Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rahmaditya Syahri Muhafidhin

NIM : 117086

Skenario

Hasil wawancara dan focus group discussion (FGD) bersama warga beserta kader RW I pada
pertemuan 1 didapatkan data Masyarakat mengatakan lansia di RW 1 menderita penyakit
hipertensi ada 35%, asam urat 15%, dan rematik 7%. Ketersedian pelayanan kesehatan
diwilayah tersebut ada Puskesmas, ada Posbindu Lansia tetapi lansia tidak optimal untuk
menggunakan fasilitas tersebut. Jumlah populasi lansia di RW tersebut presentasinya yang
paling tinggi yaitu 45%. Berdasarkan hasil angket didapatkan data sebagai berikut Sikap
masyarakat mengenai pencegahan dan perawatan terkait penyakit tersebut yaitu sikap cukup
45%, sikap kurang 3% serta perilaku masyarakat mengenai perilaku dalam pencegahan dan
penanganan yaitu perilaku kurang 55%.

Step 1

1. Posbindu : posbinaan terpadu dimana kegiatan tersebut untuk mencegah dan


menemukan faktor risiko di masyarakat.
2. FGD : FGD adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang
banyak digunakan, khusunya oleh pembuat keputusan atau peneliti
3. Kader : orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga
kepengurusan dalam sebuah organisasi
4. Populasi : populasi sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies)
yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara
sesamanya

Step 2

1. Kenapa dari hasil data masyarakat dalam pencegahan dan perawatan terkait penyakit
presentasinya lebih tinggi?
2. Mengapa lansia tidak optimal dalam menggunakan fasilitas tersebut?
3. Apa penyebab dari warga RW 1 lansianya kebanyakan menderita hipertensi?

Step 3

1. – masyarakat sudah terpapar informasi mengenai pencegahan dan perawatan


penyakit !
- Masyarakat sering mengikuti penyuluhan kesehatan !
2. – banyaknya lansia yang kurang paham terkait fasilitas tersebut @
- Kurangnya pengetahuan @
- Terkendala dengan jarak yang jauh #
- Faktor usia lansia $
- Tidak adanya penyuluhan dari penyedia fasilitas kesehatan @
- Faktor lingkungan #
- Tidak adanya dukungan keluarga %
3. – faktor usia ^
- Lansia rentan terkena hipertensi &
- Lansia kurang beraktivitas sehari–hari &
- Banyaknya fikiran atau stressor *
- Gaya hidup sebelumnya &
- Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama ?
- Pola makan tidak sehat &

Step 4

! Masyarakat sering terpapar informasi tentang pencegahan, perawatan dan sering mengikuti
penyuluhan sehingga presentasi di wilayah tersebut tinggi yaitu data masyarakat dalam
pencegahan dan perawatan terkait penyakit.

@ kurangnya penyuluhan dari penyedia fasilitas kesehatan menyebabkan lansia kurang


paham dan kurang pengetahuan terkait fasilitas tersebut sehingga lansia tidak optimal dalam
menggunakan fasilitas kesehatan tersebut

# lansia tidak optimal dalam menggunakan fasilitas karena terkendala dengan jarak yang jauh
dan faktor lingkungan

$ Faktor usia lansia adalah penyebab lansia tidak optimal dlm menggunakan fasilitas tersebut

% lansia tidak optimal dalam menggunakan fasilitas kesehatan karena tidak adanya dukungan
dari keluarga

^ faktor usia menjadi penyebab dari warga rw 1 lansianya menderita hipertensi

& Lansia kurang aktivitas sehari hari dan lansia rentang hipertensi adalah Salah satu dari
penyebab

* penyebab warga RW 1 khususnya lansia banyak nya menderita hipertensi karena


banyaknya fikiran/stress

? akibat lansia tersebut mengalami hipertensi karena pola makan dan gaya hidup pasien

Step 5

1. Apa tujuan diadakannya posbindu lansia?


2. Tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi hipertensi pada lansia saat
penyuluhan?
3. Upaya apa saja yang dapa dilakukan agar lansia dapat menggunakan fasilitas
disediakan di masyarakat secara optimal?
4. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien hipertensi di komunitas?
5. Bagaimana cara memberikan penyuluhan pada lansia karena hipertensi akibat pola
makan dan gaya hidup?
6. Program apa saja yang diberikan pada lansia dalam lingkup keparawatan komunitas?
7. Bagaimana caara melakukan pengkajian dikomunitas terkait kasus tersebut?

Step 7

1. Tujuan pospindu :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat dalam
pelayanan posbindu untuk meningkatkan komunikasi.
c. Mengurangi angka kematian lansia di masyarakat.
d. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam pembinaan
kesehatan usia lanjut yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian termasuk
pembinaan dan pengembangan
e. Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan pelayanan kepada
usia lanjut.
f. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas untuk menggalang peran
serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
g. Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarga, kader, organisasi sosial
dan lembaga swadaya masyarakat dalam penyelenggaraan pembinaan
kesehatan usia lanjut.
2. Tindakan untuk lansia :
 Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuasi kemampuan, secara
perorangan atau kelompaok , ikut serta dalam kegiatan rekreasi, ketrampilan,
pengembangan hobi dll
 Menjalani pemeriksaan secara berkala, mengisi catatan pribadi secara teratur,
makan sesuai kebutuhan gizi, perilaku sehat.
3. Upaya memaksimalkan fasilitas :
 Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dalam
perencanaan puskesmas.
 Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pembinaan kesehatan usia
lanjut dengan kegiatan pokok lainnya.
 Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia
lanjut sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.
 Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam pembinaan
kesehatan usia lanjut melalui swadaya masyarakat, PKK, organisasi lainnya.
4. Penatalaksaan hipertensi :
a. Non farmakologis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis dengan
modifikasi gaya hidup seperti; teknik-tekni mengurangi stress, penurunan berat
badan, pembatasan halkohol, olahraga/latihan, relaksasi merupakan intervensi
wajib yang harus dilakukan pda setiap terapi antihipertensi. Modifikasi gaya hidup
merupakn hal yang sulit bagi individu karena mera sering harus mengubah
kebiasaan yang menyenangkan, seperti merokok atau makan-makan tertentu.
Modifikasi gaya hidup untuk faktor risiko penting termasuk berhenti merokok,
menurunkan berat badan, diet rendah kolesterol dan rendah garam, serta olahraga
(Potter & Perry, 2009). Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam risiko
tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap di atas 85 atau
95 mmHg serta sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai
terapi obat-obatan ( Muttaqin, 2009).
b. Farmakologis
Muttaqin (2009) menyebutkan dalam bukunya bahwa obat-obat antihipertensi
dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dicampur dengan obat lain. Klasifikasi
obat antihipertensi dibagi menjadi lima kategori yaitu: diuretik, penghambat
simpatetik, vasodilator arteriol langsung, antagonis angiotensin, penghambat
saluran kalsium.
5. Cara penyuluhan :
a. Pemeriksaan aktifitas, seperti mandi, makan dan minum, mencuci baju,
berpakaian, berjalan.
b. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosi.
c. Pengukuran Tekanan Darah.
d. Pelaksanaan rujukan bila diperlukan untuk dirujuk
e. Penyuluhan dan Konseling kesehatan usia lanjut
6. Program lansia :
a. Melakukan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai usia lanjut. Upaya ini di lakukan terhadap
berbagai kelompok sasaran itu sendiri usia lanjut, keluarga dan masyarakat.
b. Melakukan penjaringan usia lanjut resiko tinggi , pemeriksaan berkala, memberi
petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial dan bahaya
kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
7. Langkpengkajian :
a. Perencanaan :
 Informasi pembinaan kesehatan usia lanjut.
 Membuat kesepakatan tentang pelaksanaan pembinaan kesehatan usia
lanjut.
 Melakukan pembimbingan pembinaan kesehatan usia lanjut kepada staf
puskesmas
 Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut.
 Melakukan pendekatan lintas jalur tingkat kecamatan dan desa termasuk
lembaga swadaya masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan
menjelaskan perannya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
 Melakukan survei mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa
setempat untuk mengenal masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia
lanjut.\
 Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan
tentang upaya yang akan dilakukan
 Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia
lanjut.
 Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia
lanjut di masyarakat secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai