Oleh:
dr. Muhammad Fadhol Romdhoni, M.Si., 0603068402
dr. Dewi Karita, M.Sc., 2160745
IbM kali ini merupakan bagian dari program jangka panjang terkait
penanggulangan penyakit tidak menular/ Non Communicable Disease (NCD),
yang bertujuan untuk memetakan masalah kesehatan khususnya penyakit
degeneratif yakni diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi di desa Bantarwuni,
kecamatan Kembaran, kabupaten Banyumas.
Menurut informasi dari perangkat desa dan didukung oleh data Puskesmas
setempat, bahwa masyarakat di desa Bantarwuni banyak yang menderita penyakit
degeneratif: diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Penyakit tersebut sangat
mengganggu kualitas hidup manusia sehingga akan mempengaruhi roda
perekonomian masyarakat karena jika telah terkena penyakit tersebut maka
seseorang tidak akan dapat bekerja secara optimal.
Proses pemetaan masalah kesehatan dimulai dengan mengumpulkan
masyarakat mulai usia 30 tahunan kemudian diukur tekanan darahnya
menggunakan tensi meter air raksa dan diukur kadar gula darah sewaktu (GDS)
menggunakan alat periksa gula darah portable merk Nesco. Idealnya, pemeriksaan
tersebut dilakukan pada seluruh masyarakat, namum karena keterbatasan anggaran
maka akan dilakukan penapisan awal berupa pengelompokan usia lalu dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh dokter.
Tindakan awal yang dapat dilakukan dalam IbM kali ini adalah
memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit
degeneratif diantaranya memberikan penyuluhan tentang Healthy Active Lifestyle
(HAL) atau Gaya Hidup Aktif dan Sehat yakni 70% mengatur serta
memperhatikan makanan dan pola makan, 30% melakukan olah raga rutin.
Perubahan gaya hidup merupakan penanganan lini pertama dari penyakit
degeratif, selanjutnya baru ke pemberian obat.
Dengan didapatkan pemetaan masalah kesehatan yang sebenarnya,
diharapkan dapat dirumuskan penanggulangan secara jangka panjang yang sesuai
dengan kearifan lokal desa tersebut serta dikelola secara mandiri oleh masyarakat
setempat sehingga penyakit degeratif dapat ditekan serendah-rendahnya bahkan
hingga titik nol. Sehingga IbM ini sangat penting dilakukan dengan segera demi
mewujudkan Indonesia Sehat 2020 yang dimulai dari unsur terkecil dari suatu
komunitas masyarakat yaitu desa.
Oleh karena itu, kami sangat berharap proposal IbM ini dapat diterima dan
dapat diberikan dukungan anggaran yang diajukan demi mendukung kelancaran
dan keberhasilan program yang akan dijalankan. Atas kerjasamanya kami
haturkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Desa Bantarwuni merupakan salah satu desa yang terletak pada wilayah
administratif kecamatan Kembaran kabupaten Banyumas yang terdiri dari 27
RW dan 108 RT dengan jumlah penduduk sekitar 4000an jiwa. Distribusi
penduduk yang cukup merata antara usia muda maupun tua tentu
memunculkan masalah yang berbeda-beda.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan yaitu mendatangi warga desa bantarwuni yang telah
dikumpulkan pada suatu tempat tertentu (missal balai desa) kemudian dilakukan
prosedur pemeriksaan medis oleh dokter, sebagai berikut:
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Universitas Muhammadiyah Purwokerto dinilai sangat mumpuni dan layak dalam
melaksanakan pengabdian ini karena telah memiliki Fakultas Kedokteran yang
berisikan para dokter baik dokter umum maupun dokter spesialin yang
berkompeten di bidangnya masing-masing.
Pihak universitas maupun fakultas sangat mendukung program ini karena sangat
mendukung visi dan misi universitas maupun fakultas. Bukti dari dukungan
tersebut adalah ditugaskannya para dokter berkompetensi di bidangnya sebagai
berikut:
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
a. Biaya
lain)
JUMLAH 20.000.000
b. Jadwal kegiatan
Waktu
Kegiatan
Okt Nov Des Jan
Pengajuan proposal
Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Andre, Y., Machmud, R. & Murni, A. W., 2013. Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Depresi pada Penderita Dispepsia Fungsional. Jurnal Kesehatan
Andalas, pp. 73-75.
Annurad, E. et al., 2013. The New BMI Criteria for Asians by the Regional Office
for the Western Pacific Region of WHO are Suitable for Screening of
Overweight to Prevent Metabolic Syndrome in Elder Japanese Workers.
Journal of Occupational Health, pp. 335-343.
Bano, R., Alshammari, E. M. & Almedan, A. H., 2015. Body Mass Index, Percent
Body Fat and Visceral Fat in Relation to Dietary Fat and Fiber Intake among
University Females. Nutrition and Food Science, pp. 256-262.
Duren, D. L. et al., 2008. Body Composition Methods: Comparisons and
Interpretation. Journal of Diabetes Science and Technology, pp. 1139-1146.
Gunes, F. E., Bekiroglu, N., Imeryuz, N. & Agirbasli, M., 2012. Relation between
Eating Habits and a High Body Mass. Journal of the American College of
Nutrition, p. Volume 31.
HABIB, S. S., 2013. Body Mass Index and Body Fat Percentage in Assessment of
Obesity. Biomed Environ Sci, p. 94‐99.
Ilman, M., Zuhairini, Y. & Siddiq, A., 2015. Correlation between Body Mass
Index and Body Fat Percentage. Althea Medical Journal, pp. 575-578.
Melanson, K. J. et al., 2012. Body composition, dietary composition, and
components of metabolic syndrome in overweight and obese adults after a
12-week trial on dietary treatments focused on portion control, energy
density, or glycemic index. Nutrition Journal.
WHO, 2013. Diabetes Mellitus. World Health Organisation.
Lampiran-lampiran