Disusun Oleh :
Shafa Tasya Kamila Rachmadani
19025010099
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Menyetujui,
DOSEN PEMBIMBING
Mengetahui,
KOORDINATOR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
i
I. PENDAHULUAN
1
terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang diciptakan (Ibrahim, et.al, 2003).
Penjelasan yang disampaikan dalam penyuluhan tersebut adalah pentingnya
sektor pertanian dan segala yang berkaitan dengan pertanian hidroponik. Melalui
penyuluhan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian terhadap
pertanian masyarakat (khususnya pemuda) dan merubah sikap mereka terhadap
para petani. Maka dari itu penyuluhan pertanian ini selain dari memberikan
informasi mengenai pertanian hidroponik terhadap para konsumen, penyuluhan ini
juga dijadikan sarana agar bisa menrubah sikap acuh para konsumen Aangfarm
terhadap sektor pertanian, khususnya para petani.
Penyuluhan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang secara spesifik
bertujuan untuk mendidik, dalam artian mengembangkan kemampuan,
keterampilan, pengetahuan, dan sikap publik tertentu, membutuhkan strategi
komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan benar-benar mengena pada diri
publik sasaran. Penelitian terkait strategi komunikasi suatu organisasi dalam
penyuluhan tentang isu atau topik tertentu diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya strategi komunikasi dalam
memperbesar peluang keberhasilan suatu penyuluhan.
2
II. ISI
3
masyarakat tani atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin. Menurut Trimo
(2006), tujuan penyuluhan berdasarkan tingkatannya antara lain, tujuan dasar atau
tujuan akhir yang seharusnya terjadi di dalam masyarakat, yaitu tercapainya
kesejahteraan masyarakat; tujuan umum seperti perubahan sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan demi meningkatkan produksi dan pendapatan petani; dan tujuan
pedoman, yaitu arah tujuan dari kegiatan penyuluhan itu sendiri.
4
penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan
dilaksanakan secara logis, dimulai dari penetapan tujuan, kebijakan, prosedur kerja,
pengumpulan informasi, pemilihan panitia pelaksana, diskusi dan konsultasi
rencana kerja, penyusunan rencana kerja, revisi akhir rencana kerja, persetujuan
dan pengesahan dari pihak-pihak yang terkait, pelaksanaan program rencana kerja,
evaluasi pelaksanaan rencana kerja (Devy, 2010).
5
penyuluhan pertanian secara tepat sasaran diawali oleh kesadaran akan adanya
kebutuhan “sasaran” untuk mengembangkan dirinya dalam menjalankan usaha
dengan baik agar lebih mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Kegiatan penyuluhan pertanian dikembangkan sebagai dasar menggerakkan
kesadaran dan partisipasi “sasaran” dalam proses pembangunan agar mereka
memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan perbaikan
kualitas hidup dan kesejahteraan yang mereka cita-citakan.
2.6.2. Materi Penyuluhan Pertanian
Menurut Arikunto (2010) materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan
yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya
dalam upaya mewujudkan proses komunikasi pembangunan. Materi atau bahan
penyuluhan adalah segala bentuk pesan, informasi, inovasi teknologi baru yang
diajarkan atau disampaikan kepada sasaran meliputi berbagai ilmu, teknik, dan
berbagai metode pengajaran yang diharapkan akan dapat mengubah perilaku,
meningkatkan produktivitas, efektifitas usaha dan meningkatkan pendapatan
sasaran (Isbandi, 2005).
Menurut (Amorhorseya, dkk., 2014), materi penyuluhan adalah segala
sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu
atau teknologi baru, yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan
pendapatan, memperbaiki produksi dan dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh sasaran penyuluhan. Materi atau pesan yang ingin disampaikan dalam
proses penyuluhan harus bersifat informatif, inovatif, persuasif, dan intertainment
agar mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan ke arah terjadinya
pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran (Asih dan Pratiwi,
2010). Materi penyuluhan yang dapat disampaikan meliputi sebagai berikut.
1) Teknik pertanian
Menjelaskan upaya perbaikan produktivitas pertanian → intensifikasi,
ekstensifikasi dan konservasi/rehabilitasi. Materi dapat berupa pola dan teknik
penanaman, pemupukan yang efektif, pemanfaatan air yang efisien,
perlindungan tanaman terpadu, penggunaan varietas unggul, pelestarian SDA,
dll.
6
2) Ekonomi Pertanian
Menjelaskan upaya peningkatan nilai tambah produk pertanian meliputi
optimalisasi penggunaan input produksi, pemilihan komoditi yang
menguntungkan, pemanfaatan kredit usahatani, pemasaran pertanian,
kelembagaan pertanian, dll.
3) Manajemen Usahatani
Meningkatkan efisiensi usahatani meliputi inventarisasi sumberdaya,
perencanaan anggaran, evaluasi keberhasilan usahatani, dll.
4) Dinamika Kelompok
Penyuluhan pertanian berkaitan dengan petani yang mampu berinteraksi dua
arah dalam mengubah sikap, perilaku, cara kerja, dan pola pikir. Materi yang
disampaikan meliputi pengertian, motif terbentuknya kelompok, fungsi
kelompok, latihan, dan pengembangan kelompok.
5) Politik Pertanian
Membahas manfaat intervensi pemerintah di bidang produksi, distribusi, dan
konsumsi produk pertanian yang mengarah pada kebijakan pertanian.
2.6.3. Metode Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk
mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan
hasil yang efektif dan efisien (Asih dan Pratiwi, 2010). Cangara (2011),
menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang
bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan
motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta
meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah
perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang
diharapkan.
Menurut (Dwiwati, dkk., 2016), pemilihan metode penyuluhan sebaiknya
diprogram menyesuaikan diri dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran,
sumber daya yang tersedia dan kondisi lingkungan (termasuk waktu dan tempat)
diselenggarakannya kegiatan penyuluhan tersebut. Metode penyuluhan pertanian
dibagi menjadi tiga yaitu metode perorangan, metode kelompok, dan metode
massal. Metode perorangan dapat dilakukan dengan mengunjungi petani sasaran di
7
rumah, sawah, atau tempat lain; memberi surat; dan memberikan pengakuan secara
perorangan. Metode kelompok dapat dilakukan dengan media pertemuan
kelompok; diskusi; karyawisata; dan demonstrasi atau lomba. Metode massal dapat
dilakukan dengan penyuluhan memanfaatkan media massa; rapat umum atau
kampanye; dan pertunjukan kesenian atau pameran.
2.6.4. Media Penyuluhan Pertanian
Media penyuluhan adalah suatu alat atau wadah pengantar dari suatu pihak
untuk disampaikan kepada pihak lain. Media penyuluhan dapat digunakan dalam
kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku tradisional menjadi perilaku yang
modern dan inovatif. Media penyuluhan yang dapat digunakan antara lain orang
atau institusi, media cetak, pertemuan, elektronik dan kunjungan (Arikunto, 2010).
Alat bantu dalam kegiatan penyuluhan merupakan sesuatu yang dapat dilihat,
didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan berfungsi sebagai alat untuk
menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh seorang penyuluh, guna
membantu proses belajar, agar materi atau informasi penyuluhan yang disampaikan
lebih mudah diterima dan dipahami (Cangara, 2011).
2.6.5. Perencanaan Penyuluhan Pertanian
Perencanaan program penyuluhan bertujuan untuk memudahkan penyuluh
pertanian dalam melakukan penyuluhan dalam memberdayakan petani. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, BAB I Pasal I
programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman dalam pencapaian tujuan. Menurut
Arikunto (2010) perencanaan program penyuluhan merupakan suatu kerangka kerja
yang dijadikan acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat untuk
mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang ingin dilaksanakan demi
tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan. Program penyuluhan merupakan
hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis,
dimulai dari penetapan tujuan, kebijakan, prosedur kerja, pengumpulan informasi,
pemilihan panitia pelaksana, diskusi dan konsultasi rencana kerja, penyusunan
rencana kerja, revisi akhir rencana kerja, persetujuan dan pengesahan dari pihak-
pihak yang terkait, pelaksanaan program rencana kerja, evaluasi pelaksanaan
rencana kerja (Asih dan Pratiwi, 2010).
8
2.6.6. Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian
Supadi (2006) menjelaskan bahwa, program penyuluhan pertanian
merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Program
penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan
tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing
tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumber daya sebagai
pelaksanaan penyuluhan. Program penyuluhan pertanian disusun dengan
memperhatikan keterpaduan dan kesinergian program penyuluhan pada setiap
tingkatan.
Keterpaduan mengandung maksud bahwa program penyuluhan pertanian
disusun dengan memperhatikan program pertanian penyuluhan tingkat kecamatan,
tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi, dan tingkat nasional, dengan berdasarkan
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Sedangkan yang dimaksud dengan
kesinergian yaitu bahwa program penyuluhan pertanian pada setiap tingkatan
mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan demikian semua
program penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara program
penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan. Undang-Undang Nomor 16 tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K)
Pasal 23 ayat 1 mengamanatkan bahwa program penyuluhan dimaksudkan untuk
memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan
penyelenggaraan penyuluhan. Ayat 2 mengamanatkan bahwa program penyuluhan
pertanian terdiri atas program penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan,
program penyuluhan kecamatan, program penyuluhan kabupaten/kota, program
penyuluhan propinsi, dan program penyuluhan nasional.
Program penyuluhan pertanian meliputi penguatan kelembagaan
penyuluhan pertanian pemerintah di provinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan;
pemberdayaan kelembagaan penyuluhan pertanian swadaya dan
swasta;pemberdayaan kelemabagaan petani (kelompok tani dan gabungan
kelompok tani); pemberdayaan penyuluh pertanian (PNS, THL-LB, swadaya, dan
swasta); peningkatan sinergitas penyelenggaraan penyuluhan antarkelembagaan
penyuluhan, antara kelembagaan penyuluhan dengan dinas teknis terkait, dan
9
lembaga penelitian; peningkatan penyelenggaraan penyuluhan melalui kerjasama
kemitraan pemerintah dan swasta; peningkatan kompetensi dan profesionalisme
penyuluh pertanian dan petani; penumbuhan dan pengembangan generasi muda
pertanian dalam upaya regenerasi petani berkelanjutan; penumbuhan dan
pengembangan wirausahawan bidang pertanian; dan peningkatan dukungan
prasarana dan sarana penyuluhan berbasis teknologi kekinian.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian mengacu pada program, materi, dan
metode. Pelaksanaan penyuluhan pertanian bertumpu pada peran serta pelaku
utama dan pelaku usaha; kerjasama antarkelembagaan dan antara kelembagaan.
Kerjasama antarkelembagaan dilakukan secara vertikal, horizontal, dan lintas
sektoral. Kerjasama antara kelembagaan dilakukan dalam lingkup nasional,
regional, dan/atau internasional. Program penyuluhan pertanian merupakan arah,
pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan
pertanian.
10
III. PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Lampiran : Dokumentasi
Gambar 1.1 Diskusi bersama dengan Poktan Agritani Jaya terkait pembahasan
perencanaan dan pengembangan agribisnis
Gambar 1.2 Panen sayur sekaligus mengobrol dengan salah satu anggota KWT
Kedurus untuk pembahasan perencanaan dan pengembangan agribisnis
13