Anda di halaman 1dari 11

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA

A. Pengkajian
1. Faktor agama dan falsafah hidup
Agama yang dianut oleh masyarakat di Kampung Naga adalah Islam. Mereka

memandang penyebab dari permasalahan kesehatan yang mereka alami adalah

ujian dari Allah SWT dan mereka mengobati masalah kesehatannya secara

tradisional dengan menggunakan pengobatan herbal seperti meminum buih dari

seduhan air gula merah yang tidak boleh diserut terlebih dahulu. Ritual

pernikahan yang selalu dilakukan hanya akad nikah saja tidak diadakan resepsi

pernikahan. Jika ada yang menikah lalu meninggalkan Kampung Naga itu

dikarenakan wilayah yang sudah penuh.


2. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
Nama lengkap : Ny. A
Nama panggilan : Ny. A
Umur : 50 tahun
Tipe keluarga : Single parent
Pengambilan keputusan : Oleh anak Ny. A
Hubungan dengan kepala keluarga : Anak

3. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup


Posisi dan jabatan Ny. A adalah kepala keluarga, ibu rumah tangga dan ibu dari

An. H. Kebiasaan makan pada bayi dan anak tergantung orang tua masing-

masing. Tidak pantangan untuk memakanan makanan apapun karena semuanya

tergantung dari keputusan orang tua. Persepsi penyebab sakit yang mereka

percaya adalah karena aktivitas sehari-hari yang berlebihan dan kebersihan diri

1
yang kurang. Jika ada anak yang demam biasanya masyarakat Kampung Naga

hanya mengobatinya dengan bawang merah yang dicampur dengan minyak lalu

dibalurkan ke seluruh tubuh anak. Selain itu, masyarakat setempat juga

memakai honje atau combrang burung untuk mengobati demam. Terdapat

persepsi yang berbeda dalam memberikan ASI pertama kali, yaitu mereka

membuang kolostrum karena mereka berkeyakinan bahwa kolostrum itu adalah

susu basi dan anak usia empat sampai enam bulan telah disuapin tepung beras

merah. Mereka secara turun-menurun meyakini bahwa bayi tidak boleh dibawa

keluar rumah sebelum berumur tiga hari. Untuk perawatan tali pusat dilakukan

seperti biasa yaitu dengan cara menutupnya dengan kain kassa atau perawatan

oleh bidan sebagai tenaga kesehatan yang tedekat, sementara dahulu ketika

belum ada tenaga kesehatan yang masuk ke Kampung Naga perawatan tali

pusat dilakukan secara tradisional dengan menyembur tali pusat bayi dengan

cairan dari hasil Nyeupah, jika tali pusat sudah terlepas maka pusar bayi diolesi

oleh abu dari tungku atau Hawu. Tetapi sekarang tidak boleh lagi dilakukan

karena sudah ada sosialisasi dari Bidan. Berbeda dengan budaya pada

umumnya, mereka melaksanakan Aqiqah pada saat orang tersebut meninggal

bukan pada saat baru dilahirkan, jumlah domba yang digunakan saat Aqiqah

sama seperti pada umumnya yaitu dua ekor domba untuk laki-laki dan satu ekor

domba untuk perempuan, Aqiqah ini bersifat wajib untuk dilaksanakan. Untuk

Sirkumsisi atau Khitanan, dilakukan oleh mantri secara masal oleh yang mampu

menyediakan dananya. Sedangkan dahulu sebelum ada tenaga kesehatan yang

2
masuk ke Kampung Naga, sirkumsisi dilakukan secara tradisional dengan

menggunakan Hinis atau bambu yang diserut sehingga tajam. Mereka

berkeyakinan bahwa patilasan atau bekas tempat ibadah tidak boleh didirikan

bangunan lagi diatasnya. Semua aktivitas kesehatan maupun obatobat untuk

pertolongan pertama terdapat di atas wilayah kampung naga.


4. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Masyarakat di Kampung Naga mengikuti peraturan dari pemerintah setempat

seperti menggunakan KB, mempunyai Jamkesmas atau BPJS, taat membayar

pajak, mengikuti program ASI eksklusif, mengikuti kegiatan posyandu dan taat

dalam pemberian imunisasi. Pelayanan kesehatan yang ada adalah Puskesmas

dan Klinik Bidan, tetapi tempatnya jauh dari Kampung Naga. Bila ada yang

akan melahirkan biasanya mereka berkonsultasi dulu ke Indung Beurang atau

Paraji yang ada di Kampung Naga akan tetapi persalinan tetap dilakukan di

Bidan.

5. Faktor ekonomi
Ny. A adalah seorang petani sedangkan An. H adalah pemandu wisata atau tour

guide. Suami Ny. A sudah meniggal dan dulunya berprofesi sebagai petani.

Biaya hidup sehari-hari didapat dari hasil bertani.


6. Faktor pendidikan
Masyarakat di Kampung Naga sudah mengenal sekolah formal. Pada saat

kunjungan juga ditemukan ada beberapa orang anak yang pulang dari Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena di Kampung Naga

3
tidak terdapat sarana pendidikan, maka mereka bersekolah di atas kampung.

Ada juga yang bersekolah sampai ke perguruan tinggi di Bandung.


7. Faktor teknologi
Masyarakat kampung naga mempunyai alat telekomunikasi atau HP akan tetapi

di kampung naga tidak ada listrik sama sekali jadi bila ada yang ingin mengisi

baterai HP harus ke saung karena hanya tempat tersebut yang dialiri listrik,

selain itu terdapat TV di saung jadi bila ingin menonton TV masyarakat

kampung naga pergi ke saung. Di kampung naga terdapat toilet yang digunakan

secara bersama-sama, toilet terdapat diluar kampung yang pembuangannya

langsung ke kolam.

8. Analisa adata

No Data Penyebab Masalah


1. Data Subjektif : Kurang sumber Kurangnya
1. Ny.A mengatakan bahwa
informasi pengetahuan
bahwa jika terkena sakit hal
berhubungan
itu karena aktivitas yang
dengan kurangnya
berlebih kurangnya
informasi
kebersihan diri
2. Ny.A mengatakan bahwa kesehatan

kolostrum/air susu yang

pertama keluar harus dibuang

karena itu merupakan susu

4
yang basi
3. Ny.A mengatakan di kampung

Naga tidak boleh dialiri listrik


4. Paraji atau Indung Beurang

mengatakan bawah anak yang

berumut 4-6 bulan telah

tepung beras merah

Data Objektif :
1. Tidak terdapat media

Informasi dirumah Ny.A

seperti TV, radio, majalah,

koran
2. Tidak terdapat media promosi

kesehatan di lingkungan

kampung naga
3. Terdapat kandang ayam yang

berdekatan dengan tempat

tinggal Ny.A
2. Data Subjektif : Kurangnya petugas Kurangnya
1. Ny.A mengatakan jika anak
kesehatan terhadap monitoring dari
demam ditangani dengan
dalam mengatasi petugas kesehatan
menggunakan honje atau
masalah kesehatan di terhadap
combrang burung atau dengan
lingkungan kampung kebiasaan
bawang merah yang dicampur
naga masyarakat
dengan minyak lalu

5
dibalurkan ke seluruh tubuh kampung naga

anak dalam pengobatan


2. Ny.A mengatakan bahwa

masalah kesehatan dapat

diatasi dengan menggunakan

buih gula merah yang tidak

boleh di serut terlebih dahulu

Data Objektif :
1.Tidak terdapat petugas kesehatan

di lingkungan Kampung Naga


2.Tidak tersedia obat-obat untuk

pengobatan pertolongan

pertama pada gangguan

kesehatan

B. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah

Kriteria Jumlah Keterangan


No Diagnosa keperawatan
A B C D E
1. Kurangnya pengetahuan 4 3 3 2 4 16 Ketengan Kriteria:
A. Besar dan seringn
berhubungan dengan
masalah
kurangnya informasi B. Besar kerugian ya

kesehatan ditimbulkan

6
2. Kurangnya monitoring dari 2 3 2 3 4 14 C. Kecukupan ilm

petugas kesehatan terhadap pengetahuan d

kebiasaan masyarakat teknologi


D. Ketersediaan sumb
kampung naga dalam E. Kesiapan masyarak

pengobatan terhadap program

Keterangan Pembobota
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat tinggi

7
C. Rencana Asuhan Keperawatan

Standar/Kriteri
No Prioritas Tujuan Strategi Aktivitas P.Jawab Waktu Tempat Biaya Sasaran
a
1. Kurangnya Setelah Penyuluhan 1. Penyuluhan Ketua 3 hari Kampung1. Konsumsi 3x3 Aspek Kognitif: Masyarakat
Naga Standar:
pengetahuan dilakukan promosi tentang STIKep hari = 1.Penyebab sakit Kampung
Rp 2.500.000
berhubungan tindakan kesehatan sehat-sakit PPNI 2. Alat dan agar Naga
2. Penyuluhan
dengan keperawatan Jawa persiapan = masyarakat
manfaat
kurangnya masyarakat Barat Rp 500.000 menjaga
kolostrum
informasi Kampung 3. Penyuluhan kesehatan

kesehatan Naga makanan seoptimal

mengetahui pada bayi mungkin


2.Manfaat
tentang dan anak
kolostrum bagi
kesehatan
bayi sebagi
dengan
kriteria asupan bayi

hasil: dan anak

8
-Tahu 3.Makan pada

penyebab bayi dan anak

sakit sesuai dengan

-Tahu tahapan

manfaat perkembangan

kolostrum

-Tahu

tahapan

makan

pada bayi
2 Kurangnya Setelah Diskusi 1. Penelitian Ketua 1 bulan Kampung Penelitian = Aspek Kognitif Masyarakat
Rp 1.500.000 Standar:
monitoring dilakukan dan dan STIKep Naga 1. Manfaat dan Kampung

dari petugas tindakan demonstras demostrasi PPNI khasiat Naga

kesehatan keperawatan i pembuatan Jawa combrang

terhadap evaluasi pembuatan combran Barat burung dalam

9
kebiasaan (Pertahankan, combrang burung mengatasi

masyarakat negosiasi dan burung dan serta deman


2. Manfaat buih
kampung rekonstrukturi buih gula penggunaan
2. Penelitian gula merah
naga dalam sasi) dari merah dan
terhadap
pengobatan tenaga demostrasi
kesehatan
kesehatan pembuatan

terhadap buih gula

pengobatan merah serta

yang penggunaan

digunakan

masyarakat

kampung

Naga dengan

kriteria hasil:
-Tahu

10
manfaat

combrang

burung

terhadap

kesehatan

(demam)
-Tahu

manfaat

buih gula

merah

terhadap

kesehatan

(demam)

11

Anda mungkin juga menyukai