Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PRAKTEK METODE PENELITIAN AGRIBISNIS KELAS B

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

EFEKTIFITAS METODE PENYULUHAN DENGAN


BERBAGAI MEDIA PADA PETANI DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
(Studi Analisis Efektifitas Penyuluhan Pada Petani Hortikultura Di
Kabupaten Lombok Barat)

Oleh:
Nama : Elma Mentari Putri
NIM : C1G018037

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MATARAM
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berpenduduk 200 juta lebih masih
mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang perekonomiannya. Disamping itu,
sektor pertanian masih menjadi peringkat paling atas dalam menyerap tenaga kerja
dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Dalam satu dekade ini diadakan istilah ketahanan pangan yang artinya sektor
pertanian yang menjadi andalan dalam penyediaan pangan nasional melalui berbagai
disertifikasi usaha tani. Untuk mewujudkan program pemerintah ketahanan pangan
tentunya pemerintah akan menyiapkan berbagai inovasi teknologi usaha tani, baik di
sub sektor tanaman pokok padi palawija dan sub sektor lainnya seperti hortikultura,
dan berbagai teknologi pengolahan hasil pertanian.
Untuk menyampaikan teknologi, usahatani tersebut perlu media agar di terima
oleh pelaku usaha tani secara baik dalam arti efektif dan efisien. Mengingat
perkembangan teknologi komunikasi di era saat ini, media penyampaian teknologi
dapat melalui berbagai cara antara lain media cetak, media digital atau elektronik,
tenaga penyuluh atau diskusi dari kelompok pelaku usaha tani.
Untuk mengetahui efektifitas sarana penyuluhan mana yang kebih efektif saat
ini, maka dirasa perlu di teliti dan di analisa media mana yang paling efektif dan
efisien dalam penyampaian informasi teknologi usahatani pada pelaku usahatani
tersebut. Maka dari itu saya akan menggunakan judul “EFEKTIFITAS METODE
PENYULUHAN DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA PETANI DI KABUPATEN
LOMBOK BARAT”, Studi Analisis Efektifitas Penyuluhan Pada Petani Hortikultura Di
Kabupaten Lombok Barat.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa saja media yang digunakan kelompok tani hortikultura di


kabupaten Lombok Barat dalam penyuluhan pertanian?
2. Bagaimana efektivitas metode penyuluhan pertanian pada kelompok tani
hortikultura di kabupaten Lombok Barat melalui media?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan

1. Mengetahui apa saja media yang digunakan kelompok tani hortikultura


di Kabupaten Lombok Barat dalam penyuluhan pertanian.
2. Mengetahui efektivitas metode penyuluhan pertanian pada kelompok
tani hortikultura di Kabupaten Lombok Barat dengan berbagai media.

1.3.2 Kegunaan

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan


serta dapat membandingkan media mana yang lebih efisien untuk
penyuluhan pertanian.
2. Bagi pelaku agribisnis, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
menggunakan teknologi yang ada dan acuan dalam menggunakan
media mana yang paling efektif dan efisien untuk diterapkan.
3. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini dapat menjadi sumbangan
pemikiran dan bahan pertimbangan dalam kegiatan penyuluhan
pertanian di daerah lainnya.
4. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi pengetahuan ataupun
bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian sejenis.

5. Hipotesis

• Dengan majunya perkembangan zaman dan semakin canggihnya media yang


beredar di masyarakat Kabupaten Lombok Barat, media elektronik
menunjukkan fungsinya yang efektif dan efisien dalam menyampaikan
informasi ke masyarakat sehingga pelaku usahatani lebih senang mencari
informasi melalui media elektronik berbasis visual karena lebih menarik dan
efektif.
• Kelompok tani hortikultura di Kabupaten Lombok Barat yang berada di
pedalaman atau pelosok cenderung menggunakan media cetak atau
penyampaian secara tidak langsung. Hal ini disebabkan karena minimnya
fasilitas yang diberikan pemerintah kepada kelompok tani tersebut sehingga
kelompok tani lebih terbiasa dengan penyuluhan menggunakan media
cetak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan
efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif
apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan (Iga R, 2012).

Efektivitas sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan salah satu contohnya adalah
kegiatan penyuluhan, menurut Mardikanto (1993) Penyuluhan merupakan cara
pendidikan non-formal bagi masyarakat, khususnya untuk para petani dan
keluarganya di pedesaan dengan tujuan agar sasaran mampu, sanggup dan
berswadaya memperbaiki usaha taninya, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan peternak. Pendapat Mardikanto penyuluhan merupakan sistem belajar
untuk menjadi mau, tahu, dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah menumbuhkan perubahan perilaku petani


dan keluarganya, sehingga akan tumbuh minat untuk mengembangkan kemauan
guna melaksanakan kegiatan usaha taninya agar tercapai produktivitas usaha yang
tinggi. Perubahan perilaku yang ada diharapkan petani lebih terbuka dalam menerima
petunjuk dan bimbingan serta lebih aktif dan dinamis dalam melaksanakan usaha
taninya (Azwar,S. 2001).

Penyuluhan juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku (sikap, pengetahuan


dan keterampilan) petani, sehingga fungsi penyuluhan dapat tercapai, yaitu sebagai
penyebar inovasi, penghubung antara petani, penyuluh dan lembaga penelitian,
melaksanakan proses pendidikan khusus, yaitu pendidikan praktis dalam bidang
pertanian dan mengubah perilaku lebih menguntungkan(Levis, 1996).
Penyuluhan pertanian sebenarnya merupakan perubahan perilaku melalui
pendidikan non-formal. Penyuluhan sebagai proses pendidikan memiliki ciri-ciri antara
lain: 1). Penyuluhan adalah sistem pendidikan non-formal (di luar sekolah) yang
terencana, dapat dilakukan di mana saja, tidak terikat waktu, disesuaikan dengan
kebutuhan sasaran dan pendidikan dapat berasal dari salah satu anggota peserta
didik; 2). Penyuluhan merupakan pendidikan orang dewasa (Mardikanto, 1993).

Untuk meningkatkan hasil pertanian, penyuluh di lapangan dalam menjalankan


program penyuluhan menggunakan metode yang telah diprogramkan sebelum turun
ke lapangan.

• Keadaan Lokasi

Keadaan lokasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk di ketahui
sebelum penyuluh melakukan kegiatan penyuluhan. Keadaan lokasi ini erat kaitannya
dengan musim, topografi wilayah, sistem pengairan, jenis tanah dan keadaan usaha
tani suatu daerah. Karena tentunya tiap-tiap daerah memiliki keadaan lokasi yang
berbeda-beda.

• Sasaran

Sebelum menentukan metode yang akandipilih, penyuluh mengetahui dahulu sasaran


yang akan disuluh dengan melihat tingkat pengetahuan, keterampilan, sosial dan
budaya daerah agar kegiatan penyuluhan dapat berjalan denagn lancar sehingga
terjadinya perubahan perilaku danadopsi inovasi pada khalayak sasaran. Sasaran di
sini adalah petani sawah di Kecamatan Bangkinang Barat agar Hal ini dilakukan
bertujuan untuk memperkecil kendala-kendala dalam berkomunikasi pada
masyarakat tani.

• Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor dalam penentuan metode penyuluhan.


Sumberdaya ini erat kaitannya dengan kemampuan dan pengalaman seorang
penyuluh dalam penyampaian pesan-pesan penyuluhan yang akan disuluhkan
kepada khalayak sasaran mereka. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemajuan masyarakat, tantangan yang akan kita hadapi adalah
bagaimana kita mengkomunikasikan kemajuan ilmu pengetahuan kedalam wawasan
masyarakat agar kemajuan masyarakat yang kita gapai saat ini dapat kita
pertahankan serta ditingkatkan melalui penggunaan ilmu dan tekhnologi yang
semakin berkembang tersebut. Kita menyadari bahwa peranan kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi akan tidak bermakna sama sekali mana kala ilmu
pengetahuan dan tekhnologi tidak dikomunikasikan atau disebarluaskan ketengah
tengah masyarakat (Levis, 1996).

Dalam kenyataannya, menyebarkan inovasi ke masyarakat itu tidaklah semudah dan


selancar penciptaannya walaupun kadang – kadang banyak juga gagasan – gagasan,
tindakan atau barang – barang baru yang tidak terbendung lagi penyebarannya
(Everett M. Rogers dan F. Floyd shomaker, 1987).

Media penyuluhan adalah alat penyampai atau penghantar suatu materi pesan
sehingga dapat sampai kepada penerima (sasaran penyuluh). menurut A. G.
Kartasaputra, media penyuluhan adalah saluran yang dapat menghubungkan
penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani yang memerlukan
penyuluhannya. Pada dasarnya media penyuluhan itu dapat berupa media hidup dan
media mati. Media hidup adalah orang – orang tertentu yang telah menerapkan
materi penyuluhan atau pengetahuannya dari bidang pertanian. Media mati adalah
sarana tertentu yang selalu digunakan atau dapat digunakan untuk memperantai
hubungan tersebut, seperti Radio, Televisi, Majalah, Surat Kabar. Koran Masuk Desa,
Poster dan sebagainyaAdapun jenis-jenis media penyuluhan pertanian adalah :

• Dilihat dari sifatnya, media penyuluhan dapat dibagi menjadi:


• Media hidup
• Media tak hidup
• Dilihat dari jangkauannya, media penyuluhan terdiri dari:
• Media massa
• Media non massa.
Secara umum media penyuluhan dapat dibagi menjadi :

• Media grafis foto


• Media gambar
• Media grafik
• Media kartun
• Media peta.

Bentuk dasar tersebut akan disajikan dalam berbagai jenis media presentasi seperti:

• Flipchart
• Over head transparency (oht)
• Poster
• Leaflet
• Folder.

• Media Foto

Kelebihan dari media foto adalah :

• Bersifat konkrit
• Mengatasi batasan ruang dan waktu
• Mengatasi pengamatan langsung indera mata
• Memperjelas pesan
• Relatif mudah untuk diproduksi, direproduksi, dimanipulasi, didokumentasi,
dan dipresentasi.

Syaratnya dari media foto adalah :

• Autentik
• Sederhana
• Menampilkan ukuran relatif
• Mengandung gerak dan aktivitas

• Sesuai dengan tujuan

Sesuai dengan teknis maupun seni fotografi.


• Media Audio

• Mudah dinikmati atau dimanfaatkan secara individual


• Luwes untuk disajikan
• Dapat menggugah situasi ruang atau individu.

• Media Audio- Visual

Merupakan media yang menyajikan visual dan audio dalam suatu unit media Sasaran
(penerima) penyuluh pertanian.

Ragam sasaran penyuluh pertanian adalah:

• Sasaran utama penyuluh pertanian


• Sasaran penentu dalam penyuluh pertanian
• Sasaran pendukung penyuluhan pertanian

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Fenomena penggunaan media sosial di masyarakat diharapkan bisa


meningkatkan layanan informasi dan mempermudah kegiatan penyuluhan. Penyuluh
dan petani diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh yang ada di daerah
lain dengan mudah, cepat, dan murah. Sebagian besar penyuluh di Kabupaten
Dharmasraya menggunakan media sosial sebagai media penyuluhan
dalammelakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Media sosial merupakan salah satu
media penyuluhan yangdigunakan oleh para penyuluh dalam memberikan berbagai
informasi kepada para petani. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis penggunaan
media sosial oleh penyuluh dalam aktivitas penyuluhan diKecamatan Tiumang
Kabupaten Dharmasraya, mengalisis hambatan-hambatan penggunaan mediasosial
oleh penyuluh dalam aktivitas penyuluhan di Kecamatan Tiumang Kabupaten
Dharmasraya, danmenganalisis dampak penggunaan media social dalam aktivitas
penyuluhan di Kecamatan TiumangKabupaten Dharmasraya.

Metode penelitian ini menggukan pendekatan kualitatif. Jenis data terdiri


atasdata primer dan sekunder yang kemudian dianalisa menggunakan teknis Miles
and Huberman yangterdiri atas data reduction, data display, dan conclusion drawing/
verification. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penggunaan media sosial dalam
aktivitas penyuluhan di lokasi penelitian sudah baik, di mana media sosial
dimanfaatkan untuk aktivitas penyuluhan, pelatihan, dan sosialisasi. Selainitu media
sosial juga digunakan untuk diskusi dengan penyuluh atau sesama petani terkait
pertanian,mencari lebih banyak informasi mengenai pertanian, dan memasarkan hasil
pertanian melalui berbagaiaplikasi media sosial. Dampak positif penggunaan media
sosial adalah peningkatan akurasi, efisiensi,dan efektifitas penyuluhan, menjadi
media pembelajaran dan sharing informasi, serta peningkatan produktivitas pertanian.

Mneurut Ida Ruyadi, Yunus Winoto, dan Neneng Komariah (2017) menuliskan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media komunikasi dan informasi
dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Media komunikasi dalam penelitian
ini dibatasi pada media brosur dan leaflet. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah para penyuluh
pertanian dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskrptif dengan teknik pengumpulan data melalui
angket, wawancara, observasi serta studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa: Frekuensi penggunaan media komunikasi yang berupa brosur
dan leaflet oleh petugas penyuluh pertanian tidak terlalu tinggi, namun sebagian
besar responden menggunakan brosur dan leaflet sebagai media penunjang kegiatan
penyuluhan pertanian; Intensitas penggunaan brosur dan leaflet oleh penyuluh
pertanian juga tidak terlalu tinggi namun hampir setengah dari responden
menggunakan brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian;
Alasan pemanfaatan brosur dan leaflet pada umumnya responden menyatakan
karena informasi yang terkandung dalam brosur dan leaflet sesuai dengan
kebutuhan dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian; Sedangkan tujuan
penggunaan brosur dan leaflet sebagian besar responden menyatakan untuk
menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian.

Novi Elian 1 , Djuara P Lubis, Parlaungan A Rangkuti (2014) dalam


Penggunaan Internet Dan Pemanfaatan Informasipertanian Oleh Penyuluh Pertanian
Di Kabupatenbogor Wilayah Barat menuliskan Pesatnya perkembangan teknologi
dan komunikasi menghasilkan banyak media komunikasiyang dapat digunakan untuk
berbagi informasi.Satu dari media komunikasi yang bisa digunakan adalahmedia
dunia maya atau media internet.Penyuluh pertanian sebagai pihak yang berperan
dalampemdiseminasian informasi dituntut mampu menggunakan media internet untuk
menujang tugas pokokdan fungsinya.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
penggunaan internet oleh penyuluhpertanian, menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat penggunaan internet, danmenganalisis pemanfaatan
informasi pertanian serta hubungannya dengan penggunaan
internet.Tingkatpenggunaan internet oleh responden diukur dari frekuensi dan durasi
penggunaan tergolong rendah.Responden menggunakan internet kurang dari tiga kali
dalam seminggu dan dengan durasi kurang daritiga jam sehari. Faktor yang
berhubungan nyata dengan tingkat penggunaan internet adalah karakteristikpenyuluh
(umur dan ketersediaan alat teknologi komunikasi) dan kebutuhan informasi
penyuluh(informasi teknologi produksi, pemasaran dan iklim). Pemanfaatan informasi
oleh penyuluh pertanian adalah disimpan untuk pribadi, dibagikan ke sesama
penyuluh dan disebarkan kepada petani sebagaimateri penyuluhan. Lebih dari
separuh responden memanfaatakan informasi untuk didiskusikan kesesama
penyuluh, berikutnya disebar ke petani dan disimpan untuk pribadi .

Rahidin H. Anang, Sisvaberti Afriyatna, Tri Astutik (2020) dalam Studi Media
Yang Efektif Dalam Penyampaian Materi Penyuluhan Pertanian Di Kabupaten
Banyuasin (Kasus: Kelompok Tani Di Kecamatan Air Salek), Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui media yang efektif dalam penyampaian materi penyuluhan
pertanian dan tanggapan petani terhadap penggunaan media tersebut pada
kelompok tani Kecamatan Air Kumbang Kabupaten Banyuasin. Penelitian ini
dilaksanakan di Kecamatan Air Salek dari bulan Desember 2018 sampai Februari
2019. Metode penelitian yang digunakan dalam bentuk studi kasus (case study),
untuk metode penarikan contoh diguanakan metode sensus dan random sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
langsung kepada responden yang telah ditentukan dengan menggunakan alat bantu
qoesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengolahan dan analisis data
dilakukan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa media yang efektif dalam penyampaian materi penyuluhan
pertanian. Penyuluh pertanian lebih efektif menggunakan media tercetak. Tanggapan
petani terhadap penggunaan media cetak dalam menyampaikan materi penyuluhan
pertanian pertanian karena mudah dimengerti dan mudah dipahami sehingga petani
menerima baik dan menyukai media cetak yang digunakan penyuluh pertanian dalam
menyampaikan materi penyuluhan pertanian.

2.3 Kerangka Pendekatan Masalah

Obyek penelitian akan di fokuskan pada sikap Petani dalam menerima sebuah inovasi
di ukur dari sikap. Sikap tersebut di ukur dari perilaku sebagai berikut :

2.3.1. Sikap Kognitif, yaitu perilaku di mana individu mencapai tingkat "tahu" pada
objek yang diperkenalkan. Afektif - perilaku di mana individu mempunyai
kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek. Kognatif - perilaku yang sudah
sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu tindakan terhadap objek.

 Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan sebuah komponen yang diisikan oleh apa yang diyakini
dan berisikan oleh apa yang difikirkan mengenai obyek sikap tertentu. Berikut ini
beberapa komponen kognitif dalam sebuah sikap :
1. Pengetahuan
Pertama adalah pengetahuan, anda tentu tahu bahwa kognitif berhubungan dengan
hal-hal yang bersifat fakta dan juga objektif. Komponen kognitif dalam sebuah sikap
merupakan hal yang meliputi pengetahuan untuk nomor satunya. Komponen Dalam
Kognisi Untuk Membentuk Pengetahuan sangatlah besar, Pengetahuan sendiri penting
bagi sikap seseorang. Namun tidak menjamin 100% seluruhnya sikap seseorang
menjadi baik.
Misalnya anda tentu tahu bahwa sikap mereka yang dimiliki orang-orang yang
bersekolah tinggi dengan mereka yang hanya lulusan sekolah dasar pasti akan
berbeda.
Pengetahuan bisa mengajarkan bagaimana cara bersikap dengan baik dan benar.
Namun terkadang masih ada saja yang tidak baik meskipun pengetahuannya sudah
tinggi, jika terjadi hal tersebut maka disebut sebagai komponen afektifnya yang
bermasalah.

2. Pandangan
Setiap orang mungkin memiliki kepala yang sama, rambut yang sama namun
pandangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh komponen kognitifnya yang berakhir
pada sikap yang berbeda. Pandangan bisa mempengaruhi orang yang dasarnya baik
menjadi buruk begitupun sebaliknya. Pandangan bisa mempengaruhi sikap anda
menjadi baik dan buruk.
Sebagai contoh, jika anda tidak menyukai 1 orang meskipun faktanya mereka memiliki
kelebihan yang luar biasa. Maka anda akan mengikuti untuk menghormati mereka,
dalam sisi ini kognitif yang bekerja maka anda akan dinilai sebagai orang yang sportif.

3. Keyakinan
Keyakinan merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi sikap. Dengan adanya
keyakinan anda bisa bersikap dengan baik dan sesuai dengan objeknya sehingga
menghindari permasalahan seperti subjektif atau tidak sesuai. Keyakinan sendiri
didasarkan pada pengalaman, pengetahuan ataupun fakta yang anda dapatkan. Tidak
mudah memang menghubungkan antara keyakinan dan juga komponen kognitif dalam
sebuah sikap.

4. Terpola
Anda tentu tahu bahwa kognitif membicarakan mengenai hal yang dianggap teratur dan
tidak bisa secara acak. Dimana pola yang teratur akan memudahkan sikap dan juga
mempermudah bagaimana sikap dilakukan.
Hal ini tidak akan berdasar pada salah dan juga benar karena kognitif selalu bersifat
objektif dan hal inilah yang menuntun sikap seringkali tetap terpola meskipun anda tahu
hal tersebut salah dan tidak boleh digunakan. Contoh ringan adalah ketika anda tahu
bahwa tidak boleh meminum dengan cara berdiri, namun jika anda sudah terbiasa dan
terpola maka anda terus melakukan hal tersebut meskipun anda tahu itu salah, lain
yang sulit untuk ditoleransi namun karena sudah terpola akan sulit diubah.

5. Kaku
Meskipun objektif sifat yang berdasarkan pada kognitif tidak selalu akurat dan juga
benar, anda tentu harus tahu bahwa sesuatu yang berdasarkan objektif seringkali
menyulitkan dan juga tidak sesuai.
Anda bisa dikatakan kaku atau terlalu berpatok pada sebuah aturan tanpa mau tahu
keadaan atau melibatkan perasaan. Kognitif memang menjelaskan secara nyata
Perbedaan Perasaan dan Emosi dalam Psikologi

6. Tidak Akurat
Menjadi tidak akurat memang menyebalkan, namun terkadang anda harus membiarkan
peluang masuk dan bertukar pikiran atau perasaan dengan orang lain.
Keburukan dari kognitif adalah bahwa mereka yang merasa memutuskan sesuatu
secara objektif akan akurat, mengingat sebelumnya semua pencapaian dan target
selalu berhasil. Sayangnya kenyataannya tidak begitu, pasti ada 1% peluang tidak
akurat dalam sebuah sikap kognitif. anda yang biasanya memutuskan untuk memasang
alarm dan selalu berhasil.
Namun ada peluang 1% tidak berhasil seperti halnya anda yang sangat pulas tidak
tidur sehingga tidak bangun ataupun ponsel anda yang ternyata mati atau lowbet.
Sehingga alarm tidaklah bunyi, hal tersebut masuk kedalam tidak akurat.

7. Pasti
Ilmu kognitif karena mengikuti hal yang bersifat objektif maka bisa dikatakan pasti. Hal
ini yang menjadikan banyak orang memiliki sikap yang pasti dan lebih kearah prinsipil
dibandingkan perasaan karena kognitif mereka berperan dalam sebuah sikap. untuk
anda yang memang merasa tidak pernah terganggu sikap buruk atau baiknya maka
bisa jadi komponen kognitif inilah yang mengganggu dan mempengaruhi.

Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom, Perkembangan dan Peranan


memang luas pembahasannya. Selain komponen kognitif diatas, anda tentu tahu ada
juga yang disebut sebagai komponen afektif dan juga komponen konatif.

2.3.2. Komponen Afektif


Ada beberapa contoh dari komponen ini diantaranya adalah perasan yang menyangkut
aspek emosional, perasan dan juga pandangan yang dipengaruhi perasaan. Contoh
afektif yakni ketika anda menyukai seseorang dan melibatkan emosi.

Selanjutnya adalah komponen yang dimiliki seseorang yaitu konatif dimana ada
beberapa aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki.
Bagaimana orang tersebut berperilaku dalam situasi tertentu dan juga stimulus. semua
itu berkaitan dan berkesinambungan dalam membentuk sikap seseorang.
Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap
sesuatu hal. Pada ranah afeksi, Bloom menyusun pembagian kategorinya dengan
David Krathwol yaitu:

 Penerimaan ( Receiving/Attending)
Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan dan merespon stimulasi yang
tepat, juga kemampuan untuk menunjukkan atensi atau penghargaan terhadap orang
lain. Dalam domain atau ranah afektif, penerimaan merupakan hasil belajar yang paling
rendah. Contohnya, mendengarkan pendapat orang lain.

 Responsif (Responsive)
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat ketika siswa
menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak memiliki kemampuan
berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan selalu memiliki motivasi untuk
bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh, ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas
mengenai suatu pelajaran.

 Penilaian (Value)
Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau keterikatan diri terhadap sesuatu,
seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan pendapat. Juga kemampuan
untuk menyatakan mana hal yang baik dan yang kurang baik dari suatu kegiatan atau
kejadian dan mengekspresikannya ke dalam perilaku. Contoh: mengusulkan kegiatan
kelompok untuk suatu materi pelajaran.

 Organisasi (Organization)
Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda yang
membuat anak lebih konsisten dan membentuk sistem nilai internalnya sendiri, dan
menyelesaikan konflik yang timbul diantaranya. Juga mengharmonisasikan berbagai
perbedaan nilai yang ada dan menyelaraskan berbagai perbedaan.

 Karakterisasi (Characterization)
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya hidupnya. Semua hal ini akan
tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada hubungannya dengan keteraturan
pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah berkembang sehingga tingkah laku lebih
mudah untuk diperkirakan.

2.3.3. Sikap Psikomotorik


Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani,
keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan
berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan,
kecepatan, teknik dan cara pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh
kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi:

 Peniruan
Kategori ini terjadi ketika anak bisa mengartikan rangsangan atau sensor menjadi suatu
gerakan motorik. Anak dapat mengamati suatu gerakan kemudian mulai melakukan
respons dengan yang diamati berupa gerakan meniru, bentuk peniruan belum spesifik
dan tidak sempurna.

 Kesiapan
Kesiapan anak untuk bergerak meliputi aspek mental, fisik, dan emosional. Pada
tingkatan ini, anak menampilkan sesuatu hal menurut petunjuk yang diberikan, dan
tidak hanya meniru. Anak juga menampilkan gerakan pilihan yang dikuasainya melalui
proses latihan dan menentukan responsnya terhadap situasi tertentu.

 Respon Terpimpin
Merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran gerakan kompleks yang meliputi
imitasi, juga proses gerakan percobaan. Keberhasilan dalam penampilan dicapai
melalui latihan yang terus menerus.

 Mekanisme
Merupakan tahap menengah dalam mempelajari suatu kemampuan yang kompleks.
Pada tahap ini respon yang dipelajari sudah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan bisa
dilakukan dengan keyakinan serta ketepatan tertentu.

 Respon Tampak Kompleks


Ini tahap gerakan motorik yang terampil yang melibatkan pola gerakan kompleks.
Kecakapan gerakan diindikasikan dari penampilan yang akurat dan terkoordinasi tinggi,
namun dengan tenaga yang minimal. Penilaian termasuk gerakan yang mantap tanpa
keraguan dan otomatis.

 Adaptasi
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki bagian dimana anak dapat
memodifikasi dan menyesuaikan keterampilannya hingga dapat berkembang dalam
berbagai situasi berbeda.
 Penciptaan
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk menyesuaikan
dengan tuntutan suatu situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau gerakan baru
dengan menekankan pada kreativitas berdasarkan kemampuan yang telah
berkembang pesat.

2.4 Definisi Operasional


Efektifitas adalah adalah tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang
atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan
kata lain, semakin banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap
lebih efektif.
Metode Penyuluhan adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah
ini, yakni tekhik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Media Penyuluhan adalah alat atau cara yang digunakan untuk menyampaian
suatu informasi kepada petani, meliputi media cetak elektronik dan verbal. Sikap Petani
adalah pernyataan evaluatif terhadap obyek yaitu materi materi yang di berikan
penyuluh untuk perbaikan atau peningktan ni;ai produksi, sikap di ukur dalam 3
perilaku. Sikap kognitif, Sikap Efektif dan Sikap Psikomotorik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dan juga
sebagai prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

3.2 Unit Analisis


Dalam penelitian ini, unit yang dianalisis adalah hasil wawancara objek atau
responden mengenai efektifitas metode penyuluhan dengan berbagai media pada petani
hortikultura di kabupaten Lombok Barat berdasarkan kuisioner yang telah di persiapkan
dan hasil kuisioner dibuatkan menjadi tabulasi data menurut item-item yang telah di
tentukan
DAFTAR PUSTAKA

A.G. Kartasapoetra, 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. PT. Bina Aksara. Jakarta.
Azwar, S. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Everett, M. Rogers, with F. Floyd Shoemaker. 1971. Communication of Innovation
: A Cross Cultural Approach. London : The Free Press.
Iga Rosalina, 2012. “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan Pada Kelompok Pinjaman Bergulir Di Desa Mantren
Kec Karangrejo Kabupaten Madetaan”. Jurnal Efektivitas Pemberdayaan
Masyarakat, Vol. 01 No 01, hal. 3
LR, Levis. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. Bandung.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : UNS.
Press. 211 hal.

Novi Elian, Djuara P Lubis, Parlaungan A Rangkuti. 2014. PENGGUNAAN


INTERNET DAN PEMANFAATAN INFORMASIPERTANIAN OLEH
PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR WILAYAH
BARAT.
Internet Ussage and Agricultural Information Utilization by Agricultural
Extension Staff. Bogor.
Rahidin H. Anang, Sisvaberti Afriyatna, Tri Astutik. 2020. STUDI MEDIA YANG
EFEKTIF DALAM PENYAMPAIAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN
DI KABUPATEN BANYUASIN (Kasus: Kelompok Tani di Kecamatan
Air Salek). Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan.
Ruyadi Ida, Yunus Winoto, Neneng Komariah. 2017. Jurnal Kajian Informasi
& Perpustakaan. Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Bandung.
Suriatna, 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. Mediatama Sarana Prakarsa.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai