Anda di halaman 1dari 24

Fisiologis Pernafasan

Periode: 2 April – 14 April 2012


FUNGSI RESPIRASI
• UTAMA :
– Pertukaran gas
• O2 masuk
• CO2 keluar
• SEKUNDER
– Regulasi pH
– Pengendalian suhu
– Eliminasi air
– Fungsi bicara
Anatomi Sistem Respirasi
• Traktus
Respiratorius sup.
– Hidung/mulut,
faring dan struktur
sekitarnya
• Traktus
Respiratorius inf
Laring, trakea, bronchi,
alveolus
Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Volume pulmonal
• Volume Tidal
– vol udara masuk atau keluar pada saat inspirasi &
ekspirasi biasa (± 500 ml)
• IRV : Inspiratory reserve volume
– vol udara ekstra yg dpt di inspirasikan di atas TV
normal (± 3000 ml)
• ERV : Expiratory reserve volume
– vol udara ekstra yg msh dpt dikeluarkan dg ekspirasi
kuat (± 1100 ml)
• Residual volume
– vol sisa yg ada di paru stlah ekspirasi kuat (± 1200 ml)
– RV ini ptg k/ di alv akan tetap ada udara, shg kdr O2 &
CO2 di drh tidak berubah dg cepat setiap kali
bernapas
Kapasitas Pulmonal
• Inspiratory capacity
– VT + IRV

• Functional residual capacity


– ERV + RV

• Vital capacity
– IRV + TV + ERV

• Kapasitas Paru Total


– IRV + ERV + TV + RV
Volume dan Kapasitas Pulmonal
Perubahan Tekanan Parsial gas
Tes Fungsi Paru
Spirometri
• Tes ini mengukur seberapa banyak dan
seberapa cepat udara dikeluarkan dari paru-
paru
• Pada tes ini, pasien bernapas dalam corong
yang terhubung ke alat pencatat (spirometer).
• Informasi yang dikumpulkan dicatat dalam
tabel yang disebut spirogram.
Yang dinilai dari Spirogram
• Forced vital capacity (FVC). Nilai ini mengukur
jumlah udara yang dapat dihembuskan sekuat-
kuatnya setelah menarik napas sedalam-
dalamnya.
• Forced expiratory volume (FEV). Nilai ini
mengukur jumlah udara yang dapat dihembuskan
sekuat-kuatnya dalam satu kali bernapas.
• Forced expiratory flow 25% to 75%. Nilai ini
mengukur pertengahan aliran udara saat
menghembuskan nafas.
Yang dinilai dari Spirogram
• Peak expiratory flow (PEF). Nilai ini mengukur
seberapa cepat pasien menghembuskan nafas.
Biasanya diukur bersamaan dengan FVC.
• Maximum voluntary ventilation (MVV). Nilai ini
mengukur jumlah udara terbesar yang dapat
dimasukkan dan dikeluarkan selama 1 menit
bernafas.
• Slow vital capacity (SVC). Nilai ini mengukur
jumlah udara yang dapat dihembuskan secara
perlahan setelah menarik nafas sedalam-
dalamnya.
Yang dinilai dari Spirogram
• Residual volume (RV). Nilai ini mengukur jumlah
udara pada paru-paru setelah menghembuskan
udara seluruhnya. Dapat dilakukan dengan
bernafas dengan helium atau nitrogen dan dilihat
seberapa banyak yang dikeluarkan.
• Expiratory reserve volume (ERV). Nilai ini
mengukur perbedaan antara jumlah udara pada
paru-paru setelah pengeluaran udara normal
(FRC) dan jumlah udara setelah pengeluaran
udara sedalam-dalamnya (RV).
Yang dinilai dari Spirogram
• Total lung capacity (TLC). Nilai ini mengukur
jumlah udara dalam paru setelah menarik
nafas sedalam-dalamnya.
TLC = RV + ERV + VT + IRV
• Functional residual capacity (FRC). Nilai ini
mengukur jumlah udara dalam paru-paru
pada penghembusan udara pernafasan
normal.
FRC = RV + ERV
Gas diffusion tests
Tes difusi gas mengukur jumlah oksigen dan gas lain yang
masuk ke alveoli per menit. Tes ini mengevaluasi
seberapa baik gas diabsorbsi ke dalam darah melalui
paru-paru. Meliputi:
• Gas darah arteri, yang mengukur kadar oksigen dan
karbondioksida dalam aliran darah.
• Carbon monoxide diffusion capacity (atau DLCO),yang
mengukur seberapa baik paru-paru menukar sejumlah
kecil karbon monoksida (CO) ke dalam darah. Tes ini
menunjukkan seberapa baik gas dapat dipindahkan
dari paru-paru ke dalam darah.
Body plethysmography
Body plethysmography dapat digunakan untuk
mengukur:
• Total lung capacity (TLC), yang merupakan
jumlah total udara yang dapat ditampung
paru-paru.
• Residual volume (RV), yang merupakan jumlah
udara yang tersisa di paru-paru setelah
menghembuskan nafas sedalam-dalamnya.
Inhalation challenge tests
Inhalation challenge tests dilakukan untuk
mengukur respon jalan nafas terhadap substansi
yang dapat menimbulkan asma atau wheezing. Tes
ini juga disebut tes provokasi.
Selama tes inhalasi, sejumlah substansi dihirup
melalui nebulizer berupa aerosol. Terkadang,
sejumlah methacholine atau manitol diinhalasikan.
Pembacaan melalui spirometri dilakukan untuk
evaluasi fungsi paru sebelum, selama, dan sesudah
inhalasi substansi tersebut.
Exercise stress tests
Exercise stress tests mengevaluasi efek bekerja
berat pada fungsi paru. Pembacaan melalui
spirometri dilakukan setelah kerja berat dan
sekali lagi saat istirahat.
Multiple-breath washout test
The multiple-breath washout test dilakukan
untuk mengukur fungsi paru pada pasien
fibrosis sistik. Untuk tes ini, pasien bernafas
dengan udara yang mengandung gas pelacak
melalui tabung. Pasien bernafas biasa
sementara gas tersebut dimonitor. Hasil tes
dilaporkan sebagai lung clearance index (LCI).
LCI tinggi menunjukkan paru-paru tidak bekerja
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai