik asid (PAS), Streptomisin (S), Etambutol (E), Rifampisin
(R) dan Pirazinamid (P). Faktor-faktor risiko yang sudah diketahui menyebabkan
tingginya prevalensi TBC di Indonesia antara lain : kurangnya gizi, kemiskinan dan
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
7
b. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukanpengawasan
c. Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
kesehatan.
1. Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti
pencegahan.
5. Memberantas penyakit TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi
yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.
8
8. Pemeriksaan screening dengan tuberculin test pada kelompok beresiko
Aritmia adalah gangguan irama jantung akibat otot jantung yang seharusnya
berdenyut secara teratur berubah menjadi lebih cepat,lebih lambat, atau tidak
berfungsi mengatur detak jantung sehingga tidak dapat bekerja dengan baik
(Narasimhan dkk, 2013). Penderita aritmia mungkin akan merasa jantung berdetak
detak jantung. Bradikardia atau bradiaritmia adalah keadaan di mana laju denyut
jantung seseorang kurang dari 60 kali per menit (Wulandari dkk, 2015). Secara
disebut pula sindrom bradikardia atau sindrom Adam Stokes yaitu kumpulan gejala
karena menurunnya aliran darah ke otak, biasanya dengan laju denyut jantung
ditemukan sebagai kondisi fisiologis pada individu sehat, seperti pada atlet dengan
laju denyut jantung istirahat rendah atau blok atrioventrikular (AV) derajat pertama
saat tidur, namun dapat pula bersifat patologis (Wulandari dkk, 2015).
9
2.7 Jenis-jenis Aritmia
Berikut adalah jenis-jenis Aritmia yang biasa dialami oleh penderita tuberculosis
a. Sinus Takikardi
b. Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi adalah bentuk aritmia yang paling sering terjadi.Pada atrial
fibrilasi, impuls listrik tidak dimulai dari nodus SA, melainkan dari bagian
lain di atrium atau di dekat v.pulmonalis. Hal ini akan menimbulkan impuls
yang cepat dan tak beraturan sehingga atrium akan berdenyut secara tepat
dan tak beraturan pula. Ketika impuls listrik sampai di nodus AV, nodus AV
sehingga ventrikel juga akan berdenyut cepat namun tidak secepat atrium.
Oleh karena itu, atrium dan ventrikel tidak lagi berdenyut bersamaan. Hal
sebagaimana seharusnya.
c. Ventrikel Takikardi
10
jantung (cardiacarrest). Ventrikel takikardi disebabkan oleh keadaan yang
d. Ventrikel Fibrilasi
tidak lagi berdenyut melainkan hanya bergetar sehingga jantung tidak dapat
e. Bradikardi
sepsis, obat (penyekat B, penyekat kanal kalsium dan obat anti aritmia lain),
11
2.8 Aritmia pada Tuberkulosis
TB adalah penyebab aritmia yang jarang terhitung sekitar 0,14-2% dalam beberapa
penelitian. Banyak laporan kasus menunjukkan bahwa populasi yang paling umum
terkena adalah dewasa muda <45 tahun. Ada juga dominasi laki-laki dengan rasio
besar kasus aritmia tuberkulosis tidak menunjukkan gejala, tetapi beberapa dapat
Mereka juga dapat hadir dengan kardiomiopati dilatasi, gagal jantung kongestif,
atau kematian jantung mendadak (SCD). Aritmia tuberkulosis dapat terjadi dari
tantangan. Hal ini kemungkinan karena insiden yang rendah, asimtomatologi, dan
prevalensi yang lebih tinggi pada orang dewasa muda. Meskipun demikian,
yang terkait dengan aritmia TB simptomatik tinggi, dengan sebagian besar kasus
MRI jantung harus dilakukan. Ini akan memungkinkan visualisasi katup atau
pada pasien yang bergejala. Biopsi endomiokard telah disarankan, tetapi kurang
12
2.9 Manifestasi Klinis
Bradikardia simtomatik memiliki gejala yang tidak spesifik dan bervariasi mulai
gejala ringan sampai dengan berat. Pasien datang bisa dengan keluhan pusing,
marah, sesak atau nyeri dada, hingga gejala yang berat berupa pingsan (sinkop).
Denyut jantung lambat biasanya kurang dari 50 kali per menit. Gejala tersebut dapat
Menurun Wulandari dkk, (2015), tanda dan gejala pasien dengan bradikardi
atau “relatif” (frekuensi nadi < yang diharapkan sesuai dengan kondisi pasien),
buruk akibat frekuensi nadi yang melambat, nyeri dada dan sesak nafas, penurunan
2.10 Patofisiologi
Menurut Sugiyono, (2014) bradikardia dapat terjadi oleh karena kerusakan di pusat
pacu jantung utama (gangguan fungsi sinus) atau gangguan rangsang. Pada keadaan
ini fungsi nodus SA normal, tetapi justru konduksinya ke ventrikel terganggu (blok
nodus AV). Bradikardia dapat terjadi oleh karena kombinasi gangguan fungsi nodus
SA dan blok nodus AV. Apapun sebabnya, bila terjadi pause, dimana nodus SA tidak
dapat menimbulkan impuls dalam waktu cukup lama, maka jantung akan
ventrikel berdenyut. Pacu jantung utama masih berfungsi dengan baik, akan tetapi
hingga hambatan.
13
Bradikardia juga dapat terjadi karena sinyal-sinyal listrik yang ditransmisikan
atrioventrikular). Gangguan sinyal listrik dapat terjadi di AV node, berkas His atau
di suatu tempat di sepanjang cabang kiri dan kanan yang mengirimkan sinyal listrik
a. Elektrokardiografi
Pemeriksaan ini dapat memberikan bukti adanya blok jantung. Namun jika blok
yang muncul bersifat intermiten maka EKG dapat normal. Pada pasien dengan
sinkop yang tidak bisa dijelaskan, maka penting untuk menyingkirkan gangguan
ambulatoar (Holter EKG). Alat ini dapat digunakan untuk merekam EKG selama
b. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan fungsi hati dan tiroid mungkin dapat menjelaskan penyebab sinus
bradikardi.
c. foto toraks
iskemik atau miokarditis. Edema paru dapat terlihat sebagai akibat bradikardi.
d. Ekokardiografi
14
Pemeriksaan ekokardiografi dapat menunjukkan hipokinetik dinding jantung
karena iskemia atau infark. Area septum yang hipokinetik akan menjadi sangat
15
BAB III
PENUTUP
si penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. Yang hebat, kuman ini dapat
bertahan di udara selama beberapa jam. Perlu diingat bahwa TBC tidak menular
menyentuh seprai atau dudukan toilet, berbagi sikat gigi, bahkan berciuman. Gejala
tuberculosis adalah Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah), demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan,
malam hari disertai keringat malam. Terkadang serangan demam seperti, influenza
dan bersifat hilang timbul. Terdapat enam macam obat esensial yang telah dipakai
sebagai berikut : Isoniazid (H), para amino salisilik asid (PAS), Streptomisin (S),
Etambutol (E), Rifampisin (R) dan Pirazinamid (P). Salah satu pencegahan
kontak atau suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini
bagi penderita, kontak, suspect, perawatan. Aritmia adalah gangguan irama jantung
akibat otot jantung yang seharusnya berdenyut secara teratur berubah menjadi lebih
cepat,lebih lambat, atau tidak beraturan. Aritmia disebabkan adanya gangguan pada
impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung sehingga tidak dapat bekerja
atau bradiaritmia adalah keadaan di mana laju denyut jantung seseorang kurang dari
16
60 kali per menit. Pada prinsipnya, penyebab bradikardia simtomatik adalah kondisi
sistem konduksi jantung yang gagal memberikan laju denyut jantung yang adekuat.
Hal tersebut disebabkan karena gangguan dari salah satu atau lebih bagian sistem
elektrokardiografi.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Orgganization. Global Tuberculosis Report 2019. WHO
2015;14(1):7–13.
18
12. Damayanti, DA HF. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
19