Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PEBDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat di suatu daerah diukur dalam angka kematian bayi,
ibu dan anak, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. (profkes kota) Dalam
komponen keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan
fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal
ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu
prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. (profkes indo)

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator
yang sangat sensitif terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan
dengan bayi baru lahir perinatal dan neonatal. (profkes kota) Pada tahun 2019,
penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah
(BBLR). Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia, kelainan bawaan, sepsis,
tetanus neonatorium, dan lainnya. (profkes indo)

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan
AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan
AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup (profkes indo). AKB di Jawa Barat pada tahun
2019 menduduki 3,26/1000 KH (profkes jabar) dan AKB di Kota Bandung pada tahun
2019 sebesar 114 kasus. (profkes kota).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data WHO tahun 2017 sebanyak 295.000 perempuan meninggal dunia
akibat masalah persalinan. Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018 angka
kematian ibu di Indonesia adalah 305 per 100.000 KH, sedangkan di Jawa Barat
berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Barat tahun 2019 tercatat terjadi peningkatan AKI
menjadi 74,19 per 100.000 KH (profkes jabar) Terjadi 29 kasus kematian ibu
sepanjang tahun 2019 di Kota Bandung. (profkes kota)

Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB
pasca persalinan. (profkes jabar)

Pada kesehatan anak upaya yang dilakukan terlampir dalam Permenkes Nomor 25
Tahun 2014 dilakukan melalui pelayanan kesehatan janin dalan kandungan, kesehatan
bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah, kesehatan anak usia
sekolah dan remaja, dan perlindungan kesehatan anak(profkes indo)

Pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan tersebut dengan


melaksanakan program-program sesuai dengan SPM (Standar Pelayanan Minimal).
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar
minimal yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap
warga negara.

Untuk meningkatkan dan mempertahankan program pelayanan sesuai dengan SPM,


maka dilakukan analisis masalah pada kesehatan ibu dan anak di Puskesmas M Ramdan
Bandung tahun 2020.

1.2. Identifikasi Masalah


1. Apa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program kegiatan kesehatan ibu dan
anak di Puskesmas.
2. Apa yang menjadi prioritas dalam perencanaan program kegiatan kesehatan ibu dan
anak di Puskesmas selanjutnya.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian


1. Menentukan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program kegiatan kesehatan
ibu dan anak di Puskesmas.
2. Menentukan skala prioritas dalam perencanaan program kegiatan kesehatan ibu dan
anak di Puskesmas selanjutnya.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program
kegiatan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas program kegiatan kesehatan ibu dan
anak di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Data Umum Puskesmas M Ramdan Bandung


2.1.1. Geografis

Puskesmas M. Ramdan, terletak di Jl. M. Ramdan No. 108, Kelurahan Ciateul,


Kecamatan Regol, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dengan luas lahan yang
dipergunakan adalah ± 949 m². Puskesmas M. Ramdan memiliki 3 wilayah kerja di
Kecamatan Regol yaitu Kelurahan Ciseureuh, Kelurahan Cigereleng, dan Kelurahan
Ciateul.
Batas wilayah Puskesmas M. Ramdan adalah sebagaimana yang di tunjukan pada
gambar yaitu :
Sebelah Utara : Kelurahan Pungkur
Sebelah Barat : Kelurahan Karasak dan Kelurahan Nyengseret
Sebelah Selatan : Kelurahan Wates
Sebelah Timur : Kelurahan Balong Gede, Ancol dan Pasirluyu

Puskesmas M. Ramdan mempunyai wilayah binaan 3 kelurahan dalam satu


Kecamatan yaitu : Kelurahan Ciseureuh, Cigereleng, Ciateul, dengan jarak terjauh
dari Puskesmas rata-rata sekitar 1.5 km dan waktu tempuh hanya 10 menit dengan
kendaraan roda 2 dan dengan roda 4 rata-rata 20 menit.
2.1.2. Demografis
A. Jumlah Penduduk
Penduduk di Wilayah Puskesmas M Ramdan berjumlah 8706 KK yang terdiri dari
36080 jiwa dimana penduduk terbanyak didominasi oleh kelompok usia produktif
15-44 tahun, yaitu sebanyak 17114 jiwa.

B. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan rata-rata didominasi oleh lulusan SLTP/Mts yaitu sebesar
12055. Sedangkan terendah sebesar 158 adalah lulusan S2/S3, sementara masih
terdapat penduduk yang tidak tamat sekolah/belum sekolah yaitu sebesar 13308.

C. Pertumbuhan Penduduk dan Persebarannya


Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas M Ramdan adalah 36080 jiwa
tersebar di 29 RW dengan rata-rata 3-4 jiwa/KK. Terdapat peningkatan pertumbuhan
penduduk di 3 kelurahan. Pada kenyataannya, terdapat perpindahan penduduk dari
kelurahan yang satu ke kelurahan yang lain. Perpindahan ini menyebabkan
perubahan data sasaran karena data sasaran akan tergantung pada daerah dimana
penduduk tinggal.

D. Mata Pencaharian Penduduk


Jika dilihat dari segi komposisi mata pencaharian, penduduk di wilayah Puskesmas
M Ramdan urutan pertama diduduki oleh kelompok pegawai swasta yaitu 7526 jiwa
kemudian dilanjutkan dengan kelompok pedagang sejumlah 6286 jiwa, dan
kelompok terendah yaitu pada TNI/POLRI sejumlah 174 jiwa. Jumlah usia produktif
yang tidak bekerja cukup besar mencapai 5729 jiwa.

E. Jumlah Penduduk Miskin


Jumlah penduduk miskin di wilayah Puskesmas M Ramdan berjumlah 6585 orang
atau 18.25 % dari seluruh jumlah penduduk di tiga Kelurahan.

F. Jumlah Penduduk Kelompok Rentan/ Khusus


Jumlah penduduk kelompok rentan terbanyak adalah kelompok usia anak sekolah
SMP sedangkan terendah pada kelompok buteki sebesar 355.
2.2. Standard Pelayanan Minimal
2.2.1. Definisi
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan
dasar minimal yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh
setiap warga negara.
2.2.2. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
1. Standar jumlah dan kualitas dan/atau jasa
2. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
a. Dokter/ dokter spesialis kebidanan, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat

3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


a. Pernyataan Standar Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar. Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai standar kepada semua ibu hamil di wilayah kerja
tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
b. PengertianPelayanan antenatal yang sesuai standar yang meliputi:
 Standar kuantitas.
 Standar kualitas.
c. Mekanisme Pelayanan
a) Penetapan sasaran ibu hamil di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya,
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b) Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
dengan ketentuan:
 Satu kali pada trimester pertama.
 Satu kali pada trimester kedua.
 Dua kali pada trimester ketiga.
c) Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
 Pengukuran berat badan.
 Pengukuran tekanan darah.
 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
 Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
 Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
 Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
 Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
 Tes Laboratorium.
 Tatalaksana/penanganan kasus.
 Temu wicara (konseling).

2.2.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


1. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

2. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan


Tenaga kesehatan meliputi:
a. Dokter/ dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat

3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


a. Pernyataan Standar
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. Pemerintah
Daerah tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu
Bersalin sesuai standar kepada semua ibu bersalin di wilayah kerja
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan persalinan sesuai standar meliputi:
 Persalinan normal.
 Persalinan komplikasi.
c. Mekanisme Pelayanan
a) Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya,
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal (APN) sesuai
standar.
 Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
 Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
- Dokter dan bidan, atau
- 2 orang bidan, atau
- Bidan dan perawat.
c) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar dan Rujukan.

2.2.4. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


1. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
2. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
a Dokter/ dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau
b Bidan, atau
c Perawat

3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


a Pernyataan Standar
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai
standar. Pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai standar kepada semua bayi usia 0-28 hari di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
a PengertianPelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar meliputi:
 Standar kuantitas.
 Standar kualitas.
b Mekanisme Pelayanan
a) Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya,
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b) Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama periode neonatal,
dengan ketentuan:
 Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
 Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 - 7 hari
 Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 - 28 hari.
c Standar kualitas:
a) Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam). Perawatan neonatal esensial
saat lahir meliputi:
 Pemotongan dan perawatan tali pusat.
 Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Injeksi vitamin K1.
 Pemberian salep/tetes mata antibiotik.
 Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0).
b) Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari).
Perawatan neonatal esensial setelah lahir meliputi:
 Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif.
 Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM.
 Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan kesehatan
atau belum mendapatkan injeksi vitamin K1.
 Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak
ditolong tenaga kesehatan.
 Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.

2.2.5. Pelayanan Kesehatan Balita


1. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
2. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
 Dokter/ dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau
 Bidan, atau
 Perawat

3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


a. Pernyataan Standar Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada semua balita di wilayah kerja
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
b. PengertianPelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi:
 Pelayanan kesehatan balita sehat.
 Pelayanan kesehatan balita sakit.
c. Mekanisme Pelayanan
a) Penetapan sasaran balita di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya,
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b) Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh kembang,
meliputi:
 Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
- Penimbangan minimal 8 kali setahun.
- Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
- Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
- Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun.
- Pemberian imunisasi dasar lengkap.
 Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
- Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu
6 bulan).
- Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
- Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.
- Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
- Pemberian Imunisasi Lanjutan.
 Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
- Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu
6 bulan).
- Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
- Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.
- Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
- Pemantauan perkembangan balita.
- Pemberian kapsul vitamin A.
- Pemberian imunisasi dasar lengkap.
- Pemberian imunisasi lanjutan.
- Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
- Edukasi dan informasi.
c) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan
pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian: Puskesmas M Ramdan Kota Bandung
Waktu penelitian: 1 Januari – 10 Maret 2021 yang dimulai dengan pengumpulan data
sampai pelaporan hasil penelitian.

1.2. Metode USG


Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode skor untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing
masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat
menentukan prioritas masalah. Langkah skoring dengan menggunakan metode USG adalah
membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skor1-5
dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency,
seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgensy (Urgensi)
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi.
2. Seriousnesss (Tingkat keseriusan)
Melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth (Tingkat perkembangan)
Masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah dilaksanakan apabila
pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan
adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri. Adapun keterangan
pemberian skor dapat dilihat pada Tabel berikut
Skor Definisi
5 Sangat penting
4 Penting
3 Netral
2 Tidak penting
1 Sangat tidak penting
1.3. Persiapan Penelitian
A. Persiapan gugus tugas
Pembagian pekerjaan atau gugus tugas perlu dilaksanakan sebelum pertemuan
dimulai, ditentukan siapa yang akan menjadi pimpinan proses USG, siapa yang
melakukan tugas sebagai notulis, dan orang yang menulis di flipchart, siapa yang
melakukan scoring dan menghitung hasilnya untuk menentukan ranking, serta siapa
yang membacakan hasilnya. Susunan petugas untuk metode teknik scoring dengan
metode USG, yakni sebagai berikut :
1. Pimpinan USG
2. Petugas pencatat flipchart
3. Petugas scoring dan ranking
4. Personil yang bertugas sebagai notulis
5. Persiapan ruang pertemuan
Ruang pertemuan yang akan digunakan sebaiknya menggunakan ruangan yang
cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat duduk diatur setengah lingkaran atau seperti
huruf U yang terbuka ujungnya atau meja bundar (Round table), dimana pada ujung
meja yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis atau white board.

B. Persiapan peralatan atau sarana


Sarana atau perlatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini adalah:
1. Daftar hadir
2. Kertas flipchart, papan tulis atau whiteboard lengkap dengan alat tulisnya.
3. Alat tulis
4. Kalkulator.
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni sebagai
berikut:
1. Hasil analisa situasi
2. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
3. Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan
pemerintah yang berlaku.

C. Peserta
Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta, beberapa hal yang perlu
dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin pelaksanaan metode USG, yaitu:
1. Peserta yang akan bergabung dalam kelompok USG, adalah karena kemampuan
mereka untuk melakukan analisis dan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah.
2. Menekankan pentingnya tugas kelompok
3. Menekankan pentingnya sumbangan pikiran setiap peserta
4. Memberikan petunjuk kegunaan hasil pertemuan
5. Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah, selanjutnya tentukan siapa
yang akan diundang atau dilibatkan dalam pertemuan untuk melakukan proses
metode USG.
BAB IV
ANALISIS MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH

4.1. Analisis Masalah


Setelah melakukan pendataan dari laporan SPM Puskesmas M Ramdan tahun
2020 dan laporan PKP Puskesmas M Ramdan tahun 2020. Terdapat beberapa masalah
pada kesehatan ibu dan anak di Puskesmas M Ramdan yaitu:
Cakupan Pelayanan kesehatan ibu hamil
1. Cakupan Kunjungan ibu Hamil K4
2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
3. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
4. Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet
5. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat Makanan
6. Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT2+

Cakupan Pelayanan ibu bersalin


7. Cakupan Pelayanan Nifas Lengkap
8. Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Cakupan Pelayanan kesehatan bayi baru lahir


9. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1)
10. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap)
11. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani
12. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
13. Persentase Bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif

Cakupan Pelayanan kesehatan Balita


14. Cakupan Kunjungan Bayi
15. Cakupan Pelayanan Anak Balita
16. Persentase Balita Ditimbang (D)
17. Persentase Balita Naik Timbangan (N)
18. Persentase Balita mempunyai KMS/ buku KIA
19. Persentase Balita 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitaim A Dosis
20. Persentase Balita Kurus mendapat Makanan Tambahan
Cakupan Masalah di luar laporan
21. Triple eliminasi ibu hamil (HIV, Sifilis, dan Hepatitis B)
22. Kelas Ibu Hamil.

4.2. Prioritas Masalah


Dalam mengidentifikasikan masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti kemampuan sumber daya manusia, biaya, tenaga, teknologi dan lain-lain. Untuk
itu, dilakukan penilaian prioritas masalah dari yang paling mendesak hingga tidak
terlalu mendesak. Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan
salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik skor 1-5 dan
dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
Cakupan Pelayanan kesehatan ibu hamil
NO Masalah USG Total Urutan
U S G
.
1 Cakupan Kunjungan ibu
Hamil K4
2 Cakupan Komplikasi
Kebidanan yang ditangani
3 Persentase Ibu Hamil
mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90
tablet
4 Persentase Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis
(KEK) mendapat Makanan
5 Cakupan pelayanan
imunisasi ibu hamil TT2+
Cakupan Pelayanan Ibu Bersalin
NO Masalah USG Total Urutan
U S G
.

6 Cakupan Pelayanan Nifas


Lengkap
7 Cakupan Pertolongan
Persalinan di Fasilitas
Kesehatan
8 Cakupan Pertolongan
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


NO Masalah USG Total Urutan
U S G
.
9 Cakupan Kunjungan
Neonatus (KN1)
10 Cakupan Kunjungan
Neonatus Lengkap (KN
Lengkap)
11 Cakupan Neonatus dengan
Komplikasi yang ditangani
12 Persentase Bayi Baru Lahir
Mendapatkan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD
13 Persentase Bayi 0-6 bulan
mendapatkan ASI Eksklusif

Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita


NO Masalah USG Total Urutan
U S G
.
14 Cakupan Kunjungan Bayi
15 Cakupan Pelayanan Anak
Balita
16 Persentase Balita Ditimbang
(D)
17 Persentase Balita Naik
Timbangan (N)
18 Persentase Balita
mempunyai KMS/ buku
KIA
19 Persentase Balita 6-59 bulan
mendapatkan Kapsul Vitaim
A Dosis
20 Persentase Balita Kurus
mendapat Makanan
Tambahan

Cakupan Pelayanan di Luar Laporan


NO Masalah USG Total Urutan
U S G
.
21 Trieliminasi (HIV, Sifililis,
dan Hepatitis B)
22 Kelas ibu hamil

4.3. Alternatif Penyelesaian Masalah

Anda mungkin juga menyukai