Anda di halaman 1dari 7

52 | ISSN : 2686 - 4614

Pengaruh Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis di Puskesmas Setu I

Asep Barkah, Indah Agustiyani


Stikes Abdi Nusantara Jakarta
E-mail: indah2179@gmail.com

Abstrak
Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung yang di tandai dengan nyeri ulu hati, mual,
kembung dan rasa perih di Epigastrium .Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pola makan
dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan
pendekatan Cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang ke Puskesmas
Setu dengan jumlah populasi 4400 pasien dan tehnik sampling yang digunakan adalah probability sampling
yaitu sebanyak 98 responden . Pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan berupa kuesioner pada
fresponden untuk diisi. Setelah data terkumpul kemudian data diolah, diedit dan ditabulasi, kemudian data
dianalisa dengan menggunakan uji statistic SPSS 21,0 dengan tingkat kemaknaan p < (α) = 0,05. Hasil
penelitian menunjukan bahwa frekkuensi makan memiliki hubungan dengan kejadian gastritis dengan nilai
p =0,04<0,05 (α), jenis makanan memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gastritis dengan nilai
p=0,015 <0,05 (α) dan portsi makan memiliki hubuingan yang cukup bermakna dengan kejadian gastritis
dengan nilai p=0,023<(α). Dapat disimpulkan bahwa frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan
memiliki hubungan dengan kejadian gastritis , dan disarankan kepada penderita gastritis unutk mengatur pola
makan sehingga tidak memicu terjadinya peningkatan asam lambung.
Kata kunci. Pola makan, kejadian gastritis

Abstract
Gastritis is inflammation of the gastric mucosa marked with heartburn, nausea, bloating and pain in
the epigastrium. The purpose of this study is to know the relationship between diet and gastritis in Setu I
health center. This study uses analytical research methods with cross sectional approach. . The sample in this
study were all patients who came to the Setu Community Health Center with a population of 4400 patients
and the sampling technique used was probability sampling as many as 98 respondents. Data collection by
giving questions in the form of a questionnaire on the respondent to be filled. After the data is collected then
the data is processed, edited and tabulated, then the data is analyzed using the SPSS 21.0 statistical test with
significance level p <(α) = 0.05. The results showed that eating frequency has a relationship with the
incidence of gastritis with a value of p = 0.04 <0.05 (α), the type of food has a significant relationship with
the incidence of gastritis with a value of p = 0.015 <0.05 (α) and portability of eating have significant
correlation with the incidence of gastritis with a value of p = 0.023 <(α). It can be concluded that the
frequency of eating, type of food and portion of food has a relationship with the incidence of gastritis, and it
is recommended to patients with gastritis to regulate the diet so that it does not trigger an increase in stomach
acid. 05 (α) and food intake have a significant relationship with the incidence of gastritis with a value of p =
0.023 <(α). It can be concluded that the frequency of eating, type of food and portion of food has a
relationship with the incidence of gastritis, and it is recommended to patients with gastritis to regulate the
diet so that it does not trigger an increase in stomach acid. 05 (α) and food intake have a significant
relationship with the incidence of gastritis with a value of p = 0.023 <(α). It can be concluded that the
frequency of eating, type of food and portion of food has a relationship with the incidence of gastritis, and it
is recommended to patients with gastritis to regulate the diet so that it does not trigger an increase in stomach
acid.
Keywords. Eating patterns, gastritis events

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021


53 | ISSN : 2686 - 4614

Pendahuluan Metode
Dua masalah yang di hadapi dalam Jenis penelitian yang digunakan
pembangunan adalah penyakit menulan dalam penelitian ini adalah analitik dengan
dan peningkayan penyakit tidak menular pendekatan cross sectional, dimana
(PTM). Penyakit tidak menular merupakan variable dependen dan independent di
penyakit yang dapat disebabkan oleh gaya dapat dari data primer yang dikumpulkan
hidup, salah satu penyakit yang dapat dalam waktu yang bersamaan dengan
disebabkan oleh gaya hidup adalah menggunakan kuestioner.
gastritis. Populasi pada penelitian ini jumlah
WHO (2012) menyebutkan bahwa pasien puskesmas setu I pada bulan januari
insiden gastritis didunia sekitar 1,8 – 2,1 dan februari sebanyak 4400. Tehnik
juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya. pengambilan sampel adalah probability
Sedangkan di asia tenggara sekitar 583.635 samling yaitu pengambilan sampling yang
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. memberikan peluang atau kesempatan
Kemenkes (2015) angka kejadian gastritis yang sama bagi setiap unsur atau anggota
di Indonesia tepatnya di jawa barat populasi untuk dipilih menjadi sampel
mencapai 31,2%. Berdasarkan hasil (Sugiyono,2017). Besar sampel dihitung
penelitian dan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan rumus
Depkes RI (2013) angka kejadian tertinggi N
N=1+N(𝑑2 )
mencapai 91,6% di kota medan ,dan
Diperoleh hasil 98 responden.
dibeberapa kota lainnya seperti Surabaya
Pengumpulan data dilakukan dengan
31,2%. Denpasar 46%, Jakarta 50%,
kuesioner. Analisa data pada penelitian ini
Bandung 32,5% Palembang 35,35% Aceh
dilakukan menggunakan uji statistic SPSS
31,7% dan Pontianak 31,2%. Di
21,0 , terdiri dari analisis univariat dan
Puskesmas Setu I pada tahun 2019
bivariat. Analkisis univariat dilakukan
pennderita gastritis menduduki urutan ke
dengan membuat table distribusi frekuensi
empat dari sepuluh besar penyakit
tiap variable. Analisis bivariat dilakukan
terbanyak di Puskesmas Setu I.
dengan menguji hubungan antara vaiabel
Pola makan merupakan cara atau
dependen dan independen
kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi
maknan yang dilakukan secara berulang-
Hasil
ulang. Banyak factor yang mempengaruhi
Analisa Univariat
pola makan seseorang seperti sosial
budaya, Pendidikan, ekonomi, agama,
Table 1
lingkungan dan kebiasaan.
Distribusi Responden Berdasarkan
Pola makan yang tidak baik dapat
Karakteristik Responden
menyebabkan berbagai penyakit salah
Karakteristik responden n %
satunya adalah gastritis.
Tujuan penelitian ini adalah Frekluensi makan
diketahuinya hubungan pola makan Tidak teratur 60 61,2
dengan kejadian gastritis di Puskesmas Teratur 38 38,8
Setu I

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021


54 | ISSN : 2686 - 4614

Berdasarkan table 1 diketahui bahwa Kejadian Gastritis


dari 98 responden yang memili frekuensi Frekuensi Total P
Penderita Bukan
makan yang tidak teratur sebanyak 60 makan Value
responden (61,2%) lebih besar daripada N % N % N %

responden yang memiliki frekuensi makan Tidak


teratur 42 70 18 47,4 60 61,2 0,043
teratur sebanyak 38 responden (38,8).
Teratur 18 30 20 52,6 38 38,8
Table 2
Distribusi Responden Berdasarkan Dari table 4 digambarkan dari 98
Karakteristik Responden jumlah responden, penderita gastritis yang
Karakteristik responden n % frekuensi makannya tidak teratur ada 42
responden (70%) lebih banyak dari jumlah
Jenis makanan
penderita gastritis yang pola makannya
Merangsang 50 51,0
teratur 18 responden (30%). Sedangkan
Tidak merangsang 48 49,0 yang bukan penderita gastritis yang
memiliki frekuensi makan tidak teratur 18
Tabel 2 menggambarkan bahwa responden (47,4%), dan bukan penderita
responden yang mengkonsumsi makanan gastritis yang pola makannya teratur lebih
yang merangsang sebanyak 50 responden banyak yaitu 20 responden (52,6%). Dari
(51%). Sedangkan yang mengkonsumsi 98 responden yang frekuensi makannya
makanan yang tidak merangsang 48 tidak teratur 60 responden 61,2%)
responden (49%). sedangkan yang frekuensi makannya
teratur 38 responden(38,8%). Dari hasil
Tabel 3 uji statistic nilai Pvalue (0,043)< α(0,05)
Distribusi Responden Berdasarkan yang berarti bahwa H0 ditolak , berarti ada
Karakteristik Responden hubungan antara frekuensi makan dengan
Karakteristik responden n % kejadian gastritis.
Porsi makan
Salah 49 50 Tabel. 5
Hubungan Jenis Makanan Dengan
Benar 49 50
Kejadian Gastritis
Kejadian Gastritis
Karakteristik responden berdasarkan Jenis Total P
Penderita Bukan
porsi makan, Jumlah responden yang porsi makanan Value
N % N % N %
makannya sudah benar dengan responden Merangsang 37 61,7 13 34,2 50 51
yang porsi makannya masih salah tidak 0,015
berimbang jumlahnya yaitu 49 responden merangsang 23 38,8 25 65,8 48 49

Analisa Bivariat Dari tabel 5 didapati hasil jumlah


Table 4 penderita gastritis yang sering
Hubungan Frekuensi Makan Dengan mengkonsumsi jenis makanan yang
Kejadian Gastritis merangsang asam lambung ada 37
responden (61,7%) dan yang tidak

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021


55 | ISSN : 2686 - 4614

mengkonsumsi makanan yang merangsang porsi makan dengan kejadian gastritis di


asam lambung ada 23 responden (38,8%). Puskesmas Setu I.
Responden yang bukan penderita gastritis
yang sering mengkonsumsi makanan yang Pembahasan
merangsang asam lambung ada 13 Frekuensi makan adalah beberapa
responden (34,2%) lebih sedikit dari yang kali makan dalam sehari meliputimakan
tidak mengkonsumsi jenis makanan yang pagi, makan siang, makan malam dan
merangsang asam lambung 25 responden makanan selingan (Depkes, 2013). Dari
(65,8%). Dari jumlah responden 98 orang, hasil pengumpulan kuesioner didapati
yang serinmg mengfkonsumsi makanan bahwa responden yang frekuensi
yang merangsang asam lambung ada 50 makannya tidak teratur lebih banyak
responden (51%), sedangkan yang tidak disbanding dengan responden yang
mengkonsumsi makanan yang merangsang frekuensi makannya teratur. Hal ini bisa
asam lambung 48 responden (49%). Hasil disebabkan karena banyak responden
uji statistic didapati hasil Pvalue 0,015< α yang tidak sempat sarapan sebelum
(0,05) yang artinya H0 ditolak yaitu ada beraktivitas karena tidak sempat, dan ada
hubungan yang signifikan antara jenis juga yang tidak makan siang karena terlalu
makanan yang merangsang asam lambung sibuk dengan pekerjaannya.
dengan kejadian gastritis. Responden yang sering
mengkonsumsi jenis makanan yang
Tabel. 6 merangsang asam lambung jumlahnya
Hubungan Porsi Makan Dengan lebih banyak. Responden laki-laki banyak
Kejadian Gastritis yang merokok sedangkan responden
Kejadian Gastritis wanita banyak yang menyukai makanan
Porsi Total P
Penderita Bukan yang pedas dan asam seperti sambal dan
Makan Value
N % N % N % rujak.
Salah 46 60 13 34,2 49 50 Porsi makan responden dalam
0,023
Benar 24 40 25 65,8 49 50 penelitian ini memiliki jumlah yang
imbang antara responden yang porsi
Dari table 6 Jumlah penderita makannya siudah benar dan responden
gastritis yang porsi makannya salah ada 46 yang pola makannya masih belum benar.
responden (60%) lebih banyak dari Frekuensi makan yang tidak teratur
penderita gastritis yang pola makannya mudah terkena gastritis, Secara alami
benar 24 responden (40%). Bukan lambung akan terus memproduksi asam
penderita gastritis yang pola makannya lambung setiap waktu dalam jumlah yang
salah ada 13 responden (34,2%) lebih kecil setelah 4-6 jam sesudah makan
sedikit dari yang porsi makannya benar 25 biasanya glukosa darah telah banyak
responden (65,8%). Jadi dari 98 responden terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
yang porsi makannya salah ada 49 merasakan lapar dan pada saat itu jumlah
responden (50%) sama dengan yang porsi asam lambung terstimulasi. Bila seseorang
makannya benar 49 responden (50%). telat makan sampai 2-3 jam maka, asam
Hasil uji statistic nilai Pvalue 0,023 < α lambung yang diproduksi semakin banyak
(0,05) yang artinya ada hubungan antara

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021


56 | ISSN : 2686 - 4614

dan berlebihan sehingga dapat mengiritasi kembung. beberapa penelitian


mukosa lambung sehingga menimbulkan menunjukan bahwa kafein mengendurkan
rasa nyeri di sekitar epigastrium (Burnner esofagus atau kerongkongan.
dan Suddarth, 2010).
Dalam penelitian yang dilakukan
Frekuensi makan yang tidak teratur Rosalia dkk (2017) dijelaskan bahwa
dapat disebabkan oleh beberapa hal salah konsumsi alkohol dengan dosis rendah dan
satunya adalah pekerjaan, tututan sedang , dapat menyebabkan perubahan
pekerjaan yang ditunggu deadline pada produksi asam lambung, dan cedera
membuat orang lupa untuk memenuhi pada mukosa lambung, serta
kebutuhan nutrisinya terutama dalam mempengaruhi pergerakan lambung dan
menjaga pola makan. Pola kerja super usus. Sedangkan pada dosis tinggi alkohol
sibuk dapat menyebabkan stress karena bisa menyebabkan luka pada lambung dan
tekanan kerja yang tinggi membuat pekerja perdarahan. Alkohol mengandung etanol
kantoran sangat rentan mengalami yang dapat merusak mukosa lambung,
penyakit gastritis. Menurut para ahli mengganggu pertahanan mukosa lambung
kedokteran menyatakan kenaikan asam dan memungkinkan difusi kembali asam
lambung dapat disebabkan oleh stress atau lambung dan pepsin kedalam jaringan
ketegangan kejiwaan. Walaupun pekerjaan lambung hal ini menimbulkan peradangan
bukan merupakan factor penyebab gastritis
Lailatul muniroh (2017) dalam
tapi stress yang diakibatkan oleh pekerjaan
penelitiannya mengatakan bahwa
dapat menyebabkan gastritis.
responden yang memiliki riwayat
Pada table 5.2.2 digambarkan bahwa kebiasaan konsumsi sambal 3 sendok teh
jenis makanan memiliki peranan dalam atau lebih sebagian besar mengalami
terjadinya gastritis , dengan peluang gastritis, rasa pedas pada sambal
kejadian 3x bagi orang yang sering merupakan salah satu bahan makanan
mengkonsumsi makanan yang merangsang yang dapat meningkatkan produksi asam
asam lambung seperti alkohol, rokok, kopi, lambung sehingga suasana asam
makanan asam, pedas, makanan yang lambung dapat menjadi semakin
mengandung gas dan berlemak. Dalam tinggi.jika ditambah lagi ada perlukaan
penilitian yang dilakukan berta Yolanda dimukosa lambung makan tercipta
S(2015) dijelaskan bahwa Kopi adalah sensasi perih di ulu hati.
minuman yang terdiri dari berbagai jenis
Makanan berlemak juga
bahan dan senyawa kimia , termasuk
berpengaruh pada penderita gastritis ,
lemak, karbohidrat, asam amino, asam
karena makanan yang berlemak
nabati yang disebut dengan fenol, vitamin
membutuhkan waktu yang lebih lama
dan mineral. Kafein yang terkandung
untuk dicerna. Kandungan lemak harus
dalam kopi dapat mempercepat
dipecah menjadi partikel yang lebih kecil
terbentuknya asam lambung,asam
agar bisa diserap oleh usus halus.
lambung yang berlebihan dapat
Semakin lama di lambung maka lambung
menyebabkan produksi gas dalam
akan memproduksi asam lambung lebih
lambung berlebih sehingga menimbulkan
banyak pula untuk membantu mencerna .

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021


57 | ISSN : 2686 - 4614

Selain makanan dan minuman diatas Makan porsi kecil akan mencegah
rokok juga bisa menyebabkan gastritis. pencernaan kita terganggu dan tubuh akan
bahan kimia yang terkandung didalam berfungsi secara efesien. Beberapa
rokok merupakan zat-zat yang sangat penelitian dilkukan di universitas di
merugikan bagi kesehatan . Bukan hanya California dan new Mexico menyatakan
buruk untuk system pernafasan rokok juga mereka yang makan berkali-kali dalam
dapat memicu penyakit di system porsi kecil memiliki kadar glukosa,
pencernaan. Terdapat lebih dari 300 bahan insulin, dan kolesterol yang lebih sehat.
kimia yang terkandung didalamnya, salah
Kesimpulan
satu kandungan zat kimia didalam rokok
Kesimpulan yang didapat dari hasil
adalah nikotin, Nikotin ini dapat
penelitian ini adalah ada hubungan yang
menghilangkan rasa lapar , hal itulah yang
signifikan antara pola makan dengan
menyebabkan orang yang merokok tahan
kejadian gastritis di Puskesmas Setu I.
untuk tidak makan jika sudah merokok.
Dengan adanya penelitian ini
Penelitian yang dilakukan maria diharapkan agar instansi mengadakan
novianty (2017) yang berjudul Hubungan penyuluhan kepada masyarakat tentang
Prilaku Merokok Dengan Kejadian pola makan sehat untuk mencegah
Gastritis Pada Mahasiswa Tehnik Sipil terjadinya gastritis.
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang dikatakan bahwa ada hubungan Referensi
yang sangat kuat antara perilaku merokok Muniroh Lailatul ( 2017). Riwayat
dengan kejadian gastritis dengan nilai Makanan Yang Meningkatkan Asam
Pvalue (0,00) < α (0,05) . disitu juga Lambung Sebagai Faktor Risiko
dijelaskan bahwa zat racun dalam rokok Gastritis , Jurnal of the Indonesian
dapat mengakibatkan kerusakan atau luka nutrition association, Vol 38, No 1
pada lambung. Selain itu rokok juga
menurunkan sekresi bikarbonat dari Novianty, Maria (2017). Hubungan
pancreas keduodenum sehingga Prilaku Merokok Dengan Kejadian
Gastritis Pada Mahasiswa Tehnik
mengakibatkan keasaman duodenum lebih
tinggi pada perokok. Sipil Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang, Nursing news,
Dari table 5.2.3 Hasil penelitian Vol 2, Nomo 1.
menunjukan ada hubungan antara porsi
makan dengan kejadian gastritis. Porsi Profil Puskesmas Setu I tahun 2019.
makan dalam porsi besar dapat Rosalia dkk. (2017). Hubungan Konsumsi
menyebabkan refluks isi lambung yang Alkohol Dengan nyeri Lambung
pada akhirnya membuat kekuatan dinding Pada Mahasiswa Lakilaki Program
lambung menurun, selain itu apabila Studi Teknik Sipil Universitas
jumlah kalori yang masuk berlebih bisa Tribhuwana Tunggadewi Malang ,
mengakibatkan kelebihan berat badan. nursing news, vol 2, nomor 3.
Untuk penderita gastritis dianjurkan
untuk makan dalam porsi kecil. Sering

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021


58 | ISSN : 2686 - 4614

Smeltzer, Suzanne C. (2010). Buku Ajar


Keperawatan Medical Bedah
Brunner & Suddarth, Ed. 8.
Jakarta;EGC.

WHO.2012. Jurnal Kesehatan &


Keperawatan Vol.4 No 1:
Http.eprints.ung.ac.id.

Yolanda S, Berta( 2015). Effect Of Coffee


And Stress With The Incidence Of
Gastritis berta . lampung university.

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari-April Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai