Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Agribisnis Terpadu 1

PENGARUH PENGUATAN KELOMPOK TANI TERHADAP PARTISIPASI DAN


MOTIVASI PEMUDA TANI PADA USAHA PERTANIAN DI LEUWILIANG, BOGOR

Nazaruddin1, Oeng Anwarudin2


1
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor,
Provinsi Jawa Barat
2
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Manokwari,
Provinsi Papua Barat

Email : oenganwarudin@gmail.com

ABSTRAK
Penguatan kelompok tani telah dilaksanakan sebagai upaya regenerasi petani melalui
pembinaan desa mitra. Penelitian bertujuan menganalisis secara deskriptif kinerja penguatan kelompok
tani, partisipasi dan motivasi pemuda tani serta menganalisis pengaruh penguatan kelompok tani
terhadap partisipasi dan motivasi pemuda tani pada usaha pertanian. Penelitian telah dilaksanakan di
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Populasi penelitian adalah pemuda tani sebagai anggota
kelompok tani yang menjadi sasaran pembinaan desa mitra. Populasi selanjutnya menjadi responden
penelitian sebanyak 60 orang yang diambil secara sensus. Variabel penelitian terdiri atas karakteristik
individu (X1), penguatan kelompok tani (X2), partisipasi pemuda tani (Y1) dan motivasi pemuda tani (Y2).
Analisis statistik menggunakan analisis statistik deskriptif dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penguatan kelompok tani mitra berada pada kriteria tinggi, partisipasi dan motivasi pemuda tani
berada pada kategori sedang. Patisipasi pemuda tani dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK dan
penguatan kelompok tani. Motivasi pemuda tani dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK, penguatan
kelompok tani dan partisipasi dalam kegiatan pertanian.

Kata kunci: pembinaan desa mitra, pemuda tani, partisipasi, motivasi

ABSTRACT
Strengthening farmer groups has been carried out as an effort to regenerate farmers through
fostering partner villages. The study aimed to analyze descriptively the performance of farmer group
strengthening, participation and motivation of farmer youth and analyze the influence of farmer group
reinforcement on farmer's youth participation and motivation in agricultural business. Research has been
carried out in Leuwiliang District, Bogor Regency. The study population was farmer youth as members of
farmer groups who were targeted by partner villages. The next population became the respondents of the
study as many as 60 people taken by census. The research variables consisted of individual
characteristics (X1), strengthening farmer groups (X2), farmer youth participation (Y1) and farmer youth
motivation (Y2). Statistical analysis used descriptive and regression statistical analysis. The results
showed that the strengthening of partner farmer groups was at high criteria, participation and motivation
of farmer youth was in the medium category. The participation of farmer youth is influenced by
perceptions, access to ICT and strengthening farmer groups. Motivation of farmer youth is influenced by
perceptions, access to ICT, strengthening farmer groups and participation in agricultural activities.

Keywords: coaching village partners, farm youth, participation, motivation


Jurnal Agribisnis Terpadu 2

Pendahuluan menjadi pelaku pertanian relatif rendah baik


Kondisi pelaku utama pertanian pada komoditi tanaman pangan maupun
beberapa tahun terakhir ini mengalami hortikultura. Penelitian KRKP (2015) tidak
perlambatan dalam hal regenerasi. Jumlah hanya menampilkan mengenai minat
petani dalam kurun waktu 10 (sepuluh) generasi muda tetapi juga minat orang tua
tahun terakhir, telah mengalami penurunan terhadap anaknya untuk beraktivitas pada
15 persen. Hal tersebut tampak dari hasil bidang pertanian yang ternyata hasilnya juga
perbandingan antara BPS tahun 2003 mengisyaratkan relatif rendah. Kedua,
dengan data BPS tahun 2013. BPS tahun generasi muda memiliki persepsi yang buruk
2003 (BPS 2003) menampilkan rumah terhadap bidang pertanian. Hasil penelitian
tangga pelaku pertanian 55,73 persen. KRKP (2015) mengemukakan bahwa
Selanjutnya data BPS tahun 2013 (BPS sebagian besar generasi muda menyatakan
2013) mencatat rumah tangga pelaku kondisi pertanian memprihatinkan baik pada
pertanian sebanyak 40,81 persen. komoditi tanaman pangan maupun
Selanjutnya, jika melihat porsinya, petani hortikultura. Selanjutnya, kapasitas generasi
muda lebih sedikit dibanding petani berusia muda pada bidang pertanian relatif terbatas.
lanjut. Data hasil sensus pertanian 2013 Anwarudin (2017) menyatakan bahwa
(BPS 2013) menyajikan bahwa pelaku generasi muda adalah generasi yang belum
pertanian muda (<35 tahun) hanya 12,87 banyak memiliki pengalaman, walaupun
persen, sangat sedikit dibanding pelaku dari sekian banyak generasi muda adalah
pertanian berusia lanjut (>54 tahun) yaitu anak petani, belum tentu dalam keseharian
32,76 persen dan usia menengah (35 – 54 mereka ikut terlibat dalam bidang pertanian.
tahun) 54,37 persen. Hasil analisis terhadap Oleh karena itu, masih sangat diperlukan
data BPS yang telah diuraikan diatas bila peningkatan kapasitas bagi generasi muda
tidak disikapi serius maka bisa jadi porsi untuk beraktivitas pada bidang pertanian.
petani di Indonesia akan terus menurun. Regenerasi pelaku pertanian di
Hasil penelitian melaporkan Indonesia berjalan lambat dan relatif rendah
regenerasi pelaku pertanian di Indonesia tersebut penting untuk segera ditemukan
berjalan lambat dan relatif rendah. Generasi solusinya mengingat Indonesia dikenal
muda memiliki motivasi yang ditunjukkan sebagai negara agraris. Sebagian besar
dengan minat yang rendah untuk penduduk Indonesia mempunyai mata
beraktivitas pada bidang pertanian. pencaharian pada bidang pertanian. Bidang
Penelitian KRKP (2015) mengisyaratkan pertanian menjadi salah satu komponen
bahwa minat generasi muda yang meliputi pembangunan nasional yang memiliki peran
indikator ketertarikan, cita-cita, keinginan penting sebagai penyerap tenaga kerja,
Jurnal Agribisnis Terpadu 3

sumber bahan pangan dan gizi, bahan baku eksplanatoris dan menurut sifatnya adalah
industri, serta pendorong bergeraknya penelitian kuantitatif. Populasi penelitian
sektor-sektor ekonomi lainnya. Pentingnya adalah pemuda tani sebagai anggota
peran pertanian tersebut seharusnya kelompok tani yang menjadi sasaran
diimbangi dengan besarnya perhatian semua pembinaan desa mitra. Populasi selanjutnya
pemangku kepentingan pada bidang ini, menjadi responden penelitian ini sebanyak
termasuk perhatian kepada para pelaku 60 orang yang diambil secara sensus.
pertanian sebagai penggerak bidang Variabel penelitian terdiri atas
pertanian. karakteristik individu (X1), penguatan
Berdasarkan beberapa kondisi yang kelompok tani (X2), partisipasi pemuda tani
telah dikemukakan, maka diperlukan upaya- (Y1) dan motivasi pemuda tani (Y2).
upaya yang dapat mendukung terjadinya Karakteristik individu meliputi pendidikan
regenerasi pelaku pertanian. Upaya formal, persepsi terhadap pertanian dan
mempercepat terjadinya regenerasi pelaku akses Teknologi Informasi dan Komunikasi
pertanian tersebut telah dilakukan melalui (TIK). Data primer dikumpulkan langsung
penguatan kelompok tani dalam bentuk dari responden menggunakan instrumen
pembinaan desa mitra di kecamatan dalam bentuk kuesioner. Data sekunder
Leuwiliang, Bogor. Penelitian bertujuan diperoleh dari pencatatan data yang sudah
untuk menganalisis secara deskriptif tersedia pada instansi terkait dengan fokus
penguatan kelompok tani, partisipasi dan penelitian
motivasi pemuda tani serta menganalisis Statistik deskriptif digunakan untuk
pengaruh penguatan kelompok tani terhadap menggambarkan sebaran responden pada
partisipasi dan motivasi pemuda tani pada setiap variabel penelitian, yang meliputi
usaha pertanian di Leuwiliang, Bogor. karakteristik individu (pendidikan, persepsi
dan akses TIK), penguatan kelompok tani,
Metode Penelitian partisipasi dan motivasi pemuda tani.
Penelitian telah dilaksanakan di Desa Analisis inferensial yang digunakan dalam
Karacak dan Barengkok Kecamatan penelitian ini adalah analisis regresi.
Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pemilihan
lokasi dilakukan secara pupusive dengan Hasil dan Pembahasan
pertimbangan sebagai lokasi pembinaan Deskripsi Variabel
desa mitra. Waktu rangkaian penelitian pada Variabel penelitian meliputi
Juli sampai dengan Desember 2018. karakteristik individu, penguatan kelompok
Penelitian ini adalah penelitian survai, tani, persepsi dan motivasi pemuda tani.
berdasarkan tujuannya merupakan penelitian Karakteristik individu pemuda tani terdiri
Jurnal Agribisnis Terpadu 4

atas pendidikan, perspsi dan penggunaan Deskripsi variabel pada Tabel 1.


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Tabel 1. Deskripsi Variabel
Variabel Klasifikasi Jumlah Persentase (%)
Pendidikan SD 5 8,33
SMP 36 60,00
SMA sederajat 19 31,67
Jumlah 60 100
Modus : SMP
Persepsi Rendah (< 24) 15 25,00
Sedang (24 – < 36) 26 43,33
Tinggi (≥ 36) 19 31,67
Jumlah 60 100
Rata-rata : 28,37 (sedang)
Akses TIK Rendah (< 14 kali/minggu) 12 20,00
Sedang (14 – < 28 kali/minggu) 28 46,67
Tinggi (≥ 28 kali/minggu) 20 33,33
Jumlah 60 100
Rata-rata : 23,21 kali
Penguatan kelompok Rendah (< 16) 4 6,67
tani Sedang (16 – < 24) 24 40,00
Tinggi (≥ 24) 32 53,33
Jumlah 60 100
Rata-rata : 24,65 (tinggi)
Partisipasi Pemuda Rendah (< 24 2 3,33
Tani Sedang (24 – < 36) 31 51,67
Tinggi (≥ 36) 27 45,00
Jumlah 60 100
Rata-rata: 32,33 (sedang)
Motivasi Rendah (< 16) 17 28,33
Sedang (16 – < 24) 22 36,67
Tinggi (≥ 24) 21 35,00
Jumlah 60 100
Rata-rata : 20,42 (sedang)

Tabel 1 menunjukan semua pemuda dan Maryani 2017, Warya dan Anwarudin
tani telah mengenyam pendidikan formal 2018). Kondisi tersebut berbeda dengan
dengan tingkat pendidikan bervariasi. pemuda tani dalam penelitian ini yang
Sebagian besar pemuda tani memiliki mayoritas berpendidikan SMP. Penelitian ini
tingkat pendidikan formal SMP, sebagian mendukung laporan Setiawan et al. (2015),
kecil berpendidikan SD dan SMA. Jika Wardani dan Anwarudin (2018), Harniati
ditelaah lebih mendalam, tingkat pendidikan dan Anwarudin (2018). Pendidikan formal
formal pemuda tani sudah lebih baik yang dimiliki seorang pemuda tani sangat
dibanding tingkat pendidikan formal petani penting untuk mengembangkan kapasitas
umumnya. Penelitian terdahulu melaporkan dirinya. Pendidikan merupakan sarana
mayoritas pendidikan petani umumnya belajar untuk meningkatkan pengetahuan,
adalah SD (Anwarudin 2017, Anwarudin sikap dan keterampilan yang dimiliki.
Jurnal Agribisnis Terpadu 5

Pendidikan formal pada penelitian ini dapat persepsi tinggi. Mereka adalah pemuda tani
mempengaruhi tingkat berpikir dan yang tetap positif bahwa bekerja sebagai
penalarannya dalam mengambil keputusan pelaku pertanian bukan pekerjaan yang
maupun dalam bertindak. Bagi seorang ketinggalan zaman, merupakan pekerjaan
pemuda tani, pengetahuan, sikap positif dan yang layak, berpeluang menjadi pengusaha
keterampilan yang tinggi akan menjadikan agribisnis, merupakan pekerjaan yang
dirinya mampu mencari solusi dalam mulya. Penelitian ini sejalan dengan temuan
permasalahan usahataninya, serta lebih Setiawan (2015), Harniati dan Anwarudin
adaptif terhadap perubahan dan mampu (2018).
mengatasi masalah dengan baik serta Pemuda tani sebagian besar
merencanakan dan mengevaluasinya secara melakukan akses pertanian yang tinggi
tepat. Hal yang sama telah dikemukakan terhadap Teknologi Informasi dan
Herawati (2018) bahwa semakin tinggi Komunikasi (TIK). TIK dalam penelitian ini
tingkat pendidikan seseorang maka akan meliputi chat melaui pesan singkat dan
mempengaruhi cara berpikir, sikap dan whatsapp, telephone dan browsing pada
perilakunya ke arah yang lebih rasional saluran internet. Hasil penelitian ini
dalam menerima dan memahami inovasi mendukung penelitian Setiawan (2015) dan
teknologi yang diperolehnya. Prawiranegara (2016). Media yang paling
Pemuda tani yang menjadi reponden sering mereka akses adalah whatsapp.
penelitian ini memiliki persepsi yang cukup Responden adalah pemuda yang belum
baik pada bidang pertanian. Hal tersebut banyak terlibat pada bidang pertanian,
ditunjukkan dengan rata-rata dan mayoritas bahkan sebagian besar mereka masih
pemuda tani memiliki persepsi pada mengenyam pendidikan di sekolah. Kondisi
tingkatan sedang. Kondisi ini menunjukkan ini menyebabkan mereka menggunakan TIK
bahwa pemuda tani lebih baik persepsinya lebih sering bukan untuk keperluan
dibanding pemuda tani pada umumnya pertanian. Hasil ini berbeda dengan petani
sebagaimana dilaporkan KRKP (2015). muda temuan Harniati dan Anwarudin
Namun demikian diantara mereka masih ada (2018) bahwa isi chat petani muda terkait
yang memiliki persepsi buruk terhadap pertanian yang sering tampil diantaranya
bidang pertanian. Beberapa alasan adalah informasi lahan, produk yang
mengemuka diantaranya adalah sulitnya dibutuhkan, harga produk dan pemasaran.
mendapatkan pekerjaan di bidang lain dan Bahkan, pada grup whatsapp, beberapa kali
kecewa dengan hasil pertanian terutama dilakukan juga diskusi tentang teknis
harga rendah saat panen tiba. Sebagian kecil budidaya komunitas pertanian dengan
diantara mereka ada juga yang memiliki menampilkan narasumber.
Jurnal Agribisnis Terpadu 6

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata- Partisipasi merupakan faktor penting yang


rata tingkat partisipasi pemuda tani sebesar dapat meningkatkan kapasitas, mewujudkan
32,33 dan berada pada kriteria sedang. inisiatif, pengendalian dan meningkatkan
Demikian juga bila dilihat dari distribusi efektifitas. Melalui partisipasi dalam
responden porsi partisipasi pemuda tani kelompok tani menurut Ofuoku and Isife
ternyata sebagian besar berada pada kategori (2009) muncul rasa saling memahami
sedang (51,67%). Kajian partisipasi pemuda diantara anggota kelompok yang
tani ini meliputi partisipasi perencanaan, berorientasi pada kepentingan ekonomi dan
pengambilan keputusan, pelaksanaan, menjaga nilai, budaya dan kekuatan
pemanfaatan hasil dan evaluasi. Hasil kelompok. Demikian juga Hauser et al
pengamatan di lapangan, hampir semua (2016) dan Anwarudin (2017)
responden selalu hadir pada pelaksanaan mengemukakan bahwa penyelenggaraan
kegiatan. Namun demikian, pemuda tani penyuluhan termasuk pembinaan pemuda
partisipasinya rendah pada evaluasi kegiatan tani harus mengoptimalkan partisipasi agar
dan pengambilan keputusan. Evalusi proses adopsi inovasi lebih efektif.
kegiatan dan pengambilan keputusan lebih Pemuda tani memiliki tingkat
banyak dilakukan oleh pimpinan kelompok motivasi bekerja sebagai pelaku pertanian
tani yang notabene adalah petani dewasa. Di bervariasi yaitu rendah, sedang dan tinggi
lokasi tempat penelitian, pemuda tani belum dengan komposisi yang hampir seimbang.
membentuk kelompok, sehingga Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
keberadaannya dimasukkan pada kelompok motivasi pemuda tani berada pada
tani dewasa yang sudah ada. Hasil penelitian klasifikasi sedang. Namun demikian, ada
ini diharapkan dapat menjadi masukkan juga pemuda tani yang motivasinya berada
untuk meningkatkan partisipasi anggota pada kategori rendah dan tinggi. Kondisi ini
dalam semua tahapan kegiatan sehingga sudah lebih baik dibanding pemuda tani
memperkuat pernyataan Chesoli (2013) pada umumnya yang dilaporkan KRKP
bahwa partisipasi merupakan komponen (2015) bahwa minat pemuda tani pada
penting sebagai pembangkitan keberlanjutan pertanian memprihatinkan. Pemuda tani
pelaku dalam proses pembangunan pada penelitian ini adalah pemuda yang
pertanian. Adanya partisipasi pemuda tani masih tergabung dalam kelompok tani
diharapkan dapat berimbas pada dewasa karena belum terbentuknya
kesejahteraan petani sebagaimana Oktariana kelompok taruna tani. Hasil penelitian ini
et al (2013) berpendapat bahwa partisipasi sejalan dengan Setiawan (2015), Harniati
merupakan alat pemberdayaan masyarakat dan Anwarudin (2018), Wardani dan
petani untuk meningkatkan kesejahteraan. Anwarudin (2018).
Jurnal Agribisnis Terpadu 7

Pengaruh penguatan kelompok tani tani, dilakukan analisis regresi. Hasil


terhadap partisipasi pemuda tani analisis statistik tertera pada Tabel 2.
Untuk melihat pengaruh penguatan
kelompok tani terhadap partisipasi pemuda
Tabel 2. Pengaruh Penguatan kelompok tani Terhadap Partisipasi Pemuda Tani
No Variabel Nilai Signifikansi Keterangan
2
1. R 0,697
2. Konstanta 1,222 0,043 Berpengaruh
3. Pendidikan (X11) 0,109 0,113
4. Persepsi (X12) 0,276 0,091 Berpengaruh
5. Akses TIK (X13) 0,304 0,087 Berpengaruh
6. Penguatan kelompok tani (X2) 0,573 0,069 Berpengaruh
Berdasarkan hasil analisis statistik Demikian juga pada saat pelaksanaan dan
dapat diketahui bahwa persepsi, akses TIK evaluasi kegiatan. Proses pembinaan desa
dan penguatan kelompok tani berpengaruh mitra tersebut mendukung laporan Hellin et
signifikan terhadap partisipasi pemuda tani. al (2009), Ofuoku dan Chukwuji (2012),
2
Nilai koefisien determinasi (R ) sebesar Chesoli (2013).
0,697 menunjukkan 69,7% keragaman Hasil penelitian dapat membuktikan
partisipasi pemuda tani dipengaruhi oleh bahwa pembinaan desa mitra melalui
persepsi, akses TIK dan penguatan kelompok tani sebagai organisasi
kelompok tani. Adapun persamaannya kemasyarakatan lokal mampu meningkatkan
adalah sebagai berikut: jalinan hubungan secara horisontal dengan
Y1 = 1,222 + 0,276 X12 + 0,304 pemuda tani sehingga memiliki pengaruh
X13 + 0,573 X2 signifikan terhadap partisipasi pemuda tani.
Berdasarkan informasi pimpinan kelompok
Usaha yang telah dilakukan oleh tani, hampir semua anggotanya yaitu
fasilitator penguatan kelompok tani pemuda tani aktif mengikuti kegiatan
diantaranya adalah fasilitasi perencanaan, pembinaan desa mitra walaupun kegiatan
pelaksanaan, dan evaluasi, serta memotivasi kelompok tani saat ini semakin menurun
pemuda tani untuk terlibat pada usaha frekuensinya. Antara anggota kelompok tani
pertanian. Pada saat perencanaan kegiatan, terjalin hubungan yang harmonis dalam
fasilitator, penyuluh pendamping, pimpinan wadah kelompok tani. Kondisi ini
kelompok tani dan seluruh responden hadir mendukung pernyataan Wrihatnolo dan
melaksanakan diskusi untuk menelusuri Dwidjowijoto (2007) bahwa dalam
kebutuhan materi pembelajaran sekaligus pembangunan, peran organisasi
memutuskan poin-poin yang dilakukan kemasyarakatan lokal harus diorganisasikan
selama kegiatan pembinaan desa mitra. secara hierarkis agar informasi tentang
Jurnal Agribisnis Terpadu 8

situasi terkini dapat dijalin secara multiarah, Pengaruh pembinaan desa mitra
baik vertikal maupun horisontal. terhadap pemuda tani diduga disebabkan
Terkait dengan program pembinaan peran kelompok tani yang telah dapat
desa mitra yang memberdayakan, menjadi inisiator, katalisator dan
berdasarkan informasi responden, kegiatan dinamisator. Beberapa responden
pembinaan desa mitra dilakukan atas kerja mengemukakan bahwa kelompok tani sering
sama kelompok tani dengan fasilitator, memiliki inisiatif atau prakarsa sebagai
penyuluh dan tokoh masyarakat yang penggerak bagi para pemuda tani untuk
menekankan kesadaran dan kreasi pengurus partisipasi menata dan membangun dirinya.
dan anggota kelompok tani. Keadaan ini Kelompok tani sering juga mendorong dan
selaras dengan Ife (2002) yang merangsang terbentuknya sinergi dan
mengemukakan pentingnya kekuatan kerjasama antar anggota, yang tadinya
kelembagaan. Jenis kekuatan yang dimiliki berdiri sendiri dengan masing-masing
masyarakat yang dapat digunakan untuk karakternya, menuju sebuah tujuan bersama
memberdayakan masyarakat salah satunya yang lebih besar. Selanjutnya Kelompok tani
adalah kekuatan kelembagaan. Kelompok telah mampu memfasilitasi atau
tani merupakan lembaga masyarakat yang mendampingi petani dalam melayani
sudah lazim ada pada masyarakat desa kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
berbasis pertanian sehingga penekanan Mengingat pentingnya partisipasi petani
penguatan kelembagaan pada masyarakat dalam semua kegiatan kelompok tani,
pertanian berada pada kelompok tani. Hasil dijelaskan Anwarudin (2017) bahwa
penelitian juga dipertegas Mardikanto kelompok tani dapat menjadi wahana
(2010a) yang mengemukakan bahwa konsep mobilisasi petani agar lebih terlibat dalam
pemberdayaan dalam wacana penguatan berbagai program pembangunan karena
masyarakat selalu dihubungkan dengan keterlibatan dapat membangkitkan
konsep partisipasi. Partisipasi inilah yang kesadaran mengenai pengetahuan,
menurut Mardikanto (2010b) berguna kemampuan dan sikapnya dalam
menanggulangi berbagai masalah seputar membangun pertaniannya. Demikian juga
kemiskinan dan pengangguran. Hal ini Maryani et al (2017) mengemukakan bahwa
dikarenakan upaya yang dilakukan adalah dalam pembangunan pertanian penting
menekankan pada pembangkitan kesadaran adanya partisipasi aktif dalam bentuk aksi
dan daya kreasi penduduk setempat bersama (group action) didalam
sehingga mereka mau dan mampu mencari memecahkan masalah dan memenuhi
cara-cara untuk memecahkan persoalan kebutuhan-kebutuhannya yang dilakukan
mereka sendiri. berdasarkan potensi yang dimiki petani.
Jurnal Agribisnis Terpadu 9

Begitu pentingnya partisipasi dalam Mardikanto (2009) bahwa pertama kali


penguatan petani sehingga perlu ada upaya harus membentuk kelembagaan petani.
untuk meningkatkannya. Hasil penelitian ini Pada masayarakat desa berbasis pertanian,
menginformasikan bahwa salah satu upaya kelembagaan petani identik dengan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelompok tani. Berdasarkan Permentan
partisipasi petani adalah melalui kegiatan- nomor 67 tahun 2016, kelompok tani
kegiatan pembinaan baik kelembagaannya merupakan wahana kegiatan belajar-
yaitu kelompok tani maupun anggota mengajar, tempat diskusi identifikasi dan
kelompok tani. pemecahan masalah yang dihadapi,
Tempat dilakukannya penelitian ini penyusunan rencana kerja/kegiatan dan
adalah masyarakat pedesaan yang tergabung peningkatan kemampuan dibidang pertanian.
sebagai peserta kelompok tani yang Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan
merupakan bagian dari sasaran penyuluhan terhadap kelompok tani dapat membuka
yang senantiasa mengikuti kegiatan bersama akses pada informasi, memberikan
penyuluh pertanian. Tantangan utama yang penjelasan mengenai program-program
dihadapi dalam memberdayakan masyarakat pemerintah yang sedang digalakan, norma-
pedesaan adalah pengetahuan yang terbatas, norma bermasyarakat yang perlu diketahui,
wilayah yang berada di pinggiran dan hak-hak masyarakat yang melindungi, dan
pemahaman adat yang masih kuat. Usaha manfaat perubahan. Dengan demikian
melakukan perubahan pada kondisi pembinaan desa mitra sebagai bentuk
masyarakat seperti ini yang dapat dilakukan penguatan kelompok tani dapat
adalah memahami pemikiran dan tindakan meningkatkan partisipasi petani.
masyarakat serta membuat mereka percaya Pengaruh penguatan kelompok tani dan
kepada pelaku pemberdaya. Selanjutnya partisipasi terhadap motivasi pemuda
mereka perlu berpartisipasi dalam proses tani
perubahan yang ditawarkan dengan Untuk melihat pengaruh penguatan
memberikan kesempatan menentukan kelompok tani dan partisipasi terhadap
pilihan secara rasional. Proses ini motivasi pemuda tani, dilakukan analisis
memberikan hasil yang lebih efektif dari regresi. Hasil analisis statistik tertera pada
pada memberikan pilihan yang sudah Tabel 3.
ditentukan. Langkah untuk melakukan
semua proses tersebut selaras dengan
Jurnal Agribisnis Terpadu 10

Tabel 3. Pengaruh Penguatan kelompok tani dan Partisipasi Terhadap Motivasi Pemuda Tani
No Variabel Nilai Signifikansi Keterangan
2
1. R 0,659
2. Konstanta 2,248 0,095 Berpengaruh
3. Pendidikan (X11) 0,134 0,124
4. Persepsi (X12) 0,512 0,064 Berpengaruh
5. Akses TIK (X13) 0,240 0,076 Berpengaruh
6. Penguatan kelompok tani (X2) 0,534 0,067 Berpengaruh
7. Partisipasi (Y2) 0,342 0,073 Berpengaruh

Berdasarkan hasil analisis statistik sukses sebagai petani, ternyata persepsinya


dapat diketahui bahwa persepsi, akses TIK, lebih baik dan berpengaruh terhadap
penguatan kelompok tani dan partisipasi motivasi untuk menjadi pembangkit
berpengaruh signifikan terhadap motivasi semangat dalam bertindak. Semakin tinggi
pemuda tani. Nilai koefisien determinasi persepsinya maka motivasinya semakin
(R2) sebesar 0,659 menunjukkan 65,9% tinggi pula. Oleh karena itu, optimalisasi
keragaman motivasi pemuda tani peran semua pihak termasuk penyuluh
dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK, pertanian pemerintah, penyuluh swadaya
penguatan kelompok tani dan partisipasi dan swasta dengan cara yang tepat untuk
pemuda tani. Adapun persamaannya adalah memberi dorongan dan pemahaman
sebagai berikut: terhadap generasi muda dapat menjadi salah
Y2 = 2,248 + 0,512 X12 + 0,240 X13 + satu pemecahan masalah menurunnya
0,534 X2 + 0,342Y1 persepsi generasi muda pada bidang
pertanian.
Faktor yang berpengaruh terhadap Selanjutnya penggunaan TIK
motivasi pemuda muda adalah persepsi berpengaruh positif terhadap motivasi
pemuda tani pada bidang pertanian. Banyak pemuda muda. Karakteristik pemuda adalah
hasil penelitian menyebutkan seperti KRKP kedekatannya dengan penggunaan teknologi
(2015), ketidaktertarikan generasi muda informasi dan komunikasi. Sistem informasi
pada pertanian menunjukkan betapa sektor mereka adalah grup watssapp, facebook,
pertanian tak memiliki daya tarik yang website sebagai alat saling menyampaikan
mampu mengalahkan sektor lainnya informasi. Hasil penelitian ini mendukung
terutama industri. Generasi muda mengaku laporan Harniati dan Anwarudin (2018),
lebih memilih menjadi buruh industri karena Anwarudin dan Haryanto (2018). Sumardjo
pendapatannya lebih pasti. Namun demikian dan Mulyandari (2011) mengemukakan
pada kalangan tertentu yang kesehariannya bahwa manfaat sistem informasi pertanian
dekat dengan pertanian dan ada contoh adalah meningkatkan peluang petani
Jurnal Agribisnis Terpadu 11

terhadap informasi pasar dan teknologi lebih baik dalam wadah kelompok tani
pertanian serta mempercepat proses tersebut menyebabkan agropreneur menjadi
komunikasi dalam pemasaran maupun untuk dapat menentukan nasibnya sendiri dan
proses produksi sehingga meningkatkan mengurangi ketergantungan terhadap
jaringan komunikasi dan posisi tawar petani. tengkulak. Kondisi ini selaras dengan
Intensitas dan pemanfaatan teknologi Hamilton et al (2015) yang mengemukakan
informasi telah menjadi faktor dominan bahwa kelompok tani sebagai wadah
mempengaruhi aksesibilitas petani. kerjasama dapat membuat petani menjadi
Selanjutnya Prawiranegara et al (2015) bertambah kuat dalam upaya meningkatkan
menyebutkan bahwa penggunaan teknologi keuntungan dan mencegah terjadinya
informasi dan komunikasi telah kerugian. Dengan demikian usaha pertanian
memperbaiki persepsi petani terhadap menjadi lebih menguntungkan dan
konten pertanian. Konten dalam sistem mempunyai daya saing sehingga
informasi pertanian berbasis TIK dapat mengurangi ketergantungan terhadap
dikategorikan menjadi lima jenis, yaitu tengkulak dan menjadikan petani yang
berita, informasi teknologi pertanian, mandiri. Kondisi ini juga didukung Frese
informasi pasar, informasi penunjang, dan dan Gielnik (2014) bahwa kelembagaan
interaktif. Pengembangan sistem informasi petani dan tindakan kolektif sering dilihat
pertanian dirancang dengan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan
mengintegrasikan konten informasi yang akses petani ke pasar. Demikian juga
berada di masing-masing lembaga, dikelola Schmidt et al (2015) yang menyatakan
secara fungsional, dan disajikan secara bahwa kondisi struktural petani merupakan
komprehensif, mutakhir, dan tepat guna dampak karakteristik kelompok petani.
dalam mendukung pemberdayaan petani Pemuda tani yang mengikuti
(Sumardjo dan Mulyandari 2011). pembinaan desa mitra sesungguhnya belum
Disamping komunikasi online, memiliki kelompok tani khusus yang pada
berdasarkan wawancara dengan responden masa silam dikenal dengan kelompok taruna
diperoleh informasi bahwa pemuda tani juga tani. Pemuda tani tersebut masih bergabung
anggota kelompok tani. Bagi agropreneur dengan kelompok tani dewasa yang sudah
sebagai anggota kelompok tani, adanya ada. Pembinaan desa mitra yang dilakukan
hubungan anggota dengan anggota lainnya terhadap kelompok tani berhasil
dan kelompok tani dapat membantu meningkatkan motivasi taruna tani. Bagi
memecahkan masalah yang dihadapi dan pemuda tani sebagai anggota kelompok tani,
meningkatkan perannya secara ekonomi dan adanya hubungan anggota dengan anggota
sosial. Dengan terjalinnya hubungan yang lainnya dan kelompok tani lainnya dapat
Jurnal Agribisnis Terpadu 12

membantu memecahkan masalah yang partisipasinya pada kegiatan lingkup


dihadapi dan meningkatkan perannya secara pertanian. Hal ini karena partisipasi
sosial. Dengan terjalinnya hubungan yang merupakan salah satu cara bersosialisasi.
lebih baik dalam wadah kelompok tani Dukungan sosialisasi telah diakui sebagai
tersebut menyebabkan pemuda tani menjadi kendaraan yang penting untuk proses
lebih kompak dan mudah memperoleh pembelajaran atau transfer pengetahuan dan
informasi. Kondisi ini selaras dengan keterampilan. Joose dan Grubbstrom (2017)
Hamilton et al (2015) yang mengemukakan mencontohkan partisipasi anak pada usaha
bahwa kelompok tani sebagai wadah pertanian orang tuanya. Pemuda tani
kerjasama dapat membuat petani menjadi merupakan penerus pertanian keluarga.
bertambah kuat. Kondisi ini juga didukung Walaupun satusnya siswa, mereka sering
Frese dan Gielnik (2014) bahwa dijumpai membantu orang tua pada bidang
kelembagaan petani dan tindakan kolektif pertanian. Ketika penerus keluarga
sering dilihat sebagai faktor kunci dalam membantu orang tua mereka, sejauh ini
meningkatkan akses petani. Kelompok tani kondisinya bervariasi. Beberapa penerus
merupakan komunitas nyata. Komunitas membantu hanya selama sibuk sementara
nyata seperti yang disampaikan Secundo et yang lain adalah tenaga kerja. Demikian
al (2017) bahwa inspirasi berusaha menjadi juga, beberapa menerima upah untuk
wirausahawan dapat melalui proses belajar membantu mereka dan orang lain tidak
di komunitas yang melibatkan pengusaha, menerima kompensasi. Membantu orang tua
ahli dan pembelajar dalam kelompok digambarkan sebagai kewajiban anak dan
belajar. Komunitas nyata adalah individu sebagai tenaga kerja murah yang penting
lain dapat teman sejawat, mentor, fasilitator bagi kelangsungan pertanian. Walaupun
yang bertatap muka secara langsung. demikian dalam proses membantu tersebut
Melalui pembinaan desa mitra, generasi telah terjadi proses sosialisasi usaha
muda mengenal usaha pertanian, kemudian pertanian dari orang tua kepada generasi
mendapatkan pengetahuan. Melalui berikutnya. Proses sosialisasi tersebut dapat
fasilitator dan praktisi sebagai komunitas menumbuhkan motivasi.
nyata, tidak hanya pengetahuan melainkan Kesimpulan
juga dapat ikut terlibat langsung praktik Penelitian mengenai pengaruh
sehingga mendapat keterampilan (Secundo penguatan kelompok tani terhadap
et al 2017, Sankaran dan Demangeot 2017, partisipasi dan motivasi pemuda tani pada
Anwarudin et al 2018). usaha pertanian telah dilaksanakan. Hasil
Selanjutnya motivasi pemuda tani penelitian menunjukkan bahwa penguatan
pada bidang pertanian dipengaruhi oleh kelompok tani berada pada kriteria tinggi,
Jurnal Agribisnis Terpadu 13

partisipasi dan motivasi pemuda tani berada Management Sciences (JETEMS).


4(4): 377-380.
pada kategori sedang. Patisipasi pemuda tani
Frese M, Gielnik MM. 2014. The
dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK dan psychology of entrepreneurship.
Annu. Rev. Organ. Psychol. Organ.
penguatan kelompok tani. Motivasi pemuda
Behav. 2014(1): 413-38. doi:
tani dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK, 10.1146/annurev-orgpsych-031413-
091326.
penguatan kelompok tani dan partisipasi
Hamilton W, Bosworth G, Ruto E. 2015.
dalam kegiatan pertanian. Entrepreneurial younger farmers and
the “young farmer problem” in
England. Agriculture and Forestry.
Daftar Pustaka Volume 61(4): 61-69. doi:
10.17707/AgricultForest.61.4.05.
Anwarudin O. 2017. Opini, Peluang
Harniati, Anwarudin O. 2018. The interest
Agropreneur Muda. Harian
and action of young agricultural
Republika 16 Januari 2017.
entrepreneur on agribussines in
Anwarudin O. 2017. Faktor Penentu
Cianjur Regency, West Java. Jurnal
Partisipasi Petani pada Program
Penyuluhan. 14(1): 148-157.
Upaya Khusus (UPSUS) Padi di
Hauser M, Lindtner M, Prehsler S, Probst L.
Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
2016. Farmer participatory research:
Jurnal Penyuluhan Pertanian. 12(1):
Why extension workers should
67-79.
understand and facilitate farmers’
Anwarudin O, Haryanto Y. 2018. The role
role transitions. Journal of Rural
of farmer to farmer extension as a
Studies. 47 (2016): 52-61. doi:
motivator for the agriculture young
10.1016/j.jrurstud.2016.07.007.
generation. International Journal of
Herawati. 2018. Kapasitas Petani Pengelola
Social Science and Economic
Usahatani Padi Sawah Ramah
Research. 03(1): 428-437.
Lingkungan di Sulawesi Tengah.
Anwarudin O and Maryani A. 2017. The
Disertasi. Institut Pertanian Bogor.
effect of institutional strengthening
Hellin J, M Lundy, M Meijer. 2009. Farmer
on farmer participation and self-
organization, collective action and
reliance in Bogor Indonesia.
market access in Meso-America.
International Journal of Research in
Food Policy Journal. 34:16-22.
Social Sciences. 7(4): 409-422.
Ife J. 2002. Community Development,
Anwarudin O, Sumardjo, Satria A, Fatchiya
Commuity – base alternatives in an
A. 2018. A review on farmer
age of globalisation. 2nd Edition.
regeneration and its determining
Pearson Eucation Australia Pty
factors in Indonesia. International
Limited.
Journal of Progressive Sciences and
Joose S, Grubbstrom A. 2017. Continuity in
Technologies (IJPSAT). 10(2): 218-
farming - Not just family business.
230.
Journal of Rural Studies. 50(2017):
BPS. 2003. Hasil Sensus Pertanian. Biro
198-208. doi:
Pusat Statistik
10.1016/j.jrurstud.2016.11.018.
BPS. 2013. Hasil Sensus Pertanian. Biro
KRKP. 2015. Laporan Kajian Regenerasi
Pusat Statistik
Petani, Faktor faktor yang
Chesoli C W. 2013. Types of Capacity
Mempengaruhi Minat Menjadi
Building Activities for Improved
Petani, pada Keluarga Petani Padi
Market Participation by Farmer
dan Hortikultura. Koalisi Rakyat
Groups in Turbo, Kenya. Journal of
untuk Kedaulatan Pangan
Emerging Trends in Economics and
bekerjasama dengan Australian Aid
dan Oxfam.
Jurnal Agribisnis Terpadu 14

Maryani A, Haryanto Y and Anwarudin O. the Global Economy. 11(1): 78-94.


2017. Strategy of agricultural doi: 10.1108/JEC-02-2015-0017.
extension to improve participation of Schmidt S, W Magigi, B Godfrey. 2015.
the farmers in special effort in The organization of urban
increasing rice production. agriculture: Farmer associations and
International Journal of Sciences: urbanization in Tanzania”. Cities
Basic and Applied Research Journal. Vol. 42:153–159.
(IJSBAR). 36(4): 163-174. Secundo G, Vecchio PD, Schiuma G,
Mardikanto T. 2009. Sistem Penyuluhan Passiante G. 2017. Activating
Pertanian. Surakarta: UNS Press. entrepreneurial learning processes
Mardikanto T. 2010a. Konsep for transforming university students’
Pemberdayaan Masyarakat. idea into entrepreneurial practices.
Surakarta: UNS Press. International Journal of
Mardikanto T. 2010b. Model-model Entrepreneurial Behavior and
Pemberdayaan Masyarakat. Research. 23(3): 1-37. doi:
Surakarta: UNS Press. 10.1108/IJEBR-12-2015-0315.
Ofuoku A U and B I Isife. 2009. Causes, Setiawan I, Sumardjo, Satria A,
Effect and Resolution of Farmers- Tjitropranoto P. 2015. Study of role
nomadic Cattle Herders Conflict in of Agribusiness Young Actors on
Delta State Nigeria. International Optimalization of Private
Journal of Sosiology and Agricultural Extension in West Java
Anthropology. 1(2): 047-054. Province, Indonesia. International
Ofuoku A U, C O Chukwuji. 2012. Farmers’ Journal of Humanities and Social
Groups Growth Trend in Delta State, Science. Vol. 5, No. 9; September
Nigeria. Global Journal of Science 2015.
Frontier Research Agriculture and Sumardjo, Firmansyah A. 2015. Inovasi
Biology. 12(3): pp. 1-7. pemberdayaan masyarakat berbasis
Oktarina S, N Hakim and Y Junaidi. 2013. sumber daya pangan di sekitar
The Level of Farmer Self Reliance wilayah operasional PT. Pertamina
and Institutional Strengthness Asset 3 Subang Field. Agrokreatif,
Strategy in Empowerment of Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Lowland Rice in Ogan Ilir Regency Masyarakat. 1(1): 8-19.
South Sumatera Indonesi. Wardani, Anwarudin O. 2018. Peran
International Conference on penyuluh terhadap penguatan
Environment, Energy and kelompok tani dan regenerasi petani
Biotechnology. IACSIT Press, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Singapore. TABARO Agriculture Science. 2(1):
Prawiranegara D, Sumardjo, D P Lubis dan 191-200.
S Harijati. 2016. Strengthening role Wrihatnolo R, R N Dwidjowijoto. 2007.
of farmer institution in enhance of Manajemen Pemberdayaan, Sebuah
innovation capability based on ICT Pengantar dan Panduan untuk
in West Java Province, Indonesia. pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
International Journal of Humanities PT Gramedia.
and Social Science. 5(12): 128-136. Warya A, Anwarudin O. 2018. Factors
Sankaran K, Demanggeot C. 2017. Affecting Farmer Participation In
Conceptualizing virtual communities Paddy-Special Efforts Program At
as enablers of community-based Karawang, Indonesia. International
entrepreneurship and resilience. Journal of Social Science and
Journal of Enterprising Economic Research. 03(8): 3857-
Communities: People and Places in 3867.

Anda mungkin juga menyukai