Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP


PENCEGAHAN PENULARAN TB DI WILAYAH PUSKESMAS SEPATAN”

Latar belakang
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun

World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di dalamnya

mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit

infeksi menular yang di sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis (Kemenkes RI, 2015). Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit yang

menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden

dan kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih

menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India,

Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu

berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015).

Peningkatan tuberkulosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari

Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan pelayanan DOTS

(Directly Observed Treatment Short-course). DOOTS adalah salah satu strategi untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui penyuluhan sesuai

dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat miskin, memberdayakan

masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses dan standar pelayanan yang

diperlukan bagi seluruh pasien TB paru. Studi sebelumnya mengungkapkan bahwa

pelayanan kesehatan khususnya pelayanan untuk penyakit tuberculosis tidak efektif dan

terbatas. Petugas kesehatan baik dari pemerintah atau swasta kurang dilatih dalam

diagnosis dan pengobatan tuberculosis serta kurangnya keterampilan komunikasi yang


dibutuhkan untuk memotivasi pasien guna meningkatkan kepatuhan dalam upaya

penyembuhan tuberculosis (Mushtaq dkk, 2011).

TB paru merupakan penyakit yang sangat cepat ditularkan. Cara penularan TB

paru yaitu melalui percikan dahak (droplet nuclei) pada saat pasien batuk atau bersin

terutama pada orang di sekitar pasien seperti keluarga yang tinggal serumah dengan

pasien. Perilaku keluarga dalam pencegahan TB paru sangat berperan penting dalam

mengurangi resiko penularan TB paru. Meningkatnya penderita TB Paru di Indonesia

disebabkan oleh perilaku hidup yang tidak sehat. Hasil survey di Indonesia oleh Ditjen

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) salah satu

penyebab tingginya anka kejadian TB Paru di sebabkan oleh kurangnya tingkat

pengetahuan (Kemenkes, 2015).

Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa

pengetahuan atau kognitif berperan penting dalam membentuk tindakan seseorang dan

domain dari prilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan. Oleh karena itu

pengetahuan merupakan faktor penunjang dalam menerapkan prilaku sehat yang salah

satunya adalah upaya pencegahan TB Paru. Menurut hasil penelitian Rahman, dkk

(2017) menjelaskan bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan rendah mempunyai

risiko tertular TB Paru sebesar 2,5 kali dari orang yang berpengetahuan tinggi.

Resiko penularan tuberkulosis paru pada keluarga sangatlah berisiko, terutama

pada balita dan lansia yang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah, dalam pencegahan

penularan tuberkulosis paru keluarga sangatlah berperan penting, karena salah satu tugas

dari keluarga adalah melakukan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit dan

mencegah penularan pada anggota keluarga yang sehat.

Tingkat Pengetahuan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pencegahan

Penularan TB Paru secara langsung. Sedangkan pengaruh tidak langsung melalui


Perilaku adalah berpengaruh positif dan signifikan. Tingkat Pengetahuan berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Pencegahan Penularan TB Paru secara langsung.

Sedangkan pengaruh tidak langsung melalui Perilaku adalah berpengaruh positif dan

signifikan.(Eni dkk,2018)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Samingan dkk ( 2017) menunjukkan hasil

uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 < alpha (0,05) dapat disimpulkan ada

hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan penyakit tuberculosis. Hasil

analisis diperoleh nilai OR = 10,825, artinya responden yang memiliki pengetahuan

“kurang” mempunyai peluang 10,825 kali lebih besar untuk melakukan upaya

pencegahan penyakit tuberculosis“kurang”dibandingkan responden dengan pengetahuan

yang “baik”.

Berdasarkan hasil survei prevalensi TB tahun 2017 mengenai pengetahuan, sikap

dan perilaku, menunjukkan bahwa keluarga yang merawat anggota keluarganya yang

menderita TB sebesar 96%, penderita yang menyembunyikan keberadaannya dari

lingkungan sebesar 13%, keluarga yang pernah mendengar tentang TB sebanyak 76% dan

keluarga yang mengetahui bahwa TB dapat disembuhkan sebanyak 85%, namun

demikian hanya 26% masyarakat yang dapat menyebutkan dua tanda dan gejala TB,

pemahaman tentang TB oleh keluarga sebesar 51%, dan hanya 19% yang mengetahui

tersedianya obat TB yang bisa didapatkan secara gratis. Hal ini yang menyebabkan

sulitnya penanganan penyakit TB (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2018, Provinsi dengan kasus TB tertinggi di

Indonesia adalah Provinsi Banten, dimana prevalensi penduduk yang terdiagnosis TB

oleh tenaga kesehatan mencapai 0,8%, angka ini lebih tinggi dari survey sebelumnya di

tahun 2013 yaitu sebesar 0,4% (Kemenkes RI, 2019). Di Provinsi Banten Case

Notification Rate (CNR) kasus baru basil tahan asam (BTA) yang positif tahun 2016
sebesar 69,24 per 100.000 dan mengalami peningkatan di tahum 2017 menjadi 74,34 per

100.000 penduduk (Dinkes Provinsi Banten, 2018).

Kabupaten Tangerang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Banten

penyumbang kasus TB terbesar pada tahun 2017 yaitu CNR TB BTA positif 1.858 per

100.000 penduduk (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2018). Kabupaten Tangerang terdiri

dari 44 Puskesmas, Puskesmas Sepatan merupakan salah satu Puskesmas penyumbang

kasus TB di Kabupaten Tangerang. Berdasarkan laporan tahunan diketahui bahwa

terdapat peningkatan kasus TB di Puskesmas Sepatan tahun 2018 sebanyak 106 kasus dan

tahun 2019 sebanyak 139 kasus. Kondisi tersebut menunjukkan terjadi peningkatan kasus

TB meskipun tidak secara signifikan..

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melihat bahwa pentingnya pengetahuan

dan sikap keluarga terahadap perilaku pencegahan penularan TB paru. Pengetahuan

keluarga yang baik tentang TB diharapkan dapat mengurangi penularan penyakit TB

dimasyakat. Karena itu penulis ingin mengetahui “Hubungan pengetahuan dan sikap

keluarga tentang TB terhadap perilaku pencegahan penyakit TB paru di wilayah

puskesmas sepatan “.

Sumber :

Dwi Prasetya. 2019. 38.127 Warga Banten Menderita TBC.


https://www.merdeka.com/peristiwa/38127-warga-banten-menderita-tbc.html,
diakses pada tanggal 28/08/2020, jam 09:52 WIB.

Mohamad Ridwan. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perilaku


Pencegahan Penularan Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Ngempak
Kabupaten Boyolali. Artikel Publikasi Ilmiah Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sambas. 2019. Dinkes Kabupaten Tangerang Tangani 11.000 Penderita TBC.


https://banten.antaranews.com/berita/39417/dinkes-kabupaten-tangerang-tangani-
11000-penderita-tbc, diakses pada tanggal 28/08/2020, jam 10:04 WIB

Rizki Febriansyah. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Upaya


Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Pada Keluarga Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nguter Sukoharjo. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tabel Matrik Penelitian Terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PERILAKU


PENCEGAHAN PENULARAN TB
DI WILAYAH PUSKESMAS SEPATAN
1 Mohamad Hubungan Tingkat Variabel independen : Jenis penelitian Populasi adalah Hasil penelitian menunujukan
Ridwan (2015) Pengetahuan dan umur, pendidikan, ini adalah semua penderita TB bahwa tidak ada hubungan
Sikap Perilaku pekerjaan, tingkat survei di wilayah kerja antara pengetahuan (p= 0,448)
Pencegahan Penularan pengetahuan, sikap, observasional Puskesmas dan sikap (p= 1,000) dengan
Tuberculosis di Variabel dependen : dengan desain Ngemplak tahun perilaku pencegahan penularan
Wilayah Kerja perilaku pencegahan cross sectional. 2012- 2014 tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Ngempak penularan TB sebanyak 27 Puskesmas Ngemplak
Kabupaten Boyolali penderita. Kabupaten Boyolali
Sampel ditentukan
dengan teknik
exhaustive sampling
dimana populasi
diambil secara
penuh sebagai
sampel.

2 Febriansyah, Hubungan Tingkat Variabel independen : Desain Populasi adalah Hasil penelitian menunjukkan
Rizki, Fahrun Pengetahuan Keluarga usia, jenis kelamin, Penelitian semua anggota bahwa tingkat pengetahuan
Nur Rosyid dengan Upaya pendidikan, status menggunakan keluarga dari responden baik sebesar (62,5%)
(2017) Pencegahan Penularan perkawinan, deskriptif penderita dan upaya pencegahan
Tuberkulosis Paru pengetahuan. korelasi dengan Tubercolusis penularan TB Paru sebesar
Pada Keluarga di Variabel dependen : pendekatan (TB) diwilayah kerja (67.9%) sedangkan hasil uji
Wilayah Kerja upaya pencegahan cross sectional Puskesmas Nguter korelasi Rank Spearman
Puskesmas Nguter penularan TB paru sebanyak 56 diperoleh hasil uji nilai p-value
Sukoharjo keluarga. Teknik sebesar 0,925 yang berarti
sampling dalam 0,001 < α (0,05) maka hal ini
penelitian ini adalah berart Ho ditolak atau Ha
total sampling dan diterima.
jumlah sampel 56
responden.
3 Farida Ariyani Pengetahuan dan Variabel independen: Jenis penelitian Populasi dalam Hasil penelitian bivariat
Sudiono, Sikap Keluarga pengetahuan, sikap deskriptif penelitian ini adalah didapatkan adanya hubungan
Suamianti Terhadap Pencegahan Variabel dependen: analitik dengan semua keluarga pengetahuan responden
(2018) Penularan pencegahan penularan metode cross pasien penyakit terhadap pencegahan penularan
Tuberkulosis Paru di tuberkulosis paru sectional. tuberkulosis paru tuberkulosis paru p = 0,006 dan
RSUD Labuang Baji yang ada di RSUD ada hubungan sikap keluarga
Makassar Labuang Baji terhadap pencegahan penularan
Makassar sebanyak tuberkulosis paru p = 0,001.
391 orang.
Sampel sebanyak 43
responden dengan
menggunakan teknik
sampling.
4 Novia Rizana, Pengetahuan, Sikap Variabel independen: Jenis penelitian Populasi sebanyak Hasil penelitian menunjukkan
Teuku Tahlil, Dan Perilaku Keluarga pengetahuan, sikap menggunakan 42 orang, pada dua terdapat pengaruh pendidikan
Mulyadi (2016) Dalam Pencegahan dan perilaku keluarga pendekatan Wilayah Kerja kesehatan terhadap peningkatan
Penularan Variabel dependen: eksperimental- Puskesmas, di pengetahuan (p=0,000),
Tuberkulosis Paru pencegahan penularan semu Wilayah Kerja terdapat pengaruh pendidikan
Tb paru Puskesmas Banda kesehatan terhadap perubahan
Sakti Kota sikap (p=0,000) dan terdapat
Lhokseumawe pengaruh pendidikan kesehatan
untuk kelompok terhadap perubahan perilaku
intervensi, dan pada keluarga dalam pencegahan
Wilayah Kerja penularan Tb paru (p=0,000) di
Puskesmas Muara Kota Lhokseumawe.
Dua untuk kelompok
kontrol.
Sampel pada
penelitian ini
menggunakan teknik
purposive sampling
yaitu 21 orang untuk
kelompok intervesi
dan 21 orang untuk
kelompok kontrol.

5 A.Rizki Amelia Hubungan Perilaku Variabel independen: Jenis penelitian Populasi sebanyak Hasil penelitian menunjukkan
AP, Nurbaeti, Keluarga Terhadap pengetahuan, sikap, yang 143 responden, bahwa tiga variabel yang
Alfina Pencegahan Penyakit tindakan digunakan pada Pengambilan sampel diteliti dimana Pengetahuan
Baharuddin, Menular Tuberkulosis Variabel dependen: penelitian ini secara keluarga tidak memiliki
Mita Yunita Sari Paru Di Wilayah Kerja pencegahan adalah simple random hubungan terhadap pencegahan
(2019) Puskesmas Kaluku tuberkulosis penelitian sampling ini teknik penyakit TB paru (p value:
Bodoa Tahun 2019 kuantitatif. penarikan 0,501), sikap keluarga tidak
Pendekatan sampel dengan memiliki hubungan terhadap
yang memberikan pencegahan penyakit TB paru
digunakan kesempatan yang (p value: 0,501) dan Tindakan
dalam sama bagi setiap keluarga tidak memiliki
penelitian ini anggota populasi hubungan terhadap pencegahan
yaitu cross untuk menjadi penyakit menular TB paru (p
sectional study sampel penelitian. value: 1,000).

6 Catur Setiya Hubungan Variabel independen: Jenis penelitian Sampel keluarga Hasil penelitian Analisis
Sulistiyana, Susi Pengetahuan dan pengetahuan, sikap kuantitatif pasien TB yang univariat menunjukan bahwa
Susanti (2017) Sikap Keluarga Pasien Variabel dependen: dengan berada di wilayah pengetahuan cukup didapatkan
Tuberkulosis Paru pencegahan penyakit pendekatan kerja puskesmas 17 responden (53,1%), sikap
dengan Upaya tuberkulosis cross Pegambiran dan cukup 20 responden (62,5%)
Pencegahan Penyakit sectional Kesunean, yang di dan upaya pencegahan baik 23
Tuberkulosis Paru di dapat dengan teknik responden (71,9%). Analisis
Wilayah Kerja simple random bivariat dengan uji korelasi
Puskesmas Kesunean sampling sebanyak spearman. pada taraf
dan Pegambiran Kota 32 responden kepercayaan 95%, pengetahuan
Cirebon memiliki hubungan dengan
upaya pencegahan penyakit
tuberkulosis (p= 0,010) dengan
Correlation Coefficient : 0,446,
sikap memiliki hubungan
dengan upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis (p=
0,019) dengan Correlation
Coefficient : 0,414. Analisis
multivariat dengan analisis
regresi logistik di dapatkan
bahwa variabel yang paling
mempengaruhi upaya
pencegahan penyakit TB adalah
pengetahuan dengan nilai p=
0,040 dengan nilai (OR =
0,096).
7 Fauzie Rahman, Pengetahuan Dan Variabel independen: Jenis penelitian Populasi banyak Hasil penelitian menggunakan
Adenan, Fahrini Sikap Masyarakat tingkat pengetahuan, adalah 24.410 orang, teknik uji chi square menunjukkan ada
Yulidasari, Nur Tentang Upaya sikap kuantitatif pengambilan sampel hubungan antara pengetahuan
Laily, Dian Pencegahan Variabel dependen: dengan menggunakan (p=0,000) dan sikap (p=0,000),
Rosadi, Aulia Tuberkulosis pencegahan pendekatan metode cluster dapat disimpulkan bahwa ada
Noor Azmi tuberkulosis cross sectional random sampling, hubungan pengetahuan dan
(2017) study. kemudian jumlah sikap dengan upaya
sampel ditentukan pencegahan tuberkulosis.
menggunakan rumus
slovin dan didapat
sampel sebanyak
100 orang.

8 Ishak Kenre, Faktor Yang Variabel independen: Jenis penelitian Populasi dalam Hasil penelitian yang dilakukan
Ikhwa, Eka Wati Berhubungan Dengan pengetahuan, kuantitatif penelitian ini menunjukkan bahwa ada
(2017) Motivasi Keluarga motivasi, sikap, mengggunakan adalah semua pasien hubunan antara pengetahuan
Dalam Pencegahan perilaku metode yang menderita dengan motivasi keluarga (p =
Penularan Penyakit Variabel dependen: deskriptif TB berada di 0,003), ada hubungan antara
TB pencegahan penularan analitik. wilayah kerja sikap dengan motivasi keluarga
TB Puskesmas (p = 0,014), dan ada hubungan
Maiwa Kabupaten antara perilaku dengan motivasi
Enrekang Tahun keluarga (p = 0,001).
2017. Kesimpulan penelitian ini
Sampel dalam adalah ada hubungan antara
penelitian ini pengetahuan, sikap dan
menggunakan perilaku dengan motivasi
purposive sampling keluarga dalam pencegahan
yaitu pasien yang penularan penyakit TB di
menderita TB berada wilayah kerja Puskesmas
di wilayah kerja Maiwa Kabupaten Enrekang
Puskesmas Maiwa Tahun 2017
Kabupaten Enrekang
Tahun 2017
sebanyak 41
responden.

9 Moh.Akbar, Hubungan Variabel independen: Jenis penelitian Populasi adalah Hasil penelitian menunjukkan
Endang Pengetahuan Pasien pengetahuan, perilaku adalah analitik seluruh pasien tidak ada hubungan antara
Lusiawati, TBC Dengan Perilaku Variabel dependen: dengan dengan TB Paru pengetahuan dengan perilaku
Rahayu (2016) Pencegahan Penularan pencegahan penularan pendekatan yang berada di pasien TB Paru dalam
Kepada Keluarga TB Cross Sectional wilayah kerja pencegahan penularan dengan
Di Puskesmas Sienjo Puskesmas Sienjo hasil uji Chi Square nilai p =
dengan jumlah 0,212 (p Value > 0,05)
Sampel sebanyak 36
orang yang dipilih
secara ”Accidental
sampling”

10 Wasis Setyo Hubungan Antara Variabel independen: Jenis penelitian Populasi seluruh Hasil penelitian yaitu terdapat
Bowo (2015) Tingkat Pengetahuan pengetahuan, sikap, besifat analitik penderita TB paru hubungan bermakna antara
Dan Sikap Terhadap perilaku dengan Di Wilayah Kerja pengetahuan tentang
Perilaku Pencegahan Variabel dependen: pendekatan Puskesmas Sungai pencegahan penularan TB paru
Penularan TB Paru pencegahan penularan cross sectional Durian Kabupaten dengan perilaku pencegahan
Pada Mantan TB paru Kubu Raya penularan TB paru di wilayah
Penderita TB Paru Di Sampel sebanyak kerja Puskesmas Sungai Durian
Wilayah Kerja 34 orang Kabupaten Kubu Raya
Puskesmas Sungai (p=0,048). Juga terdapat
Durian Kabupaten hubungan bermakna antara
Kubu Raya sikap terhadap pencegahan
penularan TB paru dengan
perilaku pencegahan penularan
TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Durian
Kabupaten Kubu Raya
(p=0,031).

Anda mungkin juga menyukai