Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PEMERIKSAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

ZULFIDAYANI SYAFRUDDIN (21.901.001)


ANDI ASWADI SYUKUR (21.901.050)
NUR ALFIAH (21.901.055)

PROGRAM STUDI D-III AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas

berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan laporan yang

berjudul “Pemeriksaan Mycobacterium Tuberculosis” ini dengan tepat

waktu. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada nabi Muhammad

Saw, kepada keluarganya, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa

tunduk patuh kepada ajarannya.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Mycobacterium Tuberculosis II. Penulis berharap semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 24 Agustus 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................2
C. Manfaat.............................................................................................2
BAB II..........................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
A. Definisi Tuberkulosis.........................................................................3
B. Klasifikasi Tuberculosis.....................................................................4
C. Morfologi Mycobacterium Tuberculosis.............................................6
BAB III.........................................................................................................9
METODE PRAKTIKUM...............................................................................9
A. Alat dan Bahan..................................................................................9
B. Prosedur Kerja..................................................................................9
BAB IV...................................................................................................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................11
A. Hasil................................................................................................11
B. Pembahasan...................................................................................11
BAB V....................................................................................................... 13
PENUTUP.................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................13
B. Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia yang wajib dilindungi dan


diperhatikan oleh pemerintah. Menurut Hendrick L. Blum derajat
Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh empat factor yaitu,
faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor keturunan dan faktor
pelayanan Kesehatan, dari keempat faktor tersebut yang pengaruhnya
cukup besar adalah faktor perilaku dan diikuti oleh pengaruh faktor
lingkungan, setelah itu faktor pelayanan Kesehatan, dan yang terakhir
faktor keturunan. Keempat faktor ini sangat berhubungan dan saling
mempengaruhi. Penyakit yang timbul karena faktor lingkungan salah
satunya adalah penyakit tuberculosis (TB). Tuberculosis adalah suatu
penyakit infeksi paling sering menyerang jaringan paru, disebabkan
oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit tuberculosis paru ini dapat
menyerang semua usia dengan kondisi klinis yang berbeda-beda atau
tanpa dengan gejala sama sekali hingga manifestasi berat.
Tuberculosis adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian
dunia. Sampai sekarang ini belum ada satu negarapun di dunia yang
bebas dari tiberkulosis. Jumlah angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubericulosis cukup tinggi.
Pada tahun 2009 sekita 1,7 juta orang meninggal karena menderita
tuberculosis 600.000 diantaranya perempuan sementara jumlah kasus
baru tuberculosis sebanyak 9,4 juta (3,3 juta diantaranya perempuan).
Sepertiga dari jumlah penduduk didunia sudah tertular dengan
tuberculosis dimana Sebagian besar penderita tuberculosis terjadi
pada usia produktif 15-55 tahun (Amrullah et al., 2021)
Bakeri Mycobacterium Tuberculosis berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai bakteri tahan
asam (BTA). Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang menjadi
perhatian dunia karena mudah di tularkan. Penularan penyakit TBC
melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung
bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada waktu penderita batuk,
butir-butir air ludah beterbangan di udara kemudian terhisap oleh
orang yang sehat dan masuk kedalam parunya. Hal tersebut
merupakan salah satu penyebab penyakit tuberculosis paru mudah
tersebar (Aliviameita & Puspitasari, 2020)
Salah satu permasalahan penanggulangan tuberculosis adalah
pengobatan yang tidak teratur dan pemberian obat yang tidak sesuai
dengan keresistensian Mycobacterium Tuberculosis. Obat anti
tuberculosis ( OAT) yang digunakan dalam program pengobatan
tuberculosis adalah isoniazid (I), rifampisin (R), streptomisin (S), dan
etambutol (E).

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pewarnaan ziehl


neelsen dan cara pemeriksaan Mycobacterium Tuberculosis.

C. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat


menambah wawasan mengenai pewarnaan dan pemeriksaan
Mycobacterium Tuberculosis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tuberkulosis

Mycobacterium Tuberculosis merupakan bakteri aerob, biasanya


ditemukan pada daerah yang banyak udara. Mycobacterium
Tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch dalam tahun 1882. Bakteri
Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada
60oC selama 15-20 menit. Bakteri ini adalah basil tuberkel yang
merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun
bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2-0,5 mm yang
bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada
kondisi lingkungan (Darliana, 2011)
Mycobacterium Tuberculosis dapat bertahan hidup di udara
kering maupun dalam keadaan dingin. Biakan bakteri ini dapat mati
jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak,
bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang
berada dalam percikan dahak dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan
basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan
dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20oC selama 2 tahun
(Kemenkes, 2019)
Bakteri Mycobacterium Tuberculosis berukuran sangat kecil
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus dan
terus berjalan sampai di alveolus dan menetap disana. Didalam
alveolus bakteri ini berkembangbiak dengan cara pembelahan diri di
sitoplasma makrofag paru yang mengakibatkan peradangan didalam
paru (Kemenkes RI, 2015)
B. Klasifikasi Tuberculosis

Menurut Kemenkes RI tahun 2011, penentuan klasifikasi penyakit dan


tipe pasien Tuberkulosis memerlukan suatu definisi kasus yang
meliputi empat hal yaitu :
1. Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan lokasi atau organ tubuh
yang sakit yaitu:Tuberkulosis Paru dan Tuberkulosis EkstraParu

a. Tuberkulosis Paru adalah Tuberkulosis yang terjadi pada


parenkim (jaringan paru). Tuberkulosis Milier dianggap
sebagai Tuberkulosis Paru karena adanya lesi pada jaringan
paru. Pasien yang menderita Tuberkulosis Paru dan
Tuberkulosis Ekstra Paru diklasifikasikan sebagai pasien
Tuberkulosis Paru.

b. Tuberkulosis Ekstra Paru adalah Tuberkulosis yang terjadi


pada organ selain paru, misalnya : pleura, kelenjar limfe,
abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan
tulang. Limfadenitis Tuberkulosis di rongga dada atau efusi
pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang mendukung
Tuberkulosis Paru dinyatakan sebagai Tuberkulosis Ekstra
Paru. Pasien Tuberkulosis Ekstra Paru yang menderita
Tuberkulosis pada beberapa organ diklasifikasikan sebagai
pasien Tuberkulosis Ekstra Paru pada organ yang
menunjukkan gambaran Tuberkulosis yang terberat.
2. Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
mikroskopis (bakteriologi). Adapun klasifikasi Tuberkulosis Paru
berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis (bakteriologis)
yaitu Tuberkulosis Paru BTA Positif dan Tuberkulosis Paru BTA
Negatif.
a. Tuberculosis BTA positif adalah hasil positif yang ditemukan
pada pemeriksaan dahak sewaktu, pagi, sewaktu (SPS) :
sekurang-kurangnya dua dari tiga sepsimen dahak hasilnya
positif atau satu specimen dahak hasilnya positif dan thorak
foto positif atau satu specimen dahak hasilnya positif dan hasil
biakan kuman positif atau satu atau lebih specimen positif
setelah tiga specimen dahak pada pemeriksaan sebelumnya
negatif.
b. Tuberkulosis BTA Negatif adalah hasil negatif yang ditemukan
pada pemeriksaan dahak Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS) dan
hasil foto thorak terdapat gambaran spesifik Tuberkulosis
Paru.
3. Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan riwayat pengobatan
sebelumnya:
pasienTuberkulosis Baru dan pasien Tuberkulosis yang
sudah pernah diobati.Klasifikasi penderita Tuberkulosis
berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya yaitu:
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah menelan OAT kurang dari satu bulan (empat minggu).
Pemeriksaan BTA bisa positif atau negatif.
b. Kasus Kambuh
Adalah penderita tuberkulsis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap, didignosis kembali dengan
BTA positif (apusan atau kultur).
c. Kasus setelah putus berobat
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat dua
bulan atau lebih dengan BTA positif.
d. Kasus setelah gagal
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif
atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih
selama pengobatan.
e. Pindahan
Adalah pasien yang dipindahkan keregister lain untuk
melanjutkan pengobatannya.
f. Kasus Lain-lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas,
seperti yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumya,
pernah diobati tetapi tidak diketahui hasil pengobatannya,
kembali diobati dengan BTA negatif.

C. Morfologi Mycobacterium Tuberculosis

Mycobacterium Tuberkulosis yang diamati dengan SEM


mengalami dua fitur yang berbeda, pertama sel mengalami retakan
atau Gerakan post
fission Gerakan yang dikarenakan dinding sel berlapis-lapis dimana
lapisan dalam membentuk septum sedangkan lapisan luar pecah di
satu sisi, fitur kedua terkait dengan pembelahan sel membentuk
struktur percabangan sementara. Mycobacterium Tuberculosis adalah
bakteri yang memiliki morfologi khas antara lain adalah ;
1. Bentuk sel, Mycobacterium Tuberculosis memiliki bentuk sel batang
(Bacillus). Bentuknya bisa bervariasi antara batang pendek hingga
batang Panjang.
2. Ukuran sel Mycobacterium Tuberculosis umumnya sekitar 2-4
mikrometer yang merupakan ukuran yang agak lebih besar
dibandingkan dengan banyak bakteri lainnya.
3. Pewarnaan asam, ciri penting dari Mycobacterium Tuberculosis
adalah kemampuannya untuk menahan pewarnaan asam. Dalam
proses pewarrnaan ziehl neelsen, bakteri ini tidak mengambil warna
dari pewarnaan dasar, dan tetap mempertahankan warna merah
(fucshin) yang digunakan. Inilah sebabnya bakteri ini sering di sebut
“bacillus tahan asam”.
4. Dinding sel khas Mycobacterium Tuberculosis memiliki lapisan lipid
yang tebal, yang disebut lapisan lilin (waxy layer) atau pelapisan
lipid berantai Panjang. Lapisan ini terutama mengandung zat-zat
seperti asam nikolat, yang memberikan reasistensi terhadap
pewarnaan asam dan juga membuat bakteri ini lebih tahan
terhadap pengaruh lingkungan
5. Pembentukan rantai, beberapa kali Mycobacterium Tuberculosis
dapat membentuk rantai pendek dari sel-selnya, menciptakan
struktur yang terlihat seperti rantai bakteri.
6. Warna dan struktur saat dilihat dengan mikroskop Mycobacterium
Tuberculosis memiliki penampilan yang lebih intens dan kontras
dibandingkan dengan banyak bakteri lainnya. Sel-selnya cenderung
terlihat lebih tebal dan lebih terang
7. Kapsul dan spora, Mycobacterium Tuberculosis tidak membentuk
kapsul atau spora ini berbeda dari beberapa jenis bakteri lain yang
memiliki fitur ini.

Morfologi yang khas dari Mycobacterium Tuberculosis


memainkan peran penting dalam identifikasi dan diagnosis infeksi
tuberculosis. Tes pewarnaan ziehl neelsen dan pewarnaan lainnya
dapat membantu dalam mendeteksi bakteri ini dalam sampel
biologis, seperti dahak.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat
1. Bunsen
2. Rak pewarnaan
3. Lidi
4. Korek
5. Mikroskop
6. Objek glass
7. Pipet tetes
Bahan
1. Methylene blue 0,3%
2. Asam alcohol 3%
3. Carbol fuchsin 0,3%
4. Sampel (dahak)
5. Oil emersi

B. Prosedur Kerja

1. Pra analitik
a. Siapkan alat dan bahan
b. Lakukan fiksasi pada objek glass
c. Lalu ambil sampel sputum menggunakan lidi
d. Buat sediaan berbentuk oval dengan ukuran 2x3 cm
pada kaca objek
e. Lalu fiksasi di atas bunsen
2. Analitik
a. Genangi sediaan dengan carbol fuchsin
b. Lidah apikan sediaan dengan menggunakan api
bunsen sampai keluar uap jangan sampai mendidih
c. Diamkan selama 5 menit
d. Sediaan dibilas dengan air mengalir
e. Genangi sediaan menggunakan asam alcohol 3%
selama 30 detik
f. Bilas dengan air mengalir
g. Digenangi dengan methylene blue selama 1 menit
h. Bilas dengan air mengalir
i. Diamkan sampai kering
3. Pasca analitik
a. Amati dibawah mikroskop dengan menggunakan
pembesaran 100x, menggunakan oil emersi
b. Catat hasil pengamatan sesuai dengan hasil
pengamatan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1 Positif Gambar 2 Negatif


B. Pembahasan

Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam


memilahkan kelompok Mycobacterium dan bakteri lainnya. Kelompok
bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan
zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah,
sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan
pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin
dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Nim, 2018)
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini
menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan
memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen
blue. Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu pada gambar 1 positif
1 karena ditemukan BTA lebih dari 10 dalam 100 lapangan pandang
dan pada gambar 2 Negatif karena tidak di temukan BTA dalam 100
lapangan pandang yang dilaporkan secara kuantitatif menurut IUAT,
yaitu:
1. Negatif: apabila tidak ditemukan BTA.
2. Scanty: apabila terdapat 1-9 BTA / 100 lapang pandang.
3. Positif 1: apabila terdapat 10-90 BTA / 100 lapang pandang.
4. Positif 2: apabila terdapat 1-9 BTA / 1 lapang pandang.
5. Positif 3: apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mycobacterium Tuberculosis merupakan bakteri aerob,


biasanya ditemukan pada daerah yang banyak udara. Mycobacterium
Tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch dalam tahun 1882. Bakteri
Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada
60oC selama 15-20 menit. Bakteri ini adalah basil tuberkel yang
merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun
bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2-0,5 mm yang
bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada
kondisi lingkungan.

Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam


memilahkan kelompok Mycobacterium dan bakteri lainnya. Kelompok
bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan
zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah,
sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan
pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin
dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna. Hasil yang
diperoleh saat praktikum yaitu pada gambar 1 positif 1 karena
ditemukan BTA lebih dari 10 dalam 100 lapangan pandang dan pada
gambar 2 Negatif karena tidak di temukan BTA dalam 100 lapangan
pandang
B. Saran

1. Disarankan untuk para praktikan saat melakukan pemeriksaan


Mycobacterium Tuberculosis agar lebih berhati hati serta memakai
alat pelindung diri lengkap .
2. Disarankan untuk para praktikan agar lebih banyak membaca
referensi mengenai Tuberculosis untuk menambah pengetahun.
3. Disarankan untuk para praktikan agar tidak bermain main pada
saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Aliviameita, A., & Puspitasari. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah. In Umsida
Press Sidoarjo Universitas (Vol. 1, Issue 1).

Amrullah, M., Umami, M. R., & Ekawati, A. (2021). Efektivitas Terapi Psiko
Spiritual ( Dzikir Dengan Nafas Dalam ) Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Terapi Obat
(The Effectiveness of Psycho-Spiritual Therapy ( Dzikir With Deep
Breath ) on Decreasing Anxiety Levels). Jurnal Ilmiah STIKES Citra
Delima Bangka Belitung, 5(1), 6–10.
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI/article/view/
212/71

Darliana. (2011). Manajemen pasien tuberculosis paru. Idea Nursing


Journal, 2(1), 27–31.

Kemenkes, 2019. (2019). Gambar 2.1 Bakteri Mycobacterium


tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis, 9–40.

Kemenkes RI. (2015). Survei Prevalensi Tuberkulosis. 6–14.

Nim, B. (2018). Oleh: BURMANSYAH NIM : PO 5150017093.

Anda mungkin juga menyukai