TONSILEKTOMI
Dosen pembimbing :
dr. Adi chandra ,Sp.An
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan mallampati sangat penting
untuk menentukan kesulitan atau tidaknya
dalam melakukan intubasi. Penilaiannya
yaitu:
Mallampati I : palatum molle, uvula, dinding
posterior oropharynk, tonsilla
palatina dan tonsilla
pharingeal
Mallampati II : palatum molle, sebagian uvula,
dinding
posterior uvula
Mallampati III : palatum molle, dasar uvula
Mallampati IV : palatum durum saja
Premedikasi Anestesi
membuat amnesia
memberikan analgesia
mencegah muntah
memperlancar induksi
1 Aktivitas motorik Mampu menggerakkan ke-4 ekstremitas atas perintah atau secara 2
sadar.
Mampu menggerakkan 2 ekstremitas atas perintah atau secara
sadar. 1
Tidak mampu menggerakkan ekstremitas atas perintah atau secara
sadar.
Hematologi
Hematokrit 36 35-45%
CT 8 <15 menit
BT 2 1-6 menit
Diagnosis Anestesi .
Status fisik ASA II
Penatalaksanaan
Pro-tonsilektomi
IVFD RL gtt XX
BAB IV
PEMBAHASAN
A= Clear,mallampati II
B=Spontan, RR: 16x/m, rh(-), wh(-)
C=N : 96x/m
D=GCS 15, T: 36,5. ASA II
Cairan khusus
Bersifat hipertonis: konsentrasi partikel terlarut > CIS; menyebabkan air
keluar dari sel, menuju daerah dengan konsentrasi lebih tinggi Tonisitas
> 295 mOsm/kg. Misal: NaCl 3 %, Mannitol, Sodium- bikarbonat,
Natrium laktat hipertonik
Jenis anestesi yang dipilih adalah general
anestesi karena pada kasus ini diperlukan
hilangnya kesadaran, rasa sakit, amnesia
dan mencegah resiko aspirasi dengan
menggunakan premedikasi sulfas atropin
dan fentanyl. Teknik anestesinya dengan
menggunakan ETT.
Intra Operasi
Premedikasi
a. Sebagai antiemetic pada pasien
diberikan ondansentron 8 mg iv
menciptakan amnesia