Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUBERCULOSIS

DOSEN PEMBIMBING :
Mathius Tato, S.kep, M.M

 Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Muhammad Farid
2. Putri Amelia Ramadani
3. Difa Pertiwi
4. Nuraisyah Syam
     

DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKPER MAPPA OUDANG MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/202

i
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………….……I
Kata Pengantar………………………………………………………………………II

BAB I PENDAHULUA
 Latar Belakang............................................................................................... 
RumusanMasalah..................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASA
pengertian dari penyakit
Tuberculosis………………………………………………………
Etiologi dari penyakit Tuberculosis……………………………………………
Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis …………….
 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit
Tuberculosis………………………………..
cara penularan Penyakit Tuberculosis ……………………………………
gejala dari penyakit Tuberculosis………………………………………………
cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis …………………………………………
 pencegahan Penyakit Tuberculosis ……………………………………………
 cara pengobatan Penyakit Tuberculosis…………………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................
B.Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

Kata pengantar

ii
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni
Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “tuberculosis”
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
memuat tentang “Penyakit tuberculosis ” yang sangat berbahaya bagi kesehatan
seseorang. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Tangerang, 13 november 2014

BAB I
PENDAHULUAN

iii
A.    Latar Belakang

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa,


mycobacterium bovis serta Mycobacterium avium, tetapi lebih sering  disebakan oleh
Mycobacterium tuberculosa. Pada tahun 1993, WHO telah mencanangkan
kedaruratan global penyakit tuberkulosis di dunia, karena pada sebagian besar negara
di dunia, penyakit tuberkulosis menjadi tidak terkendali. Di Indonesia sendiri,
penyakit tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang utama. Pada tahun 1995,
hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), menunjukkan bahwa penyakit
tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok umur.
Di Indonesia sendiri, karena sulitnya mendiagnosa tuberkulosis pada anak, maka
angka kejadian tuiberkulosis pada anak belum diketahui pasti, namun bila angka
kejadian tuberkulosis dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis pada
anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan BTA positif
akan menularkan pada 10-15 orang dilingkungannya, terutama anak-anak (Depkes
RI, 2002).
Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar
terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rumah
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman tuberkulosis.
Kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai beberapa hari
hingga berminggu-minggu tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
yang baik, kelembaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni rumah.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.     Apa pengertian dari penyakit Tuberculosis ?
2.    Bagaimana Etiologi dari penyakit Tuberculosis?
3.    Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis ?
4.    Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit Tuberculosis ?
5.    Bagaimana cara penularan Penyakit Tuberculosis ?

iv
6.    Bagaimana gejala dari penyakit Tuberculosis ?
7.    Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis ?
8.    Bagaimana pencegahan Penyakit Tuberculosis ?
9.    Bagiamana cara pengobatan Penyakit Tuberculosis ?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :


1.     Untuk Mengetahui pengertian dari penyakit Tuberculosis
2.    Untuk Mengetahui Etiologi dari penyakit Tuberculosis
3.    Untuk Mengetahui agent, host dan environment dalam  penular penyakit
Tuberculosis
4.    Untuk Mengetahui Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit
Tuberculosis
5.    Untuk Mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis
6.    Untuk Mengetahui gejala dari penyakit Tuberculosis
7.    Untuk Mengetahui Diagnosa penyakit Tuberculosis
8.    Untuk Mengetahui Pencegahan Penyakit Tuberculosis
9.    Untuk Mengetahui pengobatan Penyakit Tuberculosis

BAB II
PEMBAHASAN

v
A.    Pengertian Tuberculosis (TB)

    Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim


paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama
meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suddarth, 2003). Tuberculosis (TB)
adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman mycobacterium tuberkulosis sistemik
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan
yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002).
dapat  menyimpulkan bahwa, TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
kuman mycobakterium tuberculosis yang menyerang saluran pernafasan terutama
parenkim paru.

B.    Etiologi Penyakit Tuberculosis

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang


berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan
digolongkan dalam basil tahan asam (BTA). (Suyono, 2001)

C. Agent,Host dan Environment Penular Penyakit Tuberculosis

Teori John Gordon, mengemukakan bahwa timbulnya suatu penyakit sangat


dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit (agent), penjamu (host), dan
lingkungan (environment). Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga epidemiologi
(Epidemiologi Triangle), hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan secara
sederhana sebagai timbangan yaitu agent penyebab penyakit pada satu sisi dan
penjamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya.

Bila agent penyebab penyakit dengan penjamu berada dalam keadaan seimbang,
maka seseorang berada dalam keadaan sehat, perubahan keseimbangan akan
menyebabkan seseorang sehat atau sakit, penurunan daya tahan tubuh akan

vi
menyebabkan bobot agent penyebab menjadi lebih berat sehingga seseorang menjadi
sakit, demikian pula bila agent penyakit lebih banyak atau lebih ganas sedangkan
faktor penjamu tetap, maka bobot agent penyebab menjadi lebih berat. Sebaliknya
bila daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat maka ia dalam keadaan sehat.
Apabila faktor lingkungan berubah menjadi cenderung menguntungkan agent
penyebab penyakit, maka orang akan sakit, pada prakteknya seseorang menjadi sakit
akibat pengaruh berbagai faktor berikut :

 Agent

Mycobacterium tuberculosis adalah suatu anggota dari famili Mycobacteriaceae dan


termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan
sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering.
Masih terdapat Mycobacterium patogen lainnya, misalnya Mycobacterium leprae,
Mycobacterium paratuberkulosis dan Mycobacterium yang dianggap sebagai
Mycobacterium non tuberculosis atau tidak dapat terklasifikasikan (Heinz, 1993).

Di luar tubuh manusia, kuman Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada


lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari.
Mycobacterium tuberculosis mempunyai panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2- 0,8
mikron. Kuman ini melayang diudara dan disebut droplet nuclei. Kuman tuberkulosis
dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab, gelap tanpa sinar matahari
sampai bertahun-tahun lamanya. Tetapi kuman tuberkulosis akan mati bila terkena
sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api (Atmosukarto & Soewasti, 2000).

Kuman tuberkulosis jika terkena cahaya matahari akan mati dalam waktu 2 jam,
selain itu kuman tersebut akan mati oleh tinctura iodi selama 5 menit dan juga oleh
ethanol 80 % dalam waktu 2 sampai 10 menit serta oleh fenol 5 % dalam waktu 24
jam. Mycobacterium tuberculosis seperti halnya bakteri lain pada umumnya, akan
tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi. Air
membentuk lebih dari 80 % volume sel bakteri dan merupakan hal essensial untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. Kelembaban udara yang meningkat
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen termasuk tuberkulosis.

vii
Mycobacterium tuberculosis memiliki rentang suhu yang disukai, merupakan bakteri
mesofilik yang tumbuh subur dalam rentang 25 – 40 C, tetapi akan tumbuh secara
optimal pada suhu 31-37 C. Pengetahuan mengenai sifat-sifat agent sangat penting
untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit, sifat-sifat tersebut termasuk ukuran,
kemampuan berkembang biak, kematian agent atau daya tahan terhadap pemanasan
atau pendinginan.

Agent adalah penyebab yang essensial yang harus ada, apabila penyakit timbul atau
manifest, tetapi agent sendiri tidak sufficient/memenuhi syarat untuk menimbulkan
penyakit. Agent memerlukan dukungan faktor penentu agar penyakit dapat manifest.
Agent yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru adalah kuman
Mycobacterium tuberculosis. Agent ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
pathogenitas, infektifitas dan virulensi. 
Pathogenitas adalah daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada
host. Pathogenitas agent dapat berubah dan tidak sama derajatnya bagi berbagai host.
Berdasarkan sumber yang sama pathogenitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada
tingkat rendah. Infektifitas adalah kemampuan suatu mikroba untuk masuk ke dalam
tubuh host dan berkembang biak didalamnya. Berdasarkan sumber yang sama
infektifitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat menengah. Virulensi
adalah keganasan suatu mikroba bagi host. Berdasarkan sumber yang sama virulensi
kuman tuberkulosis paru termasuk tingkat tinggi, jadi kuman ini tidak dapat dianggap
remeh begitu saja.

 Host

Manusia merupakan reservoar untuk penularan kuman Mycobacterium tuberculosis,


kuman tuberkulosis menular melalui droplet nuclei. Seorang penderita tuberkulosis
dapat menularkan pada 10-15 orang (Depkes RI, 2002). Menurut penelitian pusat
ekologi kesehatan (1991), menunjukkan tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan
keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan
kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Di dalam rumah dengan ventilasi baik, kuman
ini dapat hilang terbawa angin dan akan lebih baik lagi jika ventilasi ruangannya
menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman TB.

viii
Menurut penelitian Atmosukarto dari Litbang Kesehatan (2000), didapatkan data
bahwa Tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi,
dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam
rumahnya.
Besar resiko terjadinya penularan untuk rumah tangga dengan penderita lebih dari 1
orang adalah 4 kali dibanding rumah tangga dengan hanya 1 orang penderita
tuberkulosis.
Hal yang perlu diketahui tentang host atau penjamu meliputi karakteristik; gizi atau
daya tahan tubuh, pertahanan tubuh, higiene pribadi, gejala dan tanda penyakit dan
pengobatan. Karakteristik host dapat dibedakan antara lain; Umur, jenis kelamin,
pekerjaan, keturunan, pekerjaan, keturunan, ras dan gaya hidup.
Host atau penjamu; manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan anthropoda
yang dapat memberikan tempat tinggal atau kehidupan untuk agent menular dalam
kondisi alam (lawan dari percobaan). Host untuk kuman tuberkulosis paru adalah
manusia dan hewan, tetapi host yang dimaksud dalam penelitia ini adalah manusia.
Beberapa faktor host yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru
adalah; kekebalan tubuh (alami dan buatan), status gizi, pengaruh infeksi HIV/AIDS.

 Environment

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati, benda
hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua
elemen-elemen termasuk host yang lain. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
non fisik, lingkungan fisik terdiri dari; Keadaan geografis (dataran tinggi atau rendah,
persawahan dan lain-lain), kelembaban udara, temperatur atau suhu, lingkungan
tempat tinggal.
Adapun lingkungan non fisik meliputi; sosial, budaya, ekonomi dan politik  yang
mempengaruhi kebijakan pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit.

D.     Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Tuberculosis


Penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status sosial
ekonomi, status gizi, umur dan jenis kelamin untuk lebih jelasnya dapat kita jelaskan
seperti uraian dibawah ini:

ix
1.  Faktor Sosial Ekonomi.
           Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan tempat penghunian,
lingkungan perumahan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat memudahkan
penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC, karena
pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi
syarat-syarat kesehatan.
2.  Status Gizi.
           Keadaan kekurangan gizi akan mempengaruhi daya tahan tubuh sesoeranga
sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TB-Paru. Keadaan ini merupakan faktor
penting yang berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang dewasa maupun anak-
anak.

3.  Umur.
          Penyakit TB-Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif
(15 – 50) tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi menyebabkan usia
harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem
imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit,
termasuk penyakit TB-Paru.
4.  Jenis Kelamin.
         Penyakit TB-Paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam jangka waktu setahun
ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB-Paru, dapat disimpulkan
bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh
TB-Paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan.
          Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau
dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga
lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TB-Paru.

E.    Cara Penularan Penyakit Tuberculosis


             Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber
penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita
tuberkulosis paru batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TB dapat

x
bertahan di udara selama beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan
selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
           Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran
pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan,
kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke
bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahaknya maka makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

F.    Gejala Penyakit Tuberculosis


1.     Batuk : Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Dimulai dari batuk kering 
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan 
sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah 
yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
2.    Sesak nafas (Dyspnea) : Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru. 
3.    Nyeri dada :   Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan
pleuritis)
4.    Demam : Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi
oleh daya  tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman yang masuk. 
5.    Malaise (keadaan lesu) :  Dapat berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), berat
badan menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

G.       Diagnosa Penyakit Tuberculosis


             Yang menjadi petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada.
Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar

xi
belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura atau pembesaran
jantung (perikarditis).
Pemeriksaan diagnostik untuk tuberkulosis adalah:
             Tes kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah kecil protein yang berasal dari
bakteri tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan). 2 hari kemudian
dilakukan pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakand an
kemerahan, maka hasilnya adalah positif.
            Pemeriksaan dahak, cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. Dengan ebuah
jarum diambil contoh cairan dari dada, perut, sendi atau sekitar jantung. Mungkin
perlu dilakukan biopsi untuk memperoleh contoh jaringan yang terinfeksi.
            Untuk memastikan diagnosis meningitis tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan
reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap cairan serebrospinalis.Untuk memastikan
tuberkulosis ginjal, bisa dilakukan pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita
atau pemeriksaan rontgen dengan zat warna khusus untuk menggambarkan adanya
massa atau rongga abnormal yang disebabkan oleh tuberkulosis. Kadang perlu
dilakukan pengambilan contoh massa tersebut untuk membedakan antara kanker dan
tuberkulosis.
          Untuk memastikan diagnosis tuberkulosis pada organ reproduksi wanita,
dilakukan pemeriksaan panggul melalui laparoskopi. Pada kasus-kasus tertentu perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau
sumsum tulang.

H.      Pencegahan Penyakit Tuberculosis


          Sebenarnya seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola hidup
yang sehat dan teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan daya tubuh
seseorang akan cukup kuat untuk membersihkan perlindungan terhadap berbagai
macam penyakit. Orang yang benar-benar sehat meskipun ia diserang kuman TBC,
diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan menimbulkan gejala TBC.
           Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit tuberkulosis,
mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup, minum susu
yang  telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri
hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen.

xii
I.    Pengobatan Penyakit Tuberculosis
Jenis dan dosis OAT (Obat Anti Tuberculosis) :
a. Isoniazid (H)
           Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman
dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping
yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi
ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus
membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada
keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.
b. Rifampisin (R)
         Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek
samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia.
Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau jingga pada air seni dan keringat,
dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas.
Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolism obat dan tidak berbahaya.
c. Pirazinamid (P)
          Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d. Streptomisin (S)
          Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan
kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan
pendengaran.
e. Ethambutol (E)
           Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan
berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun
optic neuritis.

xiii
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. 
Agent penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis menyebabkan
sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering.
Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi
tidak tahan terhadap sinar matahari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Tuberculosis Untuk terpapar
penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status sosial
ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin, dan  faktor  toksis. 
Cara penularan  tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan
adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru
batuk atau bersin. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama.
Pengobatan penyakit Tuberculosis. Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan
yaitu Antibiotik yang paling sering digunakan adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R),
Pirazinamid (P), Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Jika penderita benar-benar
mengikuti pengobatan dengan teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk
mengangkat sebagian paru-paru. Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang
nanah atau memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberkulosis.

B.    Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa itu
penyakit Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan
selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih,
mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat berbahaya dan
angka kematiannya cukup tinggi. 

xiv
 DAFTAR PUSTAKA
http://fildza.wordpress.com/2008/04/24/penyakit-tuberkulosis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
http://jundul.wordpress.com/2008/09/14/penularan-tbc/
http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
http://www.totalkesehatananda.com/tuberculosis6.html
http://www.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah-tuberculosis.html

xv

Anda mungkin juga menyukai