Anda di halaman 1dari 33

STEP 1

1. pembangunan kesehatan : mrp pembangunan nasional yg bertujuan utk meningkatkan


kesadaran kemauan kemapuan agar hdup sehat agar terwujud kemajuan kesehatan
2. bina suasana : mrp upaya menciptakan suasana lngkungan social yg mendorong individu
anggota masyr utk melakukan perilaaku yg akan diperkenalkan.
- Salah satu promkes , sifatnya upaya suasana yg kondusif agar dlm membangun suasana
kesehatan agar tercipta hidup bersih dan sehat
3. promosi kesehatan : program kesehatan yg dirancang utk membawa berubahan kesehtan yg
didukung oleh kegiatan kesehatan dan budaya setempat dlmrangka mningkatkan
kemampuan dan status kesehatan masyarakat
4. advokasi : salah satu bentuk komunikasi persuasive utk mempengaruhi pemangku
kepentingan dlm mengambil keputusan

STEP 2

1. apakah yg dimaksud dengan program Indonesia sehat dan apa saja programnya?
2. Apa saja tujuan dari promosi kesehatan?
3. Apa saja visi dan misi dari promosi kesehatan ?
4. Apa sasaran dan strategi dari promosi kesehatan ?
5. Apa saja ruang lingkup dari promosi kesehatan ?
6. Bagaimana langkah langkah promosi kesehatan?
7. Apa saja kendala/ hambatan dari promosi kesehatan ?
8. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat ?
9. Apa tujuan , fungsi dan manfaat dari pemberdayaan masyarakat?
10. Bagaimana langkah langkah pemberdayaan masyarakat?
STEP 3

1. apakah yg dimaksud dengan program Indonesia sehat dan apa saja programnya?
Program Indonesia sehat meningkatkan kualitas hidup Indonesia , didukung ole program
Indonesia pintar , kerja dan sejahtera . dmn program ini yg utama sasaran nya adalah
meningkatnya kesehatan dan stts gizi masyarakat mll pemberdayaan masyarakat . tdp di
RJPMN
3 pilar
- Penerapan paradigma sehata  aspek preventin dan promotive
- Pelayanan kesehatan  peningkatan mutu kesehatan mll pendekatan continue of care
dan intervensi berbasis kesehatan
- Jkn  utk memperluas sasaran dan mengendalikan mutu dan sasaran

2. Apa saja tujuan dari promosi kesehatan?


Tujuan umum utk mencapai perilaku sehat pd masyarakat
Khusus perumusan perilaku yg berupa sikap
Tujuan p program  kenyataan yg mau dicapai dlm wktu tertentu berhub. Dg stts kesehatan
seseorang
Tujuan Pendidikan  berhub. Dg pengetahuan dan sikap yg masuk dl fx predisposisi sblm
masuk dlm sikap tsb
Perilaku perilaku yg ingin dicapai
Tujuan intervensi perilaku dlm promosi kesehtanan
1. Mengurangi meningkatnya
2. Mencegah perilaku negative dlm kesehtan
3. Meningkatkan perilaku positif kesehatan
4. Mencegah berkurangnya perilaku positif kesehatan
Tujuan operasional
1. Agar orang2 tau yg lebih baik dlm perilaku kesehatan system kesehatan
2. Agr masyarakat tau s, pd diirinya dan masyarakat

Tujuan khusus
- Ingin mempengaruhi sikap utk menerima hidup sehat dan positif
- Mempengaruhi kebiasaan makan dg kandungan gzi yg optimal
- Mempengaruhi berhenti rokok
- Membantu mengurangi strees
- Menjadikan kesehatan sbg sesuatu yg bernilai bagi masyarakat
- Menolong individua gr mampu mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan utk
mencapai hidup sehat
- Mendorong kegunaaan scr tepata sarana prasana yg tlh ada

3. Apa saja visi dan misi dari promosi kesehatan ?


Visi
Terwujudnya perilaku PHBS , terwujudnya perilaku keluarga
Mencegah timbulnya penyakit
Menanggulangi penyakit
Memanfaat
Mengembangkan upaya kesehatan bersumber
Misi
Memberdayakan individu keluarga maupun masyrk mll pendekatan individu maupun
keuluarga atau organisasi
Membina suasan perilaku PHBS
Mengadvokasi pemangku kependitingan dalam mengambil keputusan
4. Apa sasaran dan strategi dari promosi kesehatan ?
Sasaran
1. Sasaran primer kelompok masyrk yg akan diubah perilakunya
Msyrkt umum yg  kepala keluarga , ibu hamil , ibu anak balita , remaja , pekerja , atau
masyarakat ditempat umum
2. Sekunder tokoh masyarakat setempat formal atau informal  sbg jembatan utk
efektifitas promosis kesehatan --. Krn sbg pamnutan shg bisa sebagai acuan bagi
masyarakat
3. . Tersier  membutuhkan sarana prasarana  bisa ke lurah , camat , bupati ( local) shg
pemerintah bisa mewujudkan

Menurut tatanannya RT
1. Primer  ibu
2. Sekunder kader , pkk , tokoh masyarakat agama dan tersier
3. Tersier  kader ppk
Prioritas promosi kesehatan  KIA , gaya hidup
Sekolah  siswa mahasiswa , sekunder  guru tersier  kepala sekolah
Tempat kerja  primer seluruh karyawan , sekunder  pengelola , terser
Tempat umum , pengunjung , karyawan , kepala daerah
Tatanan sarana kesehatan  petugas kesehatan (primer) , tersier
Strategi
1. Advokasi  utk meyakinkan pembuat kebijakan  agr keluar kebijakan yg
dibutuhkan
2. Mediasi  mengajak kerjasama dr sector lain , dr ekonomi , industry . krn ksehatan
3. Enable  memastikan setiap orang dimasyrk memilikilingk yg kondusif utk mlkkn
akses kesehatan

1. Advokasi  utk meyakinkan pembuat kebijakan


2. Dukungan social  tokoh masyarakat , kepala daerah  agar terwujud
pelaksaan program dan masyarakat sebagai penerima program . cth seminar ,
pelatihan
3. Pemberdayaan masyarakat  masyarakat scr lsg . bertujuan utk meningkatkan
kemampuuan masyarakat dlm meningkatkan kempyuan mrk sendiri

5. Apa saja ruang lingkup dari promosi kesehatan ?


Ruang lingkup
1. Healthy public policy  upaya utk meningkatakan kebijakan pembangunan disetiap
sector dg memperhatikan dampak negative masyarakat dan lingkungan . cth 
pembangunan pabrik , penebangan hutan dll
2. create partners melakukan pembangunan ksehatan dg memberikan motivasi kpd
masyarakat . mmberikan asuransi
3. memperkuat pembangunan masyarakat --. Memberikan dukungan dan bantuan pd
kegiatan yg sdg berlangsung pd masyarakat shg masyrkt yg dituju dpt berkembang dan
aktif . cth bina karya remaja
4. keterampilan individu  memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dg cara
memberikan keterampilan dlm bntk informasi
5. reorientasi pelayanan kesehatan msyrkt tdk sbg pengguna kplyn kesehatan tp sbg
pelayana kesehatan
aspek kesehatan
1. aspek promotive preventif Sasaran kelompok org yg sehat, dilakuakan pembinaan
dan peningkatan kesehatan agr tetap sehat ,
2. kuratif dan rehabilitative resiko tinggi terkena penyakit dan org yg sakit
- pencegahan tingkat pertama  kelompokn resti ibu hamil dan menyusui , obesitas ,
psk , perokok
- tingkat 2 --. Penderita dm , hipertensi
- tingkat 3  pasien baru sembuh

6. Bagaimana langkah langkah promosi kesehatan?


1. Metode penyuluhan lsg --. Para penyuluh berhadapan dg sasaran , kunjungan rumah
contohnya
2. Metode penyuluhan tdk lsg --. Para penyuluh tdk berhadap lsg dg sasaran , mll media
perantara
Cthnya  publikasi media ctk
3. Metode didaktif  dilakuakn dg satu arah , sulit dievaluasi krn peserta bersikap pasif
Cthnya  ceramah , pembagia poster , siaran radio
4. Metode sokratif  dilakukan dg 2 arah , antara pendidik dan perserta sikapnya aktif dan
kreatif
Cth  debat , diskusi

1. Menentukan promosi kesehatan --. Peningkatan pngetahuan msyrkt , meningkatnya


pola perilaku masyrkt , stts kesehatan masyarakat akan dmeningkat
2. Menentukan sasaran promosi kesehatan  individu , kelompok , tokoh masyarakat ,
ata pemaangku kesehatan
3. Menentukan materi kesehatan  disesuaikan dg sasarannya . Pendidikan rendah
bisa menggunakan gambar shg mudah dipahami
4. Menentukan metode  pemasangan poster , penyebaran leaflet , atau penyuluhan
lsg. Meningkatkan sikap --. Bisa menggunakan foto atau video agar bisa dicontoh
lsg . utk meningkatkan pengeta
5. Menetapkan media  disesuaikan dg sasarannya
6. Menyusun rencana evaluasi
7. Menyusun jadwal pelaksaanan  waktu
7. Apa saja kendala/ hambatan dari promosi kesehatan ?
Dari masyarakat
1. Persepsi masyarakat yg berbeda dg provider dg masalah kesehatan yg dialami
2. Social Budaya --.
3. Adanya kepentingan tetap dr masyarakat
4. Adanya kesenjangan social
5. Tingkat pengetahuan sgt berpengaruh persepsi masyarakat dan cara dia menerima
promosi kesehatan
6. Dari aspek agama  ajaran yg berlaku dimasyarakat dpt memperngaruhi perilaku
masyarakat

Dari provider
1. Adanya birokrasi yg salah shg membpengaruhi kecepatan perkembangan
2. Dari aspek pendanaaan 

Input
1. Man  nakes tdk kompeten
2. Material  tebatasnya perlatan
3. Money dana yg minim

8. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat ?


Tujuan
1. Menenntukan pemahaman ,kemampuan, kesadaran utk menumbuhkann akan
kesehatan individu dan masyarakat
2. Menimbulkan kemauan yg merupakan utk menimbulkan suatu kesadaran atau sikap utk
meningkatkan kesehatan
3. Meningkatkan kemampuan kesehatan utk mendyukung terwujudnya tindakan atau
perilaku sehat

Tujuan umum meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dlm bidang


kesehatan shg masyarakat dpt memberikan andil dlm meningkatkan derajat kesehatan
Tujuan khusus
- Meningkatnya pengeetahuan masyarakat dlm bidang kesehatan
- Meningkatnya kemapuan masyarakat dlm bidang kesehatan dlm bidang kesehatan dlm
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan
- Meningkatnyapemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat
- Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan dilapangan

9. Apa tujuan , fungsi dan manfaat dari pemberdayaan masyarakat?


Fungsi  pengumpulan pengelolaan , serta analisis data
Melakukan perencanaan yg strategis
Merumuskan kebijakan teknis dlm pemberdaayaan masyrkt
Melakukan P3
Mafaat  memberikan partisipasi dan peningkatan kapasitas pd masyarakat , memberikan
inisais tindakan , pengembangan kelompok2 kecil pd masyarakat , memberikan pengaruh
pd masyarakat utk dpt mengimplitasikan pd program2 yg tlh direncanakan

10. Bagaimana langkah langkah pemberdayaan masyarakat?


1. Persiapan  penyiapan petugas ( persamaan persepsi ) , lapangan
2. Tahap pengkajian  mengidintifikasi masalah , SDM , masyarakat dilibatkan dlm tahap
penilaian
3. Perencanaan program  urutan pelaksaan program , isi program , metode yg akan
digunakan , menentukan personalia , tentukan wktu pelaksanaaan
4. Tahap implementasi
5. Tahap evaluasi
6. Tahap terminasi  mengkhiri hubungan dg sasaran , dilakukan scr bertahap

MIND MAP
STEP 7

1. apakah yg dimaksud dengan program Indonesia sehat dan apa saja programnya?
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung
oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12


indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Sumber : https://www.kemkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis
risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran
dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada
tercapainya keluarga-keluarga sehat.

Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan


pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut :
a. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga
dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
b. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan
preventif.
c. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
d. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

2. Apa saja tujuan dari promosi kesehatan?


Tujuan Umum
Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan program promosi kesehatan tahun 2006 dalam
mencapai indikator keberhasilan PHBS RT sehat 37% untuk mendukung Indonesia Sehat
2010.
Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan bagi pengelola promosi kesehatan dalam pencapaian
program promosi kesehatan tahun 2006.
b. Meningkatkan koordinasi dan integrasi pelaksanaan program promosi kesehatan di
daerah dan di pusat.
c. Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif dan preventif
terutama dalam penanggulangan KLB.
d. Peningkatan pengembangan media informasi dan Komunikasi tentang kesehatan.
e. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat

Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan


Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :
a. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
b. Peningkatan perilaku masyarakat
c. Peningkatan status kesehatan masyarakat
Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
a. Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan
b. Tujuan Pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang
ada
c. Tujuan Perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan).
Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenai


kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara
personal menuju gaya hidup yang sehat dan positif.
Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah
sebagai berikut :
1. Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif
2. Mempengaruhi dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi yang
optimal
3. Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan
4. Membantu dan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan
Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta

Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan


individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya
berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Proses
pemberdayaan
tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan
sosial budaya setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik dari
fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasi dan kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(Kemenkes, 2011).
3. Apa saja visi dan misi dari promosi kesehatan ?
VISI
• Visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang
Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health
organization).
• Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
• Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial.
• Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
• Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang
harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan
upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Sumber : Dwi Susilowati. Promosi Kesehatan. KEMENKES RI (Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.

MISI
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini
kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan
(decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu
adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai
program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah
kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak
juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan
memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan
kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga
diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.

4. Apa sasaran dan strategi dari promosi kesehatan ?

SASARAN
Jawab :
Sumber : Ira Nurmala et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Penerbit Airlangga University
Press

Adapun sasaran dari promosi kesehatan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.

a. SASARAN PRIMER
Sasaran primer merupakan kelompok masyarakat yang nantinya akan diubah perilakunya.
Dalam praktik promosi kesehatan, sasaran primer ini dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita, anak sekolah, remaja, pekerja
di tempat kerja, masyarakat yang berada di tempattempat umum, dan lain sebagainya.

b. SASARAN SEKUNDER
Sasaran sekunder yang dimaksud adalah tokoh masyarakat baik formal maupun informal.

c. SASARAN TERTIER
Masyarakat memerlukan faktor pemungkin (enabling) untuk berperilaku sehat, yaitu dengan
adanya sarana dan prasarana demi mewujudkan perilaku tersebut. Misalnya lurah, camat,
bupati, atau pejabat pemerintah setempat. Oleh karenanya, kegiatan promosi kesehatan dapat
menjadikan para pejabat sebagai sasaran tertier (Kholid, 2012: 15-16).

Sumber : Ratih Gayatri Setyabudi dan Mutia Dewi. 2017. Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi Volume 12 Nomor 1, Oktober 2017


Sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu :
 Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasarn primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat.
 Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada
masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat
sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi
kesehatan yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi
dukungan social (Social Suport).
 Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah
adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (Sasaran
Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada sasaran tersier ini sejalan
dengan strategi advokasi.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)

STRATEGI
MENURUT PIAGAM OTTAWA
Sumber : Ira Nurmala et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Penerbit Airlangga University
Press

MENURUT WHO
Sumber : Ira Nurmala et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Penerbit Airlangga University
Press

Promosi kesehatan mempunyai 3 strategi dasar, yaitu:


1. Advokasi kesehatan
Untuk menciptakan kondisi ideal untuk sehat. Merupakan perpaduan antara aksi
individu dan sosial yang dirancang untuk mendapatkan komitmen politik,
dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem untuk tujuan
kesehatan atau program kesehatan.
2. Pemberdayaan masyarakat,
untuk mencapai derajat kesehatan optimal.Merupakan proses yang mengantarkan
masyarakat dalam mendapatkan kemampuan mengendalikan keputusan dan
tindakannya dalam kesehatan.
3. Mediator bagi berbagai kepentingan dalam masyarakat di bidang kesehatan.
Merupakan proses rekonsiliasi berbagai kepentingan (personal, sosial, ekonomi)
dari individu dan komunitas, dan berbagai sektor (publik dan pribadi) dalam
peningkatan dan perlindungan kesehatan.
http://medicine.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/perilaku-dan-promosi-kesehatan-
fkuii-lg.pdf

5. Apa saja ruang lingkup dari promosi kesehatan ?


(Dwi Susilowati. Promosi Kesehatan. KEMENKES RI (Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan)

6. Bagaimana langkah langkah promosi kesehatan?


o Menentukan Kebutuhan Promkes :
 Diagnosis Masalah
 Menetapkan Prioritas Masalah
o Mengembangkan Komponen Promkes :
 Menentukan Tujuan Promkes
 Menentukan Sasaran Promkes
 Menentukan Isi Promkes
 Menentukan Metode yg akan digunakan
 Menentukan Media yg akan digunakan
 Menyusun Rencana Evaluasi
Menyususn Jadwal Pelaksanaan

Langkah-langkah promosi kesehatan di masyarakat mencakup:


(1) Pengenalan Kondisi Wilayah
(2) Identifikasi Masalah Kesehatan
(3) Survai Mawas Diri
(4) Musyawarah Desa atau Kelurahan
(5) Perencanaan Partisipatif
(6) Pelaksanaan Kegiatan dan
(7) Pembinaan Kelestarian.

Panduan Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan


METODE PROMOSI KESEHATAN
MENURUT TEKNIK KOMUNIKASI PROMKES
Metode promosi kesehatan berdasarkan teknik komunikasi, yaitu dibagi sebagai berikut.
a. Metode Penyuluhan Langsung
Dalam metode penyuluhan langsung para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka
dengan sasaran. Termasuk disini antara lain adalah kunjungan rumah.

b. Metode Penyuluhan Tidak Langsung


Dalam metode penyuluhan tidak langsung, para penyuluh atau komunikator kesehatan tidak
berhadapan atau bertatap muka secara langsung dengan komunikan. Tetapi komunikator
menggunakan media sebagai perantara dalam penyampaian pesan. Misalnya: publikasi dalam
bentuk media cetak (Wardani, Muyassaroh dan Ani, 2016: 9-10).

MENURUT METODE PROMKES


Metode Promosi Kesehatan Secara garis besar, metode promosi kesehatan dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
a. Metode Didaktif
Metode didaktif ini didasarkan atau dilakukan dengan cara satu arah. Tingkat keberhasilan
dari metode didaktif ini sulit untuk dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya
pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet, poster, dan siaran radio.

b. Metode Sokratif
Metode sokratif ini dilakukan dengan cara dua arah. Dengan menggunakan metode ini,
kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi
kelompok, debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah pendapat, demonstrasi, studi
kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan

Sumber : Ratih Gayatri Setyabudi dan Mutia Dewi. 2017. Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi Volume 12 Nomor 1, Oktober 2017
7. Apa saja kendala/ hambatan dari promosi kesehatan ?
Faktor Penghambat
Hambatan-hambatan yang terjadi ini berasal dari dalam organisasi maupun diluar.
Hambatan dari dalam dapat dilihat dari keterrsediaan sumber daya manusia, struktur
organisasi, dana, sarana dan fasilitas, informasi serta aturan sistem dan prosedur yang jelas.
Hambatan dari luar dapat dilihat dari kekuatan yang berpengaruh secara langsung maupun
tidak langsung seperti aturan, sasaran, kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan
sebagainya
Sumber : Indah Pratiwi Wibawati, Soesilo Zauhar, Riyanto. Implementasi Kebijakan Promosi
Kesehatan. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol .2 , No. 11,

Menurut Tailor (1991) dalam (Novita, 2011) hambatan dalam penyelenggaraan tersebut
diuraikan seperti berikut ini.
1. Struktur dan sikap medical establishment.
Hal ini berarti lebih mendorong penyembuhan penyakit daripada pencegahan, akibatnya
upaya pendidikan, pencegahan, dan promosi kesehatan seringkali diabaikan. Lebih
lanjut, terkadang untuk menemukan orang yang berisiko memerlukan waktu serta biaya,
dan bagi seorang dokter lebih mudah memberikan pengobatan kepada pasien untuk
menurunkan tekanan darah daripada meyakinkan pasien untuk berhenti merokok.

2. Hambatan individual
Hal ini berkaitan dengan kebiasaan dan persepsi risiko. Kebiasaan kesehatan yang
dipelajari sejak kecil terkadang sulit diubah, demikian juga persepsi, misalnya: seorang
anak yang sejak kecil tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun setiap sebelum dan
sesudah makan, maka kebiasaan akan terbawa hingga ia dewasa. Begitu pula dengan
orang yang memiliki persepsi bahwa melakukan imunisasi tidak memberikan dampak
positif bagi anak, maka ia tidak akan memberikan anak-anaknya imunisasi karena
mempunyai persepsi bahwa imunisasi tidak memberikan kontribusi yang nyata dalam
kesehatan. Biasanya persepsi ini terbentuk dari pengalaman negatif di masa lalu.

3. Jaringan koperasi dan perencanaan yang rumit


Hal ini mencakup pelaku riset dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, serta
pembuat kebijakan (policy makers) pada masing-masing tingkat. Sebelum suatu program
dianggap efektif, diperlukan studi, perencanaan yang cermat, pelaksanaan, dan
penilaian kemudian direncanakan kembali untuk pelaksanaannya. Proses ini terjadi tidak
dalam waktu yang singkat.

4. Terdapat jurang pemisah antara pengembangan teknologi perubahan yang efektif dan
penggunaan teknologi oleh pelaksana
Hal ini berkaitan dengan penggunaan model, metode, dan media yang sesuai.
Pemberian contoh dalam menangani kesulitan individu melalui diskusi empat mata atau
kelompok kecil dapat efektif menangani masalah emosional, tetapi tidak dapat
diharapkan berhasil mengubah perilaku kesehatan. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan
intervensi yang tidak hanya efektif secara pribadi, tetapi dipolakan untuk dikonsumsi
massa.
Sumber : Hulu, V T. Pane, H W. Zuhriyatun, T F. et. al. 2020. Promosi Kesehatan
Masyarakat. Medan: Penerbit Kita Menulis

8. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat ?

 Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk mencapai keadilan sosial. Payne


(1997:268) menyatakan keadilan sosial dengan memberikan ketentraman kepada
masyarakat yang lebih besar serta persamaan politik dan sosial melalui upaya saling
membantu dan belajar melalui pengembangan langkah-langkah kecil guna
tercapainya tujuan yang lebih besar.

Sumber : Kementrian Sosial Republik Indonesia. Lembaga Sertifikasi Pekerjaan Sosial.


https://bppps.kemensos.go.id/bahan_bacaan/file_materi/pemberdayaan.pdf

TUJUAN

Secara bertahap pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:


a. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu,
kelompok, dan masyarakat.
b. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu
tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka.
c. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau
perilaku sehat.
d. Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang
dimilki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional dalam
menata kehidupan masyarakat.
e. Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah
membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan berupa
bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi, listrik)
maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan,
penelitian dan pemasaran di daerah.
f. Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah
persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari
interaksi.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
Sumber : Ratih Gayatri Setyabudi dan Mutia Dewi. 2017. Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi Volume 12 Nomor 1, Oktober 2017.

Menurut Mardikanto (2014:202), terdapat enam tujuan pemberdayaan masyarakat, yaitu:

- Perbaikan kelembagaan (better institution). Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang


dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan
jejaring kemitraan usaha.
- Perbaikan usaha (better business). Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan
aksesibisnislitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki
bisnis yang dilakukan.
- Perbaikan pendapatan (better income). Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang
dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya,
termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.
- Perbaikan lingkungan (better environment). Perbaikan pendapatan diharapkan dapat
memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali
disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
- Perbaikan kehidupan (better living). Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang
membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
masyarakat.
- Perbaikan masyarakat (better community). Kehidupan yang lebih baik, yang didukung
oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan
masyarakat yang lebih baik pula.

Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility)Tanggungjawab Sosial


Korporasi. Bandung: Alfabeta

9. Apa tujuan , fungsi dan manfaat dari pemberdayaan masyarakat?


FUNGSI

 Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah
membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan
berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi,
listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga
pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah.
 Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah
persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari
interaksi.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
FUNGSI

MANFAAT

1) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.

2) Mengembangkan gotong-royong masyarakat.

3) Menggali kontribusi masyarakat.

4) Menjalin kemitraan.

5) Desentralisasi.

Marasabessy, N.B,. (2007). Program pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan


dan pelaksanaan pemberantasan malaria dikabupaten Maluku tengah.pdf.
Universitas Gadjah Mada.
Effendi dan Hapsara.2018.Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan di Indonesia.Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press

10. Bagaimana langkah langkah pemberdayaan masyarakat?


Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D.

Persiapan (Engagement)

Pengkajian (Assessment)

Perencanaan program (Designing)

Implementasi

Evaluasi

Terminasi (Disengagement)

Gambar 1. Urutan langkah kegiatan pemberdayaan

1. Persiapan (Engagement)
a. Penyiapan Petugas :
Menyamakan persepsi anggota tim
b. Penyiapan Lapangan :
1) Studi kelayakan daerah sasaran
2) Mengurus perijinan
3) Menjalin kontak dengan tokoh informal
4) Menjalin kontak dengan masyarakat
2. Pengkajian (Assessment)
a. Mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan)
b. Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki
c. Masyarakat sudah dilibatkan dalam tahap penilaian
d. Kadang ditemukan ‘kebutuhan normatif’ yang tidak dirasakan masyarakat
3. Perencanaan program (Designing)
a. Formulasikan tujuan yang ingin dicapai
b. Buat urutan pelaksanaan kegiatan (isi kegiatan)
c. Pilih pendekatan dan metode yang akan digunakan, Bisa juga metode dirinci
masing-masing kegiatan
d. Tentukan personalia yang bertanggung jawab pada tiap kegiatan
e. Susun waktu pelaksanaannya
f. Buat rencana evaluasinya sesuai indikator
g. Tentukan anggaran kegiatannya
Di dalam proses perencanaan juga terdapat proses penentuan tujuan dari
diadaknnya program pemberdayaan tersebut. Maksud utama penentuan tujuan
adalah untuk membimbing program ke arah pemecahan masalah . Tingkatan tujuan
ada dua : tujuan umum dan tujuan khusus. Perumusan tujuan mengikuti kaidah
SMART (Specific, Measurable, Achievable/Appropriate, Realistic and Time Bound)

4. Implementasi
a. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana
b. Rinci prosedur operasional untuk melaksanakan program
c. Perlu kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat
d. Meningkatkan peran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
5. Evaluasi Program
a. Tentukan metode evaluasi
b. Lakukan evaluasi bersama masyarakat
c. Pilih jenis evaluasi (Formative atau Summative)
d. Evaluasi pada komponen proses atau output
e. Menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Apakah rencana sudah dilaksanakan
2) Apakah tujuan sudah tercapai
3) Apakah program sudah berjalan efektif
4) Apakah program sudah berjalan efisien
Untuk dapat mengetahui keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan,
terdapat indikator yang dapat digunakan sebagai tolak ukur, yaitu disebut sebagai
indikator keberhasilan.

Input Proses Output

SDM (pemimpin, tokoh, Jenis dan jumlah KIE Jumlah pemimpin, tokoh
kader) Jumlah pelatihan dan masyarakat, tokoh agama dan
Jumlah dana yang digunakan fasilitasi kader yang diintervensi
Barang, alat, obat dan Tingkat tumbuh kembang Jumlah UKBM (Polindes,
material lain yang digunakan UKBM Posyandu, kelompok donor
Adanya siklus pengambilan darah, ambulans desa dsb)
keputusan masyarakat Jumlah dana masyarakat
yang terorganisir (JPKM,
Dana sehat, Tabulin, dsb)
Jumlah material masyarakat
yang disumbangkan
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi kesehatan. Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Adapun tahapan pemberdayaan menurut Ambar Teguh Sulistyaniyang dikutip


oleh Aziz Muslim dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Pengembangan
Masyarakat, bahwa tahap-tahap yang harus dilalui dalam pemberdayaan
diantaranya adalah:28
Pertama, tahap penyadaran dan pembentukan perilaku. Perlu membentuk
kesadaran menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan
peningkatan kapasitas diri. Dalam tahapan ini pihak yang menjadi sasaran
pemberdayaan harus disadarkan mengenai perlu adanya perubahan untuk merubah
keadaan agar dapat sejahtera. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan
dan kesadaran akan tentang kondisinya saat itu, dan demikian akan dapat
merangsang kesadaran akan perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan
masa depan yang lebih baik. Sehingga dengan pemberdayaan dalam merubah
perilaku.
Kedua, tahap trasformasi pengetahuan dan kecakapan ketrampilan, dalam hal
ini perlu adanya pembelajaran mengenai berbagai pengetahuan, dan kecakapan
ketrampilan untuk mendukung kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan. Dengan
adanya pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan maka sasaran dari pemberdayaan
akan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan yang menjadi nilai
tambahan dari potensi yang dimiliki. Sehingga pada nantinya pemberdayaan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Ketiga, tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan ketrampilan.
Dalam tahapan peningkatan kemampuan intelektual dan ketrampilan ini sasaran
pemberdayaan diarahkan untuk lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki,
meningkatkan kemampuan dan kecakapan ketrampilan yang pada nantinya akan
mengarahkan pada kemandirian.
Azis Muslim.2012. Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat.Yogyakarta:
Samudra Biru

Anda mungkin juga menyukai