Anda di halaman 1dari 3

Judul : Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Mendukung Keberlajutan Agribisnis Petani

Muda Di Kabupaten Majalengka

Penulis : Oeng Anwarudin, Sumardjo, Arif Satria, Anna Fatchiya

Tahun : 2020

Jurnal : Jurnal Agribisnis Terpadu

Volume, No : 13 (1)

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MENDUKUNG KEBERLAJUTAN


AGRIBISNIS PETANI MUDA DI KABUPATEN MAJALENGKA

Generasi muda memiliki minat yang rendah untuk beraktivitas pada bidang pertanian.
Demikian juga sebagian besar orang tua kurang berminat apabila anaknya menjadi petani.
Kapasitas dan kemandirian pelaku muda relatif terbatas. Tenaga kerja bidang pertanian semakin
berkurang sebagai akibat sedikitnya generasi miuda yang menekuni bidang pertanian. Akibat dari
hal tersebut, jumlah petani di Indonesia menurun 15% dari tahun 2003 ke 2013.

Keberlanjutan usaha pertanian pada petani muda menjadi bahan perhatian serius mengingat
beberapa kasus. Sebagian pemuda pedesaan meninggalkan usaha pertanian di desa dan pergi ke
kota untuk bekerja pada bidang non pertanian. Temuan awal diketahui bahwa salah satu alasan
beralihnya mata mencaharian generasi muda dari petani ke sektor lain karena rendahnya
pendapatan bersih dan persaingan pemasaran produk pertanian yang ketat.

Berdasarkan penilitian sebelumnya ada sekelompok generasi muda yang telah menekuni
usaha pertanian. Ada beberapa petani muda yang telah memiliki minat yang tinggi. Petani muda
tersebut tergabung dalam komunitas seperti KPMI ( Komunitas Petani Muda Indonesia ),
IKAMAJA ( Ikatan Magam Jepang ), HIDATA ( Himpunan Pemuda Tani ), dan alumni PATRA
( Pelatihan Anak Tani Remaja ). Generasi muda yang terlibat pada komunitas tersebut telah
melakukan aksi nyata pada bidang pertanian yang tinggi dan memiliki potensi usaha pertanian
yang berkelanjutan. Hal ini mengindikasikan regenerasi petani dapat terwujud dengan cara
membangkitkan motivasinya dan dilakukan pembinaan agar usaha pertaniannya berkelanjutan.
Salah satu pihak yang dapat berinteraksi langsung dengan generasi muda di lapangan adalah
penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian menurut Wardani dan Anwarudin ( 2018 ) memiliki
pertanian sebagai fasilitator, komunikator, motifator dan konsultan. Penyuluh pertanian memiliki
tugas melakukan pembinaan terhadap petani termasuk petani muda. Pembinaan ini bertujuan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani muda kearah yang lebih baik.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif peranan penyuuh pertanian dan
keberlajutan usaha Agribisnis petani muda. Selanjutnya menganalisis pengaruh peranan penyuluh
pertanian terhadap keberlanjutan usaha Agribisnis petani muda.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang di dukung data-data kualitatif.


Pendekatan kuantitatif ini di lakukan dengan survay. Pengumpulan data di lakukan mengedarkan
kuesioner. Penelitian di laksanakan di kabupaten majalengka. Lokasi ini di pilih secara sengaja
dengan pertimbangan sebagai daerah yang memiliki komunitas pertanian lengkap mulai dari
komunitas dataran rendah sampai tinggi. Waktu rangkaian penelitian pada tahun 2017 sampai
dengan 2019.

Populasi dalam penelitian ini adalah petani muda pelaku pertanian di lokasi penelitian.
Sampel di pilih sebanyak 137 orang menggunakan teknik cluster random sampling. Data di
kumpulkan peneliti dari responden yaitu para petani muda sebagai data primer melalui teknik
wawancara. Instrumen penelitian yang di gunakan terdiri atas kuesioner dan panduan ( guidance )
wawancara.

Analisis data yang di gunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif
dan regresi berganda. Model statistik sebagai berikut :

Y = k + aX1.1 + bX1.2 + cX1.3 + dX1.4 + eX1.5 + fX1.6 + gX2 + hX3 + tX4

Keterangan:

Y : Keberlanjutan agribisnis petani muda


X1.1 : Pendidikan formal
X1.2 : Lama usaha
X1.3 : Lama pelatihan
X1.4 : Akses TIK
X1.5 : Persepsi
X1.6 : Motivasi
X2 : Faktor eksternal
X3 : Peranan penyuluh pertanian
X4 : Kapasitas kewirausahaan

Berdasarkan hasil penelitian di katakan bahwa tingkat peranan penyuluh pertanian, faktor
eksternal, kapasitas kewirausahaan, dan potensi keberlanjutan Agribisnis petani muda masih
berada pada kategori rendah. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap keberlanjutan usaha
petani muda adalah akses TIK, faktor eksternal, peranan penyuluh pertanian dan kapasitas
kewirausahaan. Sedangkan faktor yang berpengaruh tidak nyata terhadap keberlanjutan usaha
petani muda adalah tingkat pendidikan, lama berusahatani, pelatihan, persepsi dan motivasi.

Semakin sering akses petani muda terhadap TIK maka semakin tinggi tingkat keberlanjutan
usaha petani muda. Kenaikan 1 poin meningkatkan 0,32 poin keberlanjutan petani muda. Akses
media TIK dapat ditingkatkan melalui upaya memperlancar akses dan melengkapi ketersediaan
fasilitas TIK. Pada faktor eksternal semakin tinggi dukungan pemerintah, dukungan komonitas,
dukungan keluarga dan informasi pasar, maka semakin meningkat potensi keberlanjutan usaha
petani muda. Setiap kenaikan 1 poin dukungan faktor eksternal meningkatkan 0,658 poin potensi
keberlanjutan usaha petani muda. Penguatan faktor eksternal dapat dilakukan melalui peningkatan
dukungan pemerintah, dukungan keluarga, komonitas dan kelembagaan petani. Penyuruh
pertanian dan kelompok tani berusaha mengembangkan jiwa wirausaha dengan memfasilitasi
peningkatan kemampuan menganalisis pasar dan peluang usaha, peningkatan kemampuan
menganalisi potensi wilayah, peningkatan kemampuan mengelola usahatani secara komersial dan
melaksanakan kegiatan simpan pinjam untuk modal usaha. Optimalisasi kinerja penyuluh
pertanian dapat di lakukan pada penyuluh pemerintah, swadaya maupun swasta.

Anda mungkin juga menyukai