Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyuluhan berasal dari kata suluh, berarti sesuatu yang dinyalakan, seperti
lilin, obor yang sifatnya menerangi. Pada hakekatnya menerangi adalah sebuah
usaha untuk mengubah sesuatu yang gelap menjadi terang. Usaha mengubah gelap
menjadi terang, ketika dianalogikan dengan penyuluhan adalah usaha merubah
perilaku individu atau kelompok masyarakat dari ‘kegelapan’ pengetahuan,
menjadi pemahaman bagaimana melakukan partisipasi aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Usaha mengubah perilaku individu atau masyarakat luas dalam penyuluhan
dilakukan dengan pola-pola komunikasi tertentu yang sifatnya mempengaruhi
/ influence, pola komunikasi demikian dikaterogikan dalam komunikasi persuasif.
Komunikasi persuasif pada hakekatnya mempengaruhi sikap, pendapat dan
perilaku orang lain melalui kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun non
verbal. Menurut ahli komunikasi K.Anderson, komunikasi persuasif didefinisikan
sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap
atau perilaku.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi
oleh masyarakat kita saa tini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran,
semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja
dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Penekanan konsep
penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilak
usAha terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran),
sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan
oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai
dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009)
Pada saat kita memberikan penyuluhan, kita tidak hanya harus dapat
berkomunikasi dengan baik saja, tetapi kita juga harus mempunyai perencanaan
program penyuluhan agar penyuluhan yang ingin kita sampaikan sesuai dengan
kebutuhan khalayak. Salah satu faktor keberhasilan dalam memberikan penyuluhan
adalah dengan adanya proses atau tahapan-tahapan perencanaan program
penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Oleh karena itu, sebagai
seorang penyuluh sangat dibutuhkan membuat tahapan-tahapan atau proses
penyuluhan sebelum terjun langsung ke lapangan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana rencana penyuluhan kesehatan?

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN


Agar mahasiswa mampu memahami dan menerapkan rencana penyuluhan
kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyuluhan Kesehatan


Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku
perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. (Effendy, 1997)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. (Mardikanto, 1993)
Penyuluahan kesehatan merupakan kegiatan pengetahuan yang ditujukan bagi
masyarakat untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi perilaku
masyarakat baik secara individu atau kelompok dengan menyampaikan pesan,
harapannya agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola kehidupan yang
sehat.

B. Pengertian Perencanaan Program Penyuluhan


Venugopal mendefinisikan perencanaan program sebagaisuatu prosedur kerja
bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskanmasalah (keadaan-
keadaan yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan yangmungkin dapat
dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. (Mardikanto,
1993)
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Mueller yang mengartikan
perencanaan program sebagai upaya sadar yang dirancang ataudirumuskan guna
tercapainya tujuan (Kebutuhan, keinginan, minat) masyarakat,untuk siapa program
tersebut ditujukan. (Mardikanto, 1993)
Dalam kaitan perencanaan program ini Martinez mengungkapkan bahwa
perencanaan program merupakan upaya perumusan,pengembangan, dan
pelaksanaan program-program. Perencanaan programmerupakan suatu proses yang
berkelanjutan, melalui semua warga masyarakat,penyuluh dan para ilmuwan
memusatkan pengetahuan dan keputusan-keputusandalam upaya mencapai
pembangunan yang mantap. Di dalam perencanaan program,sedikitnya terdapat
tiga pertimbangan yang menyangkut: hal-hal, waktu, dan carakegiatan-kegiatan
yang direncanakan itu dilaksanakan.Martinez juga menekankan bahwa
perencanaan program merupakan prosesberkelanjutan, melalui mana warga

3
masyarakat merumuskan kegiatan-kegiatanyang berupa serangkaian aktivitas yang
diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuantertentu yang diinginkan masyarakat
setempat. (Mardikanto, 1993)
Sehubungan dengan pengertian perencanaan program ini, Lawrencemenyatakan
bahwa perencanaan program penyuluhanmenyangkut perumusan tentang:
1. Proses perancangan program
2. Penulisanperencanaan program
3. Rencana kegiatan
4. Rencana pelaksanaan program(kegiatan)
5. Rencana evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut.
Daribeberapa definisi dan pengertian tentang perencanaan program
(penyuluhan)tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perencanaan
programmerupakan proses berkesinambungan tentang pengambilan keputusan
menyangkutsituasi, pentingnya masalah, atau kebutuhan, perumusan tujuan, dan
upayapemecahan yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Oleh karenanya beberapa pokok pikiran yang perlu diperhatikan dalamperencanaan
program penyuluhan:
1. Merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Rangkaian pengambilan
keputusandalam perencanaan program tidak pernah berhenti sampai tercapainya
tujuan(kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki.
2. Proses pengambilan keputusan tersebut berdasarkan fakta dan sumber
dayayang ada.
3. Dirumuskan secara bersama oleh penyuluh dengan masyarakat
sasarannya,dengan didukung oleh para spesialis, praktisi dan penentu
kebijaksanaan.
4. Meliputi perumusan tentang: keadaan, masalah, tujuan, dan cara pencapaian
tujuan, yang dinyatakan secara tertulis.
5. Harus mencerminkan perubahan ke arah kemajuan

C. Manfaat Program Penyuluhan


Dalam Penyuluhan, adanya program sangat penting bagi kelangsunganpenyuluhan
tersebut. Selain memberi acuan, dengan adanya program, masyarakatdiharapkan
berpartisipasi atau turut ambil bagian dalam perubahan yangdirencanakan tersebut.
Oleh karena itu pula Kelsey dan Hearne (Mardikanto, 1993)menekankan

4
pentingnya "pernyataan tertulis" yang jelas dan dapat dimengerti olehsetiap warga
masyarakat yang diharapkan untuk berpartisipasi. Adanya pernyataantertulis ini
dapat menjamin kelangsungan program dan selalu memperoleh
partisipasimasyarakat. (Mardikanto, 1993)
Perlunya atau manfaat program penyuluhan tersebut didasarkan pada alasanberikut:
1. Memberi acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang hal-
halyang harus dilakukan dan cara melaksanakannya.
2. Merupakan acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat
untukmenghindari terjadinya salah pengertian.
3. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya
usul/saranpenyempurnaan.
4. Menjadi pedoman untuk mengukur (mengevaluasi) pelaksanaan program.
5. Adanya patokan yang jelas tentang masalah-masalah yang insidentil
(menuntutperlunya revisi program), dan pemantapan dari perubahan-
perubahansementara (hanya direvisi jika memang diperlukan).
6. Mencegah adanya salah pengertian tentang tujuan akhir, dan
mengembangkankebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak
dirasakan.
7. Memberikan keterlibatan personil dalam setiap tahapan program
yangberkesinambungan tersebut, hingga tercapainya tujuan.
8. Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu menggerakkan semua
pihakyang terlibat dan menggunakan sumber daya yang tersedia.
9. Menghindarkan pemborosan sumber daya, dan sebaliknya
merangsangefiiiensi.
10. Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan
yangdilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat.

D . Model Perencanaan Program Penyuluhan


Ada banyak model perencanaan yang dikembangkan oleh para ahli, yakni Model
Leagans (1955), Model Federal Extension Service (1956), Mode KOK
(1962),Model Kelsey dan Hearne (1963), Model Raudabaugh (1967) dan Model
Pesson(1966).Dalam tulisan ini penulis hanya menguraikan Model Pesson. Karena
modelinilah yang digunakan untuk menganalisis perencanaan program penyuluhan
yang akan dilakukan.

5
Ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan yangdikemukakan oleh
Model Pesson, yaitu:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data-data dasar atau
faktayang diperlukan untuk menentukan masalah, tujuan, dan cara mencapai
tujuanatau kegiatan yang akan direncanakan, Data-data tersebut meliputi:
sumberdaya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana
yangdiperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, teknologi yang telah digunakan,
danperaturan yang ada.

2. Analisis keadaan
Tahap ini merupakan tahap penganalisisan data yang diperoleh dari
lapangan,termasuk di dalamnya menganalisis sumber daya yang potensial
untukdikembangkan, perilaku masyarakat sasaran, keadaan yang ingin dicapai
danyang sudah dicapai, dan sebagainya.

3. Identifikasi masalah
Tahap ini merupakan upaya merum uskan faktor-faktor yang menyebabkantidak
tercapainya tujuan yang dikehendaki. Identifikasi ini dapat dilakukandengan
menganalisis kesenjangan antara data potensial dengan data aktual,antara keadaan.
yang ingin dicapai dengan yang sudah dicapai, dan sebagainya.Kesenjangan-
kesenjangan ini kemudian diinventarisir dan disusun berdasarkanprioritas.

4. Perumusan tujuan
Dalam tahap perumusan tujuan yang harus diperhatikan adalah realistisnyatujuan
yang hendak dicapai, ditinjau dari kemampuan sumber daya (biaya,jumlah dan
kualitas tenaga) maupun waktu yang tersedia.

5. Penyusunan rencana kegiatan


Tahap ini merupakan penyusunan rencana kerja yang meliputi penjadwalan,metoda
yang digunakan, pihak-pihak yang terlibat, lokasi kegiatan, bahan danperalatan
yang dibutuhkan, pembiayan dan sebagainya.

6. Pelaksanaan rencana kegiatan

6
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari rencana kerja yang telah
disusun.Masalah utama yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah
partisipasimasyarakat sasaran. Oleh karenanya perlu dipilih waktu yang tepat,
lokasi yangtepat, agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilakukan.

7. Menentukan kemajuan kegiatan


Tahap ini merupakan kegiatan monitoring pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan,untuk melihat sejauh mana tujuan telah dicapai.

8. Rekonsiderasi
Rekonsiderasi dimaksudkan untuk meninjau kembali rumusan program,termasuk
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilihat hal-halyang menjadi
kendala atau sebaliknya keberhasilan yang dicapai, dalam rangkamenyusun
program berikutnya.

E. Ukuran Perencanaan Program Yang Baik


Untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itutelah
"baik", berikut ini disampaikan beberapa acuan tentang pengukurannya,
yangmencakup:
1. Analisis fakta dan keadaan
Perencanaan program yang baik harus mengungkapkan hasil analisis faktadan
keadaan yang "lengkap" yang menyangkut: keadaan sumberdaya-
alam,sumberdaya-manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana,
dandukungan kebijaksanaan, keadaan sosial, keamanan, dan stabilitas politik.
Untukkeperluan tersebut, pengumpulan data dapat dilakukan dengan
menghubungibeberapa pihak (seperti: lembaga/aparat pemerintah, tokoh-tokoh
masyarakat,organisasi profesi, dll) dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data(wawancara, pengamatan, pencatatan data-sekunder,
pengalaman empirik, dll),agar data yang terkumpul tidak saja cukup lengkap tetapi
juga dijaminkebenarannya.

2. Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan


Hasil analisis fakta dan keadaan biasanya menghasilkan berbagai masalah(baik
masalah yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan masyarakatsetempat).

7
Sehubungan dengan hal ini, perumusan masalah perlu dipusatkanpada masalah-
masalah nyata(real-problems) yang telah dirasakan masyarakat(felt-
problems).Artinya, perumusan masalah hendaknya dipusatkan padamasalah-
masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinya kebutuhannyata(real-
needs) masyarakat, yang telah dapat dirasakan(felt-needs) olehmereka.

3. Jelas dan menjamin keluwesan


Perencanaan program harus dengan jelas (dan tegas) sehingga tidakmenimbulkan
keragu-raguan atau kesalahpengertian dalam pelaksanaannya.Akan tetapi, di dalam
kenyataannya, seringkali selama proses pelaksanaandijumpai hal-hal khusus yang
menuntut modifikasi perencanaan yang telahditetapkan. Sehubungan dengan hat
ini, setiap perencanaan harus luwes(memberikan peluang untuk dimodifikasi),
sebab jika tidak, program tersebuttidak dapat dilaksanakan, dan pada gilirannya
justru tidak dapat mencapai tujuanuntuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan
masyarakatnya. Karena itu selainjelas dan tegas, harus berpandangan jauh ke depan.

4. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan


Tujuan yang ingin dicapai haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan
ataukepuasan masyarakat sasarannya. Jika tidak, program semacam ini
tidakmungkin dapat menggerakkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasl
didalamnya.Dengan demikian, masyarakat harus tahu betul tentang manfaat apa
yangdapat mereka rasakan setelah tujuan program tersebut tercapai.
Seringkali,untuk keperluan ini, tujuan-tujuan dinyatakan secara sederhana,
tetapididramatlsir sehingga mampu menggerakkan partisipasi masyarakat
bagitercapainya tujuan.

5. Menjaga keseimbangan.
Setiap perencanaan program harus mampu mencakup kepentingan sebagianbesar
masyarakat, dan bukannya demi kepentingan sekelompok kecilmasyarakat saja.
Karena itu, setiap pengambilan keputusan harus ditekankankepada kebutuhan yang
harus dlutamakan, yang mencakup kebutuhan orangbanyak. Efisiensi, harus
diarahkan demi pemerataan kegiatan dan waktupelaksanaan; dan harap dihindari
kegiatan-kegiatan yang terlalu besarmenumpuk pada penyuluh atau pada
masyarakat sasarannya.

6. Pekerjaan yang jelas

8
Perencanaan program harus merumuskan prosedur dan tujuan serta sasarankegiatan
yang jelas, yang mencakup:
a. Masyarakat sasarannya
b. Tujuan, waktudan tempatnya
c. Metoda yang akan digunakan
d. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait
(termasuktenaga sukarela)
e. Pembagian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiapkelompok
personel (penyuluh, masyarakat, dll)
f. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya.

7. Proses yang berkelanjutan


Perumusan masalah, pemecahan masalah, dan tindak lanjut (kegiatan yangharus
dilakukan) pada tahapan berikutnya harus dinyatakan dalam suaturangkaian
kegiatan yang berkelanjutan. Termasuk di dalam hal ini adalahperubahan-
perubahan yang perlu dilakukan, selaras dengan perubahankebutuhan dan masalah
yang akan dihadapi.

8. Merupakan proses belajar dan mengajar


Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasiprogram
perlu mendapat kesempatan "belajar" dan "mengajar". Artinyamasyarakat harus
diberi kesempatan untuk belajar mengumpulkan fakta dankeadaan, serta
merumuskan sendiri masalah dan cara pemecahan masalahnya.Sebaliknya,
penyuluh dan aparat pemerintah yang lain harus mampumemanfaatkan kesempatan
tersebut sebagai upaya belajar dari pengalamanmasyarakat setempat.

9. Merupakan proses koordinasi


Perumusan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan, harus melibatkan danmau
mendengarkan kepentingan semua pihak di dalam masyarakat. Oleh sebabitu
penting adanya koordinasi untuk menggerakkan semua pihak untukberpartisipasi di
dalamnya. Di lain pihak, koordinasi juga sangat diperlukandalam proses
pelaksanaan kegiatan.Tanpa adanya koordinasi yang baik, tujuan kegiatan tidak
akan dapattercapai seperti yang diharapkan.

9
10. Memberikan kesempatan evaluasi proses dan hasilnya
Evaluasi sebenarnya merupakan proses yang berkelanjutan dan melekat(built-
in)dalam perencanaan program. Oleh sebab itu perencanaan program itusendiri
harus memuat dan memberi kesempatan untuk dapat dilaksanakannyaevaluasi, baik
evaluasi terhadap proses maupun hasilnya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku


perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. (Effendy, 1997)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara


menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. (Mardikanto, 1993)

Venugopal mendefinisikan perencanaan program sebagai suatu prosedur kerja bersama-


sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskan masalah (keadaan-keadaan yang
belum memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi
tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. (Mardikanto, 1993)

Ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan yangdikemukakan oleh


Model Pesson, yaitu:

1. Pengumpulan data

2. Analisis keadaan

3. Identifikasi masalah

4. Perumusan tujuan

10
5. Penyusunan rencana kegiatan

6. Pelaksanaan rencana kegiatan

7. Menentukan kemajuan kegiatan

8. Rekonsiderasi

Untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itu telah
"baik", berikut ini disampaikan beberapa acuan tentang pengukurannya, yaitu analisis
fakta dan keadaan, pemilihan masalah berlandaskan pad kebutuhan, jelas dan menjamin
keluwesan, merumusakan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan,
menjaga kesimbangan, pekerjaan yang jelas, proses yang berkelanjutan, merupakan
proses belajar dan mengajar, merupakan proses koordinasi, memberikan kesempatan
evaluasi proses dan hasilnya.

B. Saran

Diharapkan kepada seluruh mahasiswa yang telah membaca makalah ini agar
dapat memahami perencanaan penyuluhan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.Universitas Sebelas


Maret, Surakarta.

Slamet, Margono. 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian Bogor. Institut


Pertanian Bogor.

Soekanto, Soerjono. 1982. Pengantar Sosiologi. Rajawali Pers.

11

Anda mungkin juga menyukai