Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL SKRIPSI

1. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB GASTRITIS DI WILAYAH PUSKESMAS


SEPATAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh setiap

makhluk hidup khususnya manusia. Kesehatan mencakup keadaan fisik, mental, dan

sosial sehingga setiap orang yang sehat akan memungkinkan hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Kesehatan menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan khususnya pada

anak-anak, remaja, maupun orang tua. Sebab, apabila seseorang tidak menjaga kesehatan

maka akan menurunkan produktivitas dan bahkan dapat meningkatkan angka kematian

(Benita, 2012).

Menurut Arikah dan Muniroh (2015), dalam lingkungan masyarakat tidak jarang

ditemukan seseorang mengalami penurunan produktivitas, keadaan tersebut tentunya

dialami oleh orang yang menderita sakit. Salah satu penyakit yang sangat sangat lazim

ditemukan di lingkungan masyarakat yaitu penyakit gastritis. gastritis merupakan salah

satu gangguan pencernaan akibat pola makan, dan hampir 10 persen penduduk dunia

menderita gastritis.

Gastritis merupakan masalah kesehatan yang masih sangat banyak ditemukan di

lingkungan masyarakat. Penyakit gastritis biasa dikenal dengan penyakit maag. gastritis

ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang disebabkan

oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan,

makan terlalu banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu pedas,

mengkonsumsi protein tinggi, kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan pedas, dan

minum kopi terlalu berlebihan (Huzaifah, 2017).


Gastritis termasuk proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Penyakit gastritis

dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis

kelamin, akan tetapi dari beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering

menyerang usia produktif (Tussakinah dkk, 2018).

Berdasarkan data dari badan penelitian kesehatan Dunia World Health

Organization (WHO) yang dikutip oleh Huzaifah (2017) menemukan bahwa, beberapa

negara yang mengalami angka persentase kejadian gastritis tertinggi di dunia diantaranya

adalah inggris 22%, China 31%, Jepang 14.5%, Kanada 35%, dan Perancis 29.5%.

penderita gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari seluruh penduduk setiap

tahunnya.

Arikah dan Muniroh (2015) menemukan bahwa, di Indonesia angka kejadian

Gastritis pada masyarakat tergolong masih sangat tinggi yaitu sebesar 40,8 persen dan

angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia masih cukup tinggi dengan angka

kejadian 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Sehingga, rata-rata disetiap

daerah di Indonesia persoalan yang menyangkut penyakit ini masih belum terpecahkan.

Menurut Huzaifah (2017), walaupun sampai saat ini resiko penyakit gastritis ini masih

sangat tinggi dan masalahnya belum terpecahkan, namun yang terjadi di kalangan usia

muda maupun masyarakat luas ternyata masih banyak yang tidak terlalu memperhatikan

kesehatan dan menjaga gaya hidup terutama dari apa yang dikonsumsi, penggunaan obat-

obatan, stres, infeksi bakteri, serta pola makan dan minum yang kurang baik. Untuk dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang prima dan sebaiknya mendeteksi lebih awal faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyebab penyakit tersebut.


Data laporan Sepuluh Besar penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

tahun 2018 kasus Gastritis menempati urutan ke Tiga dengan jumlah 20.820 kasus. Rata

– rata kunjungan pasien gastritis tahun 2019 di Puskesmas Sepatan 300 kasus perbulan

dan menempati urutan ke 3 sepuluh besar penyakit. Karakteristik pasien penderita

gastritis mulai dari anak sampai lansia, dengan Variasi penyebab-penyebab kejadian

gastritis atau kekambuhannya, stres pekerjaan, pola makan yang tidak teratur,

penggunaan obat-obatan, dan sebagainya.

Studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas sepatan pada bulan juli 2020

kunjungan pasien dengan gastritis mencapai 220 kasus, dengan rata – rata kunjungan 5-6

orang perhari. Adanya angka yang tinggi penderita gastritis ini perlu dilakukan penelitian

tentang faktor gaya hidup yang berhubungan dengan risiko kejadian gastritis di

Puskesmas Sepatan.

Sumber :

Lia Nova Rukmana dan Diyah Candra Anita. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kekambuhan Gastritis di SMA N 1 Ngaglik. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Muhammad Syafi’I dan Dina Andriani. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Berobat di Puskesmas. Jurnal Keperawatan
dan Fisioterafi (UKF). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nurul Hasanah. Aceh.
file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My
%20Documents/Downloads/281-Article%20Text-1613-1-10-20191030.pdf,
diakses pada tanggal 28/08/2020 jam : 09:06 WIB.
Tabel Matrik Penelitian Terkait

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB GASTRITIS DI WILAYAH PUSKESMAS SEPATAN


1 Lia Nova Faktor-Faktor Yang Varibel independen: Penelitian ini Populasi yaitu siswa Hasil : frekuensi kekambuhan
Rumana (2018) Mempengaruhi stress, konsumsi obat- menggunakan yang mengalami ringan sebanyak 20 responden
Kekambuhan Gastritis obatan, pola makan observasi gastritis yang (50%), pola makan kurang
di SMA N Ngaglik Variabel dependen : deskriptif berusia 15-18 tahun sebanyak 23 responden
frekuensi kekambuhan korelasi dengan di SMAN 1 Ngaglik (57,5%), stress sedang
gastritis pendekatan dengan jumlah sebanyak 17 responden
cross sectional. remaja 40 orang. (42,5%), konsumsi obat
Sampel dalam sebanyak 21 Responden
penelitian ini (52,5%). Terdapat hubungan
menggunakan teknik antara pola makan dengan
total sampling frekuensi kekambuhan gastritis
sebanyak 40 orang. sebesar 0,035, terdapat
hubungan antara stress dengan
frekuensi kekambuhan gastritis
sebesar 0,021 dan terdapat
hubungan antara pola makan
dengan frekuensi kekambuhan
gastritis sebesar 0,002.
2 Muhammad Faktor-Faktor Yang Varibel independen: Jenis penelitian Populasi adalah 35 Penelitian menunjukkan bahwa
Syafi’I, Dina Berhubungan Dengan umur, jenis kelamin, menggunakan orang. Teknik adanya hubungan faktor
Andriani (2019) Kejadian Gastritis pendidikan dan deskriptif pengambilan sampel kebiasaan makan dan kebiasaan
Pada Pasien Yang pekerjaan korelasi dengan dilakukan dengan minum kopi dengan kejadian
Berobat Di Puskesmas Variabel dependen : pendekatan cara accidental gastritis pada pasien
kejadian gastritis pada Case Control sampling. yang berobat di Puskesmas
pasien yang berobat di Lak-Lak Kecamatan Ketambe
puskesmas Kabupaten Aceh Tenggara
Tahun 2019 dimana diperoleh
nilai p=0,035 dan faktor
kebiasaan minum kopi
diperoleh nilai p=0,036.
Sementara faktor kebiasaan
merokok, kebiasaan konsumsi
alkohol dan stres tidak
berhubungan dengan kejadian
gastritis pada pasien yang
berobat di Puskesmas Lak-Lak
Kecamatan Ketambe
Kabupaten Aceh Tenggara
Tahun 2019 karena faktor
kebiasaan merokok diperoleh
nilai p=0,651, faktor kebiasaan
konsumsi alkohol nilai p=0,756
dan faktor stres diperoleh nilai
p=0,139.
3 Wahyu Sani, Analisis Faktor Variabel independen: Jenis penelitian Populasi dalam Hasil penelitian menunjukkan
Lymbran Tina, Kejadian Penyakit risiko, minum alkohol, adalah analitik penelitian iniadalah bahwa kebiasaan mrokok, jenis
Nur Nashriana Gastritis Pada Petani kebiasaan merokok, dengan semua petani nilam makanan, minum kopi, dan
Jufri (2017) Nilam di Wilayah jenis makanan, rancangan case yang berada Di Desa lama kerja merupakan
Kerja Puskesmas kebiasaan minum control study Kasimpa Jaya faktorrisiko kejadian gastritis
Tiworo Selatan kopi, lama kerja sebanyak 120 kasus. dan minum alkohol bukan
Kabupaten Muna Variabel dependen: Sampel dalam merupakan faktor penyebab
Barat Desa Kasimpa kejadian penyakit penelitian initerdiri penyakit gastritis dengan
Jaya Tahun 2016 gastritis pada petani dari 40 sampel kasus nilaimasing-masing, pada
nilam dan 40 sampel kebiasaan merokok (OR 1,286,
kontrol berdasarkan lower limit = 0,319, upper limit
matching (umur, = 5,186), jenis makanan
jenis kelamin & (OR4,678, lower limit = 1,193,
pekerjaan).  upper limit = 18,337),
kebiasaan minum kopi (OR
3,115, lower limit = 1,247,
upper limit= 7,781), dan lama
kerja (OR 2,067, lower limit =
0,776, upper limit = 5,507),
Hasil uji regresi logistik
menunjukan variabel jenis
makanan merupakan faktor
risiko yang paling dominan
dengan nilai Exp (B) = 5,172.

4 Elvanda Vandina Analisis Faktor Variabel independen: Jenis penelitian Populasi sebanyak Hasil penelitian diperoleh nilai
Romanda (2019) Dominan Yang pola makan, stres, menggunakan 114 mahasiswa koefisien korelasi antara pola
Berhubungan Dengan penggunaan obat- desain Fakultas makan dengan gastritis 0,0548
Gastritis Pada obatan, konsumsi deskriptif Keperawatan dengan taraf signifikasi 0,000
Mahasiswa Fakultas kopi, merokok analitik dengan Universitas (α<0,05), stres dengan gastritis
Keperawatan Variabel dependen: pendekatan Airlangga sebesar 0,326 dengan taraf
Universitas Airlangga gastritis retrospektif Sampel penelitian signifikasi 0,000 (α<0,05),
sebanyak 114 orang penggunaan obat-obatan
didapatkan dari total dengan gastritis sebesar 0,233
sampling dengan taraf signifikasi 0,013
(α<0,05), konsumsi kopi
dengan gastritis sebesar 0,269
dengan taraf signifikasi 0,004
(α<0,05) dan hasil nilai
koefisien korelasi antara
merokok dengan gastritis
sebesar 0,128 dengan taraf
signifikasi 0,174 (α<0,05).

5 Endah Sari Analisis Faktor Gaya Variabel independen: Jenis penelitian Populasi dalam Hasil penelitian uji statistik
Pubaningsih Hidup Yang faktor gaya hidup adalah penelitian ini adalah tentang pola makan dengan
(2020) Berhubungan Dengan (pola makan, deskriptif seluruh pasien yang kejadian gastritis berulang
Risiko Kejadian merokok, penggunaan analitik dengan didiagnosa gastritis diperoleh nilai p = 0,000 < α =
Gastritis Berulang obat, tingkat stres, menggunakan 120 responden dan 0,05. tentang merokok dengan
minum alkohol), study cross jumlah sampel yang kejadian gastritis berulang nilai
inflamasi sectional diambil adalah 55 p = 0,009 < α = 0,05,
Variabel dependen: responden, penggunaan Obat dengan
gastritis berulang pengambilan sampel kejadian gastritis berulang
dengan cara diperoleh nilai p = 0,000 < α =
accidental sampling. 0,05, tingkat stres dengan
kejadian gastritis berulang
diperoleh nilai p = 0,000 < α =
0,05, minum alkohol dengan
kejadian gastritis berulang
diperoleh nilai p = 0,000 < α =
0,05.
6 Rismia Kejadian Gastritis di Variabel independen: Jenis penelitian Populasi penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Agustina, RSUD Ratu Zalecha pola makan, jenis kuantitatif adalah semua klien bahwa dari keseluruhan
Azizah, Agianto Martapura makanan, penggunaan dengan metode dengan gastritis responden, 66,7% memiliki
(2016) obat-obatan, stres, deskriptif yang dirawat di pola makan tidak baik, 57,6%
perokok, minum ruang penyakit memiliki jenis makanan yang
alkhohol dalam RSUD Ratu tidak baik, 63,6% sering
Variabel dependen: Zalecha Martapura menggunakan obat-obatan anti
gastritis Sampel diambil nyeri dan anti inflamasi, 81,8%
dengan cara mengaku memiliki stres
consecutive pekerjaan, 63,6% bukan
sampling sebanyak perokok, dan 78,7% bukan
33 orang peminum alkohol.

7 Abdul Muhith, Pengaruh Pola Makan Variabel independen: Jenis penelitian Populasi dalam Hasil penelitian menunjukkan
Sandu Siyoto dan Meroko Terhadap pola makan (dengan mengunakan penelitihan adalah bahwa sebagian besar (72%)
(2016) Kejadian Gastritis indikator jenis uji statistik semua lansia di lansia memiliki pola makan
Pada Lansia makanan; freuensi dan regresi logistik. wilayah kerja tidak teratur dan hampir
kebiasaan makan) dan puskesmas Menganti seluruh (86%) lansia
merokok Gresik berjumlah 98 merupakan peerokok berat.
Variabel dependen: lansia yang hasil analisis data dengan uji
kejadian gastritis mengalami gastritis. regresi logistik, menunjukkan
Teknik sampling ada hubungan antara pola
mengunakan random makan dengan kejadian
sampling, sampel gastritis (p =0,006), dan antara
penelitihan pola makan dengan merokok (p
berjumlah 49 orang =0,033). Disimpulkan bahwa
lansia di wilayah ada pengaruh antara pola
kerja puskesmas makan dan rokok dengan
Menganti Gresik. kejadian gastritis pada lansia.
Disarankan kepada masyarakat
lansia untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pola
makan teratur dan
menghentikan kebiasaan
merokok untuk mencegah
terjadinya gastritis.

8 Silvi Imayani, Gastritis dan Faktor- Variabel independen: Jenis penelitian Populasi kasus Hasil penelitian diperoleh hasil
Myrnawati CH, Faktor Yang makan, stres, merokok survei bersifat adalah penderita ada pengaruh yang signifikan
Juneris Berpengaruh (Studi Variabel dependen: analitik dengan gastritis yang pernah pola makan, stres dan rokok
Aritonang Kasus Kontrol) di kejadian gastritis menggunakan berobat di Wilayah dengan kejadian gastritis di
(2017) Wilayah Kerja desain kasus Kerja Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Bebesen kontrol. Bebesen Kabupaten Bebesen Kabupaten Aceh
Kabupaten Aceh Aceh Tengah Tahun Tengah Tahun 2017. Pola
Tengah Tahun 2017 2016 sabanyak 250 makan merupakan faktor yang
orang (Januari – paling dominan yang
Desember 2016) berpengaruh terhadap kejadian
jumlah sampel kasus gastritis dengan nilai (OR =
pada penelitian ini 10.150), stress dengan nilai
yaitu sebanyak 23 (OR = 9,109) dan merokok
orang dan kontrol dengan nilai (OR = 0.209).
sebanyak 46 orang
dengan analisa data
yang diuji
menggunakan uji
regresi logistic.

9 Luluk Ulyatul Hubungan Tingkat Variabel independen: Jenis penelitian Populasi penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Khusna (2016) Pengetahuan Dengan tingkat pengetahuan adalah adalah pasien usia bahwa sebagian besar
Upaya Pencegahan Variabel dependen: deskriptif 20-44 tahun di responden mempunyai tingkat
Kekambuhan Gastritis upaya pencegahan korelasional puskesmas Gatak pengetahuan tentang gastritik
di Wilayah Kerja kekambuhan gastritis dengan Sukoharjo yang yang tinggi (47,1%), sebagian
Puskesmas Gatak rancangan berjumlah 231 orang besar responden dalam upaya
Sukoharjo cross sectional Sampel sebanyak 70 pencegahan kekambuhan
orang dengan teknik gastritik tergolong baik
proportional (47,1%) dan ada hubungan
random sampling. signifikan tingkat pengetahuan
tentang gastritis dengan upaya
pencegahan kekambuhan pada
pasien gastritis p value = 0,001
di Wilayah Kerja Puskesmas
Gatak Sukoharjo.
10 Elizabeth P. Faktor-Faktor Yang Variabel independen: Jenis penelitian Populasi berjumlah Hasil penelitian analisis
Raintung, Wulan Mempengaruhi usia, jenis kelamin, ialah kuantitatif 124 remaja univariat menunjukkan 55%
P.J Kaunang, Kejadian Gastritis Di jenis makanan dan dengan desain Sampel berjumlah responden menderita gastritis.
Nancy S.H Puskesmas Ranotana pola makan potong lintang 124 responden Analisis bivariat dengan uji
Malonda (2019) Weru Kota Manado Variabel dependen: chi-square mendapatkan
kejadian gastritis adanya hubungan antar variabel
sebagai berikut: antara usia
dengan gastritis (p=0,003);
jenis kelamin dengan gastritis
(p=0,004); jenis makanan
dengan gastritis (p=0,023);
serta pola makan dengan
gastritis (p=0,000). Tidak
didapatkan hubungan antara
frekuensi makan dengan
gastritis (p=0,165), dan antara
porsi makan dengan gastritis
(p=0,436).

Anda mungkin juga menyukai