Anda di halaman 1dari 10

Penggolongan Gangguan Jiwa (Pedoman

Gangguan Jiwa/PPDGJ Dan Diagnostic And


Statistic Manual Of Mental Disoster/DSM IV)

KELOMPOK 3:
CITRA TRI HANDAYANI
SONIA EMILIA

DOSEN PEMBIMBING:Ns.AZMA ULIA M.Kep


Menurut PPDGJ II(PEDOMAN PENGGOLONGAN DAN
DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA ): Gangguan jiwa adalah
sindrom atau perilaku tertentu atau kondisi psikologis
seseorang yang secara klinis cukup bermakna, dan secara
khusus berkaitan dengan distress (gejala penderitaan) dan
disability (keterbatasan kemampuan normal pada aktivitas
normal pada tingkat personal).

Menurut DSM(DIAGNOSTIC AND STATISTICAL


MANUAL) IV: Gangguan jiwa itu adalah perilaku penting
yang signifikan secara klinis atau sindrom psikologis atau pola
acuan tertentu yang terjadi pada individu yang dihubungkan
dengan kondisi distress dan disability atau dihubungkan
dengan peningkatan resiko untuk menderita nyeri, disability,
hilangnya kemampuan bergerak bebas, bahkan kematian.
Butir-butir pada konsep gangguan jiwa :
 Ada gejala klinis bermakna berupa : Bisa

sindrom perilaku atau bisa pola perilaku


tertentu, Bisa sindrom psikologis atau bisa
pola psikologis tertentu.
 Gejala klinis tersebut menimbulkan

penderitaan (distress) contohnya: nyeri, tidak


nyaman, tidak tenteram, dll.
 Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas.
Pedoman Penggolongan Penyakit dan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III)
merujuk pada standard dan system pengkodean
dari International Classification of Disease
(ICD-10) dan system multiaksis dari
Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-IV).
DSM yang dikeluarkan oleh American Psychiatric
Association (APA) dan ICD yang dikeluarkan oleh WHO.

DSM-I telah selesai disusun pada tahun 1952 oleh


APA(American Psychiatric Association). Edisi kedua
keluar pada tahun 1968, kemudaian disusul setelahnya
edisi ke-13 pada tahun 1980, yang akhirnya dilakukan
revisi kembali pada tahun1987(DSM-III R), dan pada
tahun 1994 APA mengeluarkan lagi DSM-IV, yang
akhirnya di revisi kembali manjadi DSM-IV TR(text
revision) pada tahun 2000.
Tujuan PPDGJ:
 Bidang pelayanan kesehatan (service clinical

use)
 Bidang pendidikan kedokteran (educasional

use)
 Bidang penelitian kesehatan (research use)
PERKEMBANGAN PPDGJ:
 PPDGJ I
• Terbit tahun 1973
• Diagnosis : mono-aksial
 PPDGJ II
• Diterbitkan pada tahun 1983
• Diagnosis multi aksial menurut DSM-III

 PPDGJ III
• Diterbitkan pada tahnun 1993
• Diagnosis multi-aksial
• Nomor kode dan diagnosis merujuk pada ICD-10
Urutan hierarki blok diagnosis gangguan jiwa berdasarkan PPDGJ
III adalah sebagai berikut :

 I : Gangguan mental organik dan simtomatik (F00-F09)


 : Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19)
 II : Skizofrenia, gangguan skizotipal dan waham (F20-F29)
 III : Gangguan suasana perasaan/mood/aektif (F30-F39)
 IV : Gangguan neurotik, gangguan somatoforn dan gangguan stres
(F40-F48)
 V : Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis
dan faktor fisik (F50- F59)
 VI : Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F80-F89)
 VII : Retardasi mental (F70-F79)
 VIII : Gangguan perkembangan psikologis (F80-FF89)
 IX : Gangguan perilaku dan emosionl dengan onset masa kanak dan
remaja (F90-F98)
 X : Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis (Kode 2)
Diagnosis Multiaksial

Diagnosis multi aksial terdiri dari 5 aksis:


 Aksis I : Gangguan Klinis
 Aksis II: Gangguan Kepribadian, Retardasi Mental
 Aksis III: Kondisi Medik Umum
 Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah dengan “primary support group”


 Aksis V: Penilaian Fungsi secara Global (Global

Assesment of Functioning (GAF) Scale)


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai