Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan
kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap
terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar ( dengan
sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan, perlengkapan & peralatan
alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas )
2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran ini
dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat,
peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
2. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga
atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh
masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas
kesehatan
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan, peraturan
perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa, camat, pejabat terkait,
LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.
Kriteria Pengembangan
Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat kriteria.
1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada forum atau
lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja misalnya kelompok
rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan do’a.
2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum
mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu. Demikian juga dengan
polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap madya.
3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif,dan
mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan biaya berbasis masyarakat.Jika
selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti karena kurangnya
pemahaman terhadap sistem jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem
serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin.
4. Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah terpenuhi.
Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup bersih dan sehat.
Keberhasilan Program
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok indikator, yaitu :
indikator input, proses, output dan outcome (Depkes, 2009).
1. Indikator Input
2. Indikator proses
3. Indikator Output
4. Indikator outcome
26 Apr 2023
Dilihat 19
Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau diastolik
≥ 90 mmHg pada orang dewasa.1 Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 berdasarkan
Riskesdas setinggi 34.1% pada populasi dewasa.2
Kondisi hipertensi sendiri seringkali tidak disadari oleh penderita, diperkirakan 46% orang
dewasa tidak menyadari kondisi ini, dan hipertensi juga masih menjadi penyebab utama
kematian dini di seluruh dunia.3
Ada banyak faktor resiko yang menyebabkan hipertensi, dan beberapa faktor resiko ini dapat
dicegah, seperti kebiasaan merokok, diabetes, kelebihan berat badan atau obesitas, jarangnya
melakukan aktivitas fisik, konsumsi garam berlebihan, serta konsumsi alkohol.4
Kondisi lain yang tidak dapat dicegah yang menjadi faktor resiko hipertensi juga seperti adanya
riwayat keluarga hipertensi, usia tua > 65 tahun, serta ketika ada kondisi penyerta seperti
penyakit ginjal.3
Apakah ketika seseorang memiliki hipertensi langsung harus konsumsi obat? Tidak, seringkali
ketika seseorang mengalami hipertensi, dokter akan menyarankan terlebih dahulu untuk
dilakukan pola modifikasi gaya hidup sehat baik untuk pencegahan hipertensi serta untuk
mendukung tata laksana hipertensi ketika sudah konsumsi obat.
Modifikasi gaya hidup dengan rutin sendiri dapat mengurangi hingga 15% kejadian komplikasi
pada hipertensi.5
Kita juga dapat melakukan pengecekan rutin terhadap tekanan darah kita secara mandiri di
rumah.
Tetapi tetap disarankan untuk kontrol secara rutin ke dokter umum atau dokter spesialis jantung
jika memiliki riwayat atau faktor resiko dari hipertensi itu sendiri, karena gejala hipertensi
sendiri seperti nyeri kepala, nyeri dada, pusing, sulit bernafas, mual, muntah, penglihatan kabur,
irama jantung tidak normal, seringkali kondisi ini dapat muncul ketika tekanan darah sudah
mencapai ≥180/≥120 mmHg dan kondisi ini seringkali sudah mengalami komplikasi karena
hipertensi itu sendiri, sehingga penting untuk kontrol sebelum gejala muncul.3
Pada akhirnya mengapa penting sekali untuk kita mencegah kondisi hipertensi? Karena kondisi
hipertensi sendiri selain menjadi penyebab utama kematian dini, juga memiliki banyak
komplikasi yang memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi seperti penyakit jantung koroner,
serangan jantung, stroke, gagal ginjal kronis, atrial fibrilasi, serta kematian.3,5
Artikel ini ditulis dan ditinjau oleh : dr. Johanes David Hendrijanto / dr. Vito Anggarino Damay,
SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA
Sumber :
1. Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti Rosei E, Azizi M, Burnier M, et al. 2018 ESC/ESH
Guidelines for the management of arterial hypertension. European Heart Journal.
2018;39(33):3021–104.
2. Erni Astutik, Septa Indra Puspikawati, Desak Made Sintha Kurnia Dewi, Ayik Mirayanti Mandagi,
Susy Katikana Sebayang. Prevalence and risk factors of high blood pressure among adults in
Banyuwangi coastal communities, Indonesia. Ethiopian Journal of Health Sciences. 2020;30(6).
3. Hypertension [Internet]. World Health Organization. World Health Organization; 2023 [cited
2023Apr19]. Source
4. Mills KT, Stefanescu A, He J. The Global Epidemiology of Hypertension. Nature Reviews
Nephrology. 2020;16(4):223–37.
5. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. [Updated 2022 Jul 4]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Source
Belakangan stunting sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu.
Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan
kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun. Tetapi
langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya? Simak selengkapnya
berikut ini.