Disusun oleh :
NIM : PO6224220051
LAPORAN KASUS
Asuhan Kebidanan Ny.E Umur 50 Tahun dengan Mioma Uteri di Ruang Pol
Kanfungan RSUD dr, Doris Sylvanus Palangka Raya Kegiatan Praktik Klinik
Kebidanan III (PKK III) di RSUD dr, Doris Sylvanus Palangka Raya
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Portofolio dengan baik dan tepat waktu. Tugas
Portofolio ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas
portofolio pada kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) Prodi D.III
Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Palangka Raya. Penulis
menyadari bahwa dalam Tugas Portofolio Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III.
Masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas
Portofolio ini.
Kezia Agustina
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................4
A. Konsep Dasar.................................................................................................4
1. Pengertian Mioma Uteri..........................................................................4
2. Etiologi....................................................................................................4
3. Tanda dan gejala......................................................................................8
4. Diagnosa..................................................................................................9
5. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.........................................................11
B. Manajemen Kebidanan.................................................................................12
1. Pengkajian Data.....................................................................................12
2. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan......................................12
3. Intervensi...............................................................................................13
4. Implementasi.........................................................................................13
5. Evaluasi.................................................................................................14
6. Pencatatan Asuhan dengan Metode SOAP............................................14
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................15
A. ANAMNESA...............................................................................................15
B. DATA SUBJEKTIF.....................................................................................15
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)............................................16
D. OBSERVASI...............................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................18
A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek........................................................18
1. Pengkajian.............................................................................................18
iii
2. Interpetasi Data......................................................................................19
3. Diagnosis Potensial...............................................................................20
4. Antisipasi...............................................................................................20
5. Rencana Tindakan.................................................................................20
6. Pelaksanaan...........................................................................................22
7. Evaluasi.................................................................................................22
B. Faktor Pendukung dan Penghambat.............................................................23
C. Pemecahan Masalah.....................................................................................23
BAB V PENUTUP.....................................................................................................24
A. Kesimpulan..................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri adalah neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus yang disebut
juga dengan leiomioma uteri atau uterine fibroid. Mioma uteri umumnya terjadi pada
usia lebih dari 35 tahun (Sarwono, 2007). Terjadinya mioma uteri belum diketahui
mioma uteri. Hipotesis ini didukung karena adanya mioma uteri yang banyak
ditemukan pada usia reproduksi dan kejadian rendah pada usia menopause
(Wiknjosastro, 2009).
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi
efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma
uteri itu sendiri. Walaupun jarang menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang
ditimbulkan ole mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan
kesuburan rendah (Bailliere, 2006). Menurut WHO, data penderita mioma uteri 2011
setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh (Guyton, 2002).
Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana
prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70% dengan pemeriksaan patologi
1
semua penderita ginekologi yang dirawat. Mioma uteri merupakan tumor pada pelvis
yang paling sering dijumpai. Diperkirakan 1 dibading 4 atau 5 wanita yang berumur
lebih dari 35 tahun terdapat mioma uteri. Meskipun umumnya mioma tidak
menunjukan gejala, diperkirakan 60% dari laparatomi pelvis pada wanita dikerjakan
Umumnya mioma uteri tidak akan terdeteksi sebelum masa pubertas dan
tumbuh selama masa reproduksi. Jarang sekali mioma uteri ditemukan pada wanita
berumur 20 tahun atau kurang, paling banyak umur 35-45 tahun yaitu kurang dari
25%. Dan setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang
masih dapat tumbuh lebih lanjut. Mioma uteri lebih sering dijumpai pada wanita
operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin
Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin mengambil kasus
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mioma Uteri.
2
2. Tujuan Khusus
a. Penulis Mampu
Mioma Uteri.
Mioma Uteri.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
merupakan tumor jinak otot rahim disertai jaringan ikatnya sehingga dapat
dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak serta karena
tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim. Nama lain dari
2009).
2. Etiologi
Sampai saat ini penyebab mioma uteri belum diketahui. Mioma dipercaya
didukung karena adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun
miller dan lipschlutz mengatakan bahwa mioma terjadi tegantung pada sel-
4
sel otot imatur yang terdapat pada “cell nest” yang selanjutnya dapat
Penyebab pasti mioma uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang
masalah utama dalam penanganan mioma karena hanya tumor soliter dan
cara enukleasi. Ukuran rata-rata tumor ini adalah 15 cm, tetapi cukup
namun ada 2 teori yang menjelaskan factor penyebab mioma uteri yaitu :
dengan alasan:
2. Teori cellnest atau genitoblas Terjadi mioma uteri tergantung pada sel-sel
5
a. Hormone endogen (endogenous hormonal)
2017).
b. Riwayat keluarga
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin
6
Hasilnya terjadi peningkatan jumlah esterogen tubuh yang mampuh
d. Makanan
sapi, daging setengah matang atau red meat dan daging babi
2017).
e. Kehamilan
(Manuaba, 2019).
f. Paritas
g. Kebiasaan merokok
7
3. Tanda dan gejala
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
1. Perdarahan abnormal
(Wiknjosastro, 2017).
8
yang abnormal. Kalau ada yang abnormal harus diingat akan
1) Adeno carcinoma
2) Polip
2. Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang kas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan
juga dismenore.
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada
4. Diagnosa
Seringkali penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada
9
pemeriksaan dengan sonde uterus. Mioma submucosum kadang-kadang
dapat teraba dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikalis dan terasa
buang air besar pun terjadi. Nyeri perut muncul jika mioma terinfeksi,
rata. Gejala klinisnya adalah adanya rasa penuh pada perut bagian
bawah, tanda massa yang padat kenyal, terjadi perdarahan abnormal dan
4) Pemeriksaan luar: teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta
secara kebetulan.
10
6) Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan USG. Untuk
dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal
tetapi juga bergabung dengan uterus; pada stadium lebih lanjut, uterus
menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan
pelvis.
lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum dan keatinian darah.
bayi baru lahir /BBL, KB, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan
kesehatan masyarakat.
11
B. Manajemen Kebidanan
Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang
akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2004).
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap
dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah menurut Varney (2004)
1. Pengkajian Data
a. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian data
1) Data tepat, akurat dan lengkap
2) Terdiri dari sata subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang sosial
budaya)
3) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang)
2. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan menganisa data yang diperoleh pada saat pengkajian dan
dapat menginterprestasikan secara akurat untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.
b. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
12
3) Diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan.
3. Intervensi
a. Pernataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masakah yang ditegakkan
b. Kriteria perencanaan
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien , tindakan segara, tindakan antisipasi dan asuhan komprehensif
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga
3) Mempertimbangkan kondisi psikologis sosial budaya klien/kelurga
4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasrakan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber
daya serta fasilitas yang ada.
4. Implementasi
a. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan secara
komprehensif, efektif, efisien berdasarkan evidence based kepada klien,
dalam benyuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif .
Dilaksnakan secara mandiri , kolaborasi dan rujukan.
b. Kriteria pelaksanaan
1) Memperhatikan keunikan klien sebagau makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual kultural
2) Setiap tindakan asuhan harus mendapakan persetujuan dari klien atau
keluarganya (informed consent)
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4) Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan
5) Menjaga privasi klien/pasien
6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
13
7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8) Menggunakan seumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9) Melakukan tindakan sesuai standar
10) Mencatat semua tindakan yang tekah dilakukan
5. Evaluasi
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambngan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan yang sudsh
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien
b. Kriteria evaluasi
1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksankan asuhan sesuai
kondisi klien
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasi pada klien dan atau
kelurga
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
6. Pencatatan Asuhan dengan Metode SOAP
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatn secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan
b. Kriteria pencatatan dengan SOAP
I. Pencataan dilalkan segere setelah melaksankan asuhan pada formulir
yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/Buku KIA)
II. Ditulis dalam bantuk catatan perkembangan SOAP
III. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
IV. O adalah ata objektif, mencatat hasil pemeriksaan
V. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
VI. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
pelaksanaan yang sudah dilakukan
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
Format Pengkajian
A. ANAMNESA
1. IDENTITAS PASIEN
Nama :E
Pekerjaan : Wiraswasta
B. DATA SUBJEKTIF
Ku : baik
TD : 120/88 mmHg
N : 91
S: 36 ℃
RR : 21x/m
Sp02 : 99%
15
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
DATA LAB RADIOLOGI
nodul/krista (-)
- Ren D/S : Ukuran normal, echocortex homogen, batas cortex medula tegas,
batas sisi tegas posterior ukuran 5,6x5x6,26cm posisi baik, endometrial line
- Mc Burney : nyeri tekan probe (-), tidak tampak penebalan dinding appendix,
D. OBSERVASI
a. Tgl 06/04/2023
- S : Pasien kontrol post opname dengan mioma uteri tgl 29-3-2023 kel.
16
- O : k/u baik, kesadaran composmenthis, TD 120/89mHg, N 85 xm, RR
uterus, unspecified
17
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan teori yang ada. Pembahasan ini dimaksud agar dapat diambil suatu
terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal yang dipakai dalam menerapkan
data yang sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
dalam waktu yang relative lama. Kadang-kadang, gangguan haid, buang air
kecil, atau buang air besar pun terjadi. Nyeri perut muncul jika mioma
curetase drs., sedangkan data obyektif didapatkan data k/u baik, kesadaran
18
langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
2. Interpetasi Data
Menurut Varney (2018), interpretasi data (data dari hasil pengkajian)
ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah
yang diberikan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio
sisa plansenta menurut Varney (2018) adalah : informasi tentang keadaan ibu,
informasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan, dorongan moril
penghentian perdarahan.
Muslihatun (2019), dalam penentuan diagnosa mioma uteri di lihat dari tanda
dan gejala seperti, nyeri pada saat menstruasi, dan mengeluh akan rasa berat
adanya benjolan pada perut bagian bawah. keadaan umum, kesadaran dan
padat) analisa masalah dan diagnose yang ditegakkan adalah Ny. E.N dengan
mioma uteri karena penulis memperoleh tanda bahaya pada mioma uteri
gangguan haid, nyeri perut muncul jika mioma terinfeksi. Oleh karena itu
19
penulis mengambil kesimpulan bahwa pada langkah ini ada kesesuaian antara
3. Diagnosis Potensial
Diagnosa potensial adalah suatu hal untuk antisipasi, pencegahan jika
4. Antisipasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan data baru yang diperoleh secara
terus menerus dan dievaluasi supaya bidan dapat melakukan tindakan segera
yang dilakukan Tindakan segera yang dilakukan pada ibu dengan mioma
uteri adalah Kolaborasi dengan dokter dan atas instruksi dokter: po MST
5. Rencana Tindakan
Sebuah perluasan dari mengidentifikasi masalah dan diagnosa yang
telah diantisipasi (Ambarwati, 2019). Pada langkah ini meliputi hal – hal
yang di indikasikan kondisi pasien, seperti apa yang akan dilakukan lebih
lanjut, apakah kolaborasi atau tidak dan disetujui oleh kedua belah pihak,
20
Pada langkah ini seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang
tentang kondisi dan keadaan ibu merupakan hak pasien sehingga lebih
mungkin terjadi.
terapi yang akan diberikan kepada ibu, Penanganan yang cepat dan tepat
kacangan, telur, ikan, daging yang mengandung vitamin dan zat besi dapat
ibu dan keluarga, dapat membuat pasien merasa tenang dan mengurangi rasa
cemas. Ajarkan pasien untuk minum obat secara teratur sesuai dosis yang
21
untuk mendampingi Ibu selama ibu di Rumah Sakit, Keterlibatan keluarga
menggantikan pakaian ibu dan menemani ibu di dalam ruangan apabila ibu
tranmisi kuman. Ajarkan pasien untuk beristirahat yang cukup Istirahat yang
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah pelaksanaan semua asuhan menyeluruh seperti
pada wanita yang bersangkutan, bidan atau tim kesehatan lain. Pada langkah
ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat
seperti diatas, Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan teori dan
7. Evaluasi
Berdasarkan pelaksanaan asuhan yang diberikan pada Ny. E. N
dengan Mioma Uteri tidak ada hambatan atau masalah yang terjadi pada ibu
keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi
22
asuhan selama 6 hari keadaan umum ibu baik tidak terjadi syok hipovolemik,
b. Faktor penghambat :
1) Tidak ada
C. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yaitu dilakukan Tindakan segera yang dilakukan pada
ibu dengan mioma uteri adalah Kolaborasi dengan dokter dan atas instruksi
dokter
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang
yaitu :
1. Pada kasus ini didapatkan data subjektif Pendarahan p/v banyak bergumpal,
sakit pada perut sampai kepinggang sedangkan data obyektif didapatkan data
Muslihatun (2019), dalam penentuan diagnosa mioma uteri di lihat dari tanda
dan gejala seperti, nyeri pada saat menstruasi, dan mengeluh akan rasa berat
adanya benjolan pada perut bagian bawah. keadaan umum, kesadaran dan
padat) analisa masalah dan diagnose yang ditegakkan adalah Ny. E.N dengan
mioma uteri karena penulis memperoleh tanda bahaya pada mioma uteri
24
3. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah Antisipasi Masalah Potensial
4. Antisipasi yang dilakukan Tindakan segera yang dilakukan pada ibu dengan
mioma uteri adalah Kolaborasi dengan dokter dan atas instruksi dokter: po
5. Perencanaan yang dilakukan pada Ny. E dengan mioma uteri adalah pertama
kondisi dan keadaan ibu merupakan hak pasien sehingga lebih kooperatif
dalam asuhan, Observasi KU dan TTV (pernapasan, nadi, suhu dan tekanan
Mioma Uteri tidak ada hambatan atau masalah yang terjadi pada ibu dapat
B. Saran
Dari studi kasus kebidanan pada Ny E Umur 50 Tahun Dengan Mioma Uteri,
1. Rumah Sakit
25
2. Bagi Mahasiswa
karena teori dan prosedur yang benar mendasari setiap praktek sehingga
3. Bagi Klien
4. Bagi Bidan
26
DAFTAR PUSTAKA
Bina Pustaka
JAKARTA: EGC Manuaba, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
27