Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


“Mycobacterium tuberculosis”

DOSEN PEMBIBING :

Athia Kurnia Kasim, S.Farm., M.Si., Apt

DISUSUN OLEH :

Vanessa Dheadivani Nabilla Laguni

AKADEMI FARMASI

BINA FARMASI PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palu, 02 Mei 2021

Vanessa Dheadivani N.L.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Pengertian Mycobacterium tuberculosis.............................................................6
2.2 Sejarah Mycobacterium tuberculosis..................................................................6
2.3 Klasifikasi Mycobacterium tuberculosis............................................................7
2.4 Penyakit Tuberculosis (TBC).............................................................................8
2.5 Cara penularan Tuberkulosis..............................................................................8
2.6 Tanda dan Gejala................................................................................................9
2.7 Pencegahan Penyakit..........................................................................................9
2.8 Jenis-jenis obat TB.............................................................................................9
2.9 Prinsip Pengobatan...........................................................................................10
2.10 Kategori Pengobatan TBC................................................................................10
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah
pasien TBC di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina.
Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian
101.000 orang (Anonim, 2007). Di Indonesia dengan prevalensi TBC positif 0,22%
(laporan WHO, 1998) , penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang setiap tahun
mortalitasnya cukup tinggi. Kawasan Indonesia timur banyak ditemukan terutama gizi
makanannya tidak memadai dan hidup dalam keadaan sosial ekonomi dan higiene
dibawah normal (Tjay dan Rahardja, 2007).

Sumber utama penularan adalah orang dewasa dengan TBC paru dengan sputum
positif (Mycobacterium tuberculosis), dan susu dari hewan yang terinfeksi
(Mycobacterium bovis). Diagnosis berdasarkan gambaran rontgen toraks dan tes
tuberkulin positif. Sputum biasanya tidak ada, namun hasil tuberkulosis mungkin bisa
didapatkan dari bilas lambung. Pencegahan tergantung pada perbaikan kondisi
sosioekonomi dan kemudian pada beberapa pemeriksaan termasuk pengenalan serta
terapi tepat pada infeksi TBC dewasa, imunisasi BCG (Meadow dan Newel, 2006).
Sedangkan masalah perilaku tidak sehat antara lain akibat dari meludah sembarangan,
batuk sembarangan, kedekatan anggota keluarga, gizi yang kurang atau tidak seimbang
dan lain-lain (Anonim, 2006)

1.2 Rumusan Masalah


1. Mencari tahu tentang pengertian dan sejarah dari Mycobacterium tuberculosis
2. Mencari tahu tentang siklus hidup dan klasifikasi dari Mycobacterium
tuberculosis
3. Mencari tahu tentang cara penularan dan pengendalian dari Mycobacterium
tuberculosis
4. Mencari tahu tentang pengobatan dari Mycobacterium tuberculosis

1.3 Tujuan
1. Agar bisa mengetahui tentang pengertian dan sejarah dari Mycobacterium
tuberculosis
2. Agar mengetahui tentang siklus hidup dan klasifikasi dari Mycobacterium
tuberculosis
3. Agar mengetahui tentang cara penularan dan cara pengendalian dari
Mycobacterium tuberculosis
4. Agar mengetahui tentang cara pengobatan dari Mycobacterium tuberculosis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mycobacterium tuberculosis


Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit Tuberkulosis
(TBC). Mycobacterium tuberculosis ini memiliki lapisan lilin yang tidak biasa pada
permukaan sel karena adanya asam mycolic. Lapisan ini membuat sel tahan terhadap
pewarnaan gram akibatnya M. tuberculosis dapat teridentifikasi baik Gram negatif atau
Gram positif. Fisiologis dari M. tuberculosis adalah aerob dan membutuhkan oksigen
dalam kadar tinggi. Bakteri ini merupakan patogen pada sistem pernapasan mamalia yang
terutama menginfeksi paru-paru. Metode diagnostik yang paling seriung digunakan untuk
tuberkulosis adalah tes kulit tuberkulin, pewarnaan tahan asam, kultur dan rantai berantai
polimerase.

2.2 Sejarah Mycobacterium tuberculosis


Mycobacterium tuberculosis yang dikenal sebagai “tubercle bacillus”, pertama kali
ditemukan pada 24 Maret 1882 oleh Robert Koch sehingga bakteri ini juga dikenal
sebagai “Koch’s bacillus”. Mycobacterium tuberculosis telah ada sepanjang sejarah
namun namanya sering berubah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1720, sejarah
tuberkulosis mulai terbentuk menjadi apa yang dikenal sekarang. Seperti yang dijelaskan
oleh Benjamin Marten dalam A Theory of Consumption, tuberkulosis disebabkan oleh
makhluk hidup kecil yang ditularkan melalui udara ke pasien lain. Penyakit yang
ditularkan melalui udara ini termasuk penyakit menular paling mematikan di seluruh
dunia dan mempengaruhi hampir 2 Miliar orang di dunia saat ini. Mycobacterium
tuberculosis dapat menyerang pada wanita, anak-anak dan individu yang terinveksi virus
seperti HIV. Bakteri ini mudah di transmisikan melalui bersin, batuk atau hanya lewat
berbicara dengan penderita TBC. Droplet yang terkontaminasi dapat menginfeksi siapa
saja dan mereka terkontaminasi Mycobacterium tuberculosis. Dengan demikian mereka
menjadi bagian dari 1,8 miliar orang di seluruh dunia yang saat ini berjuang melawan
penyakit ini.
2.3 Klasifikasi Mycobacterium tuberculosis

Gambar Mycobacterium Tuberculosis

Berikut adalah klasifikasi Mycobacterium tuberculosis :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Upaordo : Corynebacterineae

Famili : Mycobacteriaceae

Genus : Mycobacterium

Spesies : Mycobacterium tuberculosis

Adapun bentuk dari Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang
merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang
panjangnya sekitar 1-10 mikron dan lebar 0,2-0,8 mikron yang bergabung membentuk
rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan.

Mycobacterium tuberculosis tidak dapat di klasifikasikan sebagai bakteri gram


positif atau bakteri gram negatif, karena apabila di warnai sekali dengan zat warna basa,
warna tersebut tidak dapat di hilangkan dengan alkohol meskipun dibubuhi dengan
iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk kedalam bakteri tahan asam. Mycobacterium
tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain
karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium
tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari
peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%. Pada dinding sel
mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptigoglikan di
bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi
efektivitas dari antibiotik.
2.4 Penyakit Tuberculosis (TBC)
TB paru atau yang biasa dikenal dengan sebutan Tuberkulosis adalah infeksi yang
disebabkan oleh basil tahan asam (BTA) Mycobacterium tuberculosis Tuberkulosis
merupakan penyakit menular dan bisa menyerang siapa saja. Organ tubuh yang biasanya
menjadi sasaran dan banyak ditemui ialah paru-paru, sehingga disebut Tuberkulosis paru.
Namun demikian, tuberkulosis juga bisa menyerang beberapa organ tubuh lainnya.
Tuberkulosis yang khusus menyerang paru ini disebut sebagai tuberkulosis pulmonal dan
yang menyerang organ-organ lainnya disebut tuberkulosis non-pulmonal.

Penyakit TB merupakan penyakit menahun atau kronis yang berlangsung lama.


Penderita yang paling sering ialah orang-orang yang berusia antara 15-35 tahun, terutama
mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dengan berdesak-
desakan bersama penderita TB. Penyakit ini adalah salah satu penyakit tertua yang
diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar, TB dapat disembuhkan. Tetapi
tanpa terapi, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dalam 5 tahun pertama pada
lebih dari setengah kasus.

Jika seseorang telah terjangkit bakteri ini, akan berakibat buruk seperti
menurunkan produktifitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga
yang bertempat tinggal serumah dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit
tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru (95,5%).
Tuberkulosis dapat tahan hidup di udara kering maupun basah bahkan hidup bertahun-
tahun dalam lemari es. Hal ini terjadi apabila kuman dalam sifat dormant (tidur). Artinya
suatu saat kuman tuberkulosis ini akan dapat bangkit lagi dan berkembang.

2.5 Cara penularan Tuberkulosis


Sumber penularan adalah pasien TB, terutama pasien yang mengandung kuman TB
dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien dapat menyebarkan kuman ke
udara melalui percikan dahak (droplet). Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup
udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius.

Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya. Hasil studi
lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat (keluarga serumah) akan dua kali lebih
beresiko dibandingkan kontak biasa (tidak serumah). Sebaliknya seorang penderita BTA
negatif dianggap tidak menularkan. Persentase resiko penularan TB Di Indonesia yakni
sebesar 1-3% yang berarti diantara 100 penduduk terdapat 1-3 warga yang akan terinfeksi
TB. Setengah dari mereka BTA-nya akan positif dengan persentase 0,5%.

2.6 Tanda dan Gejala


Gejala utama pasien TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih yang
tidak jelas penyebabnya. Batuk dapat di ikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan.

2.7 Pencegahan Penyakit


Adapun cara pencegahan penyakit TBC yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) kepada bayi sebelum berusia
2 bulan.
2. Menutup mulut saat bersin, batuk dan tertawa
3. Tidak membuang dahak sembarangan
4. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik
5. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
6. Rajin berolahraga

2.8 Jenis-jenis obat TB


Adapun jenis-jenis obat Tuberkulosis adalah sebagai berikut :

1. Isoniazid (H)
Biasa dikenal dengan INH, bersifat Bakterisida. Dapat membunuh 90% populasi
kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan.
2. Rifampisin (R)
Bersifat bakterisida. Dapat membunuh kuman yang tidak dapat dibunuh oleh
isoniazid
3. Pyrazinamid (Z)
Bersifat bakterisida. Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam.
4. Streptomisin (S)
Bersifat bakterisida.
5. Ethambutol (E)
Bersifat bakteriostatik.
2.9 Prinsip Pengobatan
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat terbunuh.
Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu :
1. Tahap intensif
Pengawasan ketat tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya
kekebalan obat.
2. Tahap lanjutan
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan.

2.10 Kategori Pengobatan TBC


1. Kategori 1 : 2HRZE/ 4H3R3
Diberikan kepada :
a. Penderita baru TBC paru BTA positif
b. Penderita TB ekstra paru (TBC diluar paru-paru) berat.
2. Kategori 2 : HRZE/ 5H3R3E3
Diberikan kepada :
a. Penderita kambuh
b. Penderita gagal terapi
c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
3. Kategori 3 : 2HRZ/ 4H3R3
Diberikan kepada :
a. Penderita BTA (+)
b. Rontgen paru mendukung aktif
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit
Tuberkulosis (TBC). Mycobacterium tuberculosis ini memiliki lapisan lilin yang tidak
biasa pada permukaan sel karena adanya asam mycolic. Lapisan ini membuat sel tahan
terhadap pewarnaan gram akibatnya M. tuberculosis dapat teridentifikasi baik Gram
negatif atau Gram positif.

Tuberkulosis merupakan penyakit menular dan bisa menyerang siapa saja. Organ
tubuh yang biasanya menjadi sasaran dan banyak ditemui ialah paru-paru, sehingga
disebut Tuberkulosis paru. Namun demikian, tuberkulosis juga bisa menyerang beberapa
organ tubuh lainnya.

Sumber penularan adalah pasien TB, terutama pasien yang mengandung kuman TB
dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien dapat menyebarkan kuman ke
udara melalui percikan dahak (droplet). Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup
udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius.
DAFTAR PUSTAKA
Dina zainudin. 2013. Farmakologi- Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis.
Universitas Haluoleo. Kendari

Cecep Suryani Sobur. 2020. Tuberkulosis. Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia.


Jakarta

Debby Fadhilah. 2015. Patogenesis Tuberkulosis. Universitas Indonesia. Jakarta

Suradi. 2014. Diagnosis dan Pengobatan TB Paru. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai