Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS KESEHATAN REPRODUKSI

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN III (PKK III)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E UMUR 50 TAHUN


DENGAN MIOMA UTERI

Disusun oleh :

NAMA : Kezia Agustina

NIM : PO6224220051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

Asuhan Kebidanan Ny.E Umur 50 Tahun dengan Mioma Uteri di Ruang Pol
Kanfungan RSUD dr, Doris Sylvanus Palangka Raya Kegiatan Praktik Klinik
Kebidanan III (PKK III) di RSUD dr, Doris Sylvanus Palangka Raya

Telah Disahkan Pada Tanggal : April 2023

Pembimbing Wahana Praktik Pembimbing Institusi

(Hj. Tuti Darmiati, SST ) (Lola Meyasa, SST.,M.Kes)


NIP. 19671229 1989 2002 NIP. 19810522 200604 2 004

Mengetahui, Koordinator MK.


Kaprodi D-III Kebidanan Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III)

( Seri Wahyuni, SST., M.Kes ) ( Seri Wahyuni, SST., M.Kes )


NIP. 19801019 200212 2 002 NIP. 19801019 200212 2 002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Portofolio dengan baik dan tepat waktu. Tugas
Portofolio ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas
portofolio pada kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) Prodi D.III
Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Palangka Raya. Penulis
menyadari bahwa dalam Tugas Portofolio Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III.
Masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas
Portofolio ini.

Palangka Raya, April 2023

Kezia Agustina

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................4
A. Konsep Dasar.................................................................................................4
1. Pengertian Mioma Uteri..........................................................................4
2. Etiologi....................................................................................................4
3. Tanda dan gejala......................................................................................8
4. Diagnosa..................................................................................................9
5. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.........................................................11
B. Manajemen Kebidanan.................................................................................12
1. Pengkajian Data.....................................................................................12
2. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan......................................12
3. Intervensi...............................................................................................13
4. Implementasi.........................................................................................13
5. Evaluasi.................................................................................................14
6. Pencatatan Asuhan dengan Metode SOAP............................................14
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................15
A. ANAMNESA...............................................................................................15
B. DATA SUBJEKTIF.....................................................................................15
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)............................................16
D. OBSERVASI...............................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................18
A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek........................................................18
1. Pengkajian.............................................................................................18

iii
2. Interpetasi Data......................................................................................19
3. Diagnosis Potensial...............................................................................20
4. Antisipasi...............................................................................................20
5. Rencana Tindakan.................................................................................20
6. Pelaksanaan...........................................................................................22
7. Evaluasi.................................................................................................22
B. Faktor Pendukung dan Penghambat.............................................................23
C. Pemecahan Masalah.....................................................................................23
BAB V PENUTUP.....................................................................................................24
A. Kesimpulan..................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mioma uteri adalah neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus yang disebut

juga dengan leiomioma uteri atau uterine fibroid. Mioma uteri umumnya terjadi pada

usia lebih dari 35 tahun (Sarwono, 2007). Terjadinya mioma uteri belum diketahui

sampai sekarang. Stimulasi estrogen diduga mempunyai peran untuk terjadinya

mioma uteri. Hipotesis ini didukung karena adanya mioma uteri yang banyak

ditemukan pada usia reproduksi dan kejadian rendah pada usia menopause

(Wiknjosastro, 2009).

Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi

efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma

uteri itu sendiri. Walaupun jarang menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang

ditimbulkan ole mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan

nyeri perut da perdarahan abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan

kesuburan rendah (Bailliere, 2006). Menurut WHO, data penderita mioma uteri 2011

adalah 22 kasus, 2009 dan 2010 sebanyak 21 kasus.

Mioma belum perna ditemukan sebelum terjadinya menarche, sedangkan

setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh (Guyton, 2002).

Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana

prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70% dengan pemeriksaan patologi

anatomi uterus, membuktikkan banyak wanita yang menderita mioma uteri

asimtomatik (Baziad, 2003). Di Indonesia, mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada

1
semua penderita ginekologi yang dirawat. Mioma uteri merupakan tumor pada pelvis

yang paling sering dijumpai. Diperkirakan 1 dibading 4 atau 5 wanita yang berumur

lebih dari 35 tahun terdapat mioma uteri. Meskipun umumnya mioma tidak

menunjukan gejala, diperkirakan 60% dari laparatomi pelvis pada wanita dikerjakan

dengan alasan mioma uteri.

Umumnya mioma uteri tidak akan terdeteksi sebelum masa pubertas dan

tumbuh selama masa reproduksi. Jarang sekali mioma uteri ditemukan pada wanita

berumur 20 tahun atau kurang, paling banyak umur 35-45 tahun yaitu kurang dari

25%. Dan setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang

masih dapat tumbuh lebih lanjut. Mioma uteri lebih sering dijumpai pada wanita

nullipara atau yang kurang subur.

Pengobatan mioma uteri dengan gejala klinik umumnya adalah tindakan

operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin

mempertahankan kesuburannya, miomektomi (pengangkatan mioma) dapat menjadi

pilihan (Djuwantono, 2004).

Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin mengambil kasus

tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny E Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uteri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny E Umur 50 Tahun Dengan

Mioma Uteri.

2
2. Tujuan Khusus

a. Penulis Mampu

1) Mampu melakukan pengkajian (pengumpulan data dasar) Pada Ny E

Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uteri.

2) Mampu melakukan interpretasi data Pada Ny E Umur 50 Tahun Dengan

Mioma Uteri.

3) Mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan antisipasi Pada

Ny E Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uteri.

4) Mampu melakukan tindakan segera yang memerlukan penanganan segera

berupa konsultasi, kolaborasi, dan merujuk Pada Ny E Umur 50 Tahun

Dengan Mioma Uteri.

5) Mampu merencanakan asuhan kebidanan Ny E Umur 50 Tahun Dengan

Mioma Uteri.

6) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny E Umur 50 Tahun

Dengan Mioma Uteri.

7) Mampu melaksanakan evaluasi terhadap tindakan pada Ny E Umur 50

Tahun Dengan Mioma Uteri.

b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di

lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada Ny E Umur 50

Tahun Dengan Mioma Uteri.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus

dan jaringan ikat yang menumpangnya (Wiknjosastro,H 2009). Mioma uteri

merupakan tumor jinak otot rahim disertai jaringan ikatnya sehingga dapat

dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak serta karena

otot rahimnya dominan (Manuaba.dkk, 2009) Mioma uteri merupakan

tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim. Nama lain dari

mioma adalah leiomauteri, fibromioma uteri dan uterin fibroid (Manuaba,

2009).

2. Etiologi
Sampai saat ini penyebab mioma uteri belum diketahui. Mioma dipercaya

merupakan sebuah tumor monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatic

dari sebuah sel neoplastic tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas

kromsom khususnya pada lengan (Setiati, 2009). Etiologi yang pasti

terjadinya mioma uteri belum diketahui sampai sekarang. Stimulasi estrogen

diduga mempunyai peran untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis ini

didukung karena adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia

reproduksi dan kejadian rendah pada usia menopause (Wiknjosastro,2009)

Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun

miller dan lipschlutz mengatakan bahwa mioma terjadi tegantung pada sel-

4
sel otot imatur yang terdapat pada “cell nest” yang selanjutnya dapat

dirangsang terus menerus oleh hormone estrogen (Marmi, 2013).

Penyebab pasti mioma uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang

sekali ditemukan sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormone

reproduksi, dan hanya bermanifestasi selama usia reproduktif. Umumnya

mioma terjadi di beberapa tempat. Pertumbuhan mikroskopik menjadi

masalah utama dalam penanganan mioma karena hanya tumor soliter dan

tampak secara makroskopik yang memungkinkan untuk ditangani dengan

cara enukleasi. Ukuran rata-rata tumor ini adalah 15 cm, tetapi cukup

banyak yang melaporkan kasus mioma uteri dengan berat mencapai 45 kg

(Anwar, 2011). Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui,

namun ada 2 teori yang menjelaskan factor penyebab mioma uteri yaitu :

1. Teori stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai factor etiologi

dengan alasan:

a. Mioma uteri seringkali tumbuh lebih cepat pada masa hamil

b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche

c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause

d. Hyperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma

uteri (Manuaba, 2019).

2. Teori cellnest atau genitoblas Terjadi mioma uteri tergantung pada sel-sel

otot imatur yang terdapat pada cellnest yang selanjutnya dapat

dirangsang terus menerus oleh estrogen (Manuaba, 2019). Selain teori

tersebut, factor resiko yang menyebabkan mioma uteri adalah :

5
a. Hormone endogen (endogenous hormonal)

Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi

dibandingkan jaringan miometrium normal terutama pada fase

profeliferasi dari siklus menstruasi (Djuwantono,2017). Mioma uteri

sangat sedikit ditemukan pada specimen yang di ambil dari

histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa

hormone estrogen endogen pada wanita-wanita menopause,

diterangkan bahwa hormone pada level yang rendah/sedikit (Parker,

2017).

b. Riwayat keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita

mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita

mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita

mioma uteri. Penderita mioma uteri mempunyai riwayat keluarga

penderita mioma mempunyai 2 (dua) kali lipat kekuatan ekspresi dari

VEGF-ab (a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan

penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita

mioma uteri (Parker,2017).

c. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin

berhubungan dengan konversi hormone androgen menjadi esterogen

oleh enzim aromatease di jaringan lemak (Djuwantono, 2004).

6
Hasilnya terjadi peningkatan jumlah esterogen tubuh yang mampuh

meningkatkan prevalensi mioma uteri (Parker, 2017).

d. Makanan

Beberapa penelitian menerangkan hubungan antara makanan dengan

prevalensi atau pertumbuhan mioma uteri. Dilaporkan bahwa daging

sapi, daging setengah matang atau red meat dan daging babi

meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan

insiden mioma uteri. Tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin,

serat atau phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri (Parker,

2017).

e. Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar

esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasike uterus

kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri

(Manuaba, 2019).

f. Paritas

Mioma uteri lebih banyak pada wanita dengan multipara dibandingkan

dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1 (satu)

atau 2 (dua) kali (Saifuddin, 2019).

g. Kebiasaan merokok

Merokok dapat mengurangi insiden mioma uteri. Diterangkan dengan

penurunan konversi androgen menjadi estrogen dengan penghambatan

enzim aromatase oleh nikotin (Parker, 2017).

7
3. Tanda dan gejala
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang

dikeluhkan sangat bergantung pada tempat sarang mioma ini berada,

besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut

dapat di golongkan sebagai berikut:

1. Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,

menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa factor yang

terjadi penyebab perdarahan ini adalah :

a) Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium

sampai adenokarsinoma dan endometrium.

b) Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.

c) Atrofi endometrium diatas mioma subkosum.

d) Myometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya

sarang mioma diantaran serabut myometrium, sehingga tidak

dapat menjepit pembuluh darah yang melalui dengan baik

(Wiknjosastro, 2017).

Yang sering menyebabkan gejala perdarahan ialah jenis submucosa

sebagai akibat pecahnya pembuluh darah. Mioma intramural juga dapat

menyebabkan perdarahan, oleh karena gangguan kontraksi otot uterus.

Jenis subserosus tidak menyebabkan perdarahan, oleh karena gangguan

kontraksi otot uterus. Jenis subserosus tidak menyebabkan perdarahan

8
yang abnormal. Kalau ada yang abnormal harus diingat akan

kemungkinan hal lain yang timbul bersama dengan mioma. Seperti :

1) Adeno carcinoma

2) Polip

3) Factor fungsionil (Bagian Obstetric dan Ginekologi Fk. Kedokteran

Universitas Padjajaran Bandung).

2. Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang kas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan

peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan,

pula pertumbuhannya yang menyempit kanalis servikalis dapat menyebabkan

juga dismenore.

3. Gejala dan tanda penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada

kandung kemih akan menyebabkan retensio urine pada ureter dapat

menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh

limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.

4. Diagnosa
Seringkali penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada

perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor

pada uterus, yang umumnya terletak di garis tengah ataupun agak ke

samping, sering kali teraba terbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat

mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural

akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan

9
pemeriksaan dengan sonde uterus. Mioma submucosum kadang-kadang

dapat teraba dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikalis dan terasa

benjolan pada kavum uteri (Wikjosastro, H, 2019). Menurut Setiati, E

(2019), dalam hal pemeriksaan, diagnosis mioma uteri diberikan

berdasarkan hal-hal berikut:

1) Anamnesis: timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang

relative lama. Kadang-kadang, gangguan haid, buang air kecil, atau

buang air besar pun terjadi. Nyeri perut muncul jika mioma terinfeksi,

terpuntir atau pecah.

2) Pemeriksaan fisik: palapasi abdomen digunakan untuk mendapatkan

tumor di abdomen bagian bawah.

3) Pemeriksaan ginekologi: dengan pemeriksaan bimanual, tumor tersebut

di dapatkan menyatu dengan rahim atau mengisi kavum douglasi.

Konsistensinya padat, kenyal, bergerak, dan permukaan tumor umumnya

rata. Gejala klinisnya adalah adanya rasa penuh pada perut bagian

bawah, tanda massa yang padat kenyal, terjadi perdarahan abnormal dan

muncul rasa nyeri, terutama saat menstruasi.

4) Pemeriksaan luar: teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta

pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.

5) Pemeriksaan dalam: teraba tumor yang berasal dari rahim dan

pergerakkan tumor terbatas atau bebas. Tumor ini biasanya ditemukan

secara kebetulan.

10
6) Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan USG. Untuk

menentukan jenis tumor, lokasi mioma,ketebalan endometrium dan

keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi

dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal

dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya,

leimiomasarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat

membedakannya dengan mioma dan konfirmasihnya membutuhkan

diagnose jaringan. Pada sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali

karena pola gemahnya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai,

tetapi juga bergabung dengan uterus; pada stadium lebih lanjut, uterus

membesar dan berbentuk tak teratur. Pemeriksaan ini penting untuk

menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan

ureter. Untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan

infertilitas, histerografi dan histeroskopi digunakan. \

7) Pemeriksaan laparskopi: dilakukan untuk mengevaluasi massa pada

pelvis.

8) Pemeriksaan laboratorium: dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urine

lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum dan keatinian darah.

5. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidana adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan/masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, mifas,

bayi baru lahir /BBL, KB, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan

kesehatan masyarakat.

11
B. Manajemen Kebidanan
Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang

dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan yang

akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2004).

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap

langkah disempurnakan secara sistematis, proses dimulai dari pengumpulan data

dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah menurut Varney (2004)

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian Data
a. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian data
1) Data tepat, akurat dan lengkap
2) Terdiri dari sata subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang sosial
budaya)
3) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang)
2. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan menganisa data yang diperoleh pada saat pengkajian dan
dapat menginterprestasikan secara akurat untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.
b. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

12
3) Diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan.
3. Intervensi
a. Pernataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masakah yang ditegakkan
b. Kriteria perencanaan
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien , tindakan segara, tindakan antisipasi dan asuhan komprehensif
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga
3) Mempertimbangkan kondisi psikologis sosial budaya klien/kelurga
4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasrakan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber
daya serta fasilitas yang ada.
4. Implementasi
a. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan secara
komprehensif, efektif, efisien berdasarkan evidence based kepada klien,
dalam benyuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif .
Dilaksnakan secara mandiri , kolaborasi dan rujukan.
b. Kriteria pelaksanaan
1) Memperhatikan keunikan klien sebagau makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual kultural
2) Setiap tindakan asuhan harus mendapakan persetujuan dari klien atau
keluarganya (informed consent)
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4) Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan
5) Menjaga privasi klien/pasien
6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

13
7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8) Menggunakan seumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9) Melakukan tindakan sesuai standar
10) Mencatat semua tindakan yang tekah dilakukan
5. Evaluasi
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambngan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan yang sudsh
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien
b. Kriteria evaluasi
1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksankan asuhan sesuai
kondisi klien
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasi pada klien dan atau
kelurga
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
6. Pencatatan Asuhan dengan Metode SOAP
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatn secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan
b. Kriteria pencatatan dengan SOAP
I. Pencataan dilalkan segere setelah melaksankan asuhan pada formulir
yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/Buku KIA)
II. Ditulis dalam bantuk catatan perkembangan SOAP
III. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
IV. O adalah ata objektif, mencatat hasil pemeriksaan
V. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
VI. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
pelaksanaan yang sudah dilakukan

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

Format Pengkajian
A. ANAMNESA
1. IDENTITAS PASIEN

Nama :E

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia/TTL : 50 th/ 10 Junib1972

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Jl. Yosudarso

B. DATA SUBJEKTIF
Ku : baik

Kesadaran : compos mentis

TD : 120/88 mmHg

N : 91

S: 36 ℃

RR : 21x/m

Sp02 : 99%

15
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
DATA LAB RADIOLOGI

- Hepar : ukuran normal, tepi tajam reguler, echoparenkim homogen, sistem

porta/ vasculer/ bilier tidak melebar, nodul/krista (-)

- Gall Blader: ukuran normal, dinding tidak menebal, batu/sludge (-)

- Pancreas : ukuran rnormal, echoparenkim homogen, ductus pancreaticus

tidak melebar, massa/klasifikasi (-)

- Lien : : ukuran rnormal, echoparenkim homogen, sudut tajam, reguler,

nodul/krista (-)

- Ren D/S : Ukuran normal, echocortex homogen, batas cortex medula tegas,

sistem pelviocalices D/S tidak melebar, batu/sludge (-)

- Vesica urinaria : mukosa reguler, batu /massa/clot (-)

- Uterus : ukuran memebesar dengan gambaran lest solid pada meiometrium,

batas sisi tegas posterior ukuran 5,6x5x6,26cm posisi baik, endometrial line

tidak menebal, tidak tampak massa patologis , OUI Menutup

- Adnexa D/S : ukuran normal, tidak tampak massa solid

- Mc Burney : nyeri tekan probe (-), tidak tampak penebalan dinding appendix,

cairan bebas (-)

- Keesimpulan : Miomi Uteri

D. OBSERVASI
a. Tgl 06/04/2023

- S : Pasien kontrol post opname dengan mioma uteri tgl 29-3-2023 kel.

Pendarahan p/v banyak bergumpal, sakit pada perut sampai kepinggang

16
- O : k/u baik, kesadaran composmenthis, TD 120/89mHg, N 85 xm, RR

22 x/m, S 360C. USG ( uterus membesar ukuran 9,79 x8,6x8,45 tampak

gambaran hiperechoic posterior uterus ukuran 6,02x6,82

- A : pr)a4 dg mioma uteri dd adenomiosis+nyeri D25,9 Leiomyoma of

uterus, unspecified

- P : manajemen nyeri dan persiapan operasi

- I : po MST 2x10mg (KP) nyeri, Rencana histerektomi (TAH) Pasien

dan suami setuju

17
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek


Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang

kesenjangankesenjangan yang terjadi antara pratek yang di lakukan di lahan

dengan teori yang ada. Pembahasan ini dimaksud agar dapat diambil suatu

kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan- kesenjangan yang

terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan

kebidanan yang efektif dan efisien khusunya asuhan kebidanan pada Ny E

Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uteri.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal yang dipakai dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses pengumpulan

data yang sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan klien (Romauli, 2011). Dari pengkajian

didapatkan data subjektif didapatkan timbul benjolan di perut bagian bawah

dalam waktu yang relative lama. Kadang-kadang, gangguan haid, buang air

kecil, atau buang air besar pun terjadi. Nyeri perut muncul jika mioma

terinfeksi, terpuntir atau pecah.

Pada kasus ini didapatkan data subjektif Pendarahan p/v banyak

bergumpal, sakit pada perut sampai kepinggang R/4x abortus keguguran

curetase drs., sedangkan data obyektif didapatkan data k/u baik, kesadaran

composmenthis, TD 108/64mHg, N 85 xm, RR 22 x/m, S 360C, Pada

18
langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dan pratek yang ada di lahan.

2. Interpetasi Data
Menurut Varney (2018), interpretasi data (data dari hasil pengkajian)

mencangkup diagnosa masalah dan kebutuhan. Masalah yang muncul pada

ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah

kecemasan terhadap keadaan yang dialami ibu karena perdarahan. Kebutuhan

yang diberikan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio

sisa plansenta menurut Varney (2018) adalah : informasi tentang keadaan ibu,

informasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan, dorongan moril

dari keluarga dan tenaga kesehatan, pemenuhan kebutuhan cairan,

penghentian perdarahan.

Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny.E Menurut

Muslihatun (2019), dalam penentuan diagnosa mioma uteri di lihat dari tanda

dan gejala seperti, nyeri pada saat menstruasi, dan mengeluh akan rasa berat

adanya benjolan pada perut bagian bawah. keadaan umum, kesadaran dan

vital sign, pemeriksaan khusus: inspeksi untuk melihat keadaan muka

(odema, pucat) payudara (kemerahan), abdomen (pembengkakan) dan

genitalia (keluar cairan abnormal seperti: keputihan, perdarahan), Palpasi

untuk memeriksa payudara (massa) dan abdomen (nyeri tekan, konsistensi

padat) analisa masalah dan diagnose yang ditegakkan adalah Ny. E.N dengan

mioma uteri karena penulis memperoleh tanda bahaya pada mioma uteri

seperti Perdarahan abnormal, timbul benjolan di perut bagian bawah,

gangguan haid, nyeri perut muncul jika mioma terinfeksi. Oleh karena itu

19
penulis mengambil kesimpulan bahwa pada langkah ini ada kesesuaian antara

teori dan kasus..

3. Diagnosis Potensial
Diagnosa potensial adalah suatu hal untuk antisipasi, pencegahan jika

mungkin, penantian dengan pengawasan penuh dan persiapan untuk kejadian

apapun (Ambarwati,2019). Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah

Antisipasi Masalah Potensial adalah resiko terjadinya syok hipovolemik.

4. Antisipasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan data baru yang diperoleh secara

terus menerus dan dievaluasi supaya bidan dapat melakukan tindakan segera

dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul

sehubung dengan keadaan yang dialami ibu (Ambarwati, 2010). Antisipasi

yang dilakukan Tindakan segera yang dilakukan pada ibu dengan mioma

uteri adalah Kolaborasi dengan dokter dan atas instruksi dokter: po MST

2x10mg (KP) nyeri, Rencana histerektomi (TAH)

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan teori

dengan kasus pratek yang ada di lahan..

5. Rencana Tindakan
Sebuah perluasan dari mengidentifikasi masalah dan diagnosa yang

telah diantisipasi (Ambarwati, 2019). Pada langkah ini meliputi hal – hal

yang di indikasikan kondisi pasien, seperti apa yang akan dilakukan lebih

lanjut, apakah kolaborasi atau tidak dan disetujui oleh kedua belah pihak,

baik dari pihak keluarga maupun petugas kesehatan.

20
Pada langkah ini seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang

sebelumnya telah didiskusikan dengan pasien dan kemudian membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Semua keputusan

berdasarkan pengetahuan dan prosedur yang telah ditetapkan dengan

pertimbangan apakah hal ini perlu dilakukan atau tidak.

Perencanaan yang dilakukan pada Ny. E dengan mioma uteri adalah

pertama Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, Informasi

tentang kondisi dan keadaan ibu merupakan hak pasien sehingga lebih

kooperatif dalam asuhan, Observasi KU dan TTV (pernapasan, nadi, suhu

dan tekanan darah), untuk Mengidentifikasi tanda-tanda patologi yang

mungkin terjadi.

Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam menentukan tindakan atau

terapi yang akan diberikan kepada ibu, Penanganan yang cepat dan tepat

untuk proses penyembuhan. Ajarkan ibu teknik relaksasi, Mengurangi rasa

nyeri sehingga ibu merasa nyaman. Ajarkan pasien meningkatkan asupan

makanan yaitu mengkonsumsi sayur-sayuran, kacang-kacangan, telur, ikan,

daging dan lainlain, Asupan makanan seperti sayur-sayuran hijau, kacang-

kacangan, telur, ikan, daging yang mengandung vitamin dan zat besi dapat

membantu meningkatkan sel darah merah. Berikan dukungan psikologi pada

ibu dan keluarga, dapat membuat pasien merasa tenang dan mengurangi rasa

cemas. Ajarkan pasien untuk minum obat secara teratur sesuai dosis yang

diberikan yaitu vitamin C 2x50 mg, SF 2x200 mg, Membantu proses

pembentukkan sel darah merah sehingga dapat mencegah.Anjurkan kelurga

21
untuk mendampingi Ibu selama ibu di Rumah Sakit, Keterlibatan keluarga

dalam mendampingi ibu seperti membantu ibu untuk ke kamar mandi,

menggantikan pakaian ibu dan menemani ibu di dalam ruangan apabila ibu

membutuhkan sesuatu. Anjurkan pasien untuk menjaga personal hygiene,

Kebersihan diri membantu untuk mencegah terjadinya resiko terjadinya

tranmisi kuman. Ajarkan pasien untuk beristirahat yang cukup Istirahat yang

cukup dapat membantu proses pemulihan dan penyembuhan.

Dokumentasikan hasil pemeriksaan Sebagai bahan evaluasi dan tanggung

jawab apabila terjadi tanggung gugat

6. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah pelaksanaan semua asuhan menyeluruh seperti

pada langkah perencanaan (Ambarwati,2018). Langkah ini dapat dilakukan

pada wanita yang bersangkutan, bidan atau tim kesehatan lain. Pada langkah

ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat

seperti diatas, Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan teori dan

kasus yang ada di lahan pratek.

7. Evaluasi
Berdasarkan pelaksanaan asuhan yang diberikan pada Ny. E. N

dengan Mioma Uteri tidak ada hambatan atau masalah yang terjadi pada ibu

dapat teratasi. Setelah asuhan diberikan dan dilanjutkn dengan asuhan

pemantauan perdarahan pervaginam, KU dan TTV

Menurut Wiknjosastro (2019), evaluasi yang diharapkan adalah

keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi

syok hipovolemik. Pada kasus Ny. E. N dengan mioma uteri dilakukan

22
asuhan selama 6 hari keadaan umum ibu baik tidak terjadi syok hipovolemik,

tanda-tanda vital dalam batas normal. Asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan secara efektif, efisien dan aman.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat


a. Faktor Pendukung :

1) Sarana dan prasarana RS sangat membantu dalam proses pengkajian.

2) Dokter kooperatif untuk berkolaborasi dengan bidan.

3) Pasien kooperatif saat dilakukan asuhan.

4) Keluarga pasien kooperatif saat dilakukan asuhan

5)Penangan yang cepat dan observasi yang rutin

b. Faktor penghambat :

1) Tidak ada

C. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yaitu dilakukan Tindakan segera yang dilakukan pada
ibu dengan mioma uteri adalah Kolaborasi dengan dokter dan atas instruksi
dokter

23
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang

berjudul Asuhan kebidanan pada Ny E Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uter ,

yaitu :

1. Pada kasus ini didapatkan data subjektif Pendarahan p/v banyak bergumpal,

sakit pada perut sampai kepinggang sedangkan data obyektif didapatkan data

k/u baik, kesadaran composmenthis, TD 120/88mHg, N 85 xm, RR 22 x/m, S

360C, Pada langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan pratek yang ada di lahan.

2. Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny.E Menurut

Muslihatun (2019), dalam penentuan diagnosa mioma uteri di lihat dari tanda

dan gejala seperti, nyeri pada saat menstruasi, dan mengeluh akan rasa berat

adanya benjolan pada perut bagian bawah. keadaan umum, kesadaran dan

vital sign, pemeriksaan khusus: inspeksi untuk melihat keadaan muka

(odema, pucat) payudara (kemerahan), abdomen (pembengkakan) dan

genitalia (keluar cairan abnormal seperti: keputihan, perdarahan), Palpasi

untuk memeriksa payudara (massa) dan abdomen (nyeri tekan, konsistensi

padat) analisa masalah dan diagnose yang ditegakkan adalah Ny. E.N dengan

mioma uteri karena penulis memperoleh tanda bahaya pada mioma uteri

seperti Perdarahan abnormal, timbul benjolan di perut bagian bawah,

gangguan haid, nyeri perut muncul jika mioma terinfeksi.

24
3. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah Antisipasi Masalah Potensial

adalah resiko terjadinya syok hipovolemik.

4. Antisipasi yang dilakukan Tindakan segera yang dilakukan pada ibu dengan

mioma uteri adalah Kolaborasi dengan dokter dan atas instruksi dokter: po

MST 2x10mg (KP) nyeri, Rencana histerektomi (TAH).

5. Perencanaan yang dilakukan pada Ny. E dengan mioma uteri adalah pertama

Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, Informasi tentang

kondisi dan keadaan ibu merupakan hak pasien sehingga lebih kooperatif

dalam asuhan, Observasi KU dan TTV (pernapasan, nadi, suhu dan tekanan

darah), untuk Mengidentifikasi tanda-tanda patologi yang mungkin terjadi.

6. Pelaksanaan adalah pelaksanaan semua asuhan menyeluruh seperti pada

langkah perencanaan (Ambarwati,2019). Langkah ini dapat dilakukan pada

wanita yang bersangkutan, bidan atau tim kesehatan lain.

7. Berdasarkan pelaksanaan asuhan yang diberikan pada Ny. E. N dengan

Mioma Uteri tidak ada hambatan atau masalah yang terjadi pada ibu dapat

teratasi. Setelah asuhan diberikan dan dilanjutkn dengan asuhan pemantauan

perdarahan pervaginam, KU dan TTV.

B. Saran
Dari studi kasus kebidanan pada Ny E Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uteri,

saran yang dapat menulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Rumah Sakit

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien

serta dapat memberikan kenyamanan pasien rawat inap dalam beristirahat.

25
2. Bagi Mahasiswa

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur

karena teori dan prosedur yang benar mendasari setiap praktek sehingga

menghindari dari kesalahan.

3. Bagi Klien

Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur

agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi

pada masa nifas.

4. Bagi Bidan

Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan

kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu memberikan

penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.

26
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, F, M. 2016.Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi.Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka

Estiwidani. Dkk. 2018. Buku Saku Patologi. Jakarta: EGC

Handayani, W dan Haribowo, S. A, 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien

dengan Gangguan Sistem Hematologi.Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. 2019. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Manuaba, dkk. 2019. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.

JAKARTA: EGC Manuaba, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

KB untuk Pendidikkan Bidan. Jakarta: EGC

Marmi, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Proverawati. A.2019. Anemia dan Anemia Kehamilan.Yogyakarta: Nuha Medika

Marmi. 2019. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Saifuddin. A. 2019. Buku Panduan Praktis Pelanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, H 2019.Ilmu kandungan. Jakarta

Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, H 2011.Ilmu kandungan. Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

27

Anda mungkin juga menyukai