Anda di halaman 1dari 10

USUL PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM)

PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT DEGERATIF: DIABETES


MELITUS TIPE 2 DAN HIPERTENSI DI DESA BANTARWUNI
KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS

Oleh:
dr. Muhammad Fadhol Romdhoni, M.Si., 0603068402
dr. Dewi Karita, M.Sc., 2160745

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
OKTOBER 2017
RINGKASAN PROPOSAL

IbM kali ini merupakan bagian dari program jangka panjang terkait
penanggulangan penyakit tidak menular/ Non Communicable Disease (NCD),
yang bertujuan untuk memetakan masalah kesehatan khususnya penyakit
degeneratif yakni diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi di desa Bantarwuni,
kecamatan Kembaran, kabupaten Banyumas.
Menurut informasi dari perangkat desa dan didukung oleh data Puskesmas
setempat, bahwa masyarakat di desa Bantarwuni banyak yang menderita penyakit
degeneratif: diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Penyakit tersebut sangat
mengganggu kualitas hidup manusia sehingga akan mempengaruhi roda
perekonomian masyarakat karena jika telah terkena penyakit tersebut maka
seseorang tidak akan dapat bekerja secara optimal.
Proses pemetaan masalah kesehatan dimulai dengan mengumpulkan
masyarakat mulai usia 30 tahunan kemudian diukur tekanan darahnya
menggunakan tensi meter air raksa dan diukur kadar gula darah sewaktu (GDS)
menggunakan alat periksa gula darah portable merk Nesco. Idealnya, pemeriksaan
tersebut dilakukan pada seluruh masyarakat, namum karena keterbatasan anggaran
maka akan dilakukan penapisan awal berupa pengelompokan usia lalu dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh dokter.
Tindakan awal yang dapat dilakukan dalam IbM kali ini adalah
memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit
degeneratif diantaranya memberikan penyuluhan tentang Healthy Active Lifestyle
(HAL) atau Gaya Hidup Aktif dan Sehat yakni 70% mengatur serta
memperhatikan makanan dan pola makan, 30% melakukan olah raga rutin.
Perubahan gaya hidup merupakan penanganan lini pertama dari penyakit
degeratif, selanjutnya baru ke pemberian obat.
Dengan didapatkan pemetaan masalah kesehatan yang sebenarnya,
diharapkan dapat dirumuskan penanggulangan secara jangka panjang yang sesuai
dengan kearifan lokal desa tersebut serta dikelola secara mandiri oleh masyarakat
setempat sehingga penyakit degeratif dapat ditekan serendah-rendahnya bahkan
hingga titik nol. Sehingga IbM ini sangat penting dilakukan dengan segera demi
mewujudkan Indonesia Sehat 2020 yang dimulai dari unsur terkecil dari suatu
komunitas masyarakat yaitu desa.
Oleh karena itu, kami sangat berharap proposal IbM ini dapat diterima dan
dapat diberikan dukungan anggaran yang diajukan demi mendukung kelancaran
dan keberhasilan program yang akan dijalankan. Atas kerjasamanya kami
haturkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis situasi

Desa Bantarwuni merupakan salah satu desa yang terletak pada wilayah
administratif kecamatan Kembaran kabupaten Banyumas yang terdiri dari 27
RW dan 108 RT dengan jumlah penduduk sekitar 4000an jiwa. Distribusi
penduduk yang cukup merata antara usia muda maupun tua tentu
memunculkan masalah yang berbeda-beda.

Desa bantarwuni yang berjarak sekitar 3 Km dari universitas muhammadiyah


purwokerto merupakan tempat tinggal dari sekretaris pimpinan cabang
muhammadiyah kembaran yang merupakan pusat kegiatan muhammadiyah
ranting bantarwuni.

1.2 Permasalahan mitra

Sebagian besar masalah kesehatan yang ada di desa bantarwuni adalah


penyakit degeratif yang pada kenyataannya dapat menyerang usia sekitar 30
tahunan. Dari berbagai jenis penyakit degeratif, yang paling dominan di desa
tersebut adalah diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi.

Penanggulangan penyakit tersebut selama ini hanya sekedar memberikan


tatalksana secara farmakologik. Padahal menurut panduan pelatalaksanaan
penyakit degeneratif menurut berbagai literature dan WHO yang pertama kali
adalah pengelolaan gaya hidup / life style. Oleh karena itu, dalam mengatasi
penyakit tersebut perlu kerjasama yang baik antara penderita, keluarga, tenaga
medis, dan masyarakat.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

Penanggulangan penyakit degeratif, khususnya diabetes melitus tipe 2 dan


hipertensi tentunya tidak mungkin dalam waktu singkat. Secara proses terjadinya
penyakit tersebut pun membutuhkan waktu yang lama yang biasa disebut kronis.
Penyakit tersebut sangat berhubungan erat dengan pola hidup manusia, yang
terdiri dari 70% pola makan dan 30% aktivitas. Oleh sebab itu, penanganannya
harus terencana dan terlaksana dengan baik. Secara singkat, program penanganan
dapat dilihat dalam road map sebagai berikut:

No Tindakan Luaran Target Waktu


1 Pemetaan masalah kesehatan Data kesehatan 4 bulan
masyarakat
2 Program edukasi ke masyarakat Masyarakat faham 4 bulan
tentang penyakit degeratif dan bersedia
mengikuti
program
penanggulangan
penyakit degeratif
3 Pelaksanaan program Perbaikan 4 bulan
penanggulangan penyakit degeratif parameter
yaitu Healthy Active Lifestyle (HAL). penyakit
degeneratif
4 Pelatihan kemandirian dalam Terbentuknya 6 bulan
penanggulangan penyakit degeratif kader HAL dan
metode HAL tempat untuk HAL
Saat ini yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu adalah poin nomor 1.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan yaitu mendatangi warga desa bantarwuni yang telah
dikumpulkan pada suatu tempat tertentu (missal balai desa) kemudian dilakukan
prosedur pemeriksaan medis oleh dokter, sebagai berikut:

1. Anamnesis  untuk mendata identitas dan menggali masalah

2. Pemeriksaan fisik  untuk mencari tanda dari keluhan

3. Pemeriksaan tanda vital  tensi meter

4. Pemeriksaan penunjang  tes gula darah sewaktu

Selanjutnya data dikumpulkan dan dilakukan analisis yang selanjutnya akan


dilakukan pertemuan dengan pemangku kebijakan untuk pemaparan hasil
pengumpulan data.

BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Universitas Muhammadiyah Purwokerto dinilai sangat mumpuni dan layak dalam
melaksanakan pengabdian ini karena telah memiliki Fakultas Kedokteran yang
berisikan para dokter baik dokter umum maupun dokter spesialin yang
berkompeten di bidangnya masing-masing.

Pihak universitas maupun fakultas sangat mendukung program ini karena sangat
mendukung visi dan misi universitas maupun fakultas. Bukti dari dukungan
tersebut adalah ditugaskannya para dokter berkompetensi di bidangnya sebagai
berikut:

1. dr. M Fadhol Romdhoni, M.Si. dokter umum, ahli di bidang


Farmakologi (obat-obatan khususnya herbal).

2. dr. Dewi Karita, M.Sc.  dokter umum, ahli di bidang biokimiawi


tubuh manusia.

BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
a. Biaya

Perincian Pengeluaran Uang Jumlah (Rp)

1. Gaji dan Upah 0

2. Alat dan Bahan Habis Pakai (Material Penelitian) 10.000.000

3. Biaya Perjalanan 1.000.000

4. Biaya Pengeluaran Lain-lain (penelusuran pustaka, 9.000.000

forum group discussion, analisis data , dan biaya lain-

lain)

JUMLAH 20.000.000

b. Jadwal kegiatan

Waktu
Kegiatan
Okt Nov Des Jan

Pengajuan proposal

Review, revisi, dan persetujuan proposal

Pelaksanaan dan pengolahan data

Penyusunan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Andre, Y., Machmud, R. & Murni, A. W., 2013. Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Depresi pada Penderita Dispepsia Fungsional. Jurnal Kesehatan
Andalas, pp. 73-75.
Annurad, E. et al., 2013. The New BMI Criteria for Asians by the Regional Office
for the Western Pacific Region of WHO are Suitable for Screening of
Overweight to Prevent Metabolic Syndrome in Elder Japanese Workers.
Journal of Occupational Health, pp. 335-343.
Bano, R., Alshammari, E. M. & Almedan, A. H., 2015. Body Mass Index, Percent
Body Fat and Visceral Fat in Relation to Dietary Fat and Fiber Intake among
University Females. Nutrition and Food Science, pp. 256-262.
Duren, D. L. et al., 2008. Body Composition Methods: Comparisons and
Interpretation. Journal of Diabetes Science and Technology, pp. 1139-1146.
Gunes, F. E., Bekiroglu, N., Imeryuz, N. & Agirbasli, M., 2012. Relation between
Eating Habits and a High Body Mass. Journal of the American College of
Nutrition, p. Volume 31.
HABIB, S. S., 2013. Body Mass Index and Body Fat Percentage in Assessment of
Obesity. Biomed Environ Sci, p. 94‐99.
Ilman, M., Zuhairini, Y. & Siddiq, A., 2015. Correlation between Body Mass
Index and Body Fat Percentage. Althea Medical Journal, pp. 575-578.
Melanson, K. J. et al., 2012. Body composition, dietary composition, and
components of metabolic syndrome in overweight and obese adults after a
12-week trial on dietary treatments focused on portion control, energy
density, or glycemic index. Nutrition Journal.
WHO, 2013. Diabetes Mellitus. World Health Organisation.

Lampiran-lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri Ketua

1. Nama Lengkap (dengan gelar): dr. Muhammad Fadhol Romdhoni, M.Si


2. Jenis Kelamin : Laki – Laki
3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4. NIP/NIK/NPA IDI : 2160625
5. NIDN : 0603068402
6. Tempat dan Tanggal Lahir : Lamongan, 3 Juni 1984
7. Email : fadhol.romdhoni@gmail.com
8. Nomor Telepon / HP : 081 334 722 484
9. Alamat Kantor : Jl. Raya
Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto –
Jawa Tengah
10. Nomor Telepon / Fax : (0281) 636751 / 630463 / 634424
11. Lulusan yang telah dihasilkan: S1 – 41 mahasiswa
12. Mata Kuliah yang diampu : Farmakologi – Kedokteran

B. Identitas Diri Ketua

1. Nama Lengkap (dengan gelar): dr. Dewi Karita, M.Sc


2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Jabatan Fungsional :-
4. NIP/NIK/NPA IDI : 2160745
5. NIDN :-
6. Tempat dan Tanggal Lahir : Tanjung Balai Karimun, 15 April 1985
7. Email : dewikarita@gmail.com
8. Nomor Telepon / HP : 081 327 041 084
9. Alamat Kantor : Jl. Raya
Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto –
Jawa Tengah
10. Nomor Telepon / Fax : (0281) 636751 / 630463 / 634424
11. Lulusan yang telah dihasilkan: S1 – 41 mahasiswa
12. Mata Kuliah yang diampu : Biokimia – Kedokteran

Lampiran 2. Gambaran iptek yang akan ditransfer

No Tindakan Luaran Target Waktu


1 Pemetaan masalah kesehatan Data kesehatan 4 bulan
masyarakat
2 Program edukasi ke masyarakat Masyarakat faham 4 bulan
tentang penyakit degeratif dan bersedia
mengikuti
program
penanggulangan
penyakit degeratif
3 Pelaksanaan program Perbaikan 4 bulan
penanggulangan penyakit degeratif parameter
yaitu Healthy Active Lifestyle (HAL). penyakit
degeneratif
4 Pelatihan kemandirian dalam Terbentuknya 6 bulan
penanggulangan penyakit degeratif kader HAL dan
metode HAL tempat untuk HAL

Lampiran 3. Peta lokasi wilayah kedua mitra

Anda mungkin juga menyukai