Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL SKRIPSI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TENAGA PARA


MEDIS DALAM MENJALANKAN TUGASNYA MENANGANI
PASIEN COVID-19 PADA MASA PANDEMI DI RSUD DORIS
SYLVANUS KOTA PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:
NAMA : SAPRULYADI
NIM : EAA 115 176
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : SAPRULYADI
NIM : EAA 115 176
Bidang : HUKUM PERDATA
Judul Skripsi : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
TENAGA PARA MEDIS DALAM MENJALANKAN
TUGASNYA MENANGANI PASIEN COVID-19 PADA
MASA PANDEMI DI RSUD DORIS SYLVANUS KOTA
PALANGKA RAYA

Disetujui :
Palangka Raya, 2021

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

DR. DRS. SANGKING, S.H., M.H EVI, SH., MH.


NIP. 19571020 198303 1 004 NIP. 19891211 201504 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum

KRISTIAN, SH., M.H


NIP. 198106202015041001

Mengesahkan,
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Fakultas Hukum
Dekan,

DR. H. SURIANSYAH MURHAINI, SH, MH


NIP. 19590814 198608 1 001

i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : SAPRULYADI
NIM : EAA 115 176
Bidang : HUKUM PERDATA
Judul Skripsi : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
TENAGA PARA MEDIS DALAM MENJALANKAN
TUGASNYA MENANGANI PASIEN COVID-19 PADA
MASA PANDEMI DI RSUD DORIS SYLVANUS KOTA
PALANGKA RAYA

Diseminarkan :

TIM Seminar Skripsi

1. INDANG SULASTRI, S.H., LL.M (Ketua Tim Penguji) 1.


NIP. 197108242005012002
2. ARIS TOTELES, S.H., M.H. ( Anggota Penguji) 2.
NIP. 19790506200312 1 002
3. YURIKA F. DEWI, S.H., M.H. (Anggota Penguji) 3.
NIP. 19711014 200212 2 002
) 5.
NIP. 19890908 201903 1 012
Nomor Registrasi :
Tanggal :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum

KRISTIAN, SH., M.H


NIP. 198106202015041001

Mengesahkan,
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Fakultas Hukum
Dekan,

DR. H. Suriansyah Murhaini, SH, MH


NIP. 19590814 198608 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat, kasih dan karunia-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) TENAGA PARA MEDIS DALAM MENJALANKAN TUGASNYA

MENANGANI PASIEN COVID-19 PADA MASA PANDEMI DI RSUD

DORIS SYLVANUS KOTA PALANGKA RAYA”.

Selama dalam rangka penyelesaian proposal skripsi ini, Penulis banyak

memperoleh masukan berupa pengalaman, petunjuk-petunjuk, pengetahuan

maupun ilmu yang sangat berharga dari berbagai pihak, sehingga proposal skripsi

ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

perkenankanlah Penulis pada kesempatan ini menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. H. Suriansyah Murhaini, SH, MH selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Palangka Raya.

2. Ibu Dr. Thea Farina, SH., M.Kn, selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum

Universitas Palangka Raya;

3. Bapak Agus Mulyawan, S.H., M.H. selaku Wakil dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya;

4. Bapak Tahasak Sahay, S.H., M.H. selaku Wakil dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya;

5. Bapak Dr. Drs. Sangking, S.H., M.H. selaku Pembimbing Skripsi Penulis

yang selalu membimbing dan juga selalu menasehati Penulis, sehingga

iii
Penulis dapat mengetahui secara jelas dan pasti dalam penulisan proposal

skripsi ini;

6. Ibu Evi, SH., MH.selaku pembimbing pendamping skripsi penulis yang selalu

membimbing dan juga selalu menasehati Penulis, sehingga Penulis dapat

mengetahui secara jelas dan pasti dalam penulisan proposal skripsi ini;

7. Para dosen yang telah memberikan masukan-masukan dan saran yang

berharga kepada Penulis;

8. Ayah, ibu dan saudara Penulis yang selalu memberi dukungan serta doa yang

membuat Penulis menjadi semangat dalam pembuat proposal Skripsi ini; dan

9. Teman-teman seperjuangan selama menjalani perkuliahan di Fakultas

Hukum.

Palangka Raya, 2021

Saprulyadi
EAA 115 176

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................... 6
C. TUJUAN PENELITIAN......................................................................... 6
D. MANFAAT PENELITIAN..................................................................... 7
E. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 8
1. Tenaga Kerja......................................................................................... 8
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)............................................... 9
a. Kesehatan Tenaga Kerja................................................................... 9
b. Keselamatan Tenaga Kerja............................................................... 9
c. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)......................... 10
d. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)............................... 12
e. Kecelakan Kerja dan Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan
Kerja................................................................................................. 13
3. Tenaga Kesehatan................................................................................. 15
a. Pengertian Tenaga Kesehatan........................................................... 15
b. Pengertian dan Tugas para medis..................................................... 17
4. Covid-19............................................................................................... 19
a. Pandemi Covid-19............................................................................ 19
b. Pasien Covid-19................................................................................ 21
F. METODOLOGI PENELITIAN 23
1. Jenis penelitian /Metode Penelitian 23
2. Fokus penelitian 23
3. Lokasi penelitian 24
4. Sumber data 24
5. Instrumen Penelitian............................................................................. 24
1. Wawancara....................................................................................... 24
2. Studi Pustaka.................................................................................... 25
6. Teknik Analisis data 25
G. SISTEMATIKA PENULISAN................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA

v
1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TENAGA PARA


MEDIS DALAM MENJALANKAN TUGASNYA MENANGANI
PASIEN COVID-19 PADA MASA PANDEMI DI RSUD DORIS
SYLVANUS KOTA PALANGKA RAYA

A. LATAR BELAKANG

Pada 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) melaporkan

kasus pneumonia yang belum diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi

Hubei, Cina. Selanjutnya, pada 2 Januari 2020 Cina mengidentifikasi kasus

tersebut sebagai jenis coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV). Corona

Virus (COVID-19) ini merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Tanda dan gejala umum

infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti

demam, batuk dan sesak napas. Kasus COVID-19 yang berat dapat

menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan

kematian.1

Saat ini, Indonesia sedang memasuki masa kritis pandemi Covid-19.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh JHU CSSE COVID-19 pada tanggal 8

Juni 2021, dari 216 negara yang terkonfirmasi 185 jt orang dan yang meninggal 4

jt. Sedangkan untuk wilayah Indonesia, terdapat 2,35 jt kasus positif Covid-19

yang menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 61.868 orang. Data ini

tentu saja memperlihatkan fakta bahwa penyebaran Covid-19 sangat agresif,

dalammasa kritis pandemi Covid-19, tenaga kesehatan merupakan profesi yang

berada di garda depan dan bertempur langsung berhadapan dengan Covid-19.

1
http://mhn.bphn.go.id/index.php/MHN/article/view/74/58, diakses pada tanggal 8 Juni
2021
2

Dalam kondisi seperti ini, adakalanya tenaga kesehatan harus mengorbankan

nyawanya demi melindungi masyarakat dari penyebaran pandemi Covid-19.2

Berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia

pada tanggal 6 Juni 2021, terdapat 916 tenaga kesehatan yang gugur di tengah

pandemi Covid-19. Hal ini tentu merupakan sebuah ironi yang perlu menjadi

perhatian bahwa tenaga kesehatan baik dokter, perawat maupun tenaga

administrasi rumah sakit perlu mendapat perlindungan hukum dari pemerintah.

Tenaga kesehatan rela mengabdikan dirinya untuk melayani kesehatan masyarakat

dan bahkan mengorbankan nyawanya dan keluarganya demi menanggulangi

penyebaran Covid-19. Profesi tenaga kesehatan adalah sebuah profesi yang mulia

dan pada profesi tersebut semakin terejawantahkan di tengah krisis pandemi

Covid-19.3

Penanganan COVID-19 menempatkan tenaga medis dan tenaga

kesehatan menjadi unsur utama dalam menghadapi serangan virus ini. Selain

itu, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan peralatan medis menjadi

faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan penanganan COVID-19 ini.

Di tengah keterbatasan fasilitas layanan dan peralatan medis, tenaga

kesehatan memiliki risiko tinggi dalam menangani pasien COVID-19 ini.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 7 Juni 2020 menyebutkan sebanyak 32

Dokter meninggal akibat COVID-19. Sedangkan jumlah perawat yang

meninggal terpapar COVID-19 ini juga telah mencapai 20 kasus.

2
https://github.com/CSSEGISandData/COVID-19, diakses pada tanggal 8 Juni 2021
3
https://data.tempo.co/data/1143/kematian-tenaga-kesehatan-akibat-covid-juni-2021
3

Dari banyaknya kasus tenaga kesehatan yang terjangkit virus covid-19 maka

perlu adanya perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan. Perlindungan

hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap

hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan

hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang

akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.4 Menurut Setiono, perlindungan

hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan

sewenangwenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk

mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk

menikmati martabatnya sebagai manusia. 10 Berkaitan dengan profesi tenaga

kesehatan dalam penanganan Covid-19, berarti hukum memberikan perlindungan

terhadap hak-hak tenaga kesehatan akibat pandemi Covid-19.

Penulis perlu menjelaskan terlebih dahulu bahwa berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan putusan Mahkamah Konstitusi terdapat pembedaan

antara tenaga medis. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan memberikan definisi bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan

dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Pengertian ini memasukkan dokter, dokter gigi dan dokter spesialis sebagai

tenaga kesehatan. Namun, definisi dikoreksi oleh Mahkamah Konstitusi

melalui putusan pengujian undang-undang nomor 82/PUU-XIII/2015 dengan

4
Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum Bagi rakyat Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, hlm. 25
4

mengeluarkan dokter. dokter gigi dan dokter spesialis sebagai tenaga

kesehatan. Penyebutan untuk ketiga profesi tersebut menjadi tenaga medis.

Masih tingginya kasus sebaran COVID-19, menempatkan tenaga

kesehatan baik dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya pada

risiko terpapar COVID-19 ini. Risiko ini bisa terjadi di fasilitas

layanan kesehatan yang menjadi rujukan penanganan COVID-19 maupun

pada fasilitas layanan kesehatan yang bukan merupakan rujukan

penangana COVID-19. Fasilitas layanan kesehatan terutama rumah sakit

merupakan jenis industri dengan karakteristik khusus diantaranya jumlah tenaga

kerja yang banyak, penggunaan teknologi tinggi, frekuensi pekerjaan yang terus

menerus, keleluasaan akses masyarakat atau bukan pekerja untuk masuk di rumah

sakit. Karakteristik tersebut menunjukkan semakin kompleksnya mitigasi

risiko pekerjaan pada tenaga kesehatan. Dimensi keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) rumah sakit tidak hanya terletak pada pekerja di rumah sakit saja,

namun paparan risiko pekerjaan rumah sakit juga bisa menjangkau pada

masyarakat dan lingkungan. Risiko-risiko tersebut pada kondisi darurat

seperti pandemi COVID-19 ini menunjukkan pentingnya penerapan K3 pada

fasilitas layanan kesehatan terutama rumah sakit.

Hak pekerja atas K3 telah dijamin di dalam Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 86 Undang-Undang Ketenagakerjaan

mengatur bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Upaya K3 ditujukan

untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan


5

para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat

kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,

pengobatan, dan rehabilitasi. K3 memiliki peran, pertama,menciptakan

lingkungan kerja yang selamat dengan melakukan penilaian secara kualitatif

dan kuantitatif. Kedua, menciptakan kondisi yang sehat bagi karyawan, keluarga

dan masyarakat sekitarnya melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

Untuk di Palangka Raya sendiri sebanyak 18 tenaga kesehatan di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah

terkonfirmasi positif Covid-19. Kabar ini dibenarkan oleh Direktur RSUD Doris

Sylvanus, Yayu Indiraty. Menurutnya ada sekitar 18 tenaga kesehatan yang

dinyatakan positif Covid-19 sejak 16 Juni 2020 lalu, berdasarkan tes usap atau

swab dan kini sedang menjalani perawatan dan karantina. Meski perundang-

undangan telah menjamin perlindungan kesehatan pekerja, namun para tenaga

medis yang bekerja menghadapi pasien Covid-19 menjadi rawan untuk terpapar,

sehingga amanat undang-undang menjadi tidak dapat dipenuhi dengan baik.5

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, penulis menjadi tertarik untuk

mengangkat proposal skripsi yang berjudul “PEMENUHAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA (K3) TENAGA PARA MEDIS DALAM

MENJALANKAN TUGASNYA MENANGANI PASIEN COVID-19 PADA

MASA PANDEMI DI RSUD DORIS SYLVANUS KOTA PALANGKA

RAYA”
5
https://republika.co.id/berita/qc9c6h354/18-tenaga-kesehatan-rsud-di-palangka-raya-
positif-covid19 , diakses pada tanggal 8 Juni 2021
6

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka dibuatlah rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemenuhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tenaga

para medis dalam menjalankan tugasnya menangani pasien covid-19

pada masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus kota Palangka Raya?

2. Apa yang menjadi kendala pemenuhan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya menangani

pasien covid-19 pada masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus kota

Palangka Raya?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemenuhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya menangani pasien

covid-19 pada masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus kota Palangka

Raya.

2. Untuk mengetahui kendala pemenuhan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya menangani

pasien covid-19 pada masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus kota

Palangka Raya.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis
7

Hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat

bermanfaat dan menambah karya ilmiah, wawasan serta informasi

tentang keselamatan dan kesehatan kerja (k3). Selain itu juga skipsi ini

juga diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur serta dapat

menjadi kajian informasi berkaitan tentang pemenuhan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya

menangani pasien covid-19 pada masa pandemi di RSUD Doris

Sylvanus kota Palangka Raya.

2. Manfaat Praktis

a. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

pemahaman mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

(k3). Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

masukan bagi pihak pemerintah dan tenaga kesehatan, serta dari

penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dan

sumbangan pemikiran di dalam perkembangan hukum di Indonesia.

b. Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi wahana bagi

peneliti untuk mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir

sekaligus untuk mengetahui kemampuan Penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh dalam penelitian tersebut.

c. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum

pada fakultas Hukum Universitas Palangka Raya.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Tenaga Kerja


8

Pengertian tenaga kerja menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa :

“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”

Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 menetapkan bahwa

pengunaan istilah pekerja selalu diikuti dengan istilah buruh yang

menandakan bahwa Undang-undang ini mengartikan dengan istilah

maknanya sama. Dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, memberikan pengertian Pekerja/buruh

adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

dalam bentuk lain.

Dari pengertian tersebut, dapat dilihat beberapa unsur-unsur yang

melekat dari istilah pekerja atau buruh, yaitu sebagai berikut :6

1. Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja maupun bukan angkatan

kerja tetapi harus bekerja)

2. Menerima imbalan/upah sebagai balas jasa atas pelaksanaan

pekerjaan tersebut.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Sedangkan menurut

DR Payaman tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja,

yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain

6
Agus Midah, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Dinamika dan Kajian Teori, Bogor,
Ghalia Indonesia, hlm. 7.
9

seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas

umur.7

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

a. Kesehatan Tenaga Kerja

Kesehatan kerja (Health) adalah suatu keadaan seorang pekerja yang

terbebas dari gangguan fisik dan mental sebagai akibat pengaruh interaksi

pekerjaan dan lingkungannya. Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar

pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

fisik, atau mental maupun sosial dengan usahausaha preventif dan kuratif

terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.8

b. Keselamatan Tenaga Kerja

Keselamatan kerja (Safety) suatu keadaan yang aman dan selamat dari

penderitaan dan kerusakan serta kerugian di tempat kerja, baik pada saat

memakai alat, bahan, mesin-mesin dalam proses pengolahan, teknik

pengepakan, penyimpanan, maupun menjaga dan mengamankan tempat

serta lingkungan kerja.9

c. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

7
Sendjun Manululang, 2008, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia. Jakarta,
Rineka Citra, Hlm. 3
8
Kuswana, 2014. Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung, Remaja
Rosdakarya, Hlm. 45
9
Ibid, Hlm. 46
10

Pada tahun 1986 WHO dalam Piagam Ottawa untuk Promosi

Kesehatan mengatakan bahwa kesehatan adalah sumber daya bagi

kehidupan sehari-hari,bukan tujuan dari kehidupan. Dalam Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan soaial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian ini digunakan

karena upaya penyelenggaraan kesehatan kerja selain diatur dalam Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 juga disebut dalam pasal 11 ayat 1 e

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan bahwa unsur

penyelenggaraan upaya kesehatan salah satunya adalah kesehatan kerja.

Menurut International Labour Organization (ILO) (1998) , Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan

peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya mencakup aspek

fisik, mental, dan sisial untuk kesejahteraan seluruh pekerja disemua tempat

kerja. Pelaksanaan K3 merupakan bentuk penciptaan tempat kerja dan

penyakit akibat kerja, juga merupakan Salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat bebas dari pencemaran

lingkungan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja yang pada

akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.10

Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 50 tahun 2012 tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

menyebutkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya

10
Ramadhan,2017, Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menggunakan Metode
Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC), Jakarta, Dian Rakyat, Hlm 54
11

disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Mathis dan Jackson dalam Zailani Alamsyah menyatakan, kesehatan

adalah merujuk pada kodisi umum fisik, menal dan stabilitas emosi secara

umum. Keselamatan adalah merujuk pada perindungan terhadap

kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan

pekerjaan. Menurut Lalu Husni, keselamatan dan kesehatan kerja dapat

diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditempat kerja.11

Pengertian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang biasa

disebut dengan K3 itu bisa terbagi menjadi 3 versi, ada menurut filosofi, ada

yang menurut keilmuan dan ada juga yang menurut OHSAS yaitu:12

1.) Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Filosofi.


K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu
pemikiran untuk menjamin keutuhan atau kesehatan bagi jasmani
maupun rohani para tenaga kerja dan semua orang atau warga di
setiap Negara khususnya Indonesia.
2.) Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Ilmuan.
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan semua yang
ada pada ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya suatu
kejadian seperti kecelakaan, penyakit yang terjadi akibat kejadian
di tempat kerja, kebakaran, pencemaran lingkungan dan lain
sebagainya yang menyangkut kejadian di tempat kerja.
3.) Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut OHSAS
18001:2007

11
Lalu Husni, 2007, Definisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, Jakarta, Raja
Grafindo Persada., hlm. 138.
12
https://upp.ac.id/blog/pengertian-dan-definisi-k3-keselamatan , diakses pada tangal 2
September 2021
12

K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan sebuah


kondisi dan faktor yang berdampak pada keselamatan dan
kesehatan para ketenagakerjaan maupun orang lain yang
menyangkut atau yang berada di sekitar lingkungan pekerjaan
tersebut.

Jadi, keselamatan dan kesehatan kerja adalah usaha perlindungan

terhadap pekerja terkait dengan pekerjaannya, untuk menjaga dan mencegah

terjadinya resiko kerja pada pekerja di perusahaan serta menjamin

kesejahteraan pekerja.

d. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam setiap hal pasti terdapat tujuan ingin dicapainya suatu

ketetapan hukum. Begitu pula dengan pemberlakuan perindungan K3 yang

tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya

mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari K3 yaitu:

a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja

agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga

dapat diwujudkan peningkatan produksi dan produktifitas kerja.

b. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja

agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat

dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

Serta tujuan khusus antara lain :

a. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran,

peledakan dan peyakit akibat kerja.


13

b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku

dan bahan hasil produsi.

c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman,

sehat dan penyesuaian antara pekerja dengan manusia atau

manusia dengan pekerja.

e. Kecelakan Kerja dan Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan

Kerja

Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan

Kerja di Indoesia belum terkordinir dengan baik. Sebagai faktor penyebab

sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta

keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang

meremehkan resiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman

walaupun sudah tersedia.

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan, setiap tempat kerja harus melakasankan upaya keselamatan kerja

supaya kesehatan kerja agar tidak terjadi gangguan kehatan pada pekerja,

keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang

Jamsostek, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan

dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan

kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat

dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang
14

biasa atau wajar dilalui. Jika terjadi kecelakaan kerja pengusaha/perusahaan

wajib untuk melaporkannya pada pemerintah.

Dalam pasal Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang

Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja, penyakit yan timbul karena

hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau

lingkungan kerja. Presentase penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh

faktor tindakan-tidakan tidak aman 85% dan kondisi tidak aman 10% dan

faktor alam 5%.13

Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena

hubungan kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat

masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir.

Kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut :14

a. Tidak diduga semula, karena dibelakang peristiwa kecelakaan

tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.

b. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa

kecelakaan akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun

material.

c. Selalu menimbulan kerugian dan kerusakan, yang

sekurangkurangnya menyebabkan gangguan proses kerja

3. Tenaga Kesehatan

a. Pengertian Tenaga Kesehatan

13
Agusmidah, 2011, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bogor, Penerbit Ghalia Indoesia,
hlm. 29
14
Ibid, Hlm. 31
15

Merujuk pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2014 tentang Tenaga Kesehatan:

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Menurut Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang

Praktik Kedokteran menjelas bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, serta memiliki pengetahuan

dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Tenaga kesehatan dikelompokkan dalam:15

a. Tenaga psikologi klinis;


b. Tenaga keperawatan, yang meliputi berbagai jenis perawat;
c. Tenaga kebidanan;
d. Tenaga kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian;
e. Tenaga kesehatan masyarakat, yang terdiri atas epidemiolog
kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku,
pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan
kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga
kesehatan reproduksi dan keluarga;
f. Tenaga kesehatan lingkungan, yang terdiri atas tenaga sanitasi
lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan;
g. Tenaga gizi. Terdiri atas nutrisionis dan dietisien;
h. Tenaga keterapian fisik, yang terdiri atas fisioterapis, okupasi
terapis, terapis wicara, dan akupunktur;
i. Tenaga keteknisian medis, yang terdiri atas perekam medis dan
informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan
15
Chrisdiono dan M.Achadiat, 2000, Pernik-Pernik Hukum Kedokteran, Jakarta, Widya
Medika, hlm.3
16

darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi,


terapis gigi dan mulut, dan audiologi;
j. Tenaga teknik biomedika, yang terdiri atas radiografer,
elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik,
radioterapis, dan ortotik prostetik;
k. Tenaga kesehatan tradisional, yang terdiri atas tenaga kesehatan
tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan;
dan
l. Tenaga kesehatan lain.

Selain itu, guna meningkatkan mutu praktik tenaga kesehatan serta

memberikan perlindungan dan kepastian hukum, dibentuk Konsil Tenaga

Kesehatan Indonesia yang terdiri dari konsil masing-masing tenaga

kesehatan.

Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki

Surat Tanda Registrasi (“STR”), dengan syarat:

a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;

b. memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi;

c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;

d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji

profesi; dan

e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

profesi.

b. Pengertian dan Tugas para medis

Sebelum dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

82/PUU-XIII/2015, tenaga medis yang terdiri atas dokter, dokter gigi,

dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis digolongkan oleh Undang-Undang

36/2014 sebagai tenaga kesehatan.


17

Pada bagian pertimbangan Putusan MK Nomor 82 Tahun 2015, dokter

dan dokter gigi merupakan profesi yang mempunyai kedudukan khusus

terkait dengan tubuh dan nyawa manusia, sehingga secara mandiri dokter

dan dokter gigi dapat melakukan intervensi medis teknis dan intervensi

bedah tubuh manusia yang tidak dimiliki jenis tenaga kesehatan

lainnya yang dilakukan secara mandiri. Tenaga medis adalah tenaga

profesional yang berbeda dengan tenaga vokasi yang sifat pekerjaannya

adalah pendelegasian wewenang dari tenaga medis.

Sehingga pada bagian amar Putusan MK Nomor 82 Tahun 2015

dinyatakan Pasal 11 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2014 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Dengan kata lain, tenaga medis tidak lagi digolongkan sebagai tenaga

kesehatan.

Istilah tenaga medis dapat kita temukan dalam Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang di antaranya menyebutkan:

a. Penjelasan Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009

Pengaturan tenaga kesehatan di dalam Undang-Undang adalah

tenaga kesehatan di luar tenaga medis.

b. Penjelasan Pasal 128 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36

Tahun2009
18

Yang dimaksud dengan “indikasi medis” dalam ketentuan ini

adalah kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan

memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi medis yang

ditetapkan oleh tenaga medis.

Meskipun tidak disebutkan secara spesifik siapa yang dimaksud dari

tenaga medis, berpedoman dari Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor

29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter dan dokter gigi dengan

perangkat keilmuannya memiliki karakteristik khas, berupa pembenaran

hukum untuk melakukan tindakan medis terhadap tubuh manusia dalam

upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Untuk melindungi

masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi, dibentuk Konsil

Kedokteran Indonesia yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil

Kedokteran Gigi.

Dicantumkan dalam buku Bustami tentang Mutu Pelayanan

Kesehatan bahwa terdapat banyak upaya-upaya kesehatan yang dilakukan

tenaga medis dalam hal menciptakan masyarakat yang sehat, antara lain

menurut Levey dan Loomba, jenis dan bentuk dari pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasien adalah dengan memberikan

pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan

secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.16

16
https://media.neliti.com/media/publications/72865-ID-none.pdf, diakses pada tanggal
12 september 2021
19

a. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

b. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan

pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

c. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat

penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan

agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke

dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota

masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat

semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.17

4. Covid 19

a. Pandemi Covid-19

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus  severe  acute

respiratory  syndrome  coronavirus 2 (SARS-CoV-2).  Covid-19 dapat

menyebabkan gangguan sistem pernafasan mulai dari gejala yang ringan

seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Covid-19

(coronavirus disease  2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh

virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering


17
ibid
20

disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan,

Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, Covid-19 menular

antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara,

termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan. 18

Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan

kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran

virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan

Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 21

September 2020 adalah 244.676 orang dengan jumlah kematian 9.553

orang. Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau

tingkat kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di Indonesia adalah sekitar

3,9%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh

jumlah kasus positif Covid-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.19

Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate)

berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:20

1. 0–5 tahun: 1,30%

2. 6–18 tahun: 0,53%

3. 19–30 tahun: 0,66%

4. 31–45 tahun: 1,73%

18
dr. Merry Dame Cristy Pane, 2020, covid-19, https://www.alodokter.com/covid-19
diakses pada tanggal 1 September 2021
19
Ibid
20
Ibid
21

5. 46–59 tahun: 6,35%

6. >60 tahun: 14,65%

Dari seluruh penderita Covid-19 yang meninggal dunia, 0,8% berusia

0–5 tahun, 1% berusia 6–18 tahun, 4,1% berusia 19–30 tahun, 13,8%

berusia 31–45 tahun, 39,4% berusia 46–59 tahun, dan 40,9% berusia 60

tahun ke atas.Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 58,5% penderita yang

meninggal akibat Covid-19 adalah laki-laki dan 41,5% sisanya adalah

perempuan.

Gejala awal infeksi Covid-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu

demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu,

gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan

gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau

berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul

ketika tubuh bereaksi melawan Virus Covid-19.21

b. Pasien Covid-19

Pasien covid-19 adalah seseorang yang mengidap atau terpapar virus

Covid-19 kemudian diberikan perawatan untuk kesembuhan baik di rumah

sakit maupun di rumah. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa

menandakan seseorang terinfeksi Covid-19, yaitu:22

1. Demam (suhu tubuh di atas 38°C)

2. Batuk kering

3. Sesak napas
21
https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400008/FAQ-Coronavirus.html, diakses
pada tanggal 2 September 2021
22
Ibid
22

Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi,

tetapi juga bisa muncul pada infeksi Covid-19, yaitu:23

1. Mudah lelah

2. Nyeri otot

3. Nyeri dada

4. Sakit tenggorokan

5. Sakit kepala

6. Mual atau muntah

7. Diare

8. Pilek atau hidung tersumbat

9. Menggigil

10. Bersin-bersin

11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

Gejala Covid-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah

seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Sebagian pasien Covid-19 pun ada

yang mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi

ini disebut happy hypoxia.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian/Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris,

yaitu data yang diperoleh berpedoman pada segi empiris juga berpedoman

pada segi-segi yuridis yang dipergunakan sebagai alat bantu. Dalam

23
Ibid
23

penelitian hukum empiris, hukum dikonsepsikan sebagai gejala empiris

yang dapat diamati dalam kehidupan atau ius operatum atau law as it is in

society, dimana hukum tidak dimaknai sebagai kaidah-kaidah normatif yang

eksistensinya berada secara eksklusif di dalam legitimasi yang formal.24

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan harapan

penelitian ini mampu menggambarkan tentang pemenuhan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya

menangani pasien covid-19 pada masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus

kota Palangka Raya.

2. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini Penulis memfokuskan penelitian khusunya dalam

pelaksanaan serta hambatan pada pemenuhan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya menangani

pasien covid-19 pada masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus kota

Palangka Raya.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditujukan Penulis sebagai tempat penelitian

untuk penulisan ini adalah di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris

Sylvanus Jl. Tambun Bungai No.04, Langkai, Kec. Pahandut, Kota

Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

4. Sumber Data

24
Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi , 2020, Hlm. 20.
24

Adapun sumber data yang menjadi acuan dalam penelitian ini terbagi

menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

a. Penggunaan data primer yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara dengan narasumber di lapangan.

b. Data sekunder yaitu peraturan perUndang-Undang an dan literatur-

literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti:

1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan;

2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

5. Instrumen Penelitian

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara

langsung melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak

pertama yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban

terhadap pertanyaan yang diajukan. Wawancara yang Penulis lakukan

disini melalui tanya jawab dengan para pihak RSUD Doris Sylvanus.

b. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu Sebuah studi teoritis dengan mengandalkan

bahan-bahan dari buku-buku, peraturan perUndang-Undang an, artikel

dan bahan dari internet yang mempunyai relevasi dengan Pemenuhan

hak keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap Tenaga Medis di

RSUD Kota Palangka Raya di masa pandemi covid-19.


25

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif (Deskriptif Analisis) yaitu dengan cara memaparkan data yang

diperoleh dari hasil pengamatan lapangan dan studi pustaka kemudian

dianalisis. Metode berpikir dalam mengambil kesimpulan adalah metode

deduktif yang menyimpulkan dari pengetahuan yang bersifat umum,

kemudian digunakan untuk menilai suatu peristiwa yang bersifat khusus.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Di dalam penulisan proposal skripsi yang berjudul “PEMENUHAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TENAGA PARA

MEDIS DALAM MENJALANKAN TUGASNYA MENANGANI

PASIEN COVID-19 PADA MASA PANDEMI DI RSUD DORIS

SYLVANUS KOTA PALANGKA RAYA” sistematika penulisannya nanti

terdiri dari IV Bab yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Adapun hal-hal yang diuraikan dalam bab ini adalah mengenai

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika

Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3),

TENAGA KESEHATAN, DAN COVID-19.


26

Bab ini merupakan landasan teoritis yang berbentuk uraian

tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3), Tenaga

Kesehatan, Dan Covid-19..

BAB III : PEMENUHAN PEMENUHAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3) TENAGA PARA MEDIS

DALAM MENJALANKAN TUGASNYA MENANGANI

PASIEN COVID-19 PADA MASA PANDEMI DI RSUD

DORIS SYLVANUS KOTA PALANGKA RAYA

Di dalam bab ini berisikan uraian dalam bentuk analisis

terhadap dua permasalahan yang menjadi isu dalam penulisan

skripsi ini yaitu :

1. Bagaimana pemenuhan keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) tenaga para medis dalam menjalankan tugasnya

menangani pasien covid-19 pada masa pandemi di RSUD

Doris Sylvanus kota Palangka Raya?

2. Apa yang menjadi kendala pemenuhan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) tenaga para medis dalam

menjalankan tugasnya menangani pasien covid-19 pada

masa pandemi di RSUD Doris Sylvanus kota Palangka

Raya?

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan

dan saran-saran dari hasil penelitian yang Penulis lakukan.


27
DAFTAR PUSTAKA

A. DAFTAR BUKU

Agusmidah, 2011, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bogor, Penerbit Ghalia


Indoesia.

Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi , 2020.

Chrisdiono, dkk, 2000, Pernik-Pernik Hukum Kedokteran, Jakarta, Widya Medika.

Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum Bagi rakyat Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika.

Husni, Lalu, 2007, Definisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, Jakarta,
Raja Grafindo Persada.

Kuswana, 2014. Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung, Remaja
Rosdakarya.

Manululang, Sendjun, 2008, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia.


Jakarta, Rineka Citra.

Midah, Agus, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Dinamika dan Kajian Teori,
Bogor, Ghalia Indonesia

Ramadhan,2017, Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menggunakan


Metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC),
Jakarta, Dian Rakya

B. DAFTAR SITUS

Dame, Merry Cristy Pane, 2020, covid-19, https://www.alodokter.com/covid-19

http://mhn.bphn.go.id/index.php/MHN/article/view/74/58,

https://data.tempo.co/data/1143/kematian-tenaga-kesehatan-akibat-covid-juni-2021

https://republika.co.id/berita/qc9c6h354/18-tenaga-kesehatan-rsud-di-palangka-raya-
positif-covid19
https://upp.ac.id/blog/pengertian-dan-definisi-k3-keselamatan.

https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400008/FAQ-Coronavirus.html,

C. DAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai