Disusun Oleh :
Dina Fatiana P20637021019
Puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini tepat waktu.
Laporan ini disusun sebagai bagian dari pencapaian kompetensi matakuliah Statistik
Fasyankes. Dalam laporan ini, penyusun memaparkan tentang pengelolaan statistik Puskesmas.
Selama penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak baik bantuan moral maupun material. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ani Radiati R, Spd, M.kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Tasikmalaya;
2. Dedi Setiadi, SKM, M.kes, selaku Ketua Jurusan Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya;
3. Dosen Dewi lena S.K.M, AMd. PK, SKM, MPH
Penyusun menyadari dalam penyusunan Laporan Praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan laporan praktikum ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat ilmu
pengetahuan bagi pembaca pada umumnya dan penyusunan pada khususnya.
Penyusun
INDIKATOR-INDIKATOR LAPORAN PUSKESMAS
b) Contoh
Berdasarkan jurnal hasil penelitia di Puskesmas Kendal pda saat masa covid dan
new normal Sebagian besar pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan (82,4%)
bertempat di Bidan Praktek Swasta (41%) sedangkan proporsi persalinan dengan
kualifikasi tertinggi pada perempuan umur 10-54 tahun paling banyak di tolong oleh
bidan yaitu 62,7 % (Sandhi & Dewi, 2021).
b) Contoh Penerapan
Berdasarkan jurnal hasil penelitian di Puskesmas Kabupaten Sumba Timur
ditemukan bahwa sebagian besar atau 83.3 persen kasus risiko tinggi tahun 2011 – 2015
sudah dilaksanakan rujukan secara terencana dan tepat waktu sehingga angka kematian
saat hamil lebih 23.7 persen tetapi tertinggi adalah saat masa nifas yaitu sebesar 76.3
persen.(Awang, 2017)
2) Contoh
2) Contoh
Di Puskesmas Jatisawit selama tahun 2014 terdapat kasus Tuberkulosis Paru
sebanyak 27 kasus, sedangkan Tuberkulosis Paru dengan BTA positif sebanyak
18 orang, dan semuanya diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Tahun 2015
suspek yang diperiksa sputum 148 orang dan yang dinyatakan penderita +
Tuberkulosis Paru sebanyak 20 penderita dan semuanya diobati Obat Anti
Tuberkulosis (OAT), sampai akhir tahun 2015, 10 penderita dinyatakan
sembuh dengan pemeriksaan BTA-, sedang sisanya masih dalam pengobatan.
2) Contoh
Berdasarkan cakupan pemberian vitamin A pada balita di Indonesia tahun 2019 yaitu
sebesar 76,68%. Padasetiap tahun cakupan pemberian vitamin A mengalami
perubahan, sehingga masih diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan
pemberian kapsul vitamin A dengan membuat program intervensi pemberian kapsul
vitamin A bagi balita usia 6-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus(Kemenkes,
2020).Laporan Provinsi Papua Barat tahun 2018 untuk pemberian vitamin A pada bayi
(6-11 bulan), dengan total jumlah bayi sebanyak 6.914 anak, yang mendapat vitamin A
sebanyak 42.578 (75,7%). Jumlah Anak Balita (12-59 Bulan) sebanyak 98.610 anak,
yang mendapat vitamin A sebanyak 49.492 (74,6%), dan sesuai standar pemberian
kapsul vitamin A di Kabupaten Sorong 44.40%(Dinkes Propinsi Papua Barat,
2018). (Keluarga et al., 2022)
l. Persentase cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
1) Definisi
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe di Pusksmas terhadap seluruh jumlah ibu hamil
di tempat/waktu yang sama
2)Contoh
Tren Pencapaian Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Kota Yogyakarta Tahun 2015-2019
SUMBER : : Laporan PWS Gizi Puskesmas Tahun 2019 (Dinkes Kota Yogyakarta, 2020)
m. Persentase Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga
miskin
1) Definisi
jumlah bayi/balita BGM dari keluarga miskin yang menerima makanan pendamping ASI di
puskesmas terhadap seluruh jumlah balita/bayi BGM tempat/waktu yang sama
2)Contoh
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100%. Pada tahun 2014, cakupan pemberian MP ASI mencapai 99,93% sehingga capaian
kinerja adalah 99,93% dan dapat dikatakan tercapai/ berhasil. Jumlah balita yang mendapat
MP ASI adalah 4.226 balita dari 4.228 balita miskin yang ada. SPM : indikator ini merupakan
salah satu indikator SPM dengan capaian tahun 2014 yang menurun dari tahun 2013, dimana
tahun 2013 cakupan pemberian MP ASI mencapai 99,94%.
SUMBER : Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota Malang 2014 (Pengantar, n.d.)
1) Definisi
Jumlah bayi/balita dengan gizi buruk yang mendapatkan perawatan di puskesmas terhadap
seluruh jumlah bayi/balita dngan gizi buruk tempat/waktu yang sama
2)Contoh
Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke 2 dari 34 Provinsi Indonesia dengan kasus balita
gizi buruk pada tahun 2014 sebanyak 4.107 (0,15%) balita dari jumlah balita yang ada di Jawa
Tengah. Angka ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan tahun 2012 berjumlah 1.131
(0,06%), padahal persentase balita gizi buruk mendapatkan perawatan tahun 2012 sebesar 100%.
(Prawoto, 2019)
1) Definisi
Jumlah kecamatan yang bebas rawan gizi terhadap seluruh kecamatan yang ada
2)Contoh :
Di enam Kabupaten DIY menunjukkan bahwa di Kulonprogo tahun 2014 semua kecamatan
bebas rawan gizi dengan jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 0,9%,
Gunungkidul 0,48% gizi buruk, Bantul 0,38% gizi buruk, Sleman 0,05% gizi buruk dan Kota
Yogyakarta sudah mengalami penurunan jumlah gizi buruk dibandingkan dengan prevalensi
tahun 2013 (10%). (Kesehatan et al., 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Awang, M. N. (2017). Study of Maternal Mortality based on ANC Category, High Risk
Category and High Risk Case Referral in East Sumba District 2011-2015 Kajian Kematian
Ibu berdasarkan Kategori ANC, Kategori Risiko Tinggi dan Rujukan Kasus Risiko Tinggi
di Kabupaten Sumba Timu. Jurnal Info Kesehatan, 15(1), 110–125.
http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/infokes/article/download/131/128/
Cahyani, I. S. D. (2020). Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas. Higeia Journal
of Public Health Research and Development, 1(3), 84–94.
Prasetyo, aditya bayu. (2015). Analisa faktor - faktor yang mempengaruhi cakupan k4 bidan
desa diwilayah kerja dinas kesehatan kabupaten rembang tahun 2013. 1-end.
Sandhi, S. I., & Dewi, D. W. E. (2021). Implementasi Penanganan Pertolongan Persalinan oleh
Bidan Pada Masa Pandemi Covid-19 dan Era New Normal. Jurnal SMART Kebidanan,
8(1), 17. https://doi.org/10.34310/sjkb.v8i1.442
Rusman, R., & Basri K, S. (2019). Faktor yang Mempengaruhi Penderita TB Paru Terhadap
Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Jatisawit Indramayu. Afiasi :
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 33–40. https://doi.org/10.31943/afiasi.v4i1.10
Tambunan, A. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Kepatuhan Pasien TBC Di
UPT Puskesmas Belawan. 22–23.
Arisandi Mustika, A., Bakri, S., & Wulan S. R. Wardani, D. (2016). Perubahan Penggunaan
Lahan Di Provinsi Lampung Dan Pengaruhnya Terhadap Insidensi Demam Berdarah
Dengue (DBD). Jurnal Sylva Lestari, 4(3), 35. https://doi.org/10.23960/jsl3435-46
Juwita, C. P., Anggiat, L., & Budhyanti, W. (2020). Model Prediksi Unsur Iklim Terhadap Kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat
(JUKMAS), 4(2), 172–180. https://doi.org/10.52643/jukmas.v4i2.1023
Muharam, I. D. (2013). HUBUNGAN PARTISIPASI KE POSYANDU DENGAN KENAIKAN
BERAT BADAN BALITA di DESA WONOREJO, KEMASAN, BUGEL
KECAMATAN POLOKARTO SUKOHARJO. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1–7.
Prihartanti, T., Khodijah Parinduri, S., & Masitha Arsyati, A. (2021). Evaluasi Pelaksanaan
Program Upaya Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Provinsi
Jawa Barat Tahun 2020. Promotor, 4(4), 380. https://doi.org/10.32832/pro.v4i4.5605
Ripnowati, D., Kesehatan, D., Bojonegoro, K., Hartati, C. S., Putro, G., Wijaya, U., & Surabaya,
P. (2019). MANAJEMEN PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DALAM
UPAYA SCREENING DI PUSKESMAS TEMAYANG KABUPATEN Halaman 230-
243. Jurnal Manajerial Bisnis, 2(3), 230–243.
Keluarga, D., Sumber, D. A. N., Terhadap, I., Balita, V. A. P., Support, F., For, R., Giving, V.
A., & Toddlers, T. O. (2022). Jurnal Keperawatan. 14, 427–432.
Zahara, R. (2022). Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Gizi Buruk Pada Balita di Puskesmas
Kota Juang Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Tahun 2021 The Relationship
Between Mother ’ s Knowledge and Malnutrition in Toddlers at The Kota Juang Health
Center In Bireuen Regency . 8(1), 120–126.
Мусина, Н. Н., Славкина, Я. С., Саприна, Т. В., Прохоренко, Т. С., & Зима, А. П. (2022).
Подходы К Дифференциальной Диагностике Анемии Хронических Заболеваний И
Железодефицитной Анемии При Сахарном Диабете 1 И 2 Типов. 09, 74–83.
https://doi.org/10.14341/conf7-8.09.22-84
Dinkes Kota Yogyakarta. (2020). Profil Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2020. Profil
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2019, 1–234.
Kesehatan, J., Medika, M., No, V., Issn, P., Yang, F., Gizi, M., Balita, K., & Desa, D. I. (2018).
Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Kurang Balita Di Desa Kepek Dan Karangtengah
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Madani Medika, 9(1), 7–14.
https://doi.org/10.36569/jmm.v9i1.27
Pengantar, K. (n.d.). L a p o r a n k i n e r j a t a h u n a n.
Prawoto, E. (2019). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Dusun
Pangkur. E-Journal Cakra Medika, 6(2), 16. https://doi.org/10.55313/ojs.v6i2.48