Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUGAS KULIAH KERJA NYATA TEMATIK

MATA KULIAH KOMUNIKASI PERTANIAN

Disusun Oleh :
Shafa Tasya Kamila Rachmadani
19025010099

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS KULIAH KERJA NYATA TEMATIK


MATA KULIAH KOMUNIKASI PERTANIAN

Oleh :

Nama : Shafa Tasya Kamila Rachmadani


NPM : 19025010099
Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui,
DOSEN PEMBIMBING

Nova Triani, S.P., M.P.


NIP. 17219840119013

Mengetahui,
KOORDINATOR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Dr. Ir. Bakti Wisnu Widjajani, MP


NIP. 19631005 198703 2001

i
I. PENDAHULUAN

Komunikasi menjadi sarana manusia untuk bisa bereksplorasi, belajar,


menemukan, dan mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai dunia. Relasi,
masyarakat, dan berbagai norma maupun budaya dibangun melalui komunikasi.
Komunikasi menjadi bagian keseharian dalam hidup manusia. Pada dasarnya,
komunikasi dimengerti sebagai proses sosial di mana sekelompok individu
menggunakan simbol untuk mengembangkan dan menginterpretasikan makna
dalam lingkungannya (West dan Turner, 2007).
Komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk saling memahami satu
sama lain, bahkan ketika pesan yang disampaikan mengandung ambiguitas. Sebagai
suatu proses sosial komunikasi membawa sifat dinamis, kompleks, dan perubahan
berkesinambungan yang menjadikan setiap bentuk komunikasi unik. Dalam sektor
pertanian terdapat sebuah kegiatan peyuluhan. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan sektor pertanian. Dalam pelaksanaan
penyuluhan pertanian tersebut, sektor pertanian terus menunjukan perkembangan
dalam pembangunan teknologi pertaninan sehingga menarik perhatian masyarakat
untuk kembali memperhatikan sektor pertanian.
Pelaksanaan penyuluhan sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Karena
pada dasarnya penyuluhan akan melibatkan seseorang yang berkompeten untuk
memberi penjelasan dan arahan (komunikator), dan juga seorang yang
mendengarkan penjelasan dan arahan (komunikan). Melihat adanya hal tersebut,
menandakan bahwa komunikasi merupakan faktor yang mempengaruhi
penyuluhan pertanian bisa berjalan dengan lancar, karena dalam penyuluhan itu
sendiri perlu memperhatikan penyampaian atau proses berjalannya komunikasi
dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan
dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu
melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila

1
terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang diciptakan (Ibrahim, et.al, 2003).
Penjelasan yang disampaikan dalam penyuluhan tersebut adalah pentingnya
sektor pertanian dan segala yang berkaitan dengan pertanian hidroponik. Melalui
penyuluhan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian terhadap
pertanian masyarakat (khususnya pemuda) dan merubah sikap mereka terhadap
para petani. Maka dari itu penyuluhan pertanian ini selain dari memberikan
informasi mengenai pertanian hidroponik terhadap para konsumen, penyuluhan ini
juga dijadikan sarana agar bisa menrubah sikap acuh para konsumen Aangfarm
terhadap sektor pertanian, khususnya para petani.
Penyuluhan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang secara spesifik
bertujuan untuk mendidik, dalam artian mengembangkan kemampuan,
keterampilan, pengetahuan, dan sikap publik tertentu, membutuhkan strategi
komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan benar-benar mengena pada diri
publik sasaran. Penelitian terkait strategi komunikasi suatu organisasi dalam
penyuluhan tentang isu atau topik tertentu diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya strategi komunikasi dalam
memperbesar peluang keberhasilan suatu penyuluhan.

2
II. ISI

2.1. Definisi Komunikasi Pertanian


Definisi komunikasi menurut Rogres dan Kincaid dalam rangkuti (2007)
bahwa komunikasi merupakan suatu proses di mana partisipan membuat dan
berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian.
Komunikasi adalah suatu proses di mana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan
diubah serta berharap sinyal-sinyal dapat terkirim dan diterima sesuai dengan
aturan. Carl I. Hovland (dalam Uchjana, 2002) mendefinisikan komunikasi sebagai
proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (stimuli)
informasi (biasanya berupa simbol verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan). Komunikasi pertanian biasa merujuk pada kegiatan penyuluhan.
Penyebar-luasan informasi menjadi suatu proses dari kegiatan penyuluhan.
Informasi yang disebar-luaskan mengenai ilmu pengetahuan, teknologi.
Komunikasi pertanian membutuhkan adanya kelompok-sasaran yang akan
menerima manfaat penyuluhan kegiatan pertanian, sehingga terjadi komunikasi
timbal-balik yang baik. Kegiatan komunikasi pertanian dalam penyuluhan menjadi
proses pemberdayaan masyarakat sehingga mampu memperkuat kemampuan
masyarakat agar mampu berpartisipasi secara aktif dalam keseluruhan proses
pembangunan, terutama pembangunan yang ditawarkan oleh pemerintah.
2.2. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah menumbuhkan perubahan perilaku
petani dan keluarganya, sehingga akan tumbuh minat untuk mengembangkan
kemauan guna melaksanakan kegiatan usaha taninya agar tercapai produktivitas
usaha yang tinggi. Perubahan perilaku yang ada diharapkan petani lebih terbuka
dalam menerima petunjuk dan bimbingan serta lebih aktif dan dinamis dalam
melaksanakan usaha taninya (Mosher, 2010).
Menurut Sukiono (2013), tujuan penyuluhan pertanian dibedakan menjadi
dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
yaitu menimbulkan dan merubah pengetahuan, kecakapan, sikap dan bentuk
tidakan petani serta merubah sifat petani yang pasif dan statis menjadi aktif dan
dinamis. Sedangkan, tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup

3
masyarakat tani atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin. Menurut Trimo
(2006), tujuan penyuluhan berdasarkan tingkatannya antara lain, tujuan dasar atau
tujuan akhir yang seharusnya terjadi di dalam masyarakat, yaitu tercapainya
kesejahteraan masyarakat; tujuan umum seperti perubahan sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan demi meningkatkan produksi dan pendapatan petani; dan tujuan
pedoman, yaitu arah tujuan dari kegiatan penyuluhan itu sendiri.

2.3. Fungsi Penyuluhan Pertanian


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006,
yang tertuang dalam BAB II Pasal 4, fungsi sistem penyuluhan pertanian meliputi:
1) Memfasilitasi proses pembelajaran dari penyuluh kepada sasaran;
2) Mengupayakan kemudahan akses bagi penyuluh dan sasaran terhadap sumber
informasi, teknologi dan sumber daya yang ada, agar sasaran dapat
mengembangkan usahanya;
3) Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, 7 manajerial, organisasi dan
kewirausahaan bagi para penyuluh dan sasaran dan
4) Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan
tantangan yang dihadapi pelaku penyuluhan.
Sri dan Swastika (2011) menyatakan bahwa, secara garis besar fungsi
penyuluhan pertanian merupakan suatu kegiatan untuk menambah kesanggupan
bagi para petani dalam usaha memperoleh hasilhasil yang dapat memenuhi
kebutuhan, menambah pengetahuan dan ketrampilan, memperbaiki cara hidup,
perubahan perilaku dan sikap yang lebih baik demi meningkatkan penghasilan dan
taraf hidup mereka.

2.4. Peranan Penyuluhan Pertanian


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, BAB I Pasal
I programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman dalam pencapaian tujuan. Menurut
Sri dan Swastika (2011) perencanaan program penyuluhan merupakan suatu
kerangka kerja yang dijadikan acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang
terlibat untuk mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang ingin
dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan. Program

4
penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan
dilaksanakan secara logis, dimulai dari penetapan tujuan, kebijakan, prosedur kerja,
pengumpulan informasi, pemilihan panitia pelaksana, diskusi dan konsultasi
rencana kerja, penyusunan rencana kerja, revisi akhir rencana kerja, persetujuan
dan pengesahan dari pihak-pihak yang terkait, pelaksanaan program rencana kerja,
evaluasi pelaksanaan rencana kerja (Devy, 2010).

2.5. Prinsip-prinsip Penyuluhan Pertanian


Prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan
pedoman dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan secara konsisten
(Doli, 2012). Bertolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem
pendidikan maka penyuluhan memiliki prinsip-prinsip:
1) Mengerjakan, artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan
masyarakat untuk mengerjakan/menerapkan sesuatu. Karena melalui
“mengerjakan” mereka akan mengalami proses belajar, baik dengan
menggunakan pikiran, perasaan, dan keterampilannya, yang akan terus diingat
untuk jangka waktu yang lebih lama.
2) Akibat, artinya kegiatan penyuluhan harus memberikan akibat atau pengaruh
yang baik atau bermanfaat. Hal ini karena perasaan senang/puas atau tidak
senang/kecewa akan mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan
belajar/penyuluhan di masa-masa mendatang.
3) Asosiasi, artinya setiap kegiatan penyuluhan harus dikaitkan dengan kegiatan
lainnya sebab setiap orang cenderung untuk mengaitkan atau menghubungkan
kegiatannya dengan kegiatan/peristiwa yang lainnya. Misalnya, dengan melihat
cangkul orang diingatkan kepada penyuluhan tentang persiapan lahan yang
baik; melihat tanaman yang kerdil/subur akan mengingatkannya kepada usaha-
usaha pemupukan, dan lain-lain.

2.6. Unsur-unsur Penyuluhan Pertanian


2.6.1. Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi
penyuluhan. Sasaran penyuluhan ini beranekaragam sesuai kebutuhan dan target
peserta yang diinginkan oleh tenaga penyuluh pertanian. Sasaran penyuluhan
pertanian meliputi petani, murid, dan seluruh elemen masyarakat. Pentingnya

5
penyuluhan pertanian secara tepat sasaran diawali oleh kesadaran akan adanya
kebutuhan “sasaran” untuk mengembangkan dirinya dalam menjalankan usaha
dengan baik agar lebih mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Kegiatan penyuluhan pertanian dikembangkan sebagai dasar menggerakkan
kesadaran dan partisipasi “sasaran” dalam proses pembangunan agar mereka
memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan perbaikan
kualitas hidup dan kesejahteraan yang mereka cita-citakan.
2.6.2. Materi Penyuluhan Pertanian
Menurut Arikunto (2010) materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan
yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya
dalam upaya mewujudkan proses komunikasi pembangunan. Materi atau bahan
penyuluhan adalah segala bentuk pesan, informasi, inovasi teknologi baru yang
diajarkan atau disampaikan kepada sasaran meliputi berbagai ilmu, teknik, dan
berbagai metode pengajaran yang diharapkan akan dapat mengubah perilaku,
meningkatkan produktivitas, efektifitas usaha dan meningkatkan pendapatan
sasaran (Isbandi, 2005).
Menurut (Amorhorseya, dkk., 2014), materi penyuluhan adalah segala
sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu
atau teknologi baru, yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan
pendapatan, memperbaiki produksi dan dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh sasaran penyuluhan. Materi atau pesan yang ingin disampaikan dalam
proses penyuluhan harus bersifat informatif, inovatif, persuasif, dan intertainment
agar mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan ke arah terjadinya
pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran (Asih dan Pratiwi,
2010). Materi penyuluhan yang dapat disampaikan meliputi sebagai berikut.
1) Teknik pertanian
Menjelaskan upaya perbaikan produktivitas pertanian → intensifikasi,
ekstensifikasi dan konservasi/rehabilitasi. Materi dapat berupa pola dan teknik
penanaman, pemupukan yang efektif, pemanfaatan air yang efisien,
perlindungan tanaman terpadu, penggunaan varietas unggul, pelestarian SDA,
dll.

6
2) Ekonomi Pertanian
Menjelaskan upaya peningkatan nilai tambah produk pertanian meliputi
optimalisasi penggunaan input produksi, pemilihan komoditi yang
menguntungkan, pemanfaatan kredit usahatani, pemasaran pertanian,
kelembagaan pertanian, dll.
3) Manajemen Usahatani
Meningkatkan efisiensi usahatani meliputi inventarisasi sumberdaya,
perencanaan anggaran, evaluasi keberhasilan usahatani, dll.
4) Dinamika Kelompok
Penyuluhan pertanian berkaitan dengan petani yang mampu berinteraksi dua
arah dalam mengubah sikap, perilaku, cara kerja, dan pola pikir. Materi yang
disampaikan meliputi pengertian, motif terbentuknya kelompok, fungsi
kelompok, latihan, dan pengembangan kelompok.
5) Politik Pertanian
Membahas manfaat intervensi pemerintah di bidang produksi, distribusi, dan
konsumsi produk pertanian yang mengarah pada kebijakan pertanian.
2.6.3. Metode Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk
mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan
hasil yang efektif dan efisien (Asih dan Pratiwi, 2010). Cangara (2011),
menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang
bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan
motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta
meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah
perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang
diharapkan.
Menurut (Dwiwati, dkk., 2016), pemilihan metode penyuluhan sebaiknya
diprogram menyesuaikan diri dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran,
sumber daya yang tersedia dan kondisi lingkungan (termasuk waktu dan tempat)
diselenggarakannya kegiatan penyuluhan tersebut. Metode penyuluhan pertanian
dibagi menjadi tiga yaitu metode perorangan, metode kelompok, dan metode
massal. Metode perorangan dapat dilakukan dengan mengunjungi petani sasaran di

7
rumah, sawah, atau tempat lain; memberi surat; dan memberikan pengakuan secara
perorangan. Metode kelompok dapat dilakukan dengan media pertemuan
kelompok; diskusi; karyawisata; dan demonstrasi atau lomba. Metode massal dapat
dilakukan dengan penyuluhan memanfaatkan media massa; rapat umum atau
kampanye; dan pertunjukan kesenian atau pameran.
2.6.4. Media Penyuluhan Pertanian
Media penyuluhan adalah suatu alat atau wadah pengantar dari suatu pihak
untuk disampaikan kepada pihak lain. Media penyuluhan dapat digunakan dalam
kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku tradisional menjadi perilaku yang
modern dan inovatif. Media penyuluhan yang dapat digunakan antara lain orang
atau institusi, media cetak, pertemuan, elektronik dan kunjungan (Arikunto, 2010).
Alat bantu dalam kegiatan penyuluhan merupakan sesuatu yang dapat dilihat,
didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan berfungsi sebagai alat untuk
menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh seorang penyuluh, guna
membantu proses belajar, agar materi atau informasi penyuluhan yang disampaikan
lebih mudah diterima dan dipahami (Cangara, 2011).
2.6.5. Perencanaan Penyuluhan Pertanian
Perencanaan program penyuluhan bertujuan untuk memudahkan penyuluh
pertanian dalam melakukan penyuluhan dalam memberdayakan petani. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, BAB I Pasal I
programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman dalam pencapaian tujuan. Menurut
Arikunto (2010) perencanaan program penyuluhan merupakan suatu kerangka kerja
yang dijadikan acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat untuk
mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang ingin dilaksanakan demi
tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan. Program penyuluhan merupakan
hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis,
dimulai dari penetapan tujuan, kebijakan, prosedur kerja, pengumpulan informasi,
pemilihan panitia pelaksana, diskusi dan konsultasi rencana kerja, penyusunan
rencana kerja, revisi akhir rencana kerja, persetujuan dan pengesahan dari pihak-
pihak yang terkait, pelaksanaan program rencana kerja, evaluasi pelaksanaan
rencana kerja (Asih dan Pratiwi, 2010).

8
2.6.6. Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian
Supadi (2006) menjelaskan bahwa, program penyuluhan pertanian
merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Program
penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan
tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing
tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumber daya sebagai
pelaksanaan penyuluhan. Program penyuluhan pertanian disusun dengan
memperhatikan keterpaduan dan kesinergian program penyuluhan pada setiap
tingkatan.
Keterpaduan mengandung maksud bahwa program penyuluhan pertanian
disusun dengan memperhatikan program pertanian penyuluhan tingkat kecamatan,
tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi, dan tingkat nasional, dengan berdasarkan
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Sedangkan yang dimaksud dengan
kesinergian yaitu bahwa program penyuluhan pertanian pada setiap tingkatan
mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan demikian semua
program penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara program
penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan. Undang-Undang Nomor 16 tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K)
Pasal 23 ayat 1 mengamanatkan bahwa program penyuluhan dimaksudkan untuk
memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan
penyelenggaraan penyuluhan. Ayat 2 mengamanatkan bahwa program penyuluhan
pertanian terdiri atas program penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan,
program penyuluhan kecamatan, program penyuluhan kabupaten/kota, program
penyuluhan propinsi, dan program penyuluhan nasional.
Program penyuluhan pertanian meliputi penguatan kelembagaan
penyuluhan pertanian pemerintah di provinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan;
pemberdayaan kelembagaan penyuluhan pertanian swadaya dan
swasta;pemberdayaan kelemabagaan petani (kelompok tani dan gabungan
kelompok tani); pemberdayaan penyuluh pertanian (PNS, THL-LB, swadaya, dan
swasta); peningkatan sinergitas penyelenggaraan penyuluhan antarkelembagaan
penyuluhan, antara kelembagaan penyuluhan dengan dinas teknis terkait, dan

9
lembaga penelitian; peningkatan penyelenggaraan penyuluhan melalui kerjasama
kemitraan pemerintah dan swasta; peningkatan kompetensi dan profesionalisme
penyuluh pertanian dan petani; penumbuhan dan pengembangan generasi muda
pertanian dalam upaya regenerasi petani berkelanjutan; penumbuhan dan
pengembangan wirausahawan bidang pertanian; dan peningkatan dukungan
prasarana dan sarana penyuluhan berbasis teknologi kekinian.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian mengacu pada program, materi, dan
metode. Pelaksanaan penyuluhan pertanian bertumpu pada peran serta pelaku
utama dan pelaku usaha; kerjasama antarkelembagaan dan antara kelembagaan.
Kerjasama antarkelembagaan dilakukan secara vertikal, horizontal, dan lintas
sektoral. Kerjasama antara kelembagaan dilakukan dalam lingkup nasional,
regional, dan/atau internasional. Program penyuluhan pertanian merupakan arah,
pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan
pertanian.

10
III. PENUTUP

Komunikasi pertanian menjadi jalan penyebarluasan informasi, proses


pemberian penjelasan, proses perubahan perilaku, proses belajar, proses perubahan
sosial, proses rekayasa sosial, proses pemasaran sosial, dan proses pemberdayaan
masyarakat yang biasa dilakukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Tujuan
penyuluhan pertanian dibedakan menjadi tujuan jangka pendek dan panjang.
Prinsip-prinsip penyuluhan pertanian meliputi mengerjakan, akibat, dan asosiasi.
Unsur-unsur penyuluhan pertanian meliputi sasaran, materi, metode, dan media.
Penyuluhan pertanian harus dilaksanakan secara tepat sasaran. Materi yang
disampaikan meliputi teknik pertanian, ekonomi pertanian, manajemen usahatani,
dinamika kelompok, dan politik pertanian. Metode yang digunakan meliputi
perorangan, kelompok, dan massal. Media yang dimanfaatkan antara lain orang
atau institusi, media cetak, pertemuan, elektronik dan kunjungan. Kegiatan
penyuluhan pertanian meliputi perencanaan dan pelaksanaan program. Program
penyuluhan pertanian merupakan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian
tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amahorseya, R. M., H. Cangara. dan S. Sjam. 2014. Peran penyuluh pertanian


sebagai komunikator dalam penerapan usaha pertanian lahan sempit di Desa
Hukurila Kotamadya Ambon. J. Komunikasi. 3 (4) : 249-255.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka
Cipta, Jakarta. 67 hal.
Asih dan Pratiwi. 2010. Perilaku prososial ditinjau dari empati dan kematangan
emosi. J. Psikologi. 1 (1) : 33-42.
Cangara, H. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Rajawali Press.
Jakarta. 35 hal.
Dwiwati, D. M.N. Suparta dan G. S. A. Putra. 2016. Dampak teknik penyuluhan
Focus Group Discussio (FGD) terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan
penerapan pada penyuluh dan peternak Sapi Bali di Bali. J. Penyuluhan. 19
(1) : 28-33.
Erwadi, Doli. 2012. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Mengaktifkan Kelompok
Tani Di Kecamatan Lubuk Alung. Universitas Andalas. Padang. 78-89 hal.
Mosher, AT. 2010. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna.
56-68 hal.
Nuryanti, Sri dan Swastika. Dewa K.S. 2011. Peran Kelompok Tani Dalam
Penerapan Teknologi Pertanian. Bogor. 77-90 hal.
Septian, Devy. 2010. Peran Kelembagaan Kelompok Tani Terhadap Produksi dan
Pendapatan Petani Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri
Kabupaten Ciamis Jawa Barat. [Skripsi]. Program S1 Agribisnis Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Sukiono. 2013. Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press. 91 hal.
Supadi, K. 2006. Dekonstruksi Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia. dalam
Membalik Arus Menuai Kemandirian Petani. YAPADI/IRF h. 58- 81 hal.
Trimo. 2006. Evaluasi Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: UNS Press.
45-66 hal.

12
Lampiran : Dokumentasi

Gambar 1.1 Diskusi bersama dengan Poktan Agritani Jaya terkait pembahasan
perencanaan dan pengembangan agribisnis

Gambar 1.2 Panen sayur sekaligus mengobrol dengan salah satu anggota KWT
Kedurus untuk pembahasan perencanaan dan pengembangan agribisnis

Link Audio Diskusi bersama Poktan Agritani Jaya :


https://drive.google.com/file/d/1wgzwquFEg76j4dW2uc-RXq_0GYQ2Gy-
K/view?usp=drivesdk

13

Anda mungkin juga menyukai