Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

KATARAK PADA NY.A DI WILAYAH RT.08 LOKTUAN

FADIL ASHARI EKA SAPUTRA 2118028

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan ASKEP dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KATARAK PADA NY.A DI
WILAYAH RT.08 LOKTUAN Askep ini telah disusun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
askep ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan askep ini.
saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan askep ini

DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................
Daftar isi.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan masalah................................................................................................
C. Tujuan studi kasus................................................................................................
D. manfaat studi kasus..............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................
A. pengertian ..........................................................................................................
B. patofisiologi ........................................................................................................
C. etiologic ..............................................................................................................
............................................................................................................................
D. manifestasi klinik................................................................................................
E. pathway...............................................................................................................
F. komplikasi...........................................................................................................
G. penatalaksanaan medis......................................................................................
H. pemeriksaan penunjang.....................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................
A. Pengkajian............................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................
C. Perencanaan keperawatan..................................................................................
D. Implementasi keperawatan..................................................................................
E. Evaluasi keperawatan..........................................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang
menyebabkan gangguan penglihatan. Kebanyakan lensa mata menjadi agak
keruh setelah berusia lebih dari 60 tahun. Perubahan terjadi pada kedua
mata, meskipun bisa salah satu mata mengalami kekeruhan yang lebih
parah (Djing, 2006).Katarak diperburuk oleh beberapa faktor seperti usia lanjut,
cedera pada lensa mata, pemaparan yang berlebihan oleh sinar ultraviolet,
radang mata, obat-obatan tertentu, alkohol, rokok atau komplikasi dari
penyakit lain seperti diabetes melitus (Ali, 2003). Hingga saat ini pengobatan
katarak hanya bisa dilakukan dengan cara operasi. Belum ada obat-
obatan, makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat menghindarkan
atau menyembuhkan seseorang dari gangguan katarak (Zorab dkk., 2006). Pada
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat didapatkan adanya 10% orang
menderita katarak, dan prevalensi ini meningkat sampai 50% pada mereka yang
berusia 65-75 tahun dan meningkat lagi sekitar 70% pada usia 75 tahun. Katarak
congenital, katarak traumatik dan katarak jenis-jenis lain lebih jarang
ditemukan (Vaugan, 2000). Katarak dapat terjadi sebagai akibat dari
penuaan atau sekunder oleh faktor herediter, trauma, inflamasi,
metabolisme atau kelainan nutrisi, dan radiasi. Tiga jenis umum katarak
adalah nuleus cortical, dan posterior subcapsular (Murril et al., 2004).Katarak
adalah salah satu masalah kesehatan gangguan penglihatan dan kebutaan
yang dihadapi masyarakat Indonesia. Angka Kebutaan di Indonesia akibat
katarak mencapai(50%). Meningkatnya usia harapan
2hidup, juga seiring dengan meningkatnya prevalensi gangguan
penglihatan dan kebutaan. Hal ini dikarenakan katarak merupakan salah
satu masalah kesehatan utama pada usia lanjut (KemenKes, 2012).Menurut
KemenKes (2010) 1,5 % penduduk Indonesia mengalami kebutaan (Survey
Kesehatan Indera tahun 1993-1996) dengan prevalensi penyebab utama
katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%), gangguan
retina (0,13%), kelainan kornea, (0,10%), dan penyakit mata lain-lain (0,15%).
Masyarakat Indonesia 15% lebih cenderung menderita katarak
dibandingkan dengan negara subtropik. Dilihat dari data RS Dr Sarjito tahun
2003 menunjukkan bahwa 28% pasien katarak yang dioperasi pada usia
produktif (21-55 tahun), dengan 20% kelompok laki-laki yang lebih banyak
(Suhardjo et al., 2001).Beberapa penderita katarak kurang menyadari tentang
gejala yang dialami. Gejalayang dialami hanya seperti gangguan
penglihatan yang ringan. Kekeruhan tersebut terjadi karena adanya proses
pengapuran padalensa mata sehingga lensa mata menjadi buram dan tidak
elastis (Djing, 2006). Pengapuran akan menyebabkan jalannya sinar yang
masuk ke mata akan berkurang atau terhambat, sehingga lensa tidak dapat
fokus (Ali, 2003). Salah satu penyebab terjadinya penyakit katarak yaitu
inflamasi. Inflamasi adalah sebuah respon yang ditimbulkan oleh tubuh
yang ditimbulkan oleh infeksi mikroba, agen fisik, zat kimia, jaringan
nekrotik atau reaksi imun. Inflamasi ini bertujuan untuk
mengisolasi mikroorganisme yang menginvasi tubuh serta menghilangkan
aktivitas toksinnya, dan mempersiapkan jaringan bagi kesembuhan serta
perbaikan (Mitchell andRichard, 2006). Pada penelitian ini digunakan Methyl
Nitroso Urea (MNU) sebagai zat yang menyebabkan terjadinya inflamasi
pada jaringan lensa mata. MNU menyebabkan terjadinya kerusakan DNA
pada
3jaringan lensa mata. Kerusakan tersebut menyebabkan terjadinya
degradasi protein yang mengakibatkan kematian pada sel epitel pada lensa
mata. Kematian tersebut menimbulkan terjadinya penumpukan kristal protein
sehingga lensa mata keruh dan fungsi penglihatan menurun (Osowole et al.,
2013). Akibat terjadinya inflamasi, monosit yang beredar dalam darah akan
bermigrasi ke jaringan tempat terjadinya inflamasi dan berubah menjadi
makrofag yang teraktivasi
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimanakah Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan katarak di wilayah RT.08 kelurahan loktuan? “
C. TUJUAN
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari katarak

D. MANFAAT
Menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai peran perawat dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan katarak.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Defenisi
              Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau
akibat keduanya (Ilyas, 2008).Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul
lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak
merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Istiqomah,
2003)
              Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut
atau bahan lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan
yang terjadi pada semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin,
2008).

B. Anatomi Fisiologi
              Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5
cm, yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa
lapisan. Kuat dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan
bentuk bola mata dan memberikan proteksi terhadap bangunan - bangunan
halus dibawahnya.
            Didalam mata ada 3 lapisan yaitu :
1.    Lapisan luar, yang terdiri dari :
 Sclera
 Kornea
2.    Lapisan tengah, yang terdiri dari :
 Koroid
 Badan (korpus) siliare
 Iris
3.    Lapisan dalam, yang terdiri dari :
 Retina
 Fundus optic ,Lensa dan Badan vitreus
              Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat
memutar bola mata pada beberapa perintah dan mengkoordinasi pergerakan
mata.Pergerakan mata yang terkoordinasi dan visus yang adekuat diperlukan
untuk smemungkinkan fovea sentralis pada masing - masing mata untuk
menerima gambaran pada waktu yang sama.gambaran berfokus dari fovea
masing - masing mata, ditranmisikan ke area optic darikorteks serebri, tempat
otak menginterpretasikan dua gambaran sebagai suatu gambaran (Istiqomah,
2003).

C. Etiologi Katarak
Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
1.      Fisik
2.      Kimia
3.      Penyakit predisposisi
4.      Genetik dan gangguan perkembangan
5.      Infeksi virus di masa pertumbuhan janin
6.      Usia

D. Klasifikasi Katarak
   Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
 Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1
tahun.
 Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
 Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun
Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :
 Katarak traumatika
     Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma
tumpul maupun tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak
pada satu mata (katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain
karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda asing.

 Katarak toksika
     Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan
kimia tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena
penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine.
 Katarak komplikata
     Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.
Selai itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti
uveitis, glaucoma, dan miopia atau proses degenerasi pada satu mata
lainnya.
     Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :
 Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih
berbentuk bercak – bercak kekeruhan yang tidak teratur.
 Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,
menyebabkan terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik
mata depan menjadi dangkal.
 Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi
kekeruhan lensa.
 Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam
korteks lensa (Tamsuri, 2008).
E. Manifestasi Klinis Katarak
              Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.Biasanya pasien
mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan
penglihatan. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara
keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.
              Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang
menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.
Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu - abu atau putih.
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun - tahun, dan ketika katarak
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu
memperbaiki penglihatan (Suddarth, 2001).
F. Pathway

Usia lanjut dan Penyakit metabolic


Congenital Cedera mata
proses penuaan (misalanya DM)

Nukleus mengalami perubahan


warna menjadi coklat kekuningan

Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus


multiple (zunula) yang memanjang dari badan Kurang terpapar
Tidak mengenal terhadap informasi
silier kesekitar daerah lensa)
sumber tentang prosedur
informasi tindakan
Hilangnya transparansi pembedahan
lensa

Perubahan kimia dalam protein lensa CEMAS


Resiko Cedera

koagulasi
Gangguan
penerimaan
sensori/status Mengabutkan pandangan
organ indera
    
Terputusnya protein lensa disertai
Prosedur invasive
influks air keadalaman lensa
pengangkatan
Menurunnya katarak
ketajaman Usia meningkat
penglihatan

Resiko tinggi
Penurunan enzim menurun
terhadap infeksi
Gangguan
persepsi sensori
perseptual
penglihatan
Degenerasi pada lensa

KATARAK
G. Komplikasi
              Adapun komplikasi yang Post
umumnya
op terjadi pada pasien yang nyeri
mengalami
penyakit katarak adalah sebagai berikut :
1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan
uvea, sehingga menimbulkan reaksi radang / alergi.
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
mengganggu aliran cairan bilik mata depan (Istiqomah, 2003).

H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji mata
2. Keratometri
3. Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
4. A-scan ultrasound (echography)
5. Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik,
khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan (Suddarth,
2001).
Darah putih: dibawah 10.000 normal

I. Penatalaksanaan
          Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan
pembedahan laser.Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan
prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum
dilakukan pengisapan keluar melalui kanula.
          Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka
penanganan biasanya konservatif.Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan
sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas,
kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan
terapi mana yang paling cocok bagi masing - masing penderita.
          Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan.Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk
lagi.Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada
orang berusia lebih dari 65 tahun keatas.Kebanyakan operasi dilakukan dengan
anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi
mata).Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan
klaustrofobia sehubungan dengan draping bedah.
          Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak :
ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah
hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak
yang menyebabkan glaukoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi
gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika (Suddarth, 2001).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. DENTIFIKASI PASIEN
Nama initial : Ny. A
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : janda
Jumlah anak : 1 orang
Agama/suku : islam/jawa
Warga Negara : indonesia
Bahasa yang digunakan : indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : jln. Kapal peri RT.08
2. DATA MEDIK
Diagnosa medic : katarak
3. KEADAAN UMUM
a. KEADAAN SAKIT :
Penglihatan buram,merasa nyeri dibagian mata sebelah kanan

B. TANDA-TANDA VITAL
1) Kesadaran:
Skala koma glaslow
a). Respon motorik :5
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Jumlah :14
Kesimpulan: compasmentis
2) Tekanan darah :140/80 mmHg
MAP: 100 mmHg
Kesimpulan : tekanan darah normal tinggi
3) Suhu : 36,5 °C di Oral axilla Rectal
4) Pernapasan : 24 x/menit
Irama:  teratur Kusmaul Cheynes-stokesa Takipnea
Jenis :  dada Perut
5) Nadi :84 x/menit
Irama :  teratur tachikardi Bradichardi
Kuat Lemah

C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas :28 cm
2. Tinggi badan :152 cm
3. Berat badan :60 kg
4. IMT :25,9 kg/m²
Kesimpulan : berat badan lebih
D. GENOGRAM

1
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

------- : Tinggal serumah

E. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1) Keadaan sebelum sakit
Ny.I Tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya,Ny. A hanya merasakan
penglihatannya agak sedikit berkurang
2) Riwayat penyakit saat ini:
a). Keluhan utama :
penglihatan memburam,merasakan nyeri
b). Riwayat keluhan utama:
penglihatan memburam
3) Riwaya penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit diabetes
4) Riwayat kesehatan keluarga:
Tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit menular, tapi hanya
anak yang tinggal bersama pasien saja yang mempunyai riwayat penyakit
asma
5) Pemeriksaan fisik:
a). Kebersihan rambut : rambut tampak beruban,dan agak sedikit
bergelombang
b) Kulit kepala : tampak bersih dan tidak ada ketombe
c) Kebersihan kulit : tampak halus dan lembap
d). Higiene rongga mulut : tampak bersih
e) Kebersihan genitalia :-
f) Kebersihan anus :-
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1) Keadaan sebelum sakit:
Sebelum sakit Ny.A mengatakan pola makannya sangat baik, makan 2x
sehari dan selalu mengkomsumsi buah-buahan
2) Keadaan sejak sakit:
Saat dikaji pasien mengatakan baik dan makan 2x dalam sehari dan lebih
banyak mengkomsumsi buah-buahan dan sayur dan memperbanyak
mengkomsumsi air
Observasi:
Klien tampak baik selalu mengkomsumsi buah dan sayur
3) Pemeriksaan fisik:
a) Keadaan rambut
:panjang,agak bergelombang,dan keseluruhan ditumbuhi oleh uban
b) Hidrasi kulit
: turgor kulit baik, warna kulit sawo matang
c) Palpebra/conjungtiva
: warna merah muda
d) Sclera
: warna putih
Hidung
:bentuk simetris
e) Rongga mulut : bersih
Gusi : bersihr tidak ada luka atau sariawan
f) Gigi : kuat,dan bersih, gigi geraham
belakang sdh ompong
g) Kemampuan mengunyah keras : baik
h) Lidah : tampak bersih
i) Pharing : baik
j) Kelenjar getah bening : tidak ada
k) Kelenjar parotis : tidak ada
l) Abdomen:
- Inspeksi : simetris
- Auskultasi : bising usus normal
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : asites positif  negatif
n) Kulit
- Edema negatif 
- Ikterik negatif 
o) Lesi : tidak ada
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :-
b) USG : -
c) Lain-lain : -
4) Terapi : -

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Saat sebelum sakit Ny.A menagatakan BAB dan BAK baik, biasanya
dalam sehari BAB 1x dan BAK paling banyak 3x sehari
2. Keadaan sejak sakit :
Saat dikaji Ny.A Mengtakan tidak ada masalah dalam BAB dan BAK
semuanya lancar
3. Observasi:
Ny. A tampak baik-baik saja dantidak dada keluhan saat BAB atau BAK
4. Pemeriksaan fisik :
a) peristaltik usus : 28 x/menit.
b) palpasi kandung kemih penuh  kosong.
c) nyeri ketuk ginjal positif. negatif

d) mulut uretra :-
e) anus : -
- peradangan : -
- Hemoroid : -
- Fistula : -
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : -
b) USG : -
c) Lain-lain : -
6. Therapi : -

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit:
Sebelum sakit Ny.A masih sering melakukan aktifitas seperti jalan-jalan
santai depan rumah
2. Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit Ny.A tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan di luar, hanya
lebih banyak didalam rumah
3. Observasi :
Pasien tampak hanya duduk , dan berbaring
a) Akitivitas harian :
- Makan :2x/hari
- Mandi :3x/hari
- Pakaian :0 1. mandiri
- Kerapihan :0 2. bantuan dengan alat
3. bantuan orang
- Buang air besar :0 4. bantuan alat dan orang
- Buang air kecil :0 5. bantuan penuh
- Mobilisasi ditempat tidur:0
b) Postur tubuh : tegap
c) Gaya jalan : tegap dan agak sedikit membusungkan
dada
d) Anggota gerak yang cacat : -
e) Fiksasi : tidak ada
f) Tracheostomi : tidak ada

4. Pemeriksaan fisik
a) JVP : 5 cm
Kesimpulan : normal
b) Perfusi perifer pembuluh kuku: tidak ada
c) Thorax dan pernapasan :
- Inspeksi :
Bentuk thorax : simetris
Sianosis : tidak ada
Stridor :tidak ada
- Palpasi :
Vocal fremitus :
- Perkusi 
: sonor redup pekak.
Batas paru hepar : 2 jari

Kesimpulan : pada saat melakukan perkusi pada


dada ditemukan bunyi sonor
- Auskultasi :
Suara napas : tidak ada
Suara ucapan : tidak ada
Suara tambahan : tidak ada
d) Jantung
- Inspeksi : dada simetris
Ictus cordis : tidak ada
- Palpasi : teraba denyut jantung ictus cordis pada ICS 5 mid
clavikula
Ictus cordis :
- Perkusi : pekak
Batas atas jantung : ICS 2
Batas kanan jantung : ICS 6
Batas kiri jantung : ICS 4
- Auskultasi : S1>S2 regukr tidak ada bunyi, suara tambahan
Bunyi jantung II A : tidak ada
Bunyi jantung II P : tidak ada
Bunyi jantung I T : tidak ada
Bunyi jantung I M : tidak ada
Bunyi jantung II irama gallop: tidak ada
Murmur : tidak ada
HR : 84 x/menit
Bruit : Aorta : tidak ada
A. Renalis : tidak ada
A. Femoralis : tidak ada
e) Lengan dan tungkai
- Atrofi otot : positif  negatif
- Rentang gerak : kuat,normal

- Uji kekuatan otot :


Kiri : 1 2 3 4 5

Kanan : 1 2 3 4 5
- Refleks fisiologi : normal
- Refleks patologi :normal
Babinski, kiri : positif  negatif
Kanan : positif  negatif
- Clubbing jari-jari : tidak ada
- Varises tungkai : tidak ada
f) Columna vertebralis : tidak ada
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : normal
N. III-IV-VI : normal
N. VIII Romberg Test : positif  negatif.
N. XI : normal
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : tidak ada
Hasil pemeriksaan: tidak ada
b) Lain-lain : -
6.. Terapi medik : tidak ada
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit :
Ny. A mengatakan tidur hanya 6 jam perhari
2. Keadaan sejak sakit :
Tn.A mengatakan ketika sejak juga sama kurang lebih 6 jam
4. Observasi :
Pasien tampak selalu menguap
Ekspresi wajah mengantuk : positif  negatif
Banyak menguap :  positif negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : positif  negatif
5. Therapi : -

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
Ny.A mengatakan selalu berkomunikasi dengan tetangganya
2. Keadaan sejak sakit :
Ny.A jarang berkomunikasi dengan orang lain dan susah mengenali
orang dengan jelas karna penglihatan yang kabur
3. Obervasi :
Tampak murung karena jarang berkomunikasi dengan tetangganya lagi
4. Pemeriksaan fisik :
a) penglihatan :
- Cornea : bewarna buram
- Visus : 6/6
- Pupil : konstriksi terhadap cahaya
- Lensa mata : keruh, dan pandangan kabur
- Tekanan Intra Okuler (TIO) : -
b) Pendengaran :
- Pina : baik
- Kanalis : baik
- Membran timpani : baik
- Tes pendengaran : baik
c) N. I : normal
d) N.II : normal
e) N.V : normal
f) N.VII : normal
g) N.VIII : normal
h) Test Romberg : normal
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) laboratorium : tidak ada
b) Lain-lain : tidak ada
c) Therapi : tidak ada

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit :
Ny. A mengatakan nyaman dengan tubuhnya sehat
2. Keadaan sejak sakit :
Ny. A mengatakan tidak nyaman dengan penyakit(katarak) yang
dideritanya
3. Observasi :
Pasien tampak tidak nyaman dengan penyakitnya
a) Kontak mata : tidak baik (sudah agak rabun)
b) Rentang perhatian : baik
c) Suara dan cara bicara : baik
d) Postur tubuh : tegap

4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata: tidak ada
b) Abdomen :
Bentuk : simetris
Bayangan vena :tidak ada
Benjolan massa :tidak ada
c) Kulit : lesi kulit :tidak ada
d) Penggunaan protesa :tidak ada

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit :
Ny. A mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik, tetapi
Ny. A jarang berkunjung
2. Keaadaan sejak sakit :
Ny. A mengatakan sejak sakit keluarga dan tetangga sering mengunjungi
Ny.A
3. Observasi :
Pasien tampak baik hubungan dengan keluarga dan tetangganya
I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
1. Keadaan sebelum sakit :Tidak dikaji
2. Keadaan sejak sakit :Tidak dikaji
3. Observasi :Tidak dikaji
4. Pemeriksaan fisik :tidak ada
5. Pemeriksaandiagnostik :
a). Laboratorium : tidak ada
b) lain-lain : tidak ada
6. Therapi : -

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit :
Ny. I mengatakan sering emosi tapi tidak berlebihan
2. Keadaan sejak sakit :
Ny. I mengatakan agak sedikit depresi dengan penyakitnya
3. Observasi :
Pasien tampak agak depresi dengan penyakit yang dideritanya
4. Pemeriksaan fisik :
a) Tekanan darah :
Berbaring : 140/90 mmHg
Duduk : 140/90 mmHg
Berdiri : 140 /90 mmHg

Kesimpulan : hipotensi ortotastik positif.  negatif


b) HR : 82 x/menit
c) Kulit : kering
Keringat dingin : tidak
Basah : tidak
5. Therapi : tidak ada

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Ny. A sering melakukan ibadah sholat di masjid
2. Keadaan sejak sakit :
Ny. I mengatakan setelah sakit jarang beribadah sholat di masjid lagi,
karena susah untuk berjalan karena penglihatan agak sedikit buram
3. Observasi :
Pasien tampak ingin mau beribadah lagi ke masjid
1. Data fokus
No Data focus Masalah Etiologic
1.  Ds : Klien mengatakan Penurunan tajam Penurunan
pandangan tidak jelas, penglihatan persepsi sensori :
pandangan berkabut. Penglihatan
Do :visus berkurang,

penurunan ketajaman

penglihatan, dan terdapat

kekeruhan pada lensa mata.


2. DS : pasien mengatakan Resiko tinggi infeksi ada luka insisi
khawatir terhadap luka dimata
sebelah kanan.
DO : mata kanan selalu ditutupi
post op katarak

2. diangnosa keperawatan
1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan ketajaman
penglihatan
2. Resiko tinggi infeksi b/d luka insisi
B. Intervensi keperawatan
no Diagnose Tujuan dan kriteria Intervensi
keperawatan (NOC) (NIC)
1 Penurunan persepsi Setelah dilakuakan tindakan 1. Tentukan ketajaman
sensori : keperawatan selama 2x24 penglihatan, catat
Penglihatan b/d jam dengan kriteria hasil: apakah satu atau kedua
penurunan 1. Agar klien Mengenal mata terlibat.
ketajaman gangguan sensori dan 2. Orientasikan pasien
penglihatan berkompensasi terhadap terhadap lingkungan,
perubahan, staf, orang lain
2. mengidentifikasi atau disekitarnya.
memperbaiki potensial 3. Observasi tanda dan
bahaya dalam gejala disorientasi.
lingkungan Pertahankan pagar
tempat tidur sampai
benar- benar sembuh.
4. Pendekatan dari sisi
yang tidak dioperasi,
bicara dan menyentuh
sering, dorong orang
terdekat tinggal dengan
pasien.
5. Perhatikan tentang
suram atau penglihatan
kabur dan iritasi mata
dimana dapat terjadi
bila menggunakan obat
teles mata
2 Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan lingkungan
b/d luka insisi keperawatan selama 2x24 ruangan kontaminasi
jam diharapkan rasa dunia luar
kekhawatiran teratasi 2. Jaga area kesterilan
dengan kriteria hasil : luka operasi
1. Klien tidak merasa 3. Ajarkan pasien untuk
khawatir lagi dengan tidak menyentuh dan
luka post op mata menggaruk luka operasi
sebelah kanan 4. Diskusikan bila ada
tanda-tanda infeksi
5. Lakukan teknik aseptic
dan desinfeksi secara
tepat dalam merawat
luka

C. Implementasi dan intervensi


n Tanggal Diagnose
o dan keperawata implementasi Evaluasi
waktu n
1 01/05/202 Penurunan 1. Kaji ketajaman S:   pasien mengatakan
penglihatan pandangan masih tak
1 persepsi
klien jelas
Jam sensori : 2. Identifikasikan O: masih terdapat
alternatif penurunan ketajaman
09.00- Penglihatan
untukoptimalisasi penglihatan danvisus
12.00 b/d sumber rangsangan berkurang
3. Sesuaikan lingkungan A: masalah belum teratasi
penurunan
untuk optimalisasi P: intervensi dilanjutkan
ketajaman penglihatan
4. Orientasikan klien
penglihatan
terhadap ruangan
5. Letakkan alat yang
sering digunakan di
dekat klien atau pada
sisi mata yang lebih
sehat
6. Berikan pencahayaan
cukup
7. Letakkan alat ditempat
yang tetap
8. Hindari cahaya yang
menyilaukan
9. Anjurkan penggunaan
alternatif rangsang
lingkungan yang
dapat
diterima:auditorik,takti
l.

2 01/05/202 Resiko 1. Mengkaji tanda-tanda S: pasien mengatakan


1 tinggi infeksi mata sebelah kanan terasa
Jam infeksi 2. Menganjurkan pasien gatal
09.00- b/d luka untuk tidak O : pada mata sebelah
12.00 insisi menyentuh atau kanan terdapat luka insisi
menggaruk mata
yang dioperasi A: masalah tidak timbul
3. Membersihkan P:intervensi
lingkungan dan ruangan dipertahanka
pasien n
4. Membersihkan luka
denganmenjaga
kesterilan
5. Memberikan antibiotic
ciprofloxacin 1 tab

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan diagnosa
Katarak yang dimulai pada hari Senin, kamis dan sabtu tanggal 26 april s/d 01 mei
2021, sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan proes Asuhan
Keperawatan yang telah dilaksanakan. Adapun pembahasan yang penulis
pergunakan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

B. Saran
Berdasarkan analisa data kesimpulan penelitian maka dalam sub bab ini penelitiakan
menyampaikan beberapa saran diantaranya :
1. Bagi Pasien
Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana
menangani masalah katarak dengan tindkan yang benar sehingga masalah
hipertensi teratasi dan kebutuhan kenyamanan pasien terpenuhi
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan yng lebih berkualitas dan professional
agar tercipta perawat yng professional, terampil, inovatif, aktif, dan bermutu
yangmampu memberikan asuhan keperwatan secara menyeluruh berdasarkan
kode etik keperawatan
3. Manfaat bagi penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengetahuan. Sebagai
bahan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien katarak

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta .2007. Ilmu penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Penerbit

Istiqomah, N Indriani. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta:


EGC
Tamsuru, Anas. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC

Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai