Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul
“MODEL KOMUNIKASI”
Dan harap penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatas pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi memegang peran penting dalam tugas-tugas sebagai penyuluh pertanian
yaitu menyampaikan materi kepada sasaran. Tujuan utama dalam penyuluhan pertanian,
pada dasarnya ditujukan untuk tercapainya perubahan-perubahan perilaku masyarakat
yaitu peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan demi terwujudnya mutu hidup
yang lebih baik dari sisi ekonomi, sosial, lingkungan, budaya, ideologi, politik,
pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi di penyuluhan pertanian adalah agar
materi atau pesan-pesan yang disampaikan membawa perubahan yang lebih baik. Untuk
mencapai perubahan tersebut perlu didukung pemahaman yang kuat tentang unsur-unsur
dalam komunikasi. Perubahan yang ingin dicapai dalam komunikasi adalah pengetahuan
(cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psycho-motoric) pada sasaran
setelah menerima materi yang disampaikan penyuluh. Hal ini sejalan dengan UU RI
Nomor 16 Tahun 2006 bahwa sistem penyuluhan pertanian merupakan seluruh
rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku
utama (pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui penyuluhan. UU nomor 16
menyebutkan bahwa Penyuluhan Pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku
utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Model komunikasi adalah representasi suatu fenomena, baik nyata atau pun abstrak,
dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan
Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan
untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan model
komunikasi adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan,
unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model
Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi
yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen
lainnya. Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan teori
untuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita mengorganisasikan data-data
sehingga dapat tersusun kerangka konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau
ditulis.
Model komunikasi menjelaskan tiga asumsi dasar yaitu model linear merupakan
proses penyampaian pesan dari sumber pengirim pesan pada penerima pesan baik
melalui tatap muka maupun media massa, model sirkular adalah suatu proses
komunikasi yang terjadi dalam bentuk percakapan secara tatap muka dengan
menggunakan saluran gelombang udara, model interaksional merupakan kegiatan
mengamati hubungan antara pengirim dan penerima.
Dalam hal ini seseorang tersebut menjadi tidak mengerti atau tidak
paham akan suatu informasi tertentu. Kondisi fisik ini menjadi sangat
berpengaruh dalam komunikasi linier yang tidak memiliki timbal balik
mengingat komunikasi ini hanya terjadi satu arah saja. Oleh karenanya
memerlukan konsentrasi dari kedua belah pihak baik komunikator
maupaun komunikan. Sehingga dalam komunikasi linier ini kondisi
fisiologis seseorang menjadi sangat penting demi tersampainya pesan
dengan baik.
C. Komponen
Dalam model komunikasi interaksional terdapat komponen-komponen
komunikasi yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi.
Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
Sumber atau pengirim pesan – orang yang menginisiasi pesan.
Encoder – orang yang mengirim pesan. Encoder dan decoder adalah orang
yang sama dengan sumber. Sumber berperan sebagai encoder ketika
mengirimkan pesan dan berperan sebagai decoder ketika menerima pesan.
Decoder – orang yang menerima pesan. Decoder dan encoder adalah
orang yang sama dengan penerima pesan. Sumber kedua meng-
decode pesan kemudian mengirimkan pesan lain, meng-encode pesan
tersebut, dan mengirimkannya kepada sumber pertama.
Penerima pesan – orang yang menerima pesan. [AdSense-B]
Pesan – informasi yang dikirim selama proses interaksi.
Umpan balik – decoder membentuk pesan kedua setelah menerima pesan
pertama.
Gangguan – berbagai hal yang dapat mengganggu jalannya proses
komunikasi dan dapat terjadi di setiap tahapan komunikasi.
Hambatan – berbagai hal yang menghambat jalannya proses komunikasi
seperti hambatan fisik, hambatan mekanis, hambatan semantik, dan lain-
lain.
Bidang pengalaman – pengalaman dan pengetahuan yang sumber miliki
dan bedampak pada proses pembentukan dan penafsiran pesan. Yang
termasuk dalam bidang pengalaman adalah latar belakang budaya, perilaku
sosial, dan lain-lain. Menurut Wilbur Schramm, bidang pengalaman
merupakan faktor penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman
sumber sama dengan bidang pengalaman penerima pesan, maka
komunikasi akan berlangsung dengan lancer. Namun sebaliknya, bila
bidang pengalaman sumber tiidak sama dengan bidang pengalaman
penerima pesan, maka komunikasi yang efektif tidak akan terjadi.
D. Karakteristik Model Komunikasi Interaksional
Karakteristik utama dalam model komunikasi ini adalah komunikasi
dua arah. Karakteristik dari model komunikasi interaksional adalah
seorang sumber menggunakan indera (channels) dala mengirimkan pesan
kepada orang lain atau penerimanya. Penerima pesan akan menerima dan
memahami pesan secara serempak dan akan menjadi sumber. Kemudian,
sumber akan memberikan reaksi atau umpan balik. Proses komunikasi
interaksional tercapai secara ideal jika maksud pesan tersebut dapat
diterima, dicapai, dan dipahami.
F. Kritik
Model komunikasi interaksional tidak terlepas dari kritik yang dilontarkan oleh
para ahli. Adapun kritik terhadap model komunikasi interaksional adalah sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ACER/Downloads/Documents/PELAKSANAAN
%20PENYULUHAN.pdf
https://penaalaufa.blogspot.com/2017/03/pengertian-tujuan-dan-fungsi-
penyuluhan.html
https://penaalaufa.blogspot.com/2017/03/pengertian-tujuan-dan-fungsi-
penyuluhan.html