Anda di halaman 1dari 23

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi persuasif, menurut Malik 1994 merupakan bagian terpenting

yang diperlukan oleh setiap masyarakat, organisasi, bahkan instansi

pemerintah, baik yang bersifat komersil maupun non komersial. Serta suatu

interaksi manusia, adanya interaksi antara satu orang dengan orang lain atau

dengan kata lain terjadinya interaksi antara sumber pemberi pesan dengan

penerima pesan sehingga terjadi pemahaman atas pesan yang disampaikan.

Jadi, komunikasi adalah penyampaian pesan yang dapat dimengerti oleh

sumber pemberi pesan dengan penerima pesan sehingga perjadi pemahaman

apalagi masyarakat yang berskala besar sangat memerlukan Public Relations

untuk meningkatkan atau memajukan bemahaman masyarakat.

Proses penyampaian informasi kepada masyarakat tentunya dengan

menggunakan strategi komunikasi yang baik dan efektif, agar tercapai suatu

tujuan yang maksimal. Penyampaian informasi kepada masyarakat tentunya

tidak terlepas dari humas yang memiliki peranan untuk meyampaikan

informasi kepada masyarakat, dan menjelaskan lebih mendalam tentang

program yang telah direncanakan agar berjalan dengan lancer.

Papua BKKBN, go.id Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang

seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk masih merupakan

masalah utama yang sedang dihadapi daerah berkembang termasuk kota

jayapura lebih khsus distrik abepura. Jumlah penduduk yang besar tanpa

diiringi kualitas sumber daya manusia yang baik mempersulit usaha

1
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat (BKKBN, 2007). Salah satu

usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan tersebut adalah dengan

mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Semakin tinggi pertumbuhan

penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan

tingkat kesejahteraan rakyat (.Program KB ini dimaksudkan untuk membantu

pasangan dan perorangan dalam tujuan kesehatan reproduksi yang berkualitas

(BKKBN, 2008).

Selain itu melalui program ini dapat menurunkan tingkat/angka kematian

ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam

rangka membangun keluarga kecil berkualitas, dan untuk mempersiapkan

kehidupan dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi

mendatang . Keluarga berencana merupakan usaha untuk menjarangkan

jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu,

pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda

kehamilan. Tujuan utama pelaksanaan keluarga berencana adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

serta masyarakat pada umumnya.

Dengan berhasilnya pelaksanaan keluarga berencana diharapkan angka

kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan

penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi. Dengan demikian

taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih meningkat.

Program keluarga berencana dilaksanakan atas dasar suka-rela serta tidak

bertentangan dengan agama, kepercayaan dan moral Pancasila. Dengan

demikian maka bimbingan, pendidikan serta pengarahan amat diperlukan agar

2
masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai dan, menerima

pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan

kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu pelaksanaan program keluarga

berencana tidak hanya menyangkut masalah tehnis medis semata-mata,

melainkan meliputi berbagai segi penting lainnya dalam tata hidup dan

kehidupan masyarakat (BKKBN, 2007).

Organisasi pelaksanaan keluarga berencana dalam Repelita I mengalami

perkembangan-perkembangan. Kegiatan secara terorganisir mulai dirintis

dengan didirikannya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Akan tetapi

barulah sejak tahun 1968 dengan dibentuknya Lembaga Keluarga Berencana

Nasional (LKBN), kegiatan keluarga berencana telah ditingkatkan menjadi

suatu program nasional. Sesuai dengan perkembangan pelaksanaan keluarga

berencana, dibutuhkan (penyempurnaan organisasi, sehingga LKBN telah

dirubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Selanjutnya dalam Repelita I terus dilakukan usaha-usaha penyempurnaan

organisasi BKKBN.

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif

Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal

dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat

saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan

sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi

yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferenssehingga cairan sperma

tidak dapat keluar atau ejakulasi.

3
Proses sosialisasikan program keluarga berencana kepada masyarakat yang

dilakukan oleh peneliti bukanlah semata-mata hanya sebatas agar masyarakat

tahu dan mengerti, akan tetapi lebih dari itu, peneliti harus lebih gencar

mengadakan pendekatan-pendekatan persuasif sebagai langkah strategis untuk

membangkitkan motivasi masyarakat agar dapat perpartisipasi dalam program

keluarga berencana.

Dari uraian latar belakang masalah penulis dapat mengajukan judul skripsi

yang nantinya akan diteliti dengan yaitu dengan judul: “Pola Komunikasi

Persuasif BKKBN Dalam Mensosialisasikan Stunting di Masyarakat Kota

Jayapura Distrik Abepura Kelurahan Hedam”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatasmakadirumuskan masalah

penelitian adalah Sampai sejauah mana Tingkat sosialisasi mengenai,

BKKBN di kota Jayapura distrik abepura kelurahan Hedam.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masala penelitian diatas ini munjullah tujuan

penilitian yang lebih khusus pada tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat sosialisasi kepada masyarakat kota Jayapura

lebih khusus Masyarakat Distrik Abepura

2. Untuk mengetahui tinggat antusias masyarakat pada program BKKBN

atau KB;

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian meliputi:

1. Untuk memberikan informasi kepada pemerintah kota jayapura, tingkat

4
sosialisasi BKKBN

2. Untuk kampus Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

dan sumber informasi bagi kampus serta lain yang menjalin hubungan kerja

sama.

3. Untuk Peneliti Lain diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi

tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa dalam pembuatan laporan ilmiah

dengan pembahasan yang sama.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari

kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti

sama. Maksudnya adalah sama makna. (Effendy, 2013: 9). Komunikasi dan

komunikan memahami bahasa yang disampaikan, CarlI. Hovland

mendefinisikan komunikasi sebagai upaya yang sistematik untuk merumuskan

secara tegas sebagai penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan

sikap ”.

Seseorang melakukan komunikasi karena ingin menjalin hubungan dengan

lingkungannya. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi sosial, seperti yang

juga oleh Deddy Mulyana bahwa “Komunikasi itu penting untuk membangun

diri kita, aktualisasi diri untuk hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,

terhindar dari tekanan dan konsep, antara lainmelalui komunikasi yang

bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain ”.

b. Unsur- Unsur Komunikasi

Di dalam melakukan kegiatan komunikasi, setiap pelaku komunikasi

mempunyai harapannya mengenai tujuan komunikasi tersebut. Di dalam

pencapaian tujuan komunikasi tersebut tentunya harus adanya unsur –

unsur yang semestinya dipahami, menurut Onong Uchjana Effendy di

dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai

6
pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen

atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya

komunikasi Komponen atau unsur- unsur tersebut adalah sebagai berikut

1. Komunikator Orang yang menyampaikan pesan

2. Pesan Pernyataan yang didukung oleh lambing

3. Komunikan Orang yang menerima pesan

4. Media Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan

jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

d. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi (Cangara, 2005 55). adalah potensi yang dapat

digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai

ilmu, seni, dan lapangan kerja tentu memiliki fungsi yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Harold Laswell( Nurudin, 2010 14), secara terperinci fungsi; –

fungsi komunikasi sebagai berikut:

1) Penjagaan atau pengawasan lingkungan, fungsi ini dijalankan oleh para

diplomat, atas dan koresponden luar sebagai usaha menjaga lingkungan.

2) Menghubungkan bagian- bagian yang terpisah dari masyarakat untuk

menanggapi lingkungan( korelasi bagian - bagian masyarakat dalam

menanggapi lingkungan), fungsi ini lebih di peran ke ditor, wartawan dan

juru bicara sebagai penghubung respon internal.

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya

( transmission of the social herilage ) fungsi ini dijalankan oleh para

7
pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat dalam

mewariskan kebiasaan kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi.

Charles R. Wright (1988) menambahkan satu fungsi, yaitu entertainment

( hiburan) yang menunjukan tindakan-tindakan komunikatif yang terutama

sekali dimaksudkan untuk menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek

yang diperlukannya.

b. Sifat Komunikasi

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi

Teori dan Praktek menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat. Adapun

beberapa sifat komunikasi tersebut, yaitu Tatap muka

1. ( tatap muka )

2. Bermedia( Dimediasi )

3. Verbal ( Verbal )

4. Lisan ( Oral )

5. Tulisan/ cetak( tertulis diterbitkan )

6. Non verbal ( Non-verbal)

7. Kial/ badaniah ( gestural)

8. Bergambar (bergambar)

2. Komunikasi Organisasi.

a. Pengertian Komunikasi Organisasi.

Organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian dan inti perilaku

tersebut adalah komunikasi setelah mengetahui hakikat organisasi, maka kita

8
dapat melihat arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi.

Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang,

komunikasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang dapat mengambil suatu

tindakan yang sah dan bermanfaat”. meningkatkan. Sistem tersebut meliputi

pertunjukan dan diantara pesan puluhan bahkan ratusan individu pada saat

yang sama, yang memiliki jenis hubungan berlainan yang menghubungkan

mereka dimana pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan,

regulasi, dan aturan, yang memiliki gaya berlainan. dalam berkomunikasi.

Mengelola dan memimpin yang dimotivasi oleh kemungkinan-

kemungkinan yang berada pada tahan perkembangan berlainan dalam

berbagai kelompok; yang memiliki iklim komunikasi berbeda; yang memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda

pula; yang lebih disukai dan menggunakan jenis, bentuk, dan metode

komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang membutuhkan penggunaan

tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi secara efektif. ”

Interaksi di antara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi yang

disebut sistem komunikasi organisasi ”.( Pace dan Faules, 2002 33)

b. Strategi Komunikasi

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif ditentukan oleh

tersedianya strategi komunikasi. Di pihak lain jika tidak ada strategi

komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi tidak mungkin akan

menimbulkan pengaruh negatif. Arti dari strategi komunikasi Menurut Anwar

Arifin dalam bukunya yang berjudul “Strategi Komunikasi ” menyatakan

bahwa

9
“Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.Jadi dalam merumuskan strategi

komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga perlu

memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. ”( Arifin, 1984 59)

Arti dari strategi komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya

yang berjudul “Dimensi Komunikasi ” menyatakan bahwa

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi

komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara pesan

harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan dapat berbeda sewaktu- waktu

tergantung dari situasi dan kondisi. ”(Effendy, 1984 84) Strategi komunikasi

menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu Komunikasi, Teori dan

Praktek, yaitu

"Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen

administrasi mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik

operasionalnya.( Effendy, 20013 32) ”

2. Peranan Komunikasi organisasi Persuasif.

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah

atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang bertindak

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penyampai pesan.

Menurut KennethE. Anderson( Effendy, 1999 79) Menyatakan bahwa

persuasi adalah proses komunikasi antar individu dimana komunikator

10
menggunakan simbol-simbol untuk mempengaruhi pikiran sih penerima

sebagai dengan sendirinya, komunikator dapat mengubah tingkah laku dan

perbuatan audiens.

Selain itu ErwinP. Betinghaus dalam bukunya Persuasive

Communication( 197310) menjelaskan bahwa mempengaruhi pemikiran dan

perbuatan seseorang, hubungan antara aktivitas pembicara dan pendengar dimana

berbicara mempengaruhi tingkah laku pendengar melalui perantara pendengaran

dan penglihatan.

Jadi pengertian persuasi adalah suatu teknik yang mempengaruhi manusia

dengan jalan memanfaatkan atau menggunakan data dan fakta psikologis dari

komunikasi yang hendak diambil.

Pada umumnya sikap- sikap individu atau kelompok yang hendak

ditentukan terdiri dari tiga komponen:

tingkat “tahu ” pada objek yang diperkenalkan.

Afektif, perilaku dimana individu memiliki kecenderungan untuk suka

atau tidak suka pada objek.

1. Konatif, perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan

sesuatu (perbuatan) terhadap objek.

2. Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang dapat

dipercaya mempengaruhi perilaku sikap dan pada akhirnya

mempengaruhi dan tindakan mereka terhadap sesuatu. (Merubah

11
pengetahuan seseorang akan sesuatu yang dipercaya dapat mengubah

perilaku mereka. Meskipun ada kaitan antara.

3. kognitif, afektif, dan konatif – keterkaitan ini tidak selalu lurus atau

langsung.

3. Papua BKKBN KOTA

Mengenal khalayak oleh BKKBN Kota Jayapura Distrik Abepura

Kelurahan Hedam tentang mengenalkan Vasektomi tersebut sehingga antara

penyampai pesan dengan sasaran komunikasi bukan saja saling mempengaruhi

tetapi juga saling mempengaruhi satu sama lain yang memiliki tujuan yang

sama.

Penyusunan pesan oleh BKKBN untuk mempersuasi suami di kota

Jayapura menjadi syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan

itulah BKKBN mampu membangkitkan perhatian terhadap program

Vasektomi itu. Keefektifan awal dalam komunikasi yaitu bangkitnya perhatian

dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

Penetapan metode menjadi sangat penting kerena merupakan bentuk

penyampaian pesan yang dilakukan oleh BKKBN untuk menyampainkan

informasi kepada masyarakat tentang Vasektomi, dilihat dari dua aspek yaitu

menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya, menurut cara

pelaksanaannya BKKBN dapat menggunakan mengulang-ulang pesan dan

mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan mengenai Vasektomi

kemudian secara perlahan merubah sikap dan pola pemikiran masyarakat Kota

Jayapuratentang Vasektomi. Lalu menurut isinya BKKBN bisa melakukan

beberapa metode yang pertama informatif yaitu dengan lebih ditujukan pada

12
penggunaan akal pikiran khalayak dan dilakukan dalam bentuk pernyataan

berupa keterangan, penerangan, berita dan sebagainya menganai

Vasektomi.Yang kedua persuasif BKKBN bisa mempengaruhi khalayak

dengan membujuk untuk mengikutiprogram Vasektomi tersebut. Ketiga

dengan metode kursif yaitu dengan cara memaksa khalayak, BKKBN bisa

memaksa khalayak untuk bisa mengikuti program Vasektomi tanpa memberi

kesempatan kepada masyarakat untuk berfkir terlebih dahulu untuk menerima

atau menolak gagasan-gagsan yang diberikan oleh BKKBN dalam bentuk

peraturan, dan.

Pemilihan media oleh BKKBN dalam menyampaikan pesan kepada

masyarakat menjadi salah satu cara agar masyarakat dapat menerima pesan

dan informasi mengenai Vasektomi. BKKBN bisa menggunakan salah satu

atau gabungan dari beberapa media, berdasarkan dari tujuan mengenai

Vasektomi. Yang kedua persuasif BKKBN bisa mempengaruhi khalayak

dengan membujuk untuk mengikuti program Vasektomi tersebut. Ketiga

dengan metode kursif yaitu dengan cara memaksa khalayak, BKKBN bisa

memaksa khalayak untuk bisa mengikuti program Vasektomi tanpa memberi

kesempatan kepada masyarakat untuk berpikir terlebih dahulu untuk

menerima atau menolak gagasan-gagasan yang diberikan oleh BKKBN bisa

dalam bentuk peraturan, dan.

Pemilihan media oleh BKKBN dalam menyampaikan pesan kepada

masyarakat menjadi salah satu cara agar masyarakat dapat menerima pesan

dan informasi mengenai Vasektomi. BKKBN bisa menggunakan salah satu

atau gabungan dari beberapa media , berdasarkan dari tujuan yang akan

13
dicapai oleh BKKBN itu, pesan yang disampaikan dan teknik yang digunakan,

karena masing-masing media memiliki kelemahan-kelemahan tersendiri.

4. Stunting

Menurut Carl I. Hovland Strategi stunting yang dilakukanharus

sesuai dengan karakteristiksi penerima penyampaian .Jika program

inimemang ditujukan untuk generasi muda,maka kegiatan-kegiatan

yang dibuatharus menarik minat dan sesuai trendanak muda jaman

sekarang. Karenakomunikasi itu tidak hanya sekedarinformatif tetapi

juga harus stunting,yaitu agar orang lain bersedia menerimasuatu

paham atau keyakinan melakukansuatu perbuatan atau kegiatan, dan

lainlain.

B. Kerangka pemikiran

Dalam penelitian ini sebagai inti pemikiran yang medasari peneliti maka

menyusun kerangka pemikiran dengan Arifin (198459) dari bukunya yang

berjudul Strategi Komunikasi yaitu

Mengenal khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara komunikator

dengan komunikan bukan saja tejadi saling hubungan, tetapi juga saling

mempengaruhi.

menjaga pesan, yaitu menentukan tema danmateri.Syarat utama

dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut mampu

membangkitkan perhatian.Awal efektivitas dalam komunikasi persuasif

yaitu bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan yang

disampaikan.

14
Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian, yang dapat

dilihat dari dua aspek menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk

isinya. Menurut pelaksanaannya bisa dengan cara mempengaruhi khalayak

dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak dan mempengaruhi

khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara

perlahan-lahan mengubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita

kehendaki. Menurut isinya bisa dengan cara yang informatif, lebih ditujukan

pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk

pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya. Yang

kedua persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk.

Dalam hal ini khalayak digugah baik pikiran maupun perasaannya. Ketiga

edukatif, memberikan sesuatu ide berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan

pengalaman yang dapat dibuat dari kebenarannya dengan mengatur, dan

berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang

diinginkan. Keempat kursif, mempengaruhi khalayak dengan jalan paksa

tanpa memberi kesempatan untuk berpikir untuk menerima gagasan-gagasan

yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan- peraturan, dan

biasanya di belakang berdiri kekuatan tangguh.

Pemilihan media komunikasi. Kita dapat memilih salah satu atau

gabungan dari beberapa media , mengandalkan tujuan yang akan dicapai,

pesan yang disampaikan dan teknik yang digunakan, karena masing-masing

media memiliki kelemahan- kelemahan tersendiri sebagaialat.Dalam

penelitian ini, peneliti bermaksud mengetahui bagaimana Strategi Komunikasi

15
Badan tersendiri sebagaialat. Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional dalam Mempersuasi Suami Untuk Dapat Dipahami.

Di bawah ini melalui gambar2.1 peneliti akan gambaran dari model alur

kerangka pemikiran yang dibuat oleh peneliti.

Gambar 2.1. kerangka Pikir

Sumber: Peneliti 2022

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang dirumuskan

adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah satu

jenis penelitian yang bertujuan menggambarkan secara detail . Data

tersebut dapat berawal dari observasi, wawancara, asi dan lain - lain .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional BKKBN Kota Jayapura Alamat Jln. Abepura Kotaraja jayapura No.

99351 Distrik Abepura Kota Jayapura.

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Juli sampai bulan Oktober 2022.

Dengan rencana peneltian dilihat pada tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1.
Jadwal Rencana Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Juli Agts Sep Okt Nop
1 Persiapan Penyusunan proposal
2 Penyelesaian BAB I-III Proposal
3 Konsultasi Proposal Skripsi
4 Seminar Proposal

5 Revisi dan Ijin Penelitian


Pengumpulan dan Pengolahan
6
Data
7 Penulisan dan Konsultasi Skripsi
Penulisan hasil penelitian bab 4
8
s/d 5

17
A. Jenis Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Dimana penelitian dengan metode kualitatif merupakan penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang dipakai untuk meneliti

kondisi obyek secara ilmiah (Sugiyono, 2018:9).

Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam memperoleh data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah diartikan bahwa penelitian sebagai

proses yang sistematis, resional dan empiris yang menjadi ciri dari penelitian

keilmuan (Sugiyono, 2018: 2).

B. Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari dua macam data yaitu

1) Data manual

Data manual adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi atau objek penelitian. Data yang didapatkan secara

langsung dari pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) melalui wawancara dan observasi.

2) Data sekunder

Data sekunder data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantaranya. Data diperoleh melalui dokumentasi penulis

dan dokumentasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) Kota Jayapura.

C. Informan Penelitian

18
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini

maka informan dapat membaca sama dengan responden. Informan ini

merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

penulis.

Adapun informan yang penulis libatkan dalam penelitian ini, yaitu satu (1)

Informan kunci kepala bidang program . Tiga( 3) Informan pendukung Seksi

pengendalian & pendistribusian alkon, Seksi penyuluhan dan penggerakan,

Seksi pembinaan dan peningkatan.Tabel 3.2. informan penelitiaan sebgai

berikut:

Tabel 3.2.
Informan Penelitiaan
Jenis-
No Nama Jabatan Jumlah
kelamin
1 Henderina A Marcus P Kasubid KB 1
2 Swansy Sapulete L KDIS SP3A 1
3 Betty A. Puy P PKB 1
4 Gus Nur Santoso P Sek BAN 1
5 Yusran L Seksi Penyuluhan 1
6 Masyrakat P Kelurahan Heram 4
Total 10
Sumber: BKKBN Kota Jayapura 2022

Dari Tabel 3.2. informan penelitian bahwa menunjukkan Ibu Henderina A

Marcus sebagai Kasubak Bidang KB maka data yang akan didapat yaitu

mengenai informasi tentang penyuluhan KB kepada masyarakat Distrik Abe

Di kelurahan Hedam, melalui seksi PKB dan Penyuluhan KB.

Sedangkan teknik pengambilan sampel dari Informan Kunci Contoh

bertujuan yakni diambil berdasarkan prioritas dan pertimbangan-

19
pertimbangan tertentu. sangat penting dijadikan sampel adalah 4 orang yang

terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang aset dan Kepala Seksi.

Untuk lebih jelasnya, penentuan jumlah populasi dan sampel dapat dilihat

dalam tabel berikut:

D. Tehnik Pengumpulan Data

1) Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data melalui pengamatan panca indera peneliti.

2) Wawancara

Wawancara merupakan dialog langsung antara peneliti dengan responden

penelitian. Wawancara dapat dilakukan apabila jumlah responden hanya

sedikit. Hasil wawancara yang direkam secara tertulis oleh peneliti, atau

menggunakan alat perekam elektronik, seperti tape perekam , handycam, dan

alat perekam elektronik.

1) Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian metodologi sosial.

E. Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisis data yang diperoleh penulis, baik itu primer data

maupun data sekunder dalam penelitian ini dilakukan analisis data secara kualitatif.

Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

20
secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga data menjadi

jenuh. Ukuran kejenuhan data yang ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau

informasi baru Adapun tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses mengubah data- data kasar yang diperoleh

dari lapangan menjadi data- data yang penting dan diperlukan dalam

penelitian. Data yang dihasilkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi

merupakan data yang belum tersusun dengan baik, sehingga diperlukan

pemilihan. Proses reduksi data mencakup merangkum, memilih hal-hal yang

pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang sudah diperoleh

merupakan data yang terkait dengan peran humas dalam menanggapi opini

publik tentang permasalahan pembangunan gedung BKKBN Jayapura.

Kemudian data tersebut disederhanakan dan disajikan dengan memilih data

yang relevan dan yang dapat menjawab permasalahan penelitian.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan upaya penyusunan informasi yang diperoleh

dari hasil reduksi data kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan

mudah dijangkau. Penyajian data ini dibatasi sebagai kumpulan informasi

21
yang tidak memungkinkan adanya penarikan dan pengambilan tindakan untuk

mencapai analisis kualitatif yang valid .

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Tahap analisis data selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan

menarik dalam penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan

tetap mengacu pada rumusan serta tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Peneliti dapat memberikan makna, tafsiran, argumen, membandingkan data

dan mencari hubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga mudah untuk

menarik kesimpulan sebagai jawaban dari setiap perumusan masalah.

Analisis data pada penelitian dimulai dari tahap mereduksi data yang

diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara

analisis dan pencapaian. Setelah dilakukan analisis dan penyimpanan,

kemudian data disajikan dalam informasi yang mudah dijangkau maknanya.

Selanjutnya peneliti menghubungkan dan membandingkan antara teori yang

sudah ada dengan yang ada di lapangan sehingga dapat ditarik kesimpulan dari

permasalahan yang sedang dibahas terkait sosialisasi Divisi Humas Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang

penggunaan KB.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 2012. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi


Aksara).
Ardianto Elvinaro, 2011. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations
Kuantitatif Dan Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
Arifin Anwar, 2004. Strategy Komunikasi. (Bandung Armilo)..

22
Bungin Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Prenada
Media Group).
Cangara Hafied, 2013. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo).
Effendy, Onong Uchana, 2008. Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Effendy, Onong Uchana. 2017. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya)
Hamel. dkk, 2018. Pengantar Public Relations: Konsep dan Aplikasi, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada).
Hardjana Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal,
(Yogyakarta: Kanisius)
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Prenada Media
Group, 2005), 132.
Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2008), hlm.138.
Irfan dkk. Metodologi Penelitian Bisnis. (Medan: Umsu Press, 2014), 69 Burhan
Bungin. Op.Cit 154
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan
Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm. 187.
Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2012), Hlm. 330-332.
(Effendy, 2013:9).“Fungsi komunikasi” Komunikasi persuasif ”(Malik 1994)“
Tingginya laju pertumbuhan penduduk” (Papua, bkkbn,go.id)
(Cangara, 2005: 55).“Sifat komunikasi” (Onong Uchjana Effendy)“ Komunikasi
persuasive organisasi”
Kenneth E. Anderson (Effendy,1999:79) “ Mengenal khalayak oleh BKKBN Kota
Jayapura Distrik Abepura” (Papua BKKBN, go.id)

23

Anda mungkin juga menyukai