PENDAHULUAN
1
perawatan dan motivasi kepada anggota keluarga yang menderita diabetes
mellitus untuk tetap mengendalikan kadar gula darah.
Banyak terdapat metode dalam penilaian dinamika suatu keluarga salah
satunya yaitu APGAR family tools untuk menilai bagaimana kepuasan hubungan
salah satu anggota keluarga terhadap terhadap anggota yang lainnya melalui
sebuah kuisioner. Diharapkan APGAR family tools ini dapat berperan dalam upaya
untuk mengurangi angka kejadian diabetes mellitus di Indonesia melalui
pendekatan keluarga. Maka dari itu penting untuk diketahui bagaimana cara dan
proses penilaian APGAR family tools dan hubungannya dalam mengurangi angka
kejadian DM.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
- untuk berperan sebagai referensi data kesehatan dalam suatu wilayah
- untuk menyediakan gambaran secara keseluruhan mengenai masalah
kesehatan pada komunitas lokal dan penduduknya
- untuk merekomendasikan intervensi yang akan dijadikan prioritas dan solusi
pemecahan masalah yang mampu laksana
- untuk mengindikasi alokasi sumber daya dan mengarahkan rencana kerja di
masa depan
- untuk menciptakan peluang dari kolaborasi inter sektoral dan keterlibatan
media
- untuk pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi program
kerja kesehatan.
4
2.1.5 Perbedaan Diagnosis Komunitas dan Diagnosis Klinis
Tabel 2. Perbedaan Diagnosisi Komunitas dan Diagnosis Klinis
No Diagnosis Klinis Diagnosis Komunitas
1 Dilakukan oleh dokter Dilakukan oleh dokter atau
epidemiologis
2 Fokus perhatian : pasien Fokus perhatian : komunitas /
masyarakat
3 Fokus perhatian : hanya orang Fokus perhatian : orang sakit dan sehat
sakit
4 Dilakukan dengan memeriksa Dilakukan dengan cara survey
pasien
5 Diagnosis didapat berdasarkan Diagnosis didasarkan atas Riwayat
keluhan dan simtom Alamiah Perjalanan Penyakit ( Natural
history of disease)
6 Memerlukan pemeriksaan Memerlukan penelitian epidemiologi
laboratorium
7 Dokter menentukan pengobatan Dokter/epidemiologis merencanakan
plan of action
8 Pengobatan pasien menjadi tujuan Pencegahan dan Promosi menjadi tujuan
utama utama
9 Diikiuti dengan follow up kasus Diikuti dengan program evaluasi
10 Dokter tertarik menggunakan Dokter/epidemiologis tertarik dengan
teknologi tinggi nilai-nilai statistik
5
3. Membuat proposal sederhana untuk merumuskan langkah langkah metode
diagnosis komunitas mencakup sasaran, sampel, instrumen yang dipakai
dan batasan operasional data yang akan diambil
4. Persiapan pengumpulan data di lapangan atau dari pengunjung puskesmas
5. Menganalisis data secara deskriptif dengan menggunakan program
analisis. Dalam diagnosis komunitas ini uji statistik inferens tidak penting
untuk dilakukan
6. Membuat laporan untuk diseminasi ke pimpinan dan pengelola program
terkait di puskesmas
6
2.2 Keluarga dan family APGAR tools
Diagnosis komunitas memiliki fokus perhatian utama yang diberikan
adalah masyarakat, dengan keluarga sebagai salah satu bagian di dalamnya. Peran
keluarga dalam kedokteran dimana terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
antara pasien, keluarga pasien, dan dokter yang kesemuanya bekerjasama dalam
hubungan perawatan medis. Hubungan tersebut tercipta agar tersedia kualitas
perawatan kesehatan yang berorientasi pada keluarga dimana keluarga berfungsi
sebagai sumber paling mendasar keberadaan pasien dan keluarga. Dengan kata
lain keluarga merupakan patner alami dalam perawatan kesehatan.
7
untuk menjadi insan-insan agamis yang penuh iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Fungsi budaya
Yang dimaksud dengan fungsi budaya adalah fungsi keluarga dan
memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam
satu kesatuan.
3. Fungsi cinta kasih
Yang dimaksud dengan fungsi cinta kasih adalah fungsi keluarga dalam
memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak,
suami dengan isteri, orang tua dengan anak-anaknya, serta hubungan
kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wahana utama
bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.
4. Fungsi melindungi
Yang dimaksud dengan fungsi melindungi adalah fungsi keluarga untuk
menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap anggota keluarga.
5. Fungsi reproduksi
Yang dimaksud dengan fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga yang
merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunannya yang
direncanakan sehingga dapat menunjang terciptanya kesejahteraan umat
manusia di dunia yang penuh iman dan taqwa.
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Yang dimaksud dengan fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah fungsi
keluarga yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik
keturunannya agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam
kehidupannya dimasa depan.
7. Fungsi ekonomi
Yang dimaksud dengan fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga sebagai
unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
8
8. Fungsi pembinaan lingkungan
Yang dimaksud dengan fungsi pembinaan lingkungan adalah fungsi
keluarga yang memberikan kemampuan kepada setiap keluarga dapat
menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai dengan daya
dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
9
2.3 Family assessment tools APGAR
Untuk menilai dinamika keluarga, kita membutuhkan alat/perangkat yakni
dengan family assessment tools (perangkat penilaian keluarga). Dari hasil
penilaian tersebut, kita dapat mengetahui keluarga tersebut masuk dalam kategori
mana. Apakah keluarga bahagia/fungsional, atau keluarga yang biasa saja/mid-
range, atau keluarga yang tidak bahagia/disfungsional.
10
APGAR adalah salah satu tools dalam family assessment yang
dikembangkan oleh Rosen, Geyman, Leyton. APGAR merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk mengukur sehat tidaknya suatu keluarga dengan menilai 5
fungsi pokok dalam keluarga tingkat kesehatan keluarga tersebut:
1. Adaptasi (Adaptation)
Di sini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan
yang diperlukannya dan anggota keluarga lainnya.
2. Kemitraan (Partnership)
Di sini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi,
urun rembuk dalam mengambil keputusan dan atau menyelesaikan suatu
masalah yang sedang dihadapi dengan anggota keluarga lainnya.
3. Pertumbuhan (Growth)
Disini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang
diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan
setiap anggota keluarga.
4. Kasih Sayang (Affection)
Disini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta
interaksi emosional yang berlangsung dalam keluarga.
5. Kebersamaan (Resolve)
Disini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan
dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga.
11
Tabel 4. Kuesioner APGAR Keluarga
PETUNJUK :
Untuk masing-masing pernyataan, berilah tanda √ pada kolom pilihan sesuai dengan
perasaan anda terhadap keluarga anda
Hampir Kadang-
Hampir
Tidak kadang
Selalu
Pernah
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
terhadap permasalahan yang saya hadapi
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki
Saya puas dengan kehangatan / kasih
sayang yang diberikan keluarga saya
Saya puas dengan waktu yang disediakan
keluarga untuk menjalin kebersamaan
Total Score
Interpretasi :
APGAR Score:
- 8-10 = Highly functional family (fungsi keluarga baik), berarti keluarga
yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga saling
mendukung satu sama lain
- 4-7 = Moderately dysfunctional family (disfungsi keluarga moderat),
berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan
antar anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
12
- 0-3 = Severely dysfunctional family (keluarga sakit / tidak sehat), berarti
keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat
memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar
anggota keluarga.
13
yang lebih memperoleh kekuatan yang berwibawa atau
kuat dan menguraikan cara – teman / kawan sebaya,
cara lebih sehat tanpa kemungkinan lain nilai –
mudah terkena kritik nilai terbentuk dan
tingkah laku terpola
akibat reaksi perlawanan
yang menyertai atau nilai
aktual dari pengaruh
orang – orang
Satu hal yang ekstrim,
mereka sering
mengekspresikan
perasaan yang sangat
negatif dengan cara
menciptakan suasana
panas timbullah atmosfer
konflik dalam keluarga
Hal ekstrim kebalikannya,
mereka diam, kasar, atau
menyembunyikan
perasaan, menciptakan
suasana dingin, atmosfer
tanpa perasaan yang
menutupi emosi mendasar
yang sering timbul
Kesulitan menguraikan
stress (tekanan)
14
BAB III
PERAN DIAGNOSIS KOMUNITAS FAMILY
APGAR DALAM PENURUNAN DIABETES
MELITUS DI PALEMBANG
15
Indonesia akan terdapat 178 juta penduduk berusia 20 tahun dengan asumsi
prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 4% akan ada 7 juta orang dengan
Diabetes Mellitus di Indonesia yang akan meningkat dari 5 juta di tahun 1995
menjadi 12 juta pada tahun 2025 (David, 2009).
Jumlah kasus Diabetes Mellitus di Indonesia sendiri memang
mengalami peningkatan kasus. Peningkatan Diabetes Mellitus di Indonesia, di
Jakarta pada tahun 1993 terdapat 7,7% meningkat menjadi 12,7% tahun 2001.
sedangkan Makassar pada tahun 1981 terdapat 1,5% meningkat menjadi 7,5%
pada tahun 1998 secara Nasional di Indonesia di perkirakan saat ini lebih dari
2,5 % penduduk Indonesia menyandang Diabetes Mellitus dengan insidens
bervariasi berkisar 1,5 % - 2,3% pada penduduk usia diatas 15 tahun (Depkes
RI, 2007). Sedangkan berdasarkan Riskesdas tahun 2007 prevalensi penyakit
Diabetes Mellitus adalah 1,1% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan
gejala) dan 5,7% (berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk
umur > 15 tahun bertempat tinggal di perkotaan).
16
pada tahun 2015 yaitu sebesar 2330 sedangkan prevalensi terendah pada
tahun 2014 yaitu 1553.
Hal ini berarti kejadian baru diabetes mellitus masih menjadi masalah
besar di kota palembang. Proporsi kejadian baru diabetes mellitus mengalami
kenaikan pada beberapa tahun terakhir, sehingga perlu dilakukan intervensi
penyebab dari kejadian DM.
17
keikutsertaan dalam perawatan penderita diabetes melitus agar kadar gula
darah penderita dapat terkontrol dengan baik.
Peran keluarga terdiri dari peran formal dan peran informal. Dalam
peran informal keluarga terdapat peran merawat keluarga dan peran
memotivasi/ pendorong keluarga (Friedman, 2010). Dimana merupakan tugas
setiap anggota keluarga merawat anggota keluarga lain yang sakit sebagai
fungsi pokok keluarga secara asuh yaitu memenuhi kebutuhan, pemeliharaan
dan perawatan anggota keluarga yang sakit serta memenuhi kebutuhannya
(Effendi,1998).
Keluarga merupakan sistem mendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan sehat dan sakit pasien keluarga
mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah akan dapat menekan
perilaku maladaptive (pencegahan sekunder) dan memulihkan perilaku
adaptif (pencegahan tertier) sehingga derajat kesehatan pasien dan keluarga
dapat ditingkatkan secara optimal (Keilat, 1992).
Dari sebuah penelitian yang dilakuakn di kota di Sumatera Barat,
mereka melakukan wawancara pada beberapa keluarga diamana dari
wawancara yang dilakukan tiga orang keluarga mengatakan bahwa tidak
mengetahui perawatan pada pasien diabetes melitus, lima orang keluarga
mengatakan bahwa mengetahui perawatan pada pasien diabetes melitus tetapi
mereka tidak melakukan perawatan pada pasien dengan alasan yang berbagai
macam dan dua orang keluarga mengatakan mengetahui perawatan pasien
diabetes melitus dan melakukan perawatan pada pasien diabetes mellitus.
Dari sepuluh orang penderita diabetes melitus, tujuh orang diantaranya
mengatakan kurang mendapatkan perawatan dan motivasi dari keluarga
dengan penyakit diabetes mellitus yang dialami.
Adanya peran keluarga dalam pengendalian kadar gula darah akan
memberikan perawatan dan motivasi kepada anggota keluarga yang
menderita diabetes mellitus untuk tetap mengendalikan kadar gula darah.
18
3.5 Peran Family APGAR dalam penurunan DM
APGAR adalah kuesioner skrining singkat yang dirancang untuk
merefleksikan kepuasan anggota keluarga terhadap status fungsional
keluarga. Family APGAR adalah instrumen yang digunakan sebagai rapid
assesmentuntuk mengetahui berfungsinya sebuah keluarga di mata individu
pasien.
Diharapkan dengan adanya peran dan fungsi keluarga yang baik akan
memberikan perawatan dan motivasi kepada anggota keluarga yang
menderita diabetes mellitus untuk tetap mengendalikan kadar gula darah,
terutama di daerah Palembang.
19
Analisis kasus:
Dinamika keluarga merupakan interaksi (kedudukan dalam keluarga) dan
relationship (hubungan kedekatan, misal : dekat dengan ibunya) antara
individu anggota keluarga yang mana merefleksikan (penyakit yang
berpengaruh ke keluarga atau keluarga yang berpengaruh pada penyakit) dan
mempengaruhi kesehatan fisik, mental, spiritual dari individu – individu
tersebut dalam keluarga. Pentingnya mengetahui dinamika keluarga adalah
untuk membantu dokter keluarga mendiagnosa penyakit dan rasa sakit dan
mendapatkan pengakuan faktor - faktor yang mungkin membantu atau
tersembunyi dalam kesembuhan pasien. Selain itu, pengetahuan dinamika
keluarga juga berguna dalam memformulasikan cara untuk membantu pasien
agar lebih efektif dan bisa beradaptasi dengan problem kesehatan mereka.
Dinamika keluarga dapat dinilai dengan family assessment tools. Salah
satunya menilai fungsi keluarga dengan Family APGAR. APGAR sendiri
dirancang untuk merefleksikan kepuasan anggota keluarga terhadap status
fungsional keluarga terhadap risiko dan penyakit yang dialami pleh anggota
keluarga lainnya.
Pada kasus Andi, dengan kondisi dia yang sekarang kita bisa melakukan
skrining pengaruh keluarga dengan kondisi Andi dengan membeikan
kuesioner kepada Andi dan melakukan intervensi.
PETUNJUK :
Untuk masing-masing pernyataan, berilah tanda √ pada kolom pilihan sesuai dengan
perasaan anda terhadap keluarga anda
Hampir Kadang-
Hampir
Tidak kadang
Selalu
pernah
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
√
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi √
terhadap permasalahan yang saya hadapi
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk √
mengembangkan kemampuan yang saya
20
miliki
Saya puas dengan kehangatan / kasih
√
sayang yang diberikan keluarga saya
Saya puas dengan waktu yang disediakan
√
keluarga untuk menjalin kebersamaan
Total Score 2
- Interpretasi: Skor yang didapatkan untuk kondisi Andi saat ini adalah 2.
Dengan interpretasi Severely dysfunctional family (keluarga sakit / tidak
sehat), berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti
sangat memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan
antar anggota keluarga.
21
tetap mengendalikan kadar gula darah pencegahan komplikasi akut maupun
kronik.
Seharusnya dengan adanya Family APGAR ini, kita sebagai dokter
komunitas mampu mengetahui faktor keluarga yang berperan menyebabkan
suatu penyakit dan perburukan suatu penyakit terjadi. Apabila fungsi
keluarganya tidak baik tentunya peran preventif baik promosi dan edukasi
dapat dilakukan. Sehingga terjadinya penyakit ataupun komplikasi dari suatu
penyakit dapat dihindari.
22
Apabila hal ini diterapkaan, terutama di Palembang diharapkan nantinya
angka kejadian Diabetes Melitus serta komplikasinya dapat ditangani. Kualitas
hidup pasien dengan DM pun dapat meningkat
23
BAB IV
KESIMPULAN
Sebagai dokter komunitas, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
menanggulangi kejadia DM di Palembang yaitu melalui diagnosis komunitas
dengan metode pendekatan keluarga melalui kuisioner APGAR yang menilai
bagaimana kepuasan satu anggota keluarga terhadap anggota lainnya yang terdiri
atas 5 komponen yaitu adaptasi, kemitraan, pertumbuhan, kasih sayang,
kebersamaan.
Keluarga merupakan pendukung utama yang memberi perawatan langsung
pada setiap pasien, keluarga juga mempunyai kemampuan untuk mengatasi
masalah yang dapat menekan perilaku-perilaku yang mengganggu kesehatan
penderita DM (pencegahan sekunder) dan memulihkan perilaku adaptif sehingga
derajat kesehatan pasien dan keluarga dapat ditingkatkan secara optimal. Dengan
adanya peran dan fungsi keluarga yang baik akan memberikan perawatan dan
motivasi kepada anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus untuk tetap
mengendalikan kadar gula darah, terutama di daerah Palembang.
Jika hal ini diterapkan, bukan tidak mungkin terutama nantinya angka
kejadian Diabetes Melitus serta komplikasinya terutama di kota Palembang dapat
ditangani, angka kejadian dan komplikasi berkurang, serta kualitas hidup pasien
dengan DM pun dapat meningkat
24
DAFTAR PUSTAKA
Allan H., Lawren A. May, Alber G Muller JR. 1995. Primary Care Medicine.
JB. Lipincott Company. 3.
25