Abstrak
Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung yang di tandai dengan nyeri ulu hati, mual,
kembung dan rasa perih di Epigastrium .Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pola makan
dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan
pendekatan Cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang ke Puskesmas
Setu dengan jumlah populasi 4400 pasien dan tehnik sampling yang digunakan adalah probability sampling
yaitu sebanyak 98 responden . Pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan berupa kuesioner pada
fresponden untuk diisi. Setelah data terkumpul kemudian data diolah, diedit dan ditabulasi, kemudian data
dianalisa dengan menggunakan uji statistic SPSS 21,0 dengan tingkat kemaknaan p < (α) = 0,05. Hasil
penelitian menunjukan bahwa frekkuensi makan memiliki hubungan dengan kejadian gastritis dengan nilai
p =0,04<0,05 (α), jenis makanan memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gastritis dengan nilai
p=0,015 <0,05 (α) dan portsi makan memiliki hubuingan yang cukup bermakna dengan kejadian gastritis
dengan nilai p=0,023<(α). Dapat disimpulkan bahwa frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan
memiliki hubungan dengan kejadian gastritis , dan disarankan kepada penderita gastritis unutk mengatur pola
makan sehingga tidak memicu terjadinya peningkatan asam lambung.
Kata kunci. Pola makan, kejadian gastritis
Abstract
Gastritis is inflammation of the gastric mucosa marked with heartburn, nausea, bloating and pain in
the epigastrium. The purpose of this study is to know the relationship between diet and gastritis in Setu I
health center. This study uses analytical research methods with cross sectional approach. . The sample in this
study were all patients who came to the Setu Community Health Center with a population of 4400 patients
and the sampling technique used was probability sampling as many as 98 respondents. Data collection by
giving questions in the form of a questionnaire on the respondent to be filled. After the data is collected then
the data is processed, edited and tabulated, then the data is analyzed using the SPSS 21.0 statistical test with
significance level p <(α) = 0.05. The results showed that eating frequency has a relationship with the
incidence of gastritis with a value of p = 0.04 <0.05 (α), the type of food has a significant relationship with
the incidence of gastritis with a value of p = 0.015 <0.05 (α) and portability of eating have significant
correlation with the incidence of gastritis with a value of p = 0.023 <(α). It can be concluded that the
frequency of eating, type of food and portion of food has a relationship with the incidence of gastritis, and it
is recommended to patients with gastritis to regulate the diet so that it does not trigger an increase in stomach
acid. 05 (α) and food intake have a significant relationship with the incidence of gastritis with a value of p =
0.023 <(α). It can be concluded that the frequency of eating, type of food and portion of food has a
relationship with the incidence of gastritis, and it is recommended to patients with gastritis to regulate the
diet so that it does not trigger an increase in stomach acid. 05 (α) and food intake have a significant
relationship with the incidence of gastritis with a value of p = 0.023 <(α). It can be concluded that the
frequency of eating, type of food and portion of food has a relationship with the incidence of gastritis, and it
is recommended to patients with gastritis to regulate the diet so that it does not trigger an increase in stomach
acid.
Keywords. Eating patterns, gastritis events
Pendahuluan Metode
Dua masalah yang di hadapi dalam Jenis penelitian yang digunakan
pembangunan adalah penyakit menulan dalam penelitian ini adalah analitik dengan
dan peningkayan penyakit tidak menular pendekatan cross sectional, dimana
(PTM). Penyakit tidak menular merupakan variable dependen dan independent di
penyakit yang dapat disebabkan oleh gaya dapat dari data primer yang dikumpulkan
hidup, salah satu penyakit yang dapat dalam waktu yang bersamaan dengan
disebabkan oleh gaya hidup adalah menggunakan kuestioner.
gastritis. Populasi pada penelitian ini jumlah
WHO (2012) menyebutkan bahwa pasien puskesmas setu I pada bulan januari
insiden gastritis didunia sekitar 1,8 – 2,1 dan februari sebanyak 4400. Tehnik
juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya. pengambilan sampel adalah probability
Sedangkan di asia tenggara sekitar 583.635 samling yaitu pengambilan sampling yang
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. memberikan peluang atau kesempatan
Kemenkes (2015) angka kejadian gastritis yang sama bagi setiap unsur atau anggota
di Indonesia tepatnya di jawa barat populasi untuk dipilih menjadi sampel
mencapai 31,2%. Berdasarkan hasil (Sugiyono,2017). Besar sampel dihitung
penelitian dan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan rumus
Depkes RI (2013) angka kejadian tertinggi N
N=1+N(𝑑2 )
mencapai 91,6% di kota medan ,dan
Diperoleh hasil 98 responden.
dibeberapa kota lainnya seperti Surabaya
Pengumpulan data dilakukan dengan
31,2%. Denpasar 46%, Jakarta 50%,
kuesioner. Analisa data pada penelitian ini
Bandung 32,5% Palembang 35,35% Aceh
dilakukan menggunakan uji statistic SPSS
31,7% dan Pontianak 31,2%. Di
21,0 , terdiri dari analisis univariat dan
Puskesmas Setu I pada tahun 2019
bivariat. Analkisis univariat dilakukan
pennderita gastritis menduduki urutan ke
dengan membuat table distribusi frekuensi
empat dari sepuluh besar penyakit
tiap variable. Analisis bivariat dilakukan
terbanyak di Puskesmas Setu I.
dengan menguji hubungan antara vaiabel
Pola makan merupakan cara atau
dependen dan independen
kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi
maknan yang dilakukan secara berulang-
Hasil
ulang. Banyak factor yang mempengaruhi
Analisa Univariat
pola makan seseorang seperti sosial
budaya, Pendidikan, ekonomi, agama,
Table 1
lingkungan dan kebiasaan.
Distribusi Responden Berdasarkan
Pola makan yang tidak baik dapat
Karakteristik Responden
menyebabkan berbagai penyakit salah
Karakteristik responden n %
satunya adalah gastritis.
Tujuan penelitian ini adalah Frekluensi makan
diketahuinya hubungan pola makan Tidak teratur 60 61,2
dengan kejadian gastritis di Puskesmas Teratur 38 38,8
Setu I
Selain makanan dan minuman diatas Makan porsi kecil akan mencegah
rokok juga bisa menyebabkan gastritis. pencernaan kita terganggu dan tubuh akan
bahan kimia yang terkandung didalam berfungsi secara efesien. Beberapa
rokok merupakan zat-zat yang sangat penelitian dilkukan di universitas di
merugikan bagi kesehatan . Bukan hanya California dan new Mexico menyatakan
buruk untuk system pernafasan rokok juga mereka yang makan berkali-kali dalam
dapat memicu penyakit di system porsi kecil memiliki kadar glukosa,
pencernaan. Terdapat lebih dari 300 bahan insulin, dan kolesterol yang lebih sehat.
kimia yang terkandung didalamnya, salah
Kesimpulan
satu kandungan zat kimia didalam rokok
Kesimpulan yang didapat dari hasil
adalah nikotin, Nikotin ini dapat
penelitian ini adalah ada hubungan yang
menghilangkan rasa lapar , hal itulah yang
signifikan antara pola makan dengan
menyebabkan orang yang merokok tahan
kejadian gastritis di Puskesmas Setu I.
untuk tidak makan jika sudah merokok.
Dengan adanya penelitian ini
Penelitian yang dilakukan maria diharapkan agar instansi mengadakan
novianty (2017) yang berjudul Hubungan penyuluhan kepada masyarakat tentang
Prilaku Merokok Dengan Kejadian pola makan sehat untuk mencegah
Gastritis Pada Mahasiswa Tehnik Sipil terjadinya gastritis.
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang dikatakan bahwa ada hubungan Referensi
yang sangat kuat antara perilaku merokok Muniroh Lailatul ( 2017). Riwayat
dengan kejadian gastritis dengan nilai Makanan Yang Meningkatkan Asam
Pvalue (0,00) < α (0,05) . disitu juga Lambung Sebagai Faktor Risiko
dijelaskan bahwa zat racun dalam rokok Gastritis , Jurnal of the Indonesian
dapat mengakibatkan kerusakan atau luka nutrition association, Vol 38, No 1
pada lambung. Selain itu rokok juga
menurunkan sekresi bikarbonat dari Novianty, Maria (2017). Hubungan
pancreas keduodenum sehingga Prilaku Merokok Dengan Kejadian
Gastritis Pada Mahasiswa Tehnik
mengakibatkan keasaman duodenum lebih
tinggi pada perokok. Sipil Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang, Nursing news,
Dari table 5.2.3 Hasil penelitian Vol 2, Nomo 1.
menunjukan ada hubungan antara porsi
makan dengan kejadian gastritis. Porsi Profil Puskesmas Setu I tahun 2019.
makan dalam porsi besar dapat Rosalia dkk. (2017). Hubungan Konsumsi
menyebabkan refluks isi lambung yang Alkohol Dengan nyeri Lambung
pada akhirnya membuat kekuatan dinding Pada Mahasiswa Lakilaki Program
lambung menurun, selain itu apabila Studi Teknik Sipil Universitas
jumlah kalori yang masuk berlebih bisa Tribhuwana Tunggadewi Malang ,
mengakibatkan kelebihan berat badan. nursing news, vol 2, nomor 3.
Untuk penderita gastritis dianjurkan
untuk makan dalam porsi kecil. Sering