Mycobacterium Tuberculosa/Tuberculosis
DOSEN
DR. MARIA KANAN M.KES
Oleh :
WALDI KINITAON
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Mycobacterium Tuberculosis” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai M.Tuberkulosis serta penyakit yang
dihasilkannya, cara pengobatan dan pencegahannya. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme
terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesame mikroorganisme ataupun
organisme lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan
maupun merugikan.
Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang
merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk
kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga
mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan
terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat
menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia.
Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan
berbahaya di dunia.
Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang menyebabkan
kematian didunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernapasan, dan merupakan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini
tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat menginfeksi sepertiga populasi dunia, setiap detik ada satu orang yang
terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif yang menyebabkan orang
menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru menular
di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini menggambarkan
setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru,dan ada
sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.
3
Penanganan TBC masih terus menjadi tantangan besar untuk para tenaga
kesehatan. Untuk memutuskan rantai penularan perlu pula mendapati perhatian
lintas sektoral karena berkaitan dengan faktor sosial budaya dan tempat hunian.
Namun pada dasarnya penyakit TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila
pasien mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat secara teratur dan
rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu diperlukan juga kepedulian
dan pengawasan dari tenaga kesehatan untuk mengawal perkembangan terapi
pasien. Penyebab TBC memang bukan bakteri biasa, karena itu diperlukan
konsistensi dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi untuk mencapai
hasilterapi yang optimal.
Berangkat dari hal tersebut di atas maka dianggap perlu untuk
mengetahui apa itu Tuberkulosis dan apa penyebabnya. Menyangkut dengan
penyebabbya sendiri (M. Tuberkulosis) kita juga harus mengetahui hal-hal yang
bersangkutan dengan bakteri tersebut agar pencegahan ataupun pengobatan
terhadap penyakit yang di hasilkan oleh bakteri tersebut dapat di tangani secara
tepat.
B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
Mengetahui taksonomi, morfologi, fisiologi serta ekologi
mycobacterium tuberculosis
Mengetahui penyakit yang dihasilkan oleh M Tuberculosis
Mengetahui Invasi mycobacterium tuberculosis serta riwayat
terjadinya tuberculosis
Mengetahui apa saja yang dapat penyakit tuberculosis
Mengetahui Resistensi mycobacterium tuberculosis
Mengetahui Epidemiologi dan penyebaran penyakit tuberculosis
Mengetahui hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
tuberculosis
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kingdom: Bacteria
Filum: Actinobacteria
Ordo: Actinomycetales
Upaordo: Corynebacterineae
Famili: Mycobacteriaceae
Genus: Mycobacterium
Spesies:Mycobacterium tuberculosis
5
Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri
gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat
warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun
dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam.
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati
pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar
matahari langsung selama 2 jam.
6
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup di udara kering maupun
dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini
dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat
dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk
berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali.
7
udara terbuka, dan selama itulah dia akan berterbangan di udara hingga
akhirnyamenemukan manusia sebagai tempat hidup.
Biasanya pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang penuh
dengan orangnamun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat-tempat ramai
yaitu sarana perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, juga pada asrama,
penjara, bahkan dari dokter yang kurang memperhatikan sanitasi tubuhnya.
Habitat asli dari bakteri ini adalah manusia,dan hanya menjadikan lingkungan
sebagai perantara.
B. PENYAKIT TUBERKULOSIS
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam
infeksi yangdisebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC
dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan
miskin serta dimana saja. Apabila eseorang sudah terpapar dengan bakteri
penyebab tuberculosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau
produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang
bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit
tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %).
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum
dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah
disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama
pada kasus-kasus baru.
a) Gejala umum (Sistemik)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malamhari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
sepertiinfluenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
8
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b) Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafasmelemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
9
Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi
vesikular melemah.
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal
yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.
10
kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, tulang (kecuali tulang belakang),
sendi dan kelenjar adrenal serta tuberculosis ekstra paru berat, misalnya adalah
meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif dupleks, TB tulang
belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.
Dalam kasus TBC terdapat beberapa tipe penderita yang ditentukan
berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Adapun beberapa tipe penderita
tersebut yaitu:
Kasus baru adalah dimana penderita tersebut belum pernah diobati
dengan OAT (Obat Anti Tuberculosis) atau sudah pernah menelan
OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian.
Kambuh (relaps) adalah penderita TB yang sebelumnya pernah
mendapatkan terapi TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif.
Pindahan (transfer in) adalah penderita TB yang sedang mendapatkan
pengobatan disuatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke
kabupaten ini. Penderita tersebut harus membawa surat
rujukan/pindahan.
Kasus berobat setelah lalai (pengobatan setelah default/drop-out)
adalah penderitaTB yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif setelah putus berobat 2 bulan atau lebih.
Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih atau penderita
BTA negative, rontgen positif yangmenjadi BTA positif pada akhir
bulan ke-2 pengobatan. Semua penderita lain yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut diatas merupakan tipe yang lain. Termasuk dalam
kelompok ini adalah kasus kronik (adalah penderita yang masih BTA
positif setelah menyelesaikan pengobatan ulang dengan kategori 2).
11
C. INVASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS SERTA RIWAYAT
TERJADINYA TUBERCULOSIS
12
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebihdan positif
terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak
dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Adapun riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang
terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil
ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan
terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat
kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru,
yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfeakan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks
primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer
adalah 4 - 6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya
perubahan reaksituberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan
besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya
tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun
demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau
dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan
menjadi penderita Tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan
mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
13
Tahap kedua yaitu Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) biasanya
terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena
daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri
khas darituberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.
Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi dimana
komplikasi inisering terjadi pada penderita stadium lanjut. Beberapa
komplikasinya adalah sebagai berikut:
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang
dapatmengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau
tersumbatnya jalan napas.
Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.
Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan
paru.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian,
ginjal dansebagainya.
Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
14
berat. Saat itu kekebalan tubuhnya menurun, sehingga bakteri pun leluasa
menjalankan aksinya.
Bagian tulang yang biasa diserang bakteri TBC adalah sendi panggul,
panggul dantulang belakang. Gangguan tulang belakang bisa terlihat dari bentuk
tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa tegak, bisa miring ke kiri, ke
kanan, atau ke depan. Sendi panggul yang rusak pun membuat penderita tidak
bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu hamil, kelainan panggul
membuatnya tidak bisa melahirkan secara normal. Jika kelainannya masih ringan,
upaya pemberian obat-obatan dan operasi bisa dilakukan. Lain halnya jika berat,
tindakan operasi tidak bisa menolong karena sendi atau tulang sudah hancur.
Penderita bisa cacat seumur hidup.
Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita
mengonsumsi makanan/minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa
menyebabkan gangguan seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan
membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus antara lain anak sering muntah
akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna. Mendiagnosis TBC
usus tidaklah mudah karena gejalanya hampir sama dengan penyakit lain. Ciri
lainnya tergantung bagian mana dan seberapa luas bakteri itu merusak usus.
Demikian juga dengan pengobatannya. Jika ada bagian usus yang membusuk,
dokter akan membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus
lain.
Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan
orang yang terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran,
kejang-kejang, juga penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang
selaput otak, penderita harus menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-
gara sel-sel sarafnya rusak, penderita tidak bisa kembali ke kondisi normal.
Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses
pembuangan racun tubuh akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal
mengalami gagal ginjal. Gejala yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu
15
makan menurun, sakit kepala,lemah, dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa
sembuh sempurna dengan perawatan dan pengobatan yang tepat. Sedangkan
gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan.Beberapa di antaranya harus
menjalani cangkok ginjal.
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah
sakit. Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA
negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan
dengan kasus kambuh.Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis) tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis.
Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.
16
5) Ethambutol
Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu pembentukan
dinding sel bakteri dengan meningkatkan permeabilitas dinding.
6) Fluoroquinolone
Fluoroquinolone adalah obat yang menghambat replikasi bakteri
M.tuberculosis. Replikasi dihambat melalui interaksi dengan enzim gyrase,
salah enzim yang mutlak diperlukan dalam proses replikasi bakteri M.
Tuberculosis. Enzim ini tepatnya bekerja pada proses perubahan struktur
DNA dari bakteri, yaitu perubahan dari struktur double helix menjadi super
coil. Dengan struktur super coil ini DNA lebih mudah dan praktis disimpan di
dalam sel. Pada proses tersebut enzim gyrase berikatan dengan DNA, dan
memotong salah satu rantai DNA dan kemudian menyambung kembali.
Dalam proses ini terbentuk produk sementara (intermediate product) berupa
ikatan antara enzim gyrase dan DNA (kompleks gyrase-DNA).
Fluoroquinolone mamiliki kemampuan untuk berikatan dengan
kompleks gyrase-DNA ini, dan membuat gyrase tetap bisa memotong DNA,
tetapi tidak bias menyambungnya kembali. Akibatnya, DNA bakteri tidak
akan berfungsi sehingga akhirnya bakteri akan mati. Selain itu, ikatan
fluoroquinolone dengan kompleks gyrase-DNA merupakan ikatan reversible,
artinya bisa lepas kembali sehingga bisa didaur ulang. Akibatnya, dengan
jumlah yang sedikit fluoroquinolone bisa bekerja secara efektif.
17
Pengobatan harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus,
walaupun pasien telah merasa lebih baik/sehat. Pengobatan yang terhenti di
tengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten. Jika hal ini terjadi,
maka TBC akan lebih sukar untuk disembuhkan dan perlu waktu yang lebih lama
untuk ditangani. Untuk membantu memastikan penderita TBC meminum obat
secara teratur dan benar, keterlibatan anggota keluarga atau petugas kesehatan
diperlukan yaitu mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat yang hendak
dikonsumsi. Oleh karena itu, perlunya dukungan terutama dari keluarga penderita
untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan.
Obat diminum pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan
penderita dalam mengkonsumsi obat. Lebih baik obat diminum saat perut kosong
sekitar setengah jam sebelum makan atau menjelang tidur.
Selain dengan menggunakan obat-obatan tersebut, pengobatan penyakit
akibat infeksi bakteri mycobacterium ini dapat dilakukan dengan menggunakan
jahe dan mengkudu. Jahedan mengkudu dapat menyembuhkan penyakit yang
disebabkan bakteri berbentuk batang tersebut karena kedua bahan itu kaya akan
senyawa antibakteri. Misalnya jahe mempunyai gingerol yang bersifat antibakteri.
Demikian juga mengkudu yang mengandung senyawa aktif antrakuinon, acubin,
asperuloside, dan alizarin. Keempat senyawa itu juga berkhasiat untuk membunuh
bakteri tuberculosis.
Kedua bahan itu mempunyai sifat antibakteri lebih kuat ketika disatukan.
Sebaliknya bila dipisah, kekuatannya berkurang. Jahe dan mengkudu juga bersifat
imunostimulan alias meningkatkan daya tahan tubuh. Duet mengkudu dan jahe
menyusul meniran yang lebih dulu diuji klinis sebagai penyembuh tuberkulosis.
Phyllanthus niruri itu terbukti sebagai anti tuberkulosis. Pemberian 50 mg kapsul
meniran selama 3 kali sehari menyembuhkan TB pada pekan ke-6 atau lebih cepat
8 minggu dibandingkan pasien yang tidak mengkonsumsi meniran. Meniran juga
bersifat sebagai imunomodulator alias penguat sistem kekebalan tubuh. Ketika
kekebalan tubuh meningkat, bibit-bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh
18
dapat dilemahkan. Jika sel-sel imun seseorang diganggu, maka orang tersebut
akan rentan sakit.
Perpaduan ekstrak jahe dan mengkudu itu mampu menyempurnakan obat
standar resep dokter seperti rifampisin serta pirazinamid yang selama ini
digunakan untuk mengatasi TB. Untuk yang tidak cocok mengkonsumsi obat-
obatan dokter tersebut,menyebabkan gangguan hati. Namun, apabila
penggunaannya disertai dengan konsumsi jahe dan mengkudu, hal tersebut tidak
akan terjadi. Ekstrak jahe dan mengkudu juga mencegah resistensi.
19
Interaksi gyrase dan DNA penting dalam proses replikasi bakteri M.
tuberculosis. Interaksi protein MfpA dengan gyrase, secara otomatis juga
menghambat interaksi gyrase dengan DNA. Dengan kata lain, protein MfpA
merupakan inhibitor dari enzim gyrase, yakni menghambat aktivitas enzim gyrase
itu senditi. Hambatan fungsi enzim gyrase ini mengakibatkan proses replikasi M.
tuberculosis terganggu. Pada kenyataannya memang demikian. Artinya,
perkembangbiakan bakteri M. tuberculosis menurun, akan tetapi hal ini lebih baik
bagi bakteri dari pada mati karena obat fluoroquinolone. Dan biasanya bakteri
yang resisten terhadap suatu obat bukan secara tiba-tiba, melainkan mulai dari
jumlah yang sedikit dan kemudian perlahan-lahan bertambah sesuai dengan
perjalanan waktu.
Mekanisme fungsi protein MfpA dalam proses resistensi M. tuberculosis
sangat unik. Pada umumnya resistensi disebabkan oleh penguraian obat anti-
bakteri oleh enzim atau protein tertentu. Akan tetapi tidak demikian halnya
dengan protein MfpA. Protein ini hanya memproteksi interaksi obat dengan
targetnya. MfpA adalah protein yang pertama kali dibuktikan mempunyai fungsi
demikian.
Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC terjadi disebabkan terapi
yang terputus karena pasien merasa sudah sembuh. Masalah yang sering timbul
adalah lamanya waktu pengobatan. Obat untuk TBC harus dimakan sedikitnya
enam bulan. Sementara biasanya setelah makan obat selama dua bulan, pasien
malas meneruskan pengobatan karena merasa sembuh dan tidak merasakan gejala
lagi. Padahal apabila pengobatan berhenti di tengah jalan, maka tidah hanya
penyakitnya saja yang tidak sembuh dengan tuntas, tetapi juga menyebabkan
bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat yang digunakan. Ketiadaan biaya juga
membuat seseorang tidak berobat, karena tidak mengetahui program pemerintah
yang menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di Indonesia. Penyakit ini
sering dianggap enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja seperti biasa,
20
namun tanpa disadari keparahan penyakit yang semakin meningkat sebanding
dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh.
21
G. PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS
Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan
langkah yang paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai
upaya pencegahanadalah sebagai berikut:
Konsumsi makanan bergizi
Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat.
Produksi leukosit pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan
bakteri TBC yang kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan
bergizi juga menghindarkan terjadinya komplikasi berat akibat TBC.
Vaksinasi
Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel
darah putih menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri
TBC. Meski begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali
dari penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang
masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan komplikasi.
Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan komplikasi pun bisa
dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak hanya
menderita TBC ringan.
Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC
berlangsung cepat. Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan
kebersihan makanan dan minuman sangat perlu untuk dijaga.
22
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi
manusia adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn
penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah
satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia.
Penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Apabila seseorang
sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberculosis akan berakibat buruk
bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan
pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %).
Riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang
terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB
berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfeakan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah 4 - 6 minggu.
Beberapa obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit
TBC antara lain:
1. Isoniazid (INH)
2. Rifampisin / Rifampin
3. Pirazinamid
4. Streptomisin
5. Ethambutol
6. Fluoroquinolone
23
TBC umumnya menyerang orang dewasa muda dan banyak terjadi di
negara berkembang. Setengahnya terdapat di Asia. Sekitar 9,4 juta orang yang
menjadi penderita TBC aktif. Dari 15 negara dengan tingkat TBC paling tinggi,
13 diantaranya ada di Afrika. Sementara itu setengahnya ada di Negara Asia,
diantaranya Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina. Apabila
penyakit tuberculosis ini tidak diobati, maka setelah lima tahun, 50 % dari
penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan
tubuh tinggi, dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular.
Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan adalah:
Konsumsi makanan bergizi
Vaksinasi
Lingkungan
24
25