Anda di halaman 1dari 26

Makalah

Mycobacterium
Tuberkulosis





Oleh Irmyanti Sirman


1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Mycobacterium Tuberculosis ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai M.Tuberkulosis serta penyakit yang
dihasilkannya, cara pengobatan dan pencegahannya. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Kendari, 14 Juni 2013


Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. 1
DAFTAR ISI . 2
BAB I PENDAHULUAN . 3
A. LATAR BELAKANG .. 3
B. TUJUAN 4
BAB II PEMBAHASAN .. 5
A. TAKSONOMI, MORFOLOGI, FISIOLOGI SERTA EKOLOGI
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS 5
B. PENYAKIT TUBERKULOSIS 8
C. INVASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS SERTA RIWAYAT
TERJADINYA TUBERCULOSIS 12
D. PENGOBATAN PENYAKIT TUBERCULOSIS . 16
E. RESISTENSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS . 19
F. EPIDEMIOLOGI DAN PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS.. 21
G. PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS 22
BAB II PENUTUP 23
A. KESIMPULAN . 23
DAFTAR PUSTAKA 25
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme
terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesame mikroorganisme ataupun
organisme lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan
maupun merugikan.
Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang
merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk
kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga
mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan
terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat
menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia.
Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan
berbahaya di dunia.
Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang menyebabkan
kematian didunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernapasan, dan merupakan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini
tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat menginfeksi sepertiga populasi dunia, setiap detik ada satu orang yang
terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif yang menyebabkan orang
menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru menular
di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini menggambarkan
setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru,dan ada
sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.
4

Penanganan TBC masih terus menjadi tantangan besar untuk para tenaga
kesehatan. Untuk memutuskan rantai penularan perlu pula mendapati perhatian
lintas sektoral karena berkaitan dengan faktor sosial budaya dan tempat hunian.
Namun pada dasarnya penyakit TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila
pasien mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat secara teratur dan
rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu diperlukan juga kepedulian
dan pengawasan dari tenaga kesehatan untuk mengawal perkembangan terapi
pasien. Penyebab TBC memang bukan bakteri biasa, karena itu diperlukan
konsistensi dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi untuk mencapai
hasilterapi yang optimal.
Berangkat dari hal tersebut di atas maka dianggap perlu untuk
mengetahui apa itu Tuberkulosis dan apa penyebabnya. Menyangkut dengan
penyebabbya sendiri (M. Tuberkulosis) kita juga harus mengetahui hal-hal yang
bersangkutan dengan bakteri tersebut agar pencegahan ataupun pengobatan
terhadap penyakit yang di hasilkan oleh bakteri tersebut dapat di tangani secara
tepat.
B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
Mengetahui taksonomi, morfologi, fisiologi serta ekologi
mycobacterium tuberculosis
Mengetahui penyakit yang dihasilkan oleh M Tuberculosis
Mengetahui Invasi mycobacterium tuberculosis serta riwayat
terjadinya tuberculosis
Mengetahui apa saja yang dapat penyakit tuberculosis
Mengetahui Resistensi mycobacterium tuberculosis
Mengetahui Epidemiologi dan penyebaran penyakit tuberculosis
Mengetahui hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
tuberculosis
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. TAKSONOMI, MORFOLOGI, FISIOLOGI SERTA EKOLOGI
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24
Maret 1882 oleh Robert Koch. Maka untuk mengenang jasa beliau, bakteri
tersebut diberi nama baksilKoch. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri
penyebab penyakit tuberkulosa(TBC). Penyakit TBC pada paru-paru juga dikenal
sebagai Koch Pulmonum (KP)

Berikut adalah taksonomi dari Mycobacterium tuberculosis.
Kingdom: Bacteria
Filum: Actinobacteria
Ordo: Actinomycetales
Upaordo: Corynebacterineae
Famili: Mycobacteriaceae
Genus: Mycobacterium
Spesies:Mycobacterium tuberculosis
Adapun bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil
tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus
ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 m dan lebar 0,2 - 0,5 m yang
bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi
lingkungan.
6

Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri
gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat
warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun
dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam.
Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia
dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan
pertumbuhan bergerombol.
Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta
dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-
kira setinggi 60%. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan
arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan
permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria,
berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium
tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag.
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati
pada 6C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar
matahari langsung selama 2 jam.
Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam.
Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan
basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat
disimpan dalam lemari dengan suhu 20C selama 2 tahun.
Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara
lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini
dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur
dalam 2-10 menit.
7

Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup di udara kering maupun
dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini
dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat
dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk
berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu pada
kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya.
Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembang biak dengan
baik pada suhu 22-23 derajat Celcius, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan
kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria cepat mati
dengan sinar matahari langsung, Tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab. Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh
manusia ke manusia lainnya melalui saluran pernafasan, keluar melalui udara
yang dihembuskan pada proses respirasi dan terhisap masuk saat seseorang
menarik nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri adalah
paru-paru manusia.Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang
biak dengan cara pembelahan diri di dalam paru paru.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit tuberkolosis atau disingkat TBC. Sumber penularan
adalah penderita Tuberculosis (TB) yang dahaknya mengandung kuman TB hidup
(BTA (+)). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne,
droplets infection). Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan
dahak yang mengandung kuman berasal dari penderitasaat batuk, bersin, tertawa,
bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini akan terhisap oleh orang
sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas. Bakteri aktif mikobakteria
mencemari udara yang ditinggali atau ditempati banyak manusia, karena sumber
dari bakteri ini adalah manusia. Bakteri ini dapat hidup selama beberapa jam pada
8

udara terbuka, dan selama itulah dia akan berterbangan di udara hingga
akhirnyamenemukan manusia sebagai tempat hidup.
Biasanya pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang penuh
dengan orangnamun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat-tempat ramai
yaitu sarana perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, juga pada asrama,
penjara, bahkan dari dokter yang kurang memperhatikan sanitasi tubuhnya.
Habitat asli dari bakteri ini adalah manusia,dan hanya menjadikan lingkungan
sebagai perantara.

B. PENYAKIT TUBERKULOSIS
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam
infeksi yangdisebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC
dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan
miskin serta dimana saja. Apabila eseorang sudah terpapar dengan bakteri
penyebab tuberculosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau
produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang
bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit
tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %).
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum
dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah
disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama
pada kasus-kasus baru.
a) Gejala umum (Sistemik)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malamhari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
sepertiinfluenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
9

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b) Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafasmelemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka
TBC dapatterdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.
Sekitar 30-50%anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil ujituberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang
tinggal serumah dengan penderitaTBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaanserologi/darah.
Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan
konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfibris),
badan kurus atau berat badan menurun. Tempat kelainan lesi TB yang perlu
dicurigai adalah bagian apeks paru. Bila dicurigai infiltrat yang agak luas, maka
akan didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi nafas bronkial. Akan
didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronkhi basah, kasar, dan nyaring.
10

Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi
vesikular melemah.
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal
yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.

Penyakit tuberculosis memiliki beberapa variasi jenisnya. Adapun jenis-
jenis dari penyakit tuberculosis tersebut adalah:
Tuberculosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
Tuberculosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan
histologis
Tuberculosis pada sistem saraf
Tuberculosis pada organ-organ lainnya
Tuberculosis millier

Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi
menjadi 2 yaitu Tuberkulosis Paru BTA positif dan Tuberkulosis Paru BTA
negative. Tuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ
tubuh selain jaringan paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput
jantung, kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin dan lain-lain. Berdasarkan tingkat keparahannya, TB Ekstra Paru dibagi
menjadi 2 yaitu : tuberculosis ekstra paru ringan seperti misalnya adalah TB
11

kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, tulang (kecuali tulang belakang),
sendi dan kelenjar adrenal serta tuberculosis ekstra paru berat, misalnya adalah
meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif dupleks, TB tulang
belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.
Dalam kasus TBC terdapat beberapa tipe penderita yang ditentukan
berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Adapun beberapa tipe penderita
tersebut yaitu:
Kasus baru adalah dimana penderita tersebut belum pernah diobati
dengan OAT (Obat Anti Tuberculosis) atau sudah pernah menelan
OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian.
Kambuh (relaps) adalah penderita TB yang sebelumnya pernah
mendapatkan terapi TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif.
Pindahan (transfer in) adalah penderita TB yang sedang mendapatkan
pengobatan disuatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke
kabupaten ini. Penderita tersebut harus membawa surat
rujukan/pindahan.
Kasus berobat setelah lalai (pengobatan setelah default/drop-out)
adalah penderitaTB yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif setelah putus berobat 2 bulan atau lebih.
Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih atau penderita
BTA negative, rontgen positif yangmenjadi BTA positif pada akhir
bulan ke-2 pengobatan. Semua penderita lain yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut diatas merupakan tipe yang lain. Termasuk dalam
kelompok ini adalah kasus kronik (adalah penderita yang masih BTA
positif setelah menyelesaikan pengobatan ulang dengan kategori 2).
12


C. INVASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS SERTA RIWAYAT
TERJADINYA TUBERCULOSIS

Penyebaran penyakit TBC biasanya dimulai melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk. Pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri tuberculosis ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-
paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,
kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena infeksi bakteri ini adalah paru-paru.
Saat Mycobacterium tuberculosis berhasil menginfeksi paru-paru, maka
dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha
dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihatsebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembang biakan
sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk
sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum(dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
13

diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebihdan positif
terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak
dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Adapun riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang
terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil
ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan
terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat
kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru,
yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfeakan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks
primer adalah 4 - 6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya
perubahan reaksituberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan
besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya
tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun
demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau
dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan
menjadi penderita Tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan
mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
14

Tahap kedua yaitu Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) biasanya
terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena
daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri
khas darituberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.
Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi dimana
komplikasi inisering terjadi pada penderita stadium lanjut. Beberapa
komplikasinya adalah sebagai berikut:
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang
dapatmengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau
tersumbatnya jalan napas.
Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.
Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan
paru.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian,
ginjal dansebagainya.
Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).

Komplikasi akibat penyakit TBC dapat menyerang beberapa organ vital
tubuh, diantaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. TBC tulang ini bisa
disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi
komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke
tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk
masuk dan merusak tulang bervariasi. Ada yang singkat, tapi ada pula yang lama
hingga bertahun-tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan
pesat saat kondisi tubuh sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit
15

berat. Saat itu kekebalan tubuhnya menurun, sehingga bakteri pun leluasa
menjalankan aksinya.
Bagian tulang yang biasa diserang bakteri TBC adalah sendi panggul,
panggul dantulang belakang. Gangguan tulang belakang bisa terlihat dari bentuk
tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa tegak, bisa miring ke kiri, ke
kanan, atau ke depan. Sendi panggul yang rusak pun membuat penderita tidak
bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu hamil, kelainan panggul
membuatnya tidak bisa melahirkan secara normal. Jika kelainannya masih ringan,
upaya pemberian obat-obatan dan operasi bisa dilakukan. Lain halnya jika berat,
tindakan operasi tidak bisa menolong karena sendi atau tulang sudah hancur.
Penderita bisa cacat seumur hidup.
Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita
mengonsumsi makanan/minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa
menyebabkan gangguan seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan
membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus antara lain anak sering muntah
akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna. Mendiagnosis TBC
usus tidaklah mudah karena gejalanya hampir sama dengan penyakit lain. Ciri
lainnya tergantung bagian mana dan seberapa luas bakteri itu merusak usus.
Demikian juga dengan pengobatannya. Jika ada bagian usus yang membusuk,
dokter akan membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus
lain.
Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan
orang yang terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran,
kejang-kejang, juga penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang
selaput otak, penderita harus menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-
gara sel-sel sarafnya rusak, penderita tidak bisa kembali ke kondisi normal.
Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses
pembuangan racun tubuh akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal
mengalami gagal ginjal. Gejala yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu
16

makan menurun, sakit kepala,lemah, dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa
sembuh sempurna dengan perawatan dan pengobatan yang tepat. Sedangkan
gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan.Beberapa di antaranya harus
menjalani cangkok ginjal.
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah
sakit. Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA
negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan
dengan kasus kambuh.Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis) tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis.
Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.

D. PENGOBATAN PENYAKIT TUBERCULOSIS
Pengobatan TBC harus dilakukan secara tepat sehingga secara tidak
langsung akan mencegah penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa obat
yang biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit TBC:
1) Isoniazid (INH)
Obat yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri)
ini merupakan prodrug yang perlu diaktifkan dengan enzim katalase untuk
menimbulkan efek. Bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel
mikrobakteri.
2) Rifampisin / Rifampin
Bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dan bekerja dengan
mencegah transkripsi RNA dalam proses sintesis protein dinding sel bakteri.
3) Pirazinamid
Bersifat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat pembentukan
asamlemak yang diperlukan dalam pertumbuhan bakteri.
4) Streptomisin
Termasuk dalam golongan aminoglikosida dan dapat membunuh sel
mikroba dengan cara menghambat sintesis protein.
17

5) Ethambutol
Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu pembentukan
dinding sel bakteri dengan meningkatkan permeabilitas dinding.
6) Fluoroquinolone
Fluoroquinolone adalah obat yang menghambat replikasi bakteri
M.tuberculosis. Replikasi dihambat melalui interaksi dengan enzim gyrase,
salah enzim yang mutlak diperlukan dalam proses replikasi bakteri M.
Tuberculosis. Enzim ini tepatnya bekerja pada proses perubahan struktur
DNA dari bakteri, yaitu perubahan dari struktur double helix menjadi super
coil. Dengan struktur super coil ini DNA lebih mudah dan praktis disimpan di
dalam sel. Pada proses tersebut enzim gyrase berikatan dengan DNA, dan
memotong salah satu rantai DNA dan kemudian menyambung kembali.
Dalam proses ini terbentuk produk sementara (intermediate product) berupa
ikatan antara enzim gyrase dan DNA (kompleks gyrase-DNA).
Fluoroquinolone mamiliki kemampuan untuk berikatan dengan
kompleks gyrase-DNA ini, dan membuat gyrase tetap bisa memotong DNA,
tetapi tidak bias menyambungnya kembali. Akibatnya, DNA bakteri tidak
akan berfungsi sehingga akhirnya bakteri akan mati. Selain itu, ikatan
fluoroquinolone dengan kompleks gyrase-DNA merupakan ikatan reversible,
artinya bisa lepas kembali sehingga bisa didaur ulang. Akibatnya, dengan
jumlah yang sedikit fluoroquinolone bisa bekerja secara efektif.

Dalam terapi TBC, biasanya dipilih pemberian dalam bentuk kombinasi
dari 3-4 macam obat tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari
terjadinya resistensi bakteri terhadap obat. Dosis yang diberikan berbeda untuk
tiap penderita, bergantung tingkat keparahan infeksi. Karena bakteri tuberkulosa
sangat lambat pertumbuhannya, maka penanganan TBC cukup lama, antara 6
hingga 12 bulan yaitu untuk membunuh seluruh bakteri secara tuntas.
18

Pengobatan harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus,
walaupun pasien telah merasa lebih baik/sehat. Pengobatan yang terhenti di
tengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten. Jika hal ini terjadi,
maka TBC akan lebih sukar untuk disembuhkan dan perlu waktu yang lebih lama
untuk ditangani. Untuk membantu memastikan penderita TBC meminum obat
secara teratur dan benar, keterlibatan anggota keluarga atau petugas kesehatan
diperlukan yaitu mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat yang hendak
dikonsumsi. Oleh karena itu, perlunya dukungan terutama dari keluarga penderita
untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan.
Obat diminum pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan
penderita dalam mengkonsumsi obat. Lebih baik obat diminum saat perut kosong
sekitar setengah jam sebelum makan atau menjelang tidur.
Selain dengan menggunakan obat-obatan tersebut, pengobatan penyakit
akibat infeksi bakteri mycobacterium ini dapat dilakukan dengan menggunakan
jahe dan mengkudu. Jahedan mengkudu dapat menyembuhkan penyakit yang
disebabkan bakteri berbentuk batang tersebut karena kedua bahan itu kaya akan
senyawa antibakteri. Misalnya jahe mempunyai gingerol yang bersifat antibakteri.
Demikian juga mengkudu yang mengandung senyawa aktif antrakuinon, acubin,
asperuloside, dan alizarin. Keempat senyawa itu juga berkhasiat untuk membunuh
bakteri tuberculosis.
Kedua bahan itu mempunyai sifat antibakteri lebih kuat ketika disatukan.
Sebaliknya bila dipisah, kekuatannya berkurang. Jahe dan mengkudu juga bersifat
imunostimulan alias meningkatkan daya tahan tubuh. Duet mengkudu dan jahe
menyusul meniran yang lebih dulu diuji klinis sebagai penyembuh tuberkulosis.
Phyllanthus niruri itu terbukti sebagai anti tuberkulosis. Pemberian 50 mg kapsul
meniran selama 3 kali sehari menyembuhkan TB pada pekan ke-6 atau lebih cepat
8 minggu dibandingkan pasien yang tidak mengkonsumsi meniran. Meniran juga
bersifat sebagai imunomodulator alias penguat sistem kekebalan tubuh. Ketika
kekebalan tubuh meningkat, bibit-bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh
19

dapat dilemahkan. Jika sel-sel imun seseorang diganggu, maka orang tersebut
akan rentan sakit.
Perpaduan ekstrak jahe dan mengkudu itu mampu menyempurnakan obat
standar resep dokter seperti rifampisin serta pirazinamid yang selama ini
digunakan untuk mengatasi TB. Untuk yang tidak cocok mengkonsumsi obat-
obatan dokter tersebut,menyebabkan gangguan hati. Namun, apabila
penggunaannya disertai dengan konsumsi jahe dan mengkudu, hal tersebut tidak
akan terjadi. Ekstrak jahe dan mengkudu juga mencegah resistensi.

E. RESISTENSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Bakteri Mycobacterium tuberculosis secara alami resisten terhadap
berbagai antibiotik yang telah ada sebelumnya. Hal ini menyebabkan sulitnya
pengobatan penyakit TB secara tuntas. Sifat resisten ini dipengaruhi oleh adanya
enzim-enzim yang mampu memodifikasi obat seperti b-lactamase dan
aminoglycosida acetyl transferase. Jika diterapi dengan benar, tuberkulosis dapat
disembuhkan yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang
peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan
mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah
kasus.
Mycobacterium tuberculosis resisten terhadap fluoroquinolone melalui
struktur unik protein MfpA. Berdasarkan analisa model dengan menggunakan
komputer (computer modeling) ditemukan bahwa protein MfpA bisa masuk ke
dalam bagian aktif (active site)dari enzim gyrase, seperti halnya DNA. Ini
disebabkan karena protein MfpA memiliki struktur yang sama dengan DNA.
Akan tetapi berbeda dengan interaksi gyrase denganDNA, interaksi gyrase
dengan MfpA mengakibatkan gyrase tidak bisa berinteraksi dengan
fluoroquinolone. Dengan kata lain, kompleks MfpA-gyrase tidak bisa berinterkasi
dengan fluoroquinolone, sehingga fluoroquinolone tidak bisa berfungsi
sebagaimana mestinya.
20

Interaksi gyrase dan DNA penting dalam proses replikasi bakteri M.
tuberculosis. Interaksi protein MfpA dengan gyrase, secara otomatis juga
menghambat interaksi gyrase dengan DNA. Dengan kata lain, protein MfpA
merupakan inhibitor dari enzim gyrase, yakni menghambat aktivitas enzim gyrase
itu senditi. Hambatan fungsi enzim gyrase ini mengakibatkan proses replikasi M.
tuberculosis terganggu. Pada kenyataannya memang demikian. Artinya,
perkembangbiakan bakteri M. tuberculosis menurun, akan tetapi hal ini lebih baik
bagi bakteri dari pada mati karena obat fluoroquinolone. Dan biasanya bakteri
yang resisten terhadap suatu obat bukan secara tiba-tiba, melainkan mulai dari
jumlah yang sedikit dan kemudian perlahan-lahan bertambah sesuai dengan
perjalanan waktu.
Mekanisme fungsi protein MfpA dalam proses resistensi M. tuberculosis
sangat unik. Pada umumnya resistensi disebabkan oleh penguraian obat anti-
bakteri oleh enzim atau protein tertentu. Akan tetapi tidak demikian halnya
dengan protein MfpA. Protein ini hanya memproteksi interaksi obat dengan
targetnya. MfpA adalah protein yang pertama kali dibuktikan mempunyai fungsi
demikian.
Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC terjadi disebabkan terapi
yang terputus karena pasien merasa sudah sembuh. Masalah yang sering timbul
adalah lamanya waktu pengobatan. Obat untuk TBC harus dimakan sedikitnya
enam bulan. Sementara biasanya setelah makan obat selama dua bulan, pasien
malas meneruskan pengobatan karena merasa sembuh dan tidak merasakan gejala
lagi. Padahal apabila pengobatan berhenti di tengah jalan, maka tidah hanya
penyakitnya saja yang tidak sembuh dengan tuntas, tetapi juga menyebabkan
bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat yang digunakan. Ketiadaan biaya juga
membuat seseorang tidak berobat, karena tidak mengetahui program pemerintah
yang menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di Indonesia. Penyakit ini
sering dianggap enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja seperti biasa,
21

namun tanpa disadari keparahan penyakit yang semakin meningkat sebanding
dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh.

F. EPIDEMIOLOGI DAN PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS
TBC umumnya menyerang orang dewasa muda dan banyak terjadi di
negara berkembang. Setengahnya terdapat di Asia. Pada tahun 2008, WHO
memprediksi adasekitar 9,4 juta orang yang menjadi penderita TBC aktif. Dari 15
negara dengan tingkat TBC paling tinggi, 13 diantaranya ada di Afrika.
Sementara itu setengahnya ada di Negara Asia, diantaranya Bangladesh, China,
India, Indonesia, Pakistan dan Filipina.
Apabila penyakit tuberculosis ini tidak diobati, maka setelah lima tahun,
50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya
tahan tubuh tinggi, dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular (WHO
1996). Menurut WHO (1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru
dengan kematian 130 penderita dengan tuberkulosis positif pada dahaknya.
Sedangkan menurut hasil penelitian kusnindar 1990, Jumlah kematian yang
disebabkan karena tuberculosis diperkirakan 105,952 orang pertahun. Kejadian
kasus tuberkulosa paru yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok
masyarakat dengan sosio ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini
disebabkan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri
individu dan kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal.
HIV juga memberikan pengaruh signifikan terhadap penyebaran penyakit
tuberculosis ini. Hal ini terjadi karena infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas
system daya tahan tubuh seluler (Cellular Immunity), sehingga jika terjadi infeksi
oportunistik, seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit
parah bahkan mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV
meningkat, maka jumlah penderita TB akan meningkat, dengan demikian
penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.

22

G. PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS
Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan
langkah yang paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai
upaya pencegahanadalah sebagai berikut:
Konsumsi makanan bergizi
Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat.
Produksi leukosit pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan
bakteri TBC yang kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan
bergizi juga menghindarkan terjadinya komplikasi berat akibat TBC.
Vaksinasi
Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel
darah putih menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri
TBC. Meski begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali
dari penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang
masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan komplikasi.
Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan komplikasi pun bisa
dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak hanya
menderita TBC ringan.
Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC
berlangsung cepat. Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan
kebersihan makanan dan minuman sangat perlu untuk dijaga.


23

BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi
manusia adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn
penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah
satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia.
Penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Apabila seseorang
sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberculosis akan berakibat buruk
bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan
pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %).
Riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang
terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB
berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfeakan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah 4 - 6 minggu.
Beberapa obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit
TBC antara lain:
1. Isoniazid (INH)
2. Rifampisin / Rifampin
3. Pirazinamid
4. Streptomisin
5. Ethambutol
6. Fluoroquinolone

24

TBC umumnya menyerang orang dewasa muda dan banyak terjadi di
negara berkembang. Setengahnya terdapat di Asia. Sekitar 9,4 juta orang yang
menjadi penderita TBC aktif. Dari 15 negara dengan tingkat TBC paling tinggi,
13 diantaranya ada di Afrika. Sementara itu setengahnya ada di Negara Asia,
diantaranya Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina. Apabila
penyakit tuberculosis ini tidak diobati, maka setelah lima tahun, 50 % dari
penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan
tubuh tinggi, dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular.
Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan adalah:
Konsumsi makanan bergizi
Vaksinasi
Lingkungan




25



DAFTAR PUSTAKA
TUBERKULOSIS. http://www.infeksi.com/index.php?
Pengertian Tuberkulosis http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
Bakteriologi http://jimmyenggar.blogspot.com/2012/04/bakteriologi-
mycobacterium-tuberculosis.html
http://analismuslim.blogspot.com/2012/02/mycobacterium-tuberculosis.html
http://pujipeje.blogspot.com/2012/05/tbc-bakteri-mycobacterium-
tuberculosis.html
Mycobacterium Tuberculosis http://www.scribd.com/doc/31733293/Makalah-
Mycobacterium-Tuberculosis
Gejala Klinis TBC. http://daimanshare.com/.
Tuberculosis. http://www.Infeksi.com/tuberculosis
Penyakit TBC. http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm.
Ayo Tangkal TBC. http://www. nakita.com

Anda mungkin juga menyukai