STEP 2
1. apakah yg dimaksud dengan program Indonesia sehat dan apa saja programnya?
2. Apa saja tujuan dari promosi kesehatan?
3. Apa saja visi dan misi dari promosi kesehatan ?
4. Apa sasaran dan strategi dari promosi kesehatan ?
5. Apa saja ruang lingkup dari promosi kesehatan ?
6. Bagaimana langkah langkah promosi kesehatan?
7. Apa saja kendala/ hambatan dari promosi kesehatan ?
8. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat ?
9. Apa tujuan , fungsi dan manfaat dari pemberdayaan masyarakat?
10. Bagaimana langkah langkah pemberdayaan masyarakat?
STEP 3
1. apakah yg dimaksud dengan program Indonesia sehat dan apa saja programnya?
Program Indonesia sehat meningkatkan kualitas hidup Indonesia , didukung ole program
Indonesia pintar , kerja dan sejahtera . dmn program ini yg utama sasaran nya adalah
meningkatnya kesehatan dan stts gizi masyarakat mll pemberdayaan masyarakat . tdp di
RJPMN
3 pilar
- Penerapan paradigma sehata aspek preventin dan promotive
- Pelayanan kesehatan peningkatan mutu kesehatan mll pendekatan continue of care
dan intervensi berbasis kesehatan
- Jkn utk memperluas sasaran dan mengendalikan mutu dan sasaran
Tujuan khusus
- Ingin mempengaruhi sikap utk menerima hidup sehat dan positif
- Mempengaruhi kebiasaan makan dg kandungan gzi yg optimal
- Mempengaruhi berhenti rokok
- Membantu mengurangi strees
- Menjadikan kesehatan sbg sesuatu yg bernilai bagi masyarakat
- Menolong individua gr mampu mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan utk
mencapai hidup sehat
- Mendorong kegunaaan scr tepata sarana prasana yg tlh ada
Menurut tatanannya RT
1. Primer ibu
2. Sekunder kader , pkk , tokoh masyarakat agama dan tersier
3. Tersier kader ppk
Prioritas promosi kesehatan KIA , gaya hidup
Sekolah siswa mahasiswa , sekunder guru tersier kepala sekolah
Tempat kerja primer seluruh karyawan , sekunder pengelola , terser
Tempat umum , pengunjung , karyawan , kepala daerah
Tatanan sarana kesehatan petugas kesehatan (primer) , tersier
Strategi
1. Advokasi utk meyakinkan pembuat kebijakan agr keluar kebijakan yg
dibutuhkan
2. Mediasi mengajak kerjasama dr sector lain , dr ekonomi , industry . krn ksehatan
3. Enable memastikan setiap orang dimasyrk memilikilingk yg kondusif utk mlkkn
akses kesehatan
Dari provider
1. Adanya birokrasi yg salah shg membpengaruhi kecepatan perkembangan
2. Dari aspek pendanaaan
Input
1. Man nakes tdk kompeten
2. Material tebatasnya perlatan
3. Money dana yg minim
MIND MAP
STEP 7
1. apakah yg dimaksud dengan program Indonesia sehat dan apa saja programnya?
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung
oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis
risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran
dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada
tercapainya keluarga-keluarga sehat.
Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya.
MISI
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini
kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan
(decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu
adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai
program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah
kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak
juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan
memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan
kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga
diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.
SASARAN
Jawab :
Sumber : Ira Nurmala et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Penerbit Airlangga University
Press
Adapun sasaran dari promosi kesehatan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.
a. SASARAN PRIMER
Sasaran primer merupakan kelompok masyarakat yang nantinya akan diubah perilakunya.
Dalam praktik promosi kesehatan, sasaran primer ini dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita, anak sekolah, remaja, pekerja
di tempat kerja, masyarakat yang berada di tempattempat umum, dan lain sebagainya.
b. SASARAN SEKUNDER
Sasaran sekunder yang dimaksud adalah tokoh masyarakat baik formal maupun informal.
c. SASARAN TERTIER
Masyarakat memerlukan faktor pemungkin (enabling) untuk berperilaku sehat, yaitu dengan
adanya sarana dan prasarana demi mewujudkan perilaku tersebut. Misalnya lurah, camat,
bupati, atau pejabat pemerintah setempat. Oleh karenanya, kegiatan promosi kesehatan dapat
menjadikan para pejabat sebagai sasaran tertier (Kholid, 2012: 15-16).
Sumber : Ratih Gayatri Setyabudi dan Mutia Dewi. 2017. Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi Volume 12 Nomor 1, Oktober 2017
’
Sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu :
Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasarn primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat.
Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada
masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat
sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi
kesehatan yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi
dukungan social (Social Suport).
Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah
adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (Sasaran
Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada sasaran tersier ini sejalan
dengan strategi advokasi.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)
STRATEGI
MENURUT PIAGAM OTTAWA
Sumber : Ira Nurmala et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Penerbit Airlangga University
Press
MENURUT WHO
Sumber : Ira Nurmala et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Penerbit Airlangga University
Press
b. Metode Sokratif
Metode sokratif ini dilakukan dengan cara dua arah. Dengan menggunakan metode ini,
kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi
kelompok, debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah pendapat, demonstrasi, studi
kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan
Sumber : Ratih Gayatri Setyabudi dan Mutia Dewi. 2017. Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi Volume 12 Nomor 1, Oktober 2017
7. Apa saja kendala/ hambatan dari promosi kesehatan ?
Faktor Penghambat
Hambatan-hambatan yang terjadi ini berasal dari dalam organisasi maupun diluar.
Hambatan dari dalam dapat dilihat dari keterrsediaan sumber daya manusia, struktur
organisasi, dana, sarana dan fasilitas, informasi serta aturan sistem dan prosedur yang jelas.
Hambatan dari luar dapat dilihat dari kekuatan yang berpengaruh secara langsung maupun
tidak langsung seperti aturan, sasaran, kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan
sebagainya
Sumber : Indah Pratiwi Wibawati, Soesilo Zauhar, Riyanto. Implementasi Kebijakan Promosi
Kesehatan. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol .2 , No. 11,
Menurut Tailor (1991) dalam (Novita, 2011) hambatan dalam penyelenggaraan tersebut
diuraikan seperti berikut ini.
1. Struktur dan sikap medical establishment.
Hal ini berarti lebih mendorong penyembuhan penyakit daripada pencegahan, akibatnya
upaya pendidikan, pencegahan, dan promosi kesehatan seringkali diabaikan. Lebih
lanjut, terkadang untuk menemukan orang yang berisiko memerlukan waktu serta biaya,
dan bagi seorang dokter lebih mudah memberikan pengobatan kepada pasien untuk
menurunkan tekanan darah daripada meyakinkan pasien untuk berhenti merokok.
2. Hambatan individual
Hal ini berkaitan dengan kebiasaan dan persepsi risiko. Kebiasaan kesehatan yang
dipelajari sejak kecil terkadang sulit diubah, demikian juga persepsi, misalnya: seorang
anak yang sejak kecil tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun setiap sebelum dan
sesudah makan, maka kebiasaan akan terbawa hingga ia dewasa. Begitu pula dengan
orang yang memiliki persepsi bahwa melakukan imunisasi tidak memberikan dampak
positif bagi anak, maka ia tidak akan memberikan anak-anaknya imunisasi karena
mempunyai persepsi bahwa imunisasi tidak memberikan kontribusi yang nyata dalam
kesehatan. Biasanya persepsi ini terbentuk dari pengalaman negatif di masa lalu.
4. Terdapat jurang pemisah antara pengembangan teknologi perubahan yang efektif dan
penggunaan teknologi oleh pelaksana
Hal ini berkaitan dengan penggunaan model, metode, dan media yang sesuai.
Pemberian contoh dalam menangani kesulitan individu melalui diskusi empat mata atau
kelompok kecil dapat efektif menangani masalah emosional, tetapi tidak dapat
diharapkan berhasil mengubah perilaku kesehatan. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan
intervensi yang tidak hanya efektif secara pribadi, tetapi dipolakan untuk dikonsumsi
massa.
Sumber : Hulu, V T. Pane, H W. Zuhriyatun, T F. et. al. 2020. Promosi Kesehatan
Masyarakat. Medan: Penerbit Kita Menulis
TUJUAN
Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah
membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan
berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi,
listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga
pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah.
Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah
persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari
interaksi.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
FUNGSI
MANFAAT
4) Menjalin kemitraan.
5) Desentralisasi.
Persiapan (Engagement)
Pengkajian (Assessment)
Implementasi
Evaluasi
Terminasi (Disengagement)
1. Persiapan (Engagement)
a. Penyiapan Petugas :
Menyamakan persepsi anggota tim
b. Penyiapan Lapangan :
1) Studi kelayakan daerah sasaran
2) Mengurus perijinan
3) Menjalin kontak dengan tokoh informal
4) Menjalin kontak dengan masyarakat
2. Pengkajian (Assessment)
a. Mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan)
b. Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki
c. Masyarakat sudah dilibatkan dalam tahap penilaian
d. Kadang ditemukan ‘kebutuhan normatif’ yang tidak dirasakan masyarakat
3. Perencanaan program (Designing)
a. Formulasikan tujuan yang ingin dicapai
b. Buat urutan pelaksanaan kegiatan (isi kegiatan)
c. Pilih pendekatan dan metode yang akan digunakan, Bisa juga metode dirinci
masing-masing kegiatan
d. Tentukan personalia yang bertanggung jawab pada tiap kegiatan
e. Susun waktu pelaksanaannya
f. Buat rencana evaluasinya sesuai indikator
g. Tentukan anggaran kegiatannya
Di dalam proses perencanaan juga terdapat proses penentuan tujuan dari
diadaknnya program pemberdayaan tersebut. Maksud utama penentuan tujuan
adalah untuk membimbing program ke arah pemecahan masalah . Tingkatan tujuan
ada dua : tujuan umum dan tujuan khusus. Perumusan tujuan mengikuti kaidah
SMART (Specific, Measurable, Achievable/Appropriate, Realistic and Time Bound)
4. Implementasi
a. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana
b. Rinci prosedur operasional untuk melaksanakan program
c. Perlu kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat
d. Meningkatkan peran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
5. Evaluasi Program
a. Tentukan metode evaluasi
b. Lakukan evaluasi bersama masyarakat
c. Pilih jenis evaluasi (Formative atau Summative)
d. Evaluasi pada komponen proses atau output
e. Menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Apakah rencana sudah dilaksanakan
2) Apakah tujuan sudah tercapai
3) Apakah program sudah berjalan efektif
4) Apakah program sudah berjalan efisien
Untuk dapat mengetahui keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan,
terdapat indikator yang dapat digunakan sebagai tolak ukur, yaitu disebut sebagai
indikator keberhasilan.
SDM (pemimpin, tokoh, Jenis dan jumlah KIE Jumlah pemimpin, tokoh
kader) Jumlah pelatihan dan masyarakat, tokoh agama dan
Jumlah dana yang digunakan fasilitasi kader yang diintervensi
Barang, alat, obat dan Tingkat tumbuh kembang Jumlah UKBM (Polindes,
material lain yang digunakan UKBM Posyandu, kelompok donor
Adanya siklus pengambilan darah, ambulans desa dsb)
keputusan masyarakat Jumlah dana masyarakat
yang terorganisir (JPKM,
Dana sehat, Tabulin, dsb)
Jumlah material masyarakat
yang disumbangkan
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi kesehatan. Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.